Professional Documents
Culture Documents
SPEECH DELAY
1. Konsep
1.1 Definisi
Menurut Hurlock (1978), dikatakan terlambat bicara apabila tingkat
perkembangan bicara berada di bawah tingkat kualitas perkembangan bicara
anak yang umurnya sama yang dapat diketahui dari ketepatan penggunaan
kata. Apabila pada saat teman sebaya mereka berbicara dengan menggunakan
kata-kata, sedangkan si anak terus menggunakan isyarat dan gaya bicara bayi
maka anak yang demikian dianggap orang lain terlalu muda untuk diajak
bermain.
Sedangkan dalam Papalia (2004) menjelaskan bahwa anak yang terlambat
bicara adalah anak yang pada usia 2 tahun memliki kecenderungan salah
dalam menyebutkan kata, kemudian memiliki perbendaharaan kata yang
buruk pada usia 3 tahun, atau juga memiliki kesulitan dalam menamai objek
pada usia 5 tahun. Dan anak yang seperti itu, nantinya mempunyai
kecenderungan tidak mampu dalam hal membaca. children who show an
unusual tendency to mispronounce words at age 2, who have poor vocabulary
at age 3, or who have trouble naming objects at 5 are apt to have reading
disabilities later on
1.2 Etiologi
1.2.1 Retardasi mental menjadi penyebab keterlambatan bicara secara umum,
terhitung lebih dari 50 % dalam kasus ini. Semakin tinggi tingkat
retardasi mental anak maka semakin lambat dia dalam melakukan
bicara yang komunikatif.
1.2.2 Keterlambatan perkembangan disebabkan keterlambatan pada proses
neurologis sentral yang dibutuhkan untuk melakukan perilaku bicara.
Kondisi ini biasanya terjadi pada anak laki-laki dengan latar belakang
keluarga dengan sejarah keterlambatan. Prognosis anak semacam ini
baik, biasanya mereka akan mengalami perkembangan bicara yang
normal ketika memasuki sekolah.
1.2.3 Penggunaan dua bahasa di lingkungan rumah dapat menjadi penyebab
temporal keterlambatan bicara dengan onset pada dua bahasa tersebut.
Pemahaman bahasanya berada di bawah anak-anak normal seusianya,
tapi biasanya ini dapat pulih sebelum usia lima tahun.
1.2.4 Deprivasi
psikososial
terdiri
dari
deprivasi
fisik (kemiskinan,
yang
berulang-ulang.
Bicara
anak
autis
lebih
mirip
bersenandung dan kurang jelas. Anak autis secara umum tidak mampu
melakukan kontak mata, banyak tersenyum, sering merespon ingin
dipeluk atau menggunakan bahasa tubuh untuk berkomunikasi dan
perempuan. Autisme kebanyakan diderita oleh anak laki ketimbang
anak perempuan.
1.2.6 Aphasia reseptif adalah penurunan pemahaman bahasa yang diucapkan;
kesulitan
memproduksi
kata
dan
keterlambatan
bicara
adalah
1) Pada usia 6 bulan anak tidak mampu memalingkan mata serta kepalanya
terhadap suara yang datang dari belakang atau samping
2) pada usia 10 bulan anak tidak memberi reaksi terhadap panggilan namanya
sendiri
3) pada usia 15 bulan tidak mengerti dan memberi reaksi terhadap kata-kata
jangan, da-da, dan sebagainya
4) pada usia 18 bulan tidak dapat menyebut sepuluh kata tunggal
5) pada usia 20 bulan tidak memberi reaksi terhadap perintah (misalnya
duduk, kemari, berdiri)
6) pada usia 24 bulan tidak bisa menyebut bagian-bagian tubuh
7) pada usia 24 bulan memiliki perbendaharaan kata yang sedikit/tidak
mempunyai kata-kata huruf Z pada frase
8) pada usia 24 bulan belum mampu mengetengahkan ungkapan yang terdiri
dari 2 buah kata
9) pada usia 30 bulan ucapannya tidak dapat dimengerti oleh anggota
keluarganya
10) pada usia 36 bulan belum dapat menggunakan kalimat-kalimat
11)
sederhana
pada usia 36 bulan tidak bisa bertanya dengan menggunakan kalimat
pembuat
suara. Adapun
beberapa
penyebab
gangguan
atau
terganggu.
Ada 4 kategori pengukuran dengan audiometric.
1) Audiometri tingkah laku, merupakan pemeriksaan pada anak yang
dilakukan dengan melihat respon dari anak jika diberi stimulus
bunyi. Respon yang diberikan dapat berupa menoleh ke arah sumber
bunyi atau mencari sumber bunyi. Pemeriksaan dilakukan di ruangan
yang tenang atau kedap suara dan menggunakan mainan yang
berfrekuensi tinggi.
2) Audiometri bermain, merupakan pemeriksaan pada anak yang
dilakukan
sambil
bermain,
misalnya
anak
diajarkan
untuk
Tes ini terdiri dari satu set gambar-gambar objek yang umum,seperti
gambar pemandangan. Salah satu bagian yang penting dihilangkan
dan anak diminta untuk mengidentifikasi. Respon dinilai sebagai
benar atau salah.
2) Skala intelegensi Wechsler untuk anak-III: mendesain balok
Anak diberikan pola bangunan dua dimensi dan kemudian diminta
untuk membuat replikanya menggunakan kubus dua warna. Respon
dinilai sebagai benar atau salah.
1.3 Penatalaksanaan
Diagnosis yang tepat terhadap gangguan bicara dan bahasa pada anak, sangat
berpengaruh terhadap perbaikan dan perkembangan kemampuan bicara dan
bahasa. Terapi sebaiknya dimulai saat diagnosis ditegakkan, namun hal ini
menjadi sebuah dilema, diagnosis sering terlambat karena adanya variasi
perkembangan normal atau orang tua baru mengeluhkan gangguan ini kepada
dokter saat mencurigai adanya kelainan pada anaknya, sehingga para dokter
lebih sering dihadapkan pada aspek kuratif dan rehabilitatif dibandingkan
preventif. Tata laksana dini terhadap gangguan ini akan membantu anak-anak
dan orang tua untuk menghindari atau memperkecil kelainan di masa sekolah.
Sehubungan dengan hal tersebut, para dokter dituntut agar lebih tanggap
terhadap proses perkembangan bicara dan bahasa pada anak.
Gangguan bicara dan bahasa pada anak cenderung membaik seiring
pertambahan usia, dan pada dasarnya perkembangan bahasa dilatarbelakangi
perawatan primer orang tua dan keluarga terhadap anak. Usaha preventif pada
masa neonatus, bayi dan balita dapat dilakukan dengan memberi pujian dan
respon terhadap segala usaha anak untuk mengeluarkan suara, serta memberi
tanda terhadap semua benda dan kata yang menggambarkan kehidupan
seharihari. Pola intonasi suara dapat diperbaiki sejalan dengan respon anak
yang semakin mendekati pola orang dewasa. Secara umum, anak akan
berusaha untuk lebih baik saat orang dewasa merespon apa yang
diucapkannya tanpa menekan anak untuk mengucapkan suara atau kata
tertentu. Sebagai motivasi ketika seorang anak berbicara satu kata secara
jelas, pendengar sebaiknya merespon tanpa paksaan dengan memperluas
hingga dua kata.
Beberapa cara yang dapat diterapkan untuk memberi semangat dalam proses
perkembangan bahasa anak :
1) Ekspresi kalimat seru
Ketidakpastian
Khawatir
Fisiologis
Wajah tegang
Peningkatan keringat
Peningkatan keteganbgan
Terguncang
Gemetar/tremor
Suara bergetar
Parasimpatis
Nyeri abdomen
Penurunan TD, nadi
Diare
Pingsan
Keletihan
Mual
Gangguan tidur
Kesemutan pada ekstremitas
Sering berkemih
Simpatis
Anoreksia
Mulut kering
Wajah kemerahan
Jantung berdebar-debar
Peningkatan TD, nadi, reflek, pernapasan
Dilatasi pupil
Kesulitan bernapas
Kedutan otot
Kelemahan
Kognitif
Kesadaran terhadap gejala-gejala fisiologis
Bloking fikiran
Konfusi
Penurunan lapang pandang
Kesulitan untuk berkonsentrasi
Keterbatasan kemampuan untuk menyelesaikan masalah
Keterbatasan kemampuan untuk belajar
Takut terhadap konsekuensi yang tidak spesifik
Mudah lupa
Gangguan perhatian
Melamun
Kecenderungan untuk menyalahkan ornag lain
Diagnosa 3 : Risiko keterlambatan perkembangan
7) Definisi :
post
natal,
kecelakaan,
yang
berhubungan
dengan
sistem
neuromuscular
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
1.6 Perencanaan
Diagnosis
Keperawatan
Kurang
pengetahuan
Tujuan
Setelah di
berikan asuhan
keperawatan
selama 11
jam
diharapkan
terjadi
peningkatan
pengetahuan
pasien dan
keluarga
dengan kriteria
hasil :
NOC Label
>> Knowledge
: Cancer
Management
Pasien/
Keluarga
dapat
menyebutk
an kembali
tujuan dan
proses
kemoterapi
Pasien/
keluarga
dapat
menyebutk
an kembali
efek
terapeutik
kemoterapi
Pasien/
keluarga
dapat
menyebutk
an kembali
efek
samping
kemoterapi
Intervensi
Rasional
2. Berikan informasi
kepada pasien
tentang tujuan dan
proses
kemoterapi.Berika
n informasi kepada
pasien dan
keluarga mengenai
efek samping dari
kemoterapi (Mual,
muntah, rambut
rontok)
3. Ajarkan pasien
teknik relaksasi
untuk dilakukan
sebelum
dikemoterapi, saat
dikemoterapi, dan
setelah
dikemoterapi.
4. Anjurkan pasien
dan keluarga untuk
meminimalisasi
rangsangan bau
yang menyengat
(bau makanan
yang terlalu kuat)
1. Menentukan
intervensi yan tepat
dan meninkatkan
kesiapan pasien
untuk
melaksanakan
kemoterapi
2. Meningkatkan
pengetahuan dan
kesiapan pasien
untuk menjalani
kemoterapi
3. Menurangi
kecemasan pasien
dan meningkatkan
kesiapan pasien
menjalani
kemoterapi
4. Relaksasi dapat
mengurangi
kecemasan pasien
sebelum
kemoterapi, dan
mengurangi
5. Meningkatkan
Pasien/
keluarga
dapat
menyebutk
an kembali
penanganan
terhadap
efek
samping
yang timbul
akibat
kemoterapi
5. Anjurkan pasien
untuk diet bubur
dan tidak terlalu
banyak
mengandung
bumbu
6. Anjurkan pasien
untuk makan
dalam porsi yang
hangat, sedikit tapi
sering dan
menghindari
makanan yang
pedas.
7. Anjurkan pasien
untuk
mempertahankan
intake cairan
sebelum
kemoterapi, selama
kemoterapi dan
setelah kemoterapi.
Ansietas
Setelah
diberikan
asuhan
keperawatan
selama1 x 24
jam
diharapkan
klien tidak
mengalami
kesiapan keluarga
untuk
meminimalisasi
efek samping
kemoterapi
6. Meningkatkan
kesiapan keluarga
untuk
meminimalisasi
efek samping
kemoterapi
7. Meningkatkan
kesiapan keluarga
untuk
meminimalisasi
efek samping
kemoterapi
8. Meningkatkan
kesiapan keluarga
untuk
meminimalisasi
efek samping
kemoterapi
8. Ajarkan pasien
teknik non
farmakologi untuk
mengurangi mual
dan muntah
( akupreser pada
titik P6)
9. Meningkatkan
kesiapan keluarga
untuk
meminimalisasi
efek samping
kemoterapi
9. Kolaborasi
pemberian obat
antiemetic untuk
mengurangi mual
dan muntah
(Ondansentron
4mg IV)
Anxiety Reduction
Mendengarkan
penyebab
kecemasan
klien dengan
penuh
perhatian
Observasi
tanda verbal
Anxiety Reduction
Rasional :
Klien dapat
mengungkapka
n penyebab
kecemasannya
sehingga
perawat dapat
menentukan
kecemasan,
dengan kriteria
hasil :
NOC: anxiety
level
Kecem
asan
pada
klien
berkura
ng dari
skala 3
menjad
i skala
4
Calming Technique
Menganjurkan
keluarga untuk
tetap
mendampingi
klien
Mengurangi
atau
menghilangka
n rangsangan
yang
menyebabkan
kecemasan
pada klien
Calming Technique
Coping enhancement
Meningkatkan
pengetahuan
klien mengenai
glaucoma.
Menginstruksi
kan klien
untuk
menggunakan
tekhnik
relaksasi
tingkat
kecemasan
klien dan
menentukan
intervensi
untuk klien
selanjutnya.
Rasional :
mengobservasi
tanda verbal
dan non verbal
dari
kecemasan
klien dapat
mengetahui
tingkat
kecemasan
yang klien
alami.
Rasional :
Dukungan
keluarga dapat
memperkuat
mekanisme
koping klien
sehingga
tingkat
ansietasnya
berkurang
Rasional :
Pengurangan
atau
penghilangan
rangsang
penyebab
kecemasan
dapat
meningkatkan
ketenangan
pada klien dan
mengurangi
tingkat
kecemasannya
Coping enhancement
Rasional :
Peningkatan
pengetahuan
tentang
penyakit yang
dialami klien
dapat
membangun
mekanisme
koping klien
terhadap
kecemasan
yang
dialaminya
Risiko
NOC
keterlambatan v Growth and
perkembanga development
n
delayed
v Family coping
v Breastfeeding
ineffective
v Nutritional
status: nutrient
intake
v Parenting
performance
Kriteria hasil
v Pengetahuan
orangtua
terhadap
perkembangan
anak
meningkat
v BB=index
masa tubuh
v Perkembangan
sesuai umur
v Fungsi
gastrointestinal
adekuat
v Makanan dan
Rasional :
tekhnik
relaksasi yang
diberikan pada
klien dapat
mengurangi
ansietas
NIC
Pendidikan orangtua:
masa bayi
1. Ajarkan kepada
orangtua tentang
penanda
perkembangan
normal
2. Demonstrasikan
aktivitas yang
menunjang
perkembangan
3. Tekankan
pentingnya
perawatan prenatal
sejak dini
4. Ajarkan ibu
mengenai
pentingnya
berhenti
mengkonsumsi
alkohol, merokok,
dan obat-obatan
selama kehamilan
5. Ajarkan cara-cara
memberi
rangsangan yang
berarti untuk ibu
dan bayi
Hambatan
komunikasi
verbal
asupan cairan
bergizi
6. Ajarkan tentang
perilaku yang
sesuai dangan usia
anak
Setelah
diberikan
asuhan
keperawatan
selama1 x 24
jam
diharapkan
klien
tidak
mengalami
hambatan
dalam
komunikasi
dengan kriteria
hasil :
Lakukan
latihan
komunikasi dengan
memperhatikan
perkembangan
mental anak
Kemampuan
Komunikasi
Komunikasi:
Kemampuan
Berekspresi
Komunikasi:
Kemampuan
Menerima
Lakukan komunikasi
secara
komprehensif baik
verbal maupun non
verbal.
Berbicara sambil
bermain dengan
alat untuk
mempercepat
persepsi anak
tentang suatu hal.
Berikan lebih banyak
kata meskipun anak
belum mampu
mengucapkan
dengan benar.
Lakukan sekrening
lanjutan dengan
mengggunakan
Denver Speech Test.
Gangguan
interaksi
sosial
- Keparahan
akibat
gangguan
proses pikir
menurun
Untuk mengetahui
jenis dan beratnya
gangguan serta
keterlambatan dalam
berbicara pada anak.
1. Berfungsi dalam R)
Interaksi
staf
hubungan satu per dengan pasien yang
satu dengan anak.
konsisten
meningkatkan
pembentukan
kepercayaan.
- Tingkat
kecemasan
klien
berkurang
- Klien dapat
mengatasi
kelupaan
yang
dialaminya
- Klien tidak
mengalami
disosiasi
2. Berikan
anak
benda-benda yang
dikenal
(mis.,
mainan-mainan
kesukaan, selimut).
3. Sampaikan sikap
yang
hangat,
dukungan,
dan
kebersediaan
ketika
pasien
berusaha
untuk
memenuhi
kebutuhankebutuhan
dasarnya.
4. Lakukan dengan
perlahan. Jangan
memaksakan
melakukan
interaksi-interaksi.
Mulai
dengan
penguatan
yang
positif pada kontak
mata. Perkenalkan
secara berangsurangsur
dengan
sentuhan,
senyuman,
pelukan.
5. Dengan kehadiran
Anda
beri
dukungan
pada
pasien
yang
berusaha
keras
untuk membentuk
hubungan dengan
orang
lain
di
lingkungannya.
R) Benda-benda ini
memberikan
rasa
aman dalam waktuwaktu aman bila anak
merasa stress.
R)
Karakteristikkarakteristik
ini
meningkatkan
pembentukan
dan
mempertahankan
hubungan
saling
mempercayai.
R) Pasien autistik
dapat merasa terancam
oleh suatu rangsangan
yang gencar pada
pasien tidak terbiasa.
R)
Kehadiran
seseorang yang telah
terbentuk hubungan
saling
percaya,
memberikan
rasa
aman.
2. Daftar Pustaka
Carpenito, L.D (1997), Nursing Diagnois; Application to Clinical Practice, 7th.
Edition, Lippincott, Philadelpia, New York.
Kozier Barbara et.al (1995), Fundamental Of Nursing ; Concept, Process and
Practice , 5 th Edition, Addison Wesley Nursing, Cuming Publishing, New
York
Whaley and Wong (1997), Pediatric Nursing; Clinical Manual, Mosby Year
Book, Philadelpia.
Whaley and Wong (1996), Nursing Care of Infants and Children, 5
Mosby Year Book, Philadelpia
th
Edition,
Preseptor Akademik,
(