Professional Documents
Culture Documents
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Konsep Dasar
1. Pengertian
Hipotermia merupakan keadaan seorang individu gagal mempertahankan
suhu tubuh dalam batasan normal 36-37C. Bayi hipotermi adalah bayi
mengalami atau beresiko mengalami pnurunan sushu tubuh terus menerus
dibawah suhu 36C (Maryunanai, 2013).
Hipotermia adalah suatu keadaan dimana suhu tubuh berada di bawah
35C, bayi hipotermi adalah bayi dengan suhu dibawah normal. Suhu
normal neonates berkisar antara 36C -37,5C pada suhu ketiak.Gejala
awal hipotermia apabila suhu <36C atau kedua kaki dan tangan teraba
dingin. Untuk mengukur suhu tubuh pada hipotermia diperlukan
thermometer ukuran rendah sampai 25C. Di samping sebagai suatu
gejala , hipotermia dapat merupakan awal penyakit yang berakhir dengan
kematian (Maryanti, 2011).
2. Etiologi
Adapun penyebab hipotermia, yaitu:
a. Prematuritas
b. Asfiksia
c. Sepsis
d. Kondisi neurologi seperti meningitis dan pendarahan cerebral
e. Pengeringan yang tidak adekuat setelah kelahiran
f. Eksposure/paparan suhu lingkungan yang dingin (Maryunani,
2013)
Ada juga pendapat lain tentang etiologi penyebab hipotermia, yaitu :
a. Jaringan lemak subkutan tipis
b. Cadangan glikogen dan brown fat sedikit
c. BBL (Bayi Baru Lahir) tidak mempunyai respon shivering
(menggigil) pada reaksi kedinginan
1
3. Pathofisiologi/Pathway
Pada keadaan normal suhu tubuh bayi dipertahankan 37 C ( 36,5 C 37
C) yang diatur oleh SSP (sistem termostat) yang terletak di hipotalamus.
Perubahan suhu akan mempengaruhi selsel yang sangat sensitif di
hipotalamus (chemosensitive cells). Pengeluaran panas dapat melalui
keringat, dimana kelenjar-kelenjar keringat dipengaruhi serat-serat
kolinergik dibawah kontrol langsung hipotalamus. Melalui aliran darah di
kulit yang meningkat akibat adanya vasodilatasi pembeluh darah dan ini
dikontrol oleh saraf simpatik. Adanya rangsangan dingin yang di bawa ke
hipotalamus sehingga akan timbul peningkatan produksi panas melalui
mekanime yaitu nonshivering thermogenesis dan meningkatkan aktivitas
otot. Akibat adanya perubahan suhu sekitar akan mempengaruhi kulit.
Kondisi
ini
akan
merangsang
serabut-serabut
simpatik
untuk
Pathway
Perbedaan suhu intra uterin
Termoreseptor
kulit
Termoreseptor
sentral
(hipotalamus,SSP,organ
abdomen
Hipotermi
Ketidakefektifan Termoregulasi
Produksi panas
berkurang
3
Suhu dalam
tubuh menurun
konsumsi kebutuhan
oksigen meningkat
2) Hipotermia Berat
a) Suhu tubuh <32oC
b) Sama dengan hipotermia sedang
c) Pernapasan lambat tidak teratur
d) Bunyi jantung lambat
e) Mungkin timbul hipoglikemi dan asidosisi metabolik
3) Stadium lanjut hipotermi
a) Muka, ujung kaki dan tangan berwarna terang
b) Bagian tubuh lainnya pucat
c) Kulit mengeras, merah dan timbul edema terutama pada
punggung, kaki dan tangan.
b. Gejala dari hipotermi
Secara umum gejalanya berupa :
1) Bayi tampak mengantuk
2) Kulitnya pucat dan dingin
3) Lemah dan lesu
4) Menggigil
5. Pengelolahan
a. Ruang melahirkan yang hangat
Selain bersih, ruang bersalin tempat ibu melahirkan, harus cukup
hangat dengan suhu ruangan antara 25o C-23o C serta bebas dari
aliran arus udara melalui jendela, pintu, ataupun dan kipas angin.
Selain itu saran resusitasi lengkap yang diperlukan untuk pertolongan
BBL sudah disiapkan, serta harus dihadiri paling tidak 1 orang tenaga
terlatih dalam resusitasi BBL sebagai penanggung jawab pada
perawatan BBL.
b. Pengeringan segera
Segera setelah lahir, bayi dikeringkan kepala dan tubuhnya, dan
segera mengganti kain yang basah dengan kain yang hangat dan
5
verniks,
dapat
dibersihkan
pada
waktu
tindakan
panas
berlebih).
dipertahankan,kelembapan
Bila
temperatur
dinaikan.
sulit
Temperatur
meliputi
warna
kulit,
denyut
adanya
riwayat
perdarahan,
diabetes
oligohidramnion.
d) Faktor
perinatal,
gestasional,
meliputi
poli
premature
/
/
tidak
normal,
air
ketuban
bercampur
kelopak
mata,
perdarahan
letak
Kelamin
perempuan
vagina,
uretra
rooting,
11
3. Perencanaan
NO
1.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
TUJUAN DAN
KRITERIA HASIL
Ketidakefektifan
Tujuan:
termoregulasi berhubungan
dengan transisi lingkungan Tidak
ekstra uterus neonatus
hipotermia
RENCANA TINDAKAN
Monitoring dan evaluasi
terjadi
KH:
Akral hangat
Warna seluruh
tubuh
kemerahan
Suhu tubuh 36,5
37,5C
ibu
metode
Kolaborasi:
12
RASIONAL
1. Perubahan suhu
tubuh bayi dapat
menentukan tingkat
hipotermia
2. Mencegah
kehilangan tubuh
melalui konduksi
3. Mengurangi
kehilangan panas
pada suhu
lingkungan sehingga
meletakkan bayi
menjadi hangat
4. Skin to skin antara
ibu dan bayi sangat
penting dalam
menormalkan suhu
tubuh bayi
5. Asi merupakan
sumber energy yang
utama bagi bayi
6. Mencegah
terjadinya
TTD
hipoglikemia
2.
1. Penambahan dan
penurunan berat
badan dapat di
monito
2. Agar kemampuan
bayi untuk makan/
minum dapat
dilakukan per oral
3. Keterlibatan
orangtua sangat
diperlukan secara
aktif .
4. Kolaborasi dalam
merencanakan terapi
yang benar
mempercepat
normalnya
keseimbangan
nutrisi
3.
1. Observasi
infeksi
tanda-tanda 2. Mencegah
penyebaran infeksi
nosokomial.
Nursing treatment:
3. Mencegah terjadinya
KH:
infeksi dan memper2. Cuci tangan sebelum dan
cepat pengeringan
- Tidak ada tandasesudah
melakukan
tali pusat karena
tanda infeksi..
tindakan
mengan-dung anti
- Tidak ada
3. Lakukan perawatan tali
biotik, anti jamur,
gangguan fungsi
pusat dengan triple dye 2
desinfektan
tubuh.
kali sehari
4. Perawatan tali pusat
tidak hanya
HE:
dilakukan di rumah
4. Ajarkan
orangtua
sakit tetapi juga di
mengenai perawatan tali
rumah
pusat
5. Mencegah infeksi
Kolaborasi:
5. Kolaborasi dengan team
medis untuk pemberian
antibiotik
14
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Vivian N L. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Salemba
Medika
Maryanti Dwi, Sujianti & Budiarti ri . 2011. Buku Ajar Neonatus, Bayi & Balita. Jakarta
Timur: CV. Trans Info Media
Maryunani, Anik. 2014. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita& Anak Pra-Sekolah. Jakarta : In
Media
Maryuni, Anik & Eka P. 2013. Asuhan kegawatatdaruratan Maternal & Neonatal.
Jakarta Timur: CV. Trans Info Media
33