Professional Documents
Culture Documents
Perguruan Tinggi.
Ilmu Sosial Dasar adalah ilmu pengetahuan yang menelaah masalah-masalah sosial,
khususnya yang diwujudkan oleh masyarakat Indonesia dengan menggunakan
pengertian-pengertian (fakta, konsep, teori) yang berasal dari berbagai bidang
pengetahuan keahlian dalam lapangan ilmu-ilmu sosial seperti: sejarah, ekonomi,
geografi sosial, sosiologi, antropologi, psikologi sosial.
2. Realitas sosial
a. Logika ilmu sosial
Metode ilmiah atau metode sosial adalah sangat strategis untuk mengembangkan
suatu pandangan atau teori ilmu sosial. Namun status ilmu sosial sering diragukan
pemikirannya dicurigai bahkan diabaikan. Di lain pihak sosial itu sendiri terpecah
dalam suatu pendekatan penelitian akibat kekaburan dalam filsafat ilmunya. Pandangan
bahwa ilmu sosial menyerupai ilmu alamiah dalam metodenya tidak mendapat tempat
sebagai dasar untuk suatu kesepakatan. Tetapi akhir-akhir ini filsafat realisme mulai
menggeser peran dan menjadi perspektif baru dalam metode ilmu sosial dan juga ilmu
alamiah. Kebenaran realism adalah kepatuhan kepada realistic yang obyektif (teori
korespondensi).
Filsafat ilmu dan metode ilmiah sangat erat hubungannya, filsafat ilmu member
landasan bagi ilmu pengetahuan untuk berkembang lebih cepat, melalui metode ilmiah
yang valid (sahih).
1 |T u g a s I l m u S o s i a l D a s a r
Filsafat Ilmu adalah suatu bidang studi filsafat yang obyek materinya berupa ilmu
pengetahuan dalam berbagai jenis dan perwujudannya. Jadi meliputi prulalitas ilmu
pengetahuan. Sementara objek formalnya yaitu berupa hakekat ilmu pengetahuan. Jadi
Filsafat Ilmu merupakan suatu pengetahuan yang benar secara hakiki mengenai objek
pengetahuan yang diperoleh melalui pendekatan atau sudut pandang metode atau sistem
yang filosofis.
Bervariasinya objek materinya, jika dicermati mengandungidentitas yang saling
berdekatan atau identik antara yang satu dengan yang lainnya. Sedemikian rupa
sehingga semua objek itu berada dalam suatu hubungan yang sistematik dan tak
terpisahkan. Akibatnya, pemahaman mengenai suatu hal mengharuskan pertimbanganpertimbangan terhadap yang lain. Di antara objek tersebut, memberi arti, kedudukan
dan fungsi. Dengan demikian dapat dilihat, misalnya benda-benda alam memberi arti,
kedudukan dan fungsi terhadap manusia dan masyarakatnya serta terhadap Tuhan Sang
Pencipta, demikian sebaliknya.
Persoalan kemudian adalah mengapa Filsafat Ilmu itu ada ? dalam hal ini ada dua
hal, yaitu factor intern dan ekstern. Pertama, faktor intern dan ilmu pengetahuan itu
sendiri, maksudnya historisitas ilmu pengetahuan, sampai dewasa ini berkembang
menjadi banyak jenis dan semakin pragmatis. Terdorong oleh penemuan pengetahuan
yang pasti kebenarannya, maka dilakukan pembatasan lingkaran objek (objek formal),
dan penggunaan metode dan sistem yang tepat. Kedua, faktor ekstern yang juga terkait
dengan faktor intern, diduga keras penyebabnya adalah faktor ekstern. Kenyataannya,
laju perkembangan manusia sudah tidak imbang lagi dengan jumlah persediaan sumber
daya alam. Maka berkaitan dengan hal itu, diperlukan pengetahuan yang benar dan
pasti, yang bersifat praktis teknis pengetahuan seperti ini dapat berdaya guna dalam
kehidupan manusia.
Kedua faktor tersebut dalam perkembangannya menghasilkan teknologi yang
berkemampuan luar biasa. Agaknya manusia sebagai penghasil teknologi diarahkan
menuju kemudahan. Akan tetapi dibalik semua itu manusia menjadi tamak, serakah dan
manusia alpa terhadap tugasnya. Sebagai khalifah. Bahkan manusia kehilangan moral
dan imannya, bersifat individual, egoistic dan eksploitatif, dalam lingkungan, bahkan
2 |T u g a s I l m u S o s i a l D a s a r
terhadap Tuhan. Dengan kenyataan seperti itu filsafat hadir di tengah keragaman ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam rangka meluruskan sehingga terarah pada pencapaian
tujuannya. Karena ilmu pengetahuan dan teknologi bukan hanya bernilai ilmiah saja
melainkan bernilai ilmiah keilahian.
Dengan demikian, ilmu pengetahuan harus berdasarkan diri pada aspek ontology,
epistemology dan axiology. Dengan demikian filsafat dapat menetralisir kemungkinankemungkinan yang dimunculkan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi.
Berdasar pada uraian-uraian tersebut di atas dapat dipahami bahwa Filsafat Ilmu hadir
dengan memikul tanggung jawab yang berat, karena di samping menetralisir temuantemuan ilmu pengetahuan, juga memikirkan bagaimana ilmu pengetahuan berdaya guna
dalam kehidupan manusia.
Berbicara di seputar manfaat filsafat, paling tidak, dapat disistematisasikan pada
beberapa poin berikut :
1. Menumbuhkembangkan ilmu pengetahuan untuk menuju kemuliaan sehingga mampu
menembus dimensi sekularisme ilmu pengetahuan.
2. Membentuk dan mengembangkan wawasan epistemology ilmu pengetahuan sehingga
moralitas kesarjanaan, yaitu sifat ilmiah menjadi popular. Dengan demikian iptek dapat
dipertanggungjawabkan, bukan hanya kepentingan subjek manusia melainkan juga
kepentingan alam sebagai kebutuhan yang menyeluruh.
3. Tuntutan etis, ilmu pengetahuan dapat dipertangungjawabkan sehingga kehidupan
masyarakat yang adil dan sejahtera dan bahagia dalam kelestarian alam lingkungan
semakin nyata.
Semasa
hidupnya,
3 |T u g a s I l m u S o s i a l D a s a r
Durkheim
banyak
memberikan
kuliah
dan
mempublikasikan sejumlah karya sosiologis dengan beragam tema seperti agama, bunuh
diri, dan seluruh aspek masyarakat.
Durkheim terlahir dari keluarga Yahudi pada 15 April 1858, di Epinal, Lorraine,
Prancis dan meninggal di Paris pada 15 November 1917. Ayah dan kakeknya adalah
seoran rabi. Namun, ia sendiri sepenuhnya hidup sebagai seorang sekuler. Pada tahun
1879, ia masuk Ecole Normale Superieure. Di sini pemikirannya mulai terbentuk di
bawah bimbingan Numa Denis Fustel de Coulanges. Ia juga banyak membaca karya
Auguste Comte dan Herbert Spencer.
Pemikiran dan Karya Emile Durkheim
Gagasan yang secara fundamental mempengaruhi pemikiran Durkheim, yaitu
positivisme Auguste Comte. Selain itu, pandangan Durkheim mengenai masyarakat juga
dipengaruhi oleh realisme sosial. Meskipun tidak secara terang-terangan, Durkheim
mengadopsi perspektif realis untuk menunjukkan realitas sosial di luar individu.
Dalam beberapa karyanya Durkheim banyak menyebut apa itu sosiologi dan
bagaimana mestinya sosiologi dipraktiskan. Perhatian utamanya adalah mengembangkan
sosiologi sebagai sebuah ilmu. Menurut Durkheim, sosiologi harus mempunyai objek
kajian dan mempunyai metodologi sendiri.
Fakta sosial merupakan gagasan penting Durkheim dalam keilmuan sosiologi.
Menurutnya, sosiologi adalah ilmu tentang fakta sosial. Di mana fakta sosial adalah
struktur sosial, nilai-nilai sosial, dan norma kebudayaan yang bersifat memaksa pada
individu. Bagi Durkheim fakta sosial adalah sesuatu yang sui generis, yang lebih besar
dan lebih obyektif dibanding tindakan individu di dalam masyarakat. Fakta sosial
tersebut
bersifat
koersif
yang
dapat
mengontrol
perilaku
individu.
of
Labor
in
of
the
Sociological
Method (1895), Suicide (1897), dan The Elementary Forms of Religious Life (1912).
Karl
Marx memperkenalkan
menganggap
4 |T u g a s I l m u S o s i a l D a s a r
Max
Weber memperkenalkan
yang
berupaya
menelusuri nilai, kepercayaan, tujuan, dan sikap yang menjadi penuntun perilaku
manusia.
Di Amerika Lester F. Ward mempublikasikan Dynamic Sosiology.
c. Teori ilmu sosial
1. Hakikat Ilmu Sosial Dasar
Ilmu Sosial Dasar (ISD) membicarakan hubungan timbale balik antara manusia dengan
lingkungannya. Hubungan ini dapat diwujudkan kenyataan sosial dan kenyataan sosial inilah
yang menjadi titik perhatiannya. Dengan Demikian Ilmu Sosial Dasar memberikan
pengetahuan umum dan pengetahuan dasar tentang konsep-konsep yang dikembangkan
untuk melengkapi gejala-gejala sosial agar daya tanggap, persepsi, dan penalaran kita dalam
menghadapi lingkungan sosial. Ilmu sosial bukanlah suatu bidanmg keahlian ilmu-ilmu
sosial tertentu, seperti politik, antropologi dan sebagainya, tetapi menggunakan pengertianpengertian berasal dari berbagai bidang ilmu sosial seperti ilmu politik, sosiologi, sejarah dan
sebagainya.
2. Tujuan Ilmu Sosial Dasar
Ilmu Sosial Dasar Bertujuan membantu perkembangan wawasan pemikiran dan kepribadian
agar memperoleh wawasan pemikiran yang lebih luas.
3. Masalah Sosial dan Ilmu Sosial Dasar
Dalam kehidupan manusia yang bersetatus sebagai makhluk sosial, manusia selalu
dihadapkan pada berbagai masalah sosial. Masalah sosial pada hakikatnya merupakan bagian
yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia karena masalah sosial telah terwujud
sebagai hasil kebudayaan manusia itu sendiri, sebagai akibat dari hubungan-hubungannya
dengan sesama manusia lainnya. Masalah-masalh sosial pada setiap masyarakat manusia
berbeda satu sama lain karena adanya tingkat perkembangan kebudayaan dan masyarakatnya
yang berbeda serta lingkungan alamnya. Masalh-masalh tersebut terwujud sebagai: masalh
sosial, masalah moral, masalah politik, masalah agama mdan masalah lainnya.
5 |T u g a s I l m u S o s i a l D a s a r
kerangaka
pendekatan
mengenai
masalah-masalah
yang
menjadi
asasaran
perhatiannya.
Ilmu sosial dasar menyajikan suatu pemahaman mengenai hakikat manusia sebagai
makhluk sosial dam masalah-malahnya dengan menggunakan suatu kerangka pendekatan
yang melihat sasaran studinya tersebut sebagai suatu masalah obyektif dan juga
menggunakan kacamata subyetif. Dengan menggunakan kacamata obyektif, berarti konsepkonsep dan teori-teori berkenaan dengan hakikat manusia dan masalah-masalahnya yang
telah dikembangkan
dalam ilmu-ilmu sosila akan digunakan sedangkan dengan menggunakankacamata subyektif,
maka masalah-masalah yang dibahas tersebut akan dikaji menurut perspektif masyarakat
yang bersangkutan, dan yang dibandingkan dengan pengkaji ilmu sosial dasar. Diharapkan
dengan gabungan kacamata obyektif dan subyektif ini, akan mewujudkan adanya kepekaan
mangenai masalah-masalah sosial yang disertai denagn penuh rasa tanggung jawab dalam
kedudukannya sebagai warga masyarakat ilmiah, warga masyarakat dan negara Indonesia.
6 |T u g a s I l m u S o s i a l D a s a r
telah
ditetapkan
PBB,
dalam
Konkon
Subrata
(1991:4)
bahwa:
meliputi elemen dasar: pertama, partisipasi masyarakat itu sendiri dalam rangka usaha
mereka untuk memperbaiki tarap hidup mereka. Sedapat-dapatnya berdasarkan kekuatan
dan prakarsa sendiri. Kedua, bantuan dan pelayanan teknik yang bermaksud
membangkitkan prakarsa, tekad untuk menolong diri sendiri dan kesediaan untuk
menolong orang lain, dari pemerintah. Proses tersebut dinyatakan dalam berbagai
program yang dirancang untuk perbaikan proyek khusus terhadap proyek khusus
(Talizuduhun Ndraha,1990:34)
Selanjutnya Konkon Subrata (1990:6) memberikan batasan tentang pembangunan
masyarakat, yaitu: Pembangunan masyarakat adalah proses evaluasi dimana
sekelompok manusia yang mempunyai persamaan kebutuhan dan aspirasi bekerjasama
untuk memperbiaki keadan social ekonomi yang lebih baik, materil dan spiritual bagi
perseorangan dan masyarakat.
Pengertian pembangunan masyarakat diatas, menunjukan bahwa pembangunan
masyarakat sesungguhnya merupakan upaya terorganisir secara berkelompok yang
memiliki kebutuhan yang sama, yaitu untuk memperbaiki kondisi masyarakat yang lebih
baik,khususnya bagi anggotanya.
2. Tujuan dan Sasaran Pembangunan Masyarakat.
Tujuan pembangunan masyarakat adalah untuk menciptakan kondisi-kondisi untuk
tumbuhnya suatu masyarakat yang tumbuh dan berkembang secara berswadaya dalam hal
ini, adalah masyarakat miskin sehingga masyarakat mampu menetralisir belenggubelenggu social yang dapat menahan laju perkenbangan masyarakat (adapt, tradisi,
kebiasaan, cara dan sikap hidup yang dapat menjadi hambatan pembangunan).
Selanjutnya, Talizuduhu Nddrana (1982:107) menguraikan tentang sasaran pembangunan
masyarakat yaitu sebagai berikut :
a. Peningkatan tarap hidup masyarakat, diusahakan sebagai usaha pemenuhan kebutuhan
dan peningkatan swadaya masyarakat. dan juga sebagai usaha menggerakan partisifasi
masyarakat.
b. Partisifasi masyarakat dapat meningkat dalam upaya peningkatan tarap hidup
8 |T u g a s I l m u S o s i a l D a s a r
masyarakat.
c. Antara partisifasi masyarakat dengan kemampuannya berkembang secara mandiri,
terhadap hubungan yang erat sekali, ibarat dua sisi mata uang tidak dapat dipisahkan
tetapi dapat dibedakan. Masyarakat yang berkemampuan demikian biasa membangun
dengan atau tanpa partisifasi vertikal dari pihak lain.
d. Kemampuan masyarakat untuk berkembang secara mandiri dapat ditumbuhkan melalui
intensifikasi partisipasi masyarakat dalam pembangunan.
Lebih lanjut Talizuduhu Ndrana (1989: 170) berpendapat bahwa keempat sasaran
pembangunan masyarakat diatas yatu perbaikan kondisi dan peningkatan taraf hidup
masyarakat miskin, pembangkitan partisipasi masyarakat dan menumbuhkan kemampuan
masyarakat untuk berkembang secara mandiri tidak berdiri sendiri melainkan diusahakan
agar satu berkaiyan dengan yang lainnya sehingga ketiganya sebuah paket usaha.
3. Prinsip-Prinsip Pembangunan Masyarakat.
Pembangunan masyarakat diselenggarakan atas dasar prinsip-prinsip keterpaduan,
keberlanjutan,
keserasian,
kemampuan
sendiri
kederisasi.
Prinsip
keterpaduan
mengandung arti bahwa program atau kegiatn pembangunan masyarakat disusun oleh,
bersama, dalam dan untuk masyarakat atas dasar kebutuhan dan berbagai sumber yang
tersedia
untuk
memenuhi
kepentingan
bersama
dalam
aspek
kehidupan.
Prinsip keberlanjutan, memberi arah bahwa pembangunan masyarakat itu tidak dilakukan
sekaligus. Melainkan bertahap dan terus menerus menuju kearah yang lebih baik.
Program yang telah berhasil merupakan titik awal untuk program berikutnya sedangkan
suatu program yang perlu diperbaiki dan dikembangkan menurut adanya kegiatan
lanjutan.
Prisip keserasian, mengandung makna bahwa program pembangunan masyarakat
memperhatikan keserasian antara kebutuhan terasa yang diyatakan oleh perorangan,
lembaga-lembaga dan pemerintah. Keserasian ini pun tercermin dalam kegiatan yang
bertumpu pada kepentingan rakyat banyak dan pemerintah. Kegiatan dan sasaranya
mengarah pada terpenuhinya kebutuhan jasmani dan rohaniah serta kseimbangan dalam
seluruh aspek hidup dan kehidupan. Keserasian itupun tercermin daqlam kegiatan yang
bertumpu pada kepentingan rakyat banyak dan pemerintah. Kegiatan dan sasarannya
9 |T u g a s I l m u S o s i a l D a s a r
Menampilkan cara-cara yang bervariasi dan lebiih efektif dalam mengeksploitasi sumber
Relative lebi bebas terdapa pengaru lingkungan, dalam arti mempunyai kemampuan yang
maju
Selama berlangsungnya proses evolusi, akan ada beberapa hal yang terjadi:
Adaptasi, yaitu proses penyatuan unsur budaya baru dengan budaya lama yang telah ada,
dari proses adaptasi ini akan memunculkan sikap masyarakat yaitu integrasi dan disintegrasi.
Integrasi terjadi bila masyarakat sepakat terhadap masuknya unsur budaya baru pada budaya
yang telah ada. Disintegrasi terjadi bila sebagian masyarakat menolak terhadap unsur budaya
baru tersebut, sehingga masyarakat yang tidak setuju dengan adanya unsure budaya baru dalam
sistem kehidupannya akan melakukan perlawanan pada mereka yang setuju dan yang membawa
masuk unsure tersebut.
Asimilasi, yaitu percampuran atau penggabungan unsur budaya baru dengan budaya lama
yang menghasilkan kebudayaan baru yang memang berbeda dengan budaya lama, dengan
10 |T u g a s I l m u S o s i a l D a s a r
meninggalkan budaya lama tersebut. Karena mereka menganggap budaya baru tersebut lebih
baik dan bermanfaat bagi kehidupan mereka.
Akulturasi, percampuran dua budaya atau lebih yang menghasilkan bentuk budaya baru
evolusi
yang
sederhana,
Pakaian
adalah
kebutuhan
pokok
manusia
selain makanandan tempat berteduh atau tempat tinggal (rumah). Manusia membutuhkan
pakaian
untuk
melindungi
dan
menutup
pakaian
dirinya.
juga
Namun
digunakan
seiring
dengan
Membuat ciri khas yang berbeda pada pemakai. Model pakaian yang sangat banyak
memungkinkan seseorang untuk mengenakan pakaian yang menjadi ciri khasnya sendiri.
Ciri khas sebuah negara atau kebudayaan. Setiap negara dan kebudayaan memiliki
busana tradisional yang menjadi ciri khas negara atau kebudayaan tersebut.
11 |T u g a s I l m u S o s i a l D a s a r
sederhana, seseorang laki-laki yang menggenakan seragam militer lengkap dengan peralatan
lainnya akan dikenal sebagai anggota militer.
Menunjukan kelas masyarakat. Semakin indah, mewah dan mahalnya sebuah baju
baik itu baju wanita maupun pria berfungsi sebagai alat untuk mempercantik diri.
3. Individu, keluarga dan masyarakat
A. Pengertian Individu, Keluarga, Dan Masyarakat
1. Individu
Individu berasal dari kata latin individuum yang artinya tidak terbagi. Individu
menekankan penyelidikan kepada kenyataan-kenyataan hidup yang istimewa dan
seberapa mempengaruhi kehidupan manusia (Abu Ahmadi, 1991: 23). Individu bukan
berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tidak dapat dibagi, melainkan sebagi
kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia perseorangan.
Individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas di dalam
lingkungan sosialnya,melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku
spesifik dirinya. Terdapat tiga aspek yang melekat sebagai persepsi terhadap individu,
yaitu aspek organik jasmaniah, aspek psikis-rohaniah, dan aspek-sosial yang bila terjadi
kegoncangan pada suatu aspek akan membawa akibat pada aspek yang lainnya. Individu
dalam tingkah laku menurut pola pribadinya ada 3 kemungkinan: pertama menyimpang
dari norma kolektif kehilangan individualitasnya, kedua takluk terhadap kolektif, dan
ketiga memengaruhi masyarakat (Hartomo, 2004: 64).
Individu tidak akan jelas identitasnya tanpa adanya suatu masyrakat yang menjadi latar
belakang keberadaanya. Individu berusaha mengambil jarak dan memproses dirinya
untuk membentuk perilakunya yang selaras dengan keadaan dan kebiasaan yang sesuai
dengan perilaku yang telah ada pada dirinya.
12 |T u g a s I l m u S o s i a l D a s a r
lingkungan
masyarakat
terhadap
individu
dan
khususnya
terhadap
individu pun
Pengertian Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan
saling ketergantungan.(Menurut Departemen Kesehatan RI 1998).
Kumpulan beberapa orang yang karena terikat oleh satu turunan lalu mengerti dan merasa
berdiri sebagai satu gabungan yang hakiki,esensial, enak dan berkehendak bersama-sama
memperteguh gabungan itu untuk memuliakan masing-masing anggotanya. (Ki Hajar
Dewantara)
13 |T u g a s I l m u S o s i a l D a s a r
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah,
hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidupnya dalam suatu rumah tangga,
berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing dan menciptakan serta
mempertahankan suatu kebudayaan.(Menurut Salvicion dan Ara Celis).
Peranan Ayah : Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperan sebagai pencari
nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota
dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya.
14 |T u g a s I l m u S o s i a l D a s a r
2.
Peranan Ibu : Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk
mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai
salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam
keluarganya.
3.
2.
3.
masing.
4.
5.
6.
7.
8.
Fungsi Keluarga
15 |T u g a s I l m u S o s i a l D a s a r
Fungsi Pendidikan. Dalam hal ini tugas keluarga adalah mendidik dan menyekolahkan
anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak bila kelak dewasa.
Fungsi Sosialisasi anak. Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini adalah bagaimana
Fungsi Perlindungan. Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak dari tindakan-
tindakan yang tidak baik sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman.
Fungsi Perasaan. Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga secara instuitif merasakan
perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar
sesama anggota keluarga. Sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan
keharmonisan dalam keluarga.
Fungsi Religius. Tugas keluarga dalam fungsi ini adalah memperkenalkan dan mengajak
anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga
untuk menanamkan keyakinan bahwa ada keyakinan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada
kehidupan lain setelah di dunia ini.
Fungsi Ekonomis. Tugas kepala keluarga dalam hal ini adalah mencari sumber-sumber
kehidupan dalam memenuhi fungsi-fungsi keluarga yang lain, kepala keluarga bekerja untuk
mencari penghasilan, mengatur penghasilan itu, sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi
rkebutuhan-kebutuhan keluarga.
Fungsi Rekreatif. Tugas keluarga dalam fungsi rekreasi ini tidak harus selalu pergi ke
tempat rekreasi, tetapi yang penting bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan dalam
keluarga sehingga dapat dilakukan di rumah dengan cara nonton TV bersama, bercerita tentang
pengalaman masing-masing, dsb.
Fungsi Biologis. Tugas keluarga yang utama dalam hal ini adalah untuk meneruskan
3. Masyarakat
Dalam bahasa inggris, masyarakat disebut society. Asal kata socius yang berarti kawan.
Adapun kata masyarakat berasal dari bahasa arab yang berarti berkumpul dan bekerja
sama. Adanya saling berkumpul dan bekerjasama ini karena adanya bentuk-bentuk aturan
hidup yang bukan disebabkan oleh manusia sebagai perseorangan, melainkan oleh
kekuatan lain dalam lingkungan sosial yang merupakan kesatuan. Dengan menggunakan
pikiran, naluri, perasaan, keinginan dsb manusia memberi reaksi dan melakukan interaksi
dengan lingkungannya. Pola interaksi sosial dihasilkan oleh hubungan dalm suatu
masyarakat.
Berikut dibawah ini adalah beberapa pengertian masyarakat dari beberapa ahli sosiologi :
ikatan-ikatan kasih sayang yang erat. Kesatuan sosial mempunyai kehidupan jiwa seperti adanya
ungkapan jiwa rakyat, kehendak rakyat, kesadaran masyarakat, dsb.
menurut Karl Marx masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan
Menurut Paul B. Horton & C. Hunt masyarakat merupakan kumpulan manusia yang
relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah
tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam
kelompok atau kumpulan manusia tersebut.Dari pengertian di atas dapat disimpulkan masyarakat
adalah :
17 |T u g a s I l m u S o s i a l D a s a r
Kumpulan sekian banyak individu yang terikat oleh satuan adat, hukum dan kehidupan
bersama
Kumpulan individu-individu yang mandiri dan hidup berdampingan dalam waktu yang
cukup lama.
4. Masyarakat desa dan kota
Masyarakat desa
Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengurus
rumah tangganya sendiri berdasarkan hak asal usul dan adat istiadat yang diakui dalam
Pemerintahan Nasional dan berada di Daerah Kabupaten.
Desa menurut Widjaja (2003) dalam bukunyaOtonomi Desa menyatakan bahwa
Desa adalah sebagai kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai susunan asli
berdasarkan hak asal usul yang bersifat istimewa. Landasan pemikiran dalam mengenai
Pemerintahan Desa adalah keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokratisasi dan
pemberdayaan masyarakat
Desa juga merupakan suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat
pemerintahan tersendiri. Desa merupakan perwujudan atau kesatuan goegrafi, sosial,
ekonomi, politik dan kultur yang terdapat ditempat itu (suatu daerah), dalam hubungan
dan pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain.
Menurut Undang-undang No. 5 Tahun 1979 Tentang Pemerintah Daerah, desa adalah
suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat
hukum, yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah, langsung di bawah camat
dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Dari beberapa pengertian diatas dapat dipahami bahwa desa ialah suatu wilayah yang
merupakan satu kesatuan masyarakat hukum pada batas-batas wilayah yang mempunyai
18 |T u g a s I l m u S o s i a l D a s a r
wewenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat yang dimana
corak masyarakatnya ditandai dengan kebersamaan dan keramahtamahan. Selain itu bisa
disimpulkan juga bahwa pedesaan adalah sebuah lingkungan yang khas memiliki
otonomi dan kewenangan dalam mengatur kepentingan masyarakat yang memiliki kultur
serta berbagai kearifan lokal yang khas serta lingkungan yang masih alami dan kondusif
yang banyak berpengaruh terhadap karakter masyarakat di pedesaan.
1. a. Ciri-ciri Desa dan Karakteristik Masyarakat Pedesaan
Menurut Rahardjo (1999), Desa atau lingkungan pedesaan adalah sebuah komunitas yang
selalu dikaitkan dengan kebersahajaan (simplicity), keterbelakangan, tradisionalisme,
subsistensi, dan keterisolasian. Beratha (1984), berpendapat bahwa masyarakat desa
dalam kehidupan sehari-harinya menggantungkan pada alam. Alam merupakan segalanya
bagi penduduk desa, karena alam memberikan apa yang dibutuhkan manusia bagi
kehidupannya. Mereka mengolah alam dengan peralatan yang sederhana untuk dipetik
hasilnya guna memenuhi kebutuhan sehari-hari. Alam juga digunakan untuk tempat
tinggal.
Menurut Bintarto dalam Daljoeni (2003), ada tiga unsur yang membentuk sistem yang
bergerak secara berhubungan dan saling terkait dari sebuah desa, yaitu :
1. Daerah tanah yang produktif, lokasi, luas dan batas yang merupakan lingkungan
geografis,
2. Penduduk, jumlah penduduk, pertambahan penduduk, persebaran penduduk dan mata
pencaharian penduduk,
3. Tata Kehidupan, pola tata pergaulan dan ikatan pergaulan warga desa termasuk seluk
beluk kehidupan masyarakat desa.
Koentjaraningrat (2005), berpendapat bahwa masyarakat di pedesaaan merupakan
sebuah komunitas kecil yang memiliki ciri-ciri yang khusus dalam pola tata kehidupan,
ikatan pergaulan dan seluk beluk masyarakat pedesaan, yaitu ; 1) para warganya saling
19 |T u g a s I l m u S o s i a l D a s a r
mengenal dan bergaul secara intensif, 2) karena kecil, maka setiap bagian dan kelompok
khusus yang ada di dalamnya tidak terlalu berbeda antara satu dan lainnya, 3) para
warganya dapat menghayati lapangan kehidupan mereka dengan baik. Selain itu
masyarakat pedesaan memiliki sifat solidaritas yang tinggi, kebersamaan dan gotong
royong yang muncul dari prinsip timbal balik. Artinya sikap tolong menolong yang
muncul pada masyarakat desa lebih dikarenakan hutang jasa atau kebaikan.
Menurut Anshoriy (2008), dalam penelitiannya tentang kearifan lingkungan di tanah
jawa, bahwa kehidupan sosiokultural masyarakat di pedusunan (pedesaan) memiliki ciriciri sebagai berikut:
1. Menjunjung kebersamaan dalam bentuk gotong royong, gugur gunung dan lain
sebagainya,
2. Suka kemitraan dengan menganggap siapa saja sebagai saudara dan wajib dijamu bila
berkunjung ke rumah,
3. Mementingkan kesopanan dalam wujud unggah-ungguh, tata krama, tata susila dan
lain sebagainya yang berhubungan dengan etika sopan santun.
4. Memahami pergantian musim (pranata mangsa) yang berkaitan dengan masa panen
dan masa tanam,
5. Memiliki pertimbangan dan perhitungan relijius (hari baik dan hari buruk) dalam
setiap agenda dan kegiatannya,
6. Memiliki toleransi yang tinggi dalam memaafkan dan memaklumi setiap kesalahan
orang lain terutama pemimpin atau tokoh masyarakat,
7. Mencintai seni dan dekat dengan alam.
Menurut Shahab (2007), secara umum ciri-ciri kehidupan masyarakat pedesaan dapat
diidentifikasi sebagai berikut ;
20 |T u g a s I l m u S o s i a l D a s a r
22 |T u g a s I l m u S o s i a l D a s a r
dapat mengurangi kesulitan dalam menentukan apakah suatu masyarakat dapat disebut
sebagi masyarakat pedeasaan atau masyarakat perkotaan.
Ciri ciri tersebut antara lain :
1) jumlah dan kepadatan penduduk
2) lingkungan hidup
3) mata pencaharian
4) corak kehidupan social
5) stratifiksi social
6) mobilitas social
7) pola interaksi social
8) solidaritas social
9) kedudukan dalam hierarki sistem administrasi nasional
Interaksi Sosial didaerah Pedesaan
Masyarakat pedesaan ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama
warga desa, yaitu perasaan setiap warga/anggota masyarakat yang amat kuat yang
hakekatnya, bahwa seseorang merasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
masyarakat dimanapun ia hidup dicintainya serta mempunyai perasaan bersedia untuk
berkorban setiap waktu demi masyarakatnya atau anggota-anggota masyarakat, karena
beranggapan sama-sama sebagai masyarakat yang saling mencintai saling menghormati,
mempunyai hak tanggung jawab yang sama terhadap keselamatan dan kebahagiaan
bersama di dalam masyarakat.
Masyarakat Desa atau juga bisa disebut sebagai masyarakat tradisonal manakala dilihat
dari aspek kulturnya. Masyarakat pedesaan itu lebih bisa bersosialisasi dengan orang
orang di sekitarnya. Masyarakat Desa adalah kebersamaan. sedangkan Pola interaksi
masyarakat kota adalah individual,. Sebagai contoh kalau anda pergi ke suatu Desa, dan
anda bertanya dengan seseorang siapa nama tetangganya, pasti dia hafal. Kalau di kota,
kurang dapat bersosialisasi karena masing masing sudah sibuk dengan kepentingannya
24 |T u g a s I l m u S o s i a l D a s a r
Pelapisan Sosial Ekonomi. Perbedaan tingkat pendidikan dan status sosial dapat
menimbulkan suatu keadaan yang heterogen. Heterogenitas tersebut dapat berlanjut dan
memacu adanya persaingan, lebih-lebih apabila jumlah penduduk di kota semakin
bertambah banyak dan dengan adanya sekolah-sekolah yang beraneka ragam terjadilah
berbagai spesialisasi di bidang ketrampilan ataupun di bidang jenis mata pencaharian.
25 |T u g a s I l m u S o s i a l D a s a r
2.
cukup tinggi dapat mengurangi perhatiannya kepada sesamanya. Apabila ini berlebihan
maka mereka mampu akan mempunyai sifat tak acuh atau kurang mempunyai toleransi
sosial. Di kota msalah ini dapat diatasi dengan adanya lembaga atau yayasan yang
berkecimpung dalam hal ikhwal kemayarakatan.
4.
dikatakan cukup tinggi. Jadi secara fisik, di jalan, di pasar, di toko, di bioskop, dan di
tempat yang lain masyarakat kota berdekatan, tetapi dari segi sosial mereka berjauhan
karena perbedaan kebutuhan dan kepentingan.
5.
kehidupan kota mempunyai pengaruh terhadap sistem penilaian yang berbeda mengenai
gejala-gejala yang timbul di kota. Penilaian dapat didasarkan pada latar belakang
ekonomi, dapat pula pada latar belakang pendidikan dan latar belakang filsafat. Perasaan
atau sikap tinggi dari sesama masyarakat kota dapat merugikan sense of belonging atau
rasa kesatuan dan persatuan (Bintarto, 1983 : 45).
C. Sifat interksi sosial pada masyarakat kota.
Dalam bukunya yang berjudul Modernisasi (Schoorl, JW., 1984 : 274) Wirth juaga
menyebutkan
26 |T u g a s I l m u S o s i a l D a s a r
sifat-sifat hubungan sosial (interaksi sosial) dalam masyarakat kota (konteks kekotaan),
anara lain:
1.
Banyak relasi orang kota, menyebabkan tidak mungkin adanya kontak diantara
Orang kota harus melindungi diri sendiri agar tidak terjadi terlalu banyak
Aspek ketiga yang berkaitan dengan sifat hubungan-hubungan itu ialah kegunaan
yang dapat dipetik dari banyak relasi. Kontak itu tidak diadakan atau timbul, karena
orang ingin saling berhubungan atau saling bertemu. Kebanyakan hubungan itu
digunakan sebagai sarana untuk mencapai tujuan-tujuan sendiri.
4.
Wirth masih mengemukakan akibat lain dari relasi sosial. Dapat dikatakan ada
semacam emansipasi atau kebebasan bagi individu untuk menghindar dari pengawasan
kelompok kecil atas kesukaan dan emosinya. Akan tetapi sikap demikian itu
menyebabkan orang tidak bebas lagi dalam melakukan perbuatan, orang tidak bebas lagi
menerapkan moral yang spontan diakuinya, sedang itu semua termasuk dalam kehidupan
masyarakat yang sudah terintegrasikan. Ini mengansung bahaya akan timbulnya semacam
27 |T u g a s I l m u S o s i a l D a s a r
keadaan tanpa norma, suatu situasi anomi, dimana relasi-relasi kurang didasarkan atas
norma-norma yang diterima oleh mamsing-masing (Schoorl, JW., 1984 : 274).
5. Pelapisan sosial dan kesamaan derajat
1. Pelapisan Sosial
1.1. Pengertian Pelapisan Sosial
Pengaruh pelapisan sosial merupakan gejala umum yang dapat ditemukan di setiap
masyarakat pada segala zaman. Betapapun sederhananya suatu masyarakat gejala ini
pasti dijumpai. Pada sekitar 2000 tahun yang lalu, Aristoteles menyatakan bahwa di
dalam setiap negara selalu terdapat tiga unsur yaitu mereka yang kaya sekali, mereka
yang melarat dan mereka yang ada di tengah-tengah. Adam Smith membagi masyarakat
ke dalam tiga kategori yaitu orang-orang yang hidup dari penyewaan tanah, orang-orang
yang hidup dari upah kerja, dari keuntungan perdagangan. Sedangkan Thorstein Veblen
membagi masyarakat ke dalam dua golongan yang pekerja, berjuang untuk
mempertahankan hidup dan golongan yang banyak mempunyai waktu luang karena
kekayaannya.
Pernyataan tiga tokoh di atas membuktikan bahwa pada zaman ketika mereka hidup dan
dapat diduga pula pada zaman sebelumnya, orang-orang telah meyakini adanya sistem
pelapisan dalam masyarakat, yang didalam studi sosiologi disebut pelapisan.
Sedangkan pelapisan sosial dapat diartikan sebagai pembedaan penduduk atau para warga
masyarakat ke dalam kelas secara hierarkis (bertingkat). Perwujudan adanya kelas-kelas
tinggi
dan
kelas-kelas
yang
lebih
rendah
di
dalam
masyarakat.
Di dalam masyarakat terdapat pelapisan sosial yang akan selalu ditemukan dalam
masyarakat selama di dalam masyarakat tersebut terdapat sesuatu yang dihargai demikian
menurut Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi dalam bukunya Setangkai Bunga
Sosiologi, sesuatu yang dihargai itu adalah uang atau benda-benda yang lain yang
bernilai
ekonomis,
politis,
agamis,
sosial
maupun
kultural.
Adanya kelas yang tinggi dan kelas yang rendah itu disebabkan karena di dalam
masyarakat terdapat ketidakseimbangan atau ketimpangan (inequality) dalam pembagian
28 |T u g a s I l m u S o s i a l D a s a r
sesuatu yang dihargai yang kemudian menjadi hak dan kewajiban yang dipikul dari
warga masyarakat ada segolongan orang yang mendapatkan pembagian lebih besar dan
ada pula mendapatkan pembagian lebih kecil, sedangkan yang mendapatkan lebih besar
mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi, yang mendapatkan lebih kecil menduduki
pelapisan yang lebih rendah. Pelapisan mulai ada sejak manusia mengenal adanya
kehidupan bersama atau organisasi sosial.
Pelapisan sosial merupakan hasil dari kebiasaan manusia berhubungan antara satu dengan
yang lain secara teratur dan tersusun biak secara perorangan maupun kelompok, setiap
orang akan mempunyai situasi sosial (yang mendorong untuk mengambil posisi sosial
tertentu. (Drs. Taufik Rahman Dhohir, 2000)
Didalam sistem organisasi yang disusun dengan cara sengaja, mengandung 2 sistem,
yaitu:
1. Sistem Fungsional, merupakan pembagian kerja kepada kedudukan yang tingkatnya
berdampingan
dan
harus
bekerja
sama
dalam
kedudukan
yang
sederajat.
2. Sistem Skalar, merupakan pembagian kekuasaan menurut tangga atau jenjang dari
bawah ke atas ( Vertikal ).
1.3. Perbedaan sistem pelapisan dalam masyarakat
Masyarakat terdiri dari berbagai latar belakang dan pelapisan sosial yang berbeda-beda.
Pelapisan sosial merupakan pemilah-milah kelompok sosial berdasarkan status, strata dan
kemampuan individu tersebut yang terjadisecara alami didalam masyarakat. Terjadinya
pelapisa sosial berdasarkan adanya cara pandang masyarakat yang berbeda-beda dengan
dilatarbelakangi oleh status sosial, strata sosial dan kemampuan ekonomi yang berbedabeda. Adapun perbedaan sistem pelapisan dalam masyarakat.
30 |T u g a s I l m u S o s i a l D a s a r
Pelapisan masyarakat dibagi menjadi beberapa kelas : Kelas atas (upper class),Kelas
bawah (lower class), Kelas menengah (middle class), Kelas menengah ke bawah (lower
middle class).
Beberapa
teori
tentang
pelapisan
masyarakat
dicantumkan
di
sini
1. Aristoteles mengatakan bahwa di dalam tiap-tiap Negara terdapat tiga unsure, yaitu
mereka yang kaya sekali, mereka yang melarat sekali, dan mereka yang berada di tengahtengahnya.
2. Prof. Dr. Selo Sumardjan dan Soelaiman Soemardi SH. MA. menyatakan bahwa
selama di dalam masyarakat pasti mempunyai sesuatu yang dihargai olehnya dan setiap
masyarakat
pasti
mempunyai
sesuatu
yang
dihargai.
3. Vilfredo Pareto menyatakan bahwa ada dua kelas yang senantiasa berbeda setiap waktu
yaitu golongan Elite dan golongan Non Elite. Menurut dia pangkal dari pada perbedaan
itu karena ada orang-orang yang memiliki kecakapan, watak, keahlian dan kapasitas yang
berbeda-beda.
4. Gaotano Mosoa dalam The Ruling Class menyatakan bahwa di dalam seluruh
masyarakat dari masyarakat yang kurang berkembang, sampai kepada masyarakat yang
paling maju dan penuh kekuasaan dua kelas selalu muncul ialah kelas pertama
(jumlahnya
selalu
sedikit)
dan
kelas
kedua
(jumlahnya
lebih
banyak).
5. Karl Mark menjelaskan terdapat dua macam di dalam setiap masyarakat yaitu kelas
yang memiliki tanah dan alat-alat produksi lainnya dan kelas yang tidak mempunyainya
dan hanya memiliki tenaga untuk disumbangkan di dalam proses produksi.
2. Kesamaan Derajat
1.1. Tentang kesamaan derajat
Kesamaan derajat adalah suatu sifat yang menghubungankan antara manusia dengan
lingkungan masyarakat umumnya timbal balik, maksudnya orang sebagai anggota
masyarakat memiliki hak dan kewajiban, baik terhadap masyarakat maupun terhadap
pemerintah dan Negara. Hak dan kewajiban sangat penting ditetapkan dalam perundangundangan atau Konstitusi. Undang-undang itu berlaku bagi semua orang tanpa terkecuali
31 |T u g a s I l m u S o s i a l D a s a r
dalam arti semua orang memiliki kesamaan derajat. Kesamaan derajat ini terwujud dalam
jaminan hak yang diberikan dalam berbagai faktor kehidupan.
Pelapisan sosial dan kesamaan derajat mempunyai hubungan, kedua hal ini berkaitan satu
sama lain. Pelapisan soasial berarti pembedaan antar kelas-kelas dalam masyarakat yaitu
antara kelas tinggi dan kelas rendah, sedangkan Kesamaan derajat adalah suatu yang
membuat bagaimana semua masyarakat ada dalam kelas yang sama tiada perbedaan
kekuasaan dan memiliki hak yang sama sebagai warga negara, sehingga tidak ada dinding
pembatas antara kalangan atas dan kalangan bawah.
1.2.
Pasal-Pasal
di
dalam
UUD45
tentang
persamaan
hak
UUD 1945 menjamin hak atas persamaan kedudukan, hak atas kepastian hukum yang
adil, hak mendapat perlakuan yang sama di depan hukum dan hak atas kesempatan yang
sama dalam suatu pemerintahan.
Setiap masyarakat memiliki hak yang sama dan setara sesuai amanat UUD 1945, yaitu
Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 yang menyatakan, setiap warga negara bersamaan
kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung tinggi hukum
dan pemerintahan itu dengan tidak ada pengecualiannya. Pasal 28D ayat (1) UUD 1945
menyatakan, setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian
hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum.
Pasal 28D ayat (1) UUD 1945 menyatakan, setiap orang berhak atas pengakuan,
jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di
hadapan hukum. Pasal 28I ayat (2) UUD 1945 menyatakan, Setiap orang berhak bebas
dari perlakuan diskriminatif atas dasar apapun dan berhak mendapat perlindungan ddari
perlakuan yang bersifat diskriminatif itu. Norma-norma konstitusional di atas,
mencerminkan prinsip-prinsip hak azasi manusia yang berlaku bagi seluruh manusia
secara universal.
1.3. Empat pokok hak asasi dalam 4 pasal yang tercantum pada UUD 45
Hukum dibuat dimaksudkan untuk melindungi dan mengatur masyarakat secara umum
tanpa adanya perbedaan. Jika dilihat, ada empat pasal yang memuat ketentuan-ketentuan
32 |T u g a s I l m u S o s i a l D a s a r
tentang
hak-hak
asasi,
yakni
pasal
27,
28,
29,
dan
31.
Empat pokok hak-hak asasi dalam 4 pasal yang tercantum di UUD 1945 adalah sebagai
berikut
Pokok Pertama, mengenai kesamaan kedudukan dan kewajiban warga negara di dalam
hukum dan di muka pemerintahan. Pasal 27 ayat 1 menetapkan bahwa Segala Warga
Negara bersamaan kedudukannya di dalam Hukum dan Pemerintahan dan wajib
menjunjung
hukum
dan
pemerintahan
itu
dengan
tidak
ada
kecualinya.
Di dalam perumusan ini dinyatakan adanya suatu kewajiban dasar di samping hak asasi
yang dimiliki oleh warga negara, yaitu kewajiban untuk menjunjung hukum dan
pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. Dengan demikian perumusan ini secara
prinsipil telah membuka suatu sistem yang berlainan sekali daripada sistem perumusan
Human Rights itu secara Barat, hanya menyebutkan hak tanpa ada kewajiban di
sampingnya.
Kemudian yang ditetapkan dalam pasal 27 ayat 2, ialah hak setiap warga negara atas
pekerjaan
dan
penghidupan
yang
layak
bagi
kemanusiaan.
untuk
beribadah
menurut
agamanya
dan
kepercayaannya
itu.
Pokok Keempat, adalah pasal 31 yang mengatur hak asasi mengenai pengajaran yang
berbunyi : (1) Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran dan (2) Pemerintah
mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem pengajaran nasional, yang diatur
dengan undang-undang.
6. Pemuda dan sosialisasi
PEMUDA
33 |T u g a s I l m u S o s i a l D a s a r
Pemuda adalah golongan manusia manusia muda yang masih memerlukan pembinaan
dan pengembangan kearah yang lebih baik, agar dapat melanjutkan dan mengisi
pembangunan yang terutama bila dikaitkan dengan kesempatan pendidikan.
Pemuda dalam pengertian adalah manusia-manusia muda, akan tetapi di Indonesia ini
sehubungan dengan adanya program pembinaan generasi muda pengertian pemuda
diperinci dan tersurat dengan pasti. Ditinjau dari kelompok umur, maka pemuda
Indonesia adalah sebagai berikut :
Masa bayi : 0 1 tahun
Masa anak : 1 12 tahun
Masa Puber : 12 15 tahun
Masa Pemuda : 15 21 tahun
Masa dewasa : 21 tahun keatas
Dari segi budaya atau fungsionalnya maka dikenal istilah anak, remaja dan dewasa,
dengan perincian sebagai berikut :
Golongan anak : 0 12 tahun
Golongan remaja : 13 18 tahun
Golongan dewasa : 18 (21) tahun keatas
Pengertian pemuda berdasarkan umur dan lembaga serta ruang lingkup tempat pemuda
berada terdiri atas 3 katagori yaitu :
1. siswa, usia antara 6 18 tahun, masih duduk di bangku sekolah
2. Mahasiswa usia antara 18 25 tahun beradi di perguruan tinggi dan akademi
3. Pemuda di luar lingkungan sekolah maupun perguruan tinggi yaitu mereka yang
berusia 15 30 tahun keatas.
Kedudukan pemuda dalam masyarakat adalah sebagai mahluk moral, mahluk sosial.
Artinya beretika, bersusila, dijadikan sebagai barometer moral kehidupan bangsa dan
pengoreksi. Sebagai mahluk sosial artinya pemuda tidak dapat berdiri sendiri, hidup
bersama-sama, dapat menyesuaikan diri dengan norma-norma, kepribadian, dan
pandangan hidup yagn dianut masyarakat. Sebagai mahluk individual artinya tidak
34 |T u g a s I l m u S o s i a l D a s a r
Penduduk, Masyarakat, dan Kebudayaan adalah 3 hal aspek kehidupan yang saling
berkaitan.
Penduduk
adalah
kumpulan
manusia
yang
menempati
wilayah geografi dan ruang tertentu, sedangkan masyarakat menurut R. Linton adalah
setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerjasama, sehingga
mereka ini dapat mengorganisasikan dirinya berpikir tentang dirinya dalam kesatuan
sosial dengan batas-batas tertentu. Ini berarti masyarakat akan terbentuk bila ada
penduduknya sehingga tidak mungkin akan ada masyarakat tanpa penduduk,
masyarakat terbentuk karena adanya penduduk. Sedangkan budaya atau kebudayaan
berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak
dari buddhi(budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan
akal manusia.Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J.
Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang
terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat
itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism. Herskovits
memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke
generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas
Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial,
ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain,
tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu
masyarakat. Penduduk masyarakat dan kebudayaan adalah konsep-konsep yang
pertautannya satu sama lain sangat berdekatan. Bermukimnya penduduk dalam suatu
wilayah tertentu dalam waktu yang tertentu pula, memungkinkan untuk terbentuknya
masyarakat di wilayah tersebut. Ini berarti masyarakat akan terbentuk bila ada
penduduknya sehinggat idak mungkin akan ada masyarakat tanpa penduduk,
masyarakat terbentuk karena penduduk. Sudah barang tentu penduduk disini yang
dimaksud adalah kelompok manusia, bukan penduduk/populai dalam pengertian
umum yang mengandung arti kelompok organisme yang sejenis yang hidup dan
berkembang biak pada suatu daerah tertentu.
Demikian pula hubungan antara masyarakat dan kebudayaan, ini merupakan
dwi tunggal, hubungan dua yang satu dalam arti bahwa kebudayaan merukan hasil dari
36 |T u g a s I l m u S o s i a l D a s a r
suatu masyarakat, kebudayaan hanya akan bisa lahir, tumbuh dan berkembang dalam
masyarakat. Tetapi juga sebaliknya tidak ada suatu masyarakat yang tidak didukung
oleh kebudayaan. Hubungan antara masyarakat dan kebudayaan inipun merupakan
juga hubungan yang saling menentukan
Penduduk, dalam pengertian luas diartikan sebagai kelompok organisme
sejenis yang berkembang biak dalam suatu daerah tetentu. Penduduk dalam arti luas
itu sering diistilahkan popuasi dan disini dapat meliputi populais hewan, tumbuhan
dan juga manusia. Dalam kesempatan ini penduduk digunakan dalam pengertian
orang-orang yang mendiami wilayah tertentu, menetap dalam suatu wilayah, tumbuh
dan berkembang dalam wilayah tertentu pula.
Adapun masyarakat adalah suatu kesatuan kehidupan sosial manusia yang
menempati wilayah tertentu, yang keteraturannya dalam kehidupan sosialnya telah
dimungkinkan karena memiliki pranata sosial yang telah menjadi tradisi dan mengatur
kehidupannya. Tekanannya disini terletak pada adanya pranata sosia, tanpa pranata
sosial kehidupan bersama didalam masyarakat tidak mungkin dilakukan secara teratur.
Pranata sosial disini dimaksudkan sebagai perangkat peraturan yang mengatur peranan
serta hubungan antar anggota masyarakat, baik secara perseorangan maupun secara
kelompok.
Kebudayaan merupakan hasil budi daya manusia, ada yang mendefinisikan
sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat. Karya manusia menghasilkan
teknologi dan kebudayaan kebendaan, sedangkan rasa mewujudkan segala norma dan
nilai untuk mengatur kehidupan dan selanjutna cipta merupakan kemampuan berpikir
kemampuan mental yang menghasilkan filsafat dan ilmu pengetahuan (selo sumarjan
dan sulaiman..s)
7 .Penduduk, masyarakat, dan kebudayaan
PENDUDUK DAN PERMASALAHANNYA
37 |T u g a s I l m u S o s i a l D a s a r
terjemahan
istilah society)
adalah
membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar
interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata
"masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih
abstraknya,
sebuah
masyarakat
adalah
suatu
jaringan
hubungan-hubungan
tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu
sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
Menurut Syaikh Taqyuddin An-Nabhani, sekelompok manusia dapat dikatakan sebagai
sebuah masyarakat apabila memiliki pemikiran, perasaan, serta sistem/aturan yang
sama. Dengan kesamaan-kesamaan tersebut, manusia kemudian berinteraksi sesama
mereka berdasarkan kemaslahatan.
Masyarakat sering diorganisasikan berdasarkan cara utamanya dalam bermata
pencaharian.
mengidentifikasikan
ada:
masyarakat pemburu,
dari bahasa
yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang
berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Dalam bahasa
Inggris,
kebudayaan
disebut culture,
yang
berasal
dari
kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai
39 |T u g a s I l m u S o s i a l D a s a r
mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur"
dalam bahasa Indonesia.
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan
Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam
masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri.
Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu
generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai
sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial,
religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang
menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks,
yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum,
adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai
anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil
karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan
adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide
atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan seharihari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia
sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat
nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi,
40 |T u g a s I l m u S o s i a l D a s a r
seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam
melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
8. Pengetahuan, teknologi dan kemiskinan
ILMU PENGETAHUAN
Ilmu (atau ilmu pengetahuan) adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki,
menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan
dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang
pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan
kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.
TEKNOLOGI
Teknologi adalah satu ciri yang mendefinisikan hakikat manusia yaitu bagian dari
sejarahnya meliputi keseluruhan sejarah.
Teknologi, menurut Djoyohadikusumo (1994, 222) berkaitan erat dengan sains
(science) dan perekayasaan (engineering). Dengan kata lain, teknologi mengandung
dua dimensi, yaitu science dan engineering yang saling berkaitan satu sama lainnya.
Sains mengacu pada pemahaman kita tentang dunia nyata sekitar kita, artinya
mengenai ciri-ciri dasar pada dimensi ruang, tentang materi dan energi dalam
interaksinya satu terhadap lainnya.
Dari perspektif sejarah, seperti digambarkan oleh Toynbee (2004, 35) teknologi
merupakan salah satu ciri khusus kemuliaan manusia bahwa dirinya tidak hidup
dengan makanan semata. Teknologi merupakan cahaya yang menerangi sebagian sisi
non material kehidupan manusia. Teknologi, lanjut Toynbee (2004, 34) merupakan
syarat yang memungkinkan konstituen-konstituen non material kehidupan manusia,
yaitu perasaan dan pikiran , institusi, ide dan idealnya. Teknologi adalah sebuah
manifestasi langsung dari bukti kecerdasan manusia.
KEMISKINAN
Kemiskinan lazimnya dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan untuk memenuhi
kebutuhan hidup yang pokok. Dikatakan berada di bawah garis kemiskinan apabila
41 |T u g a s I l m u S o s i a l D a s a r
pendapatan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling pokok seperti
pangan, pakaian, tempat berteduh, dan lain-lain. Garis kemiskinan yang menentukan
batas minimum pendapatan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pokok, bisa
dipengaruhi oleh tiga hal :
1.
2.
3.
Persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan dipengaruhi oleh tingkat
pendidikan, adat istiadat, dan sistem nilai yang dimiliki. Dalamhal ini garis
kemiskinan dapat tinggi atau rendah. Terhadap posisi manusia dalam lingkungan
sosial, bukan ukuran kebutuhan pokok yang menentukan, melainkan bagaimana posisi
pendapatannya ditengah-tengah masyarakat sekitarnya. Kebutuhan objektif manusia
untuk bisa hidup secara manusiawi ditentukan oleh komposisi pangan apakah benilai
gizi cukup dengan nilai protein dan kalori cukup sesuai dengan tingkat umur, jenis
kelamin, sifat pekerjaan, keadaan iklim dan lingkungan yang dialaminya.
Berdasarkan ukuran ini maka mereka yang hidup dibawah garis kemiskinan memiliki
cirri-ciri sebagai berikut :
1. Tidak memiliki factor-faktor produksi sendiri seperti tanah, modal, ketrampilan.
Dll
2. Tidak memiliki kemungkinan untuk memperoleh asset produksi dengan kekuatan
sendiri,
seperti
3. Tingkat
memperoleh
pendidikan
4. Kebanyakan
5.
untuk
mereka
tinggal
di
tanah
rendah,
desa
garapan
tidak
sebagai
ataua
sampai
modal
taman
pekerja
usaha
SD
bebas
Banyak yang hidup di kota berusia muda, dan tidak mempunyai ketrampilan.
A.
Ilmu ekonomi merupakan cabang ilmu sosial yang mempelajari berbagai perilaku
pelaku ekonomi terhadap keputusan-keputusan ekonomi yang dibuat. Ilmu ini
diperlukan sebagai kerangka berpikir untuk dapat melakukan pilihan terhadap berbagai
sumber daya yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tidak terbatas.
B.
1.
individu dalam membuat keputusan penggunaan berbagai unit ekonomi. Di sini ada
perusahaan dan rumah tangga.
2.
43 |T u g a s I l m u S o s i a l D a s a r
negara-negara berkembang,
Trilogi Pembangunan
Sebenarnya sejak terjadinya peristiwa Malari (Malapetaka Januari) 15
Januari 1974, slogan Trilogi Pembangunan sudah berhasil dijadikan teori yang
mengoreksi teori ekonomi pembangunan yang hanya mementingkan pertumbuhan .
Trilogi pembangunan terdiri atas Stabilitas Nasional yang dinamis, Pertumbuhan
Ekonomi Tinggi, dan Pemerataan Pembangunan dan hasil-hasilnya. Namun sayangnya
slogan yang baik ini justru terkalahkan karena sejak 1973/74 selama 7 tahun Indonesia
dimanja bonansa minyak yang membuat bangsa Indonesia lupa daratan.
44 |T u g a s I l m u S o s i a l D a s a r
Bumi yang membuat Indonesia kaya mendadak telah menarik minat para
investor asing untuk ikut menjarah kekayaan alam Indonesia. Serbuan para investor
asing ini ketika melambat karena jatuhnya harga minyak dunia , selanjutnya
dirangsang ekstra melalui kebijakan deregulasi (liberalisasi) pada tahun-tahun 198388. Kebijakan penarikan investor yang menjadi sangat liberal ini tidak disadari bahkan
oleh para teknokrat sendiri sehingga seorang tokoknya mengaku kecolongan dengan
menyatakan: Dalam keadaan yang tidak menentu ini pemerintah mengambil tindakan
yang berani menghapus semua pembatasan untuk arus modal yang masuk dan keluar.
Undang-undang Indonesia yang mengatur arus modal, dengan demikian menjadi yang
paling liberal di dunia, bahkan melebihi yang berlaku di negara-negara yang paling
liberal. (Radius Prawiro. 1998:409)
Demikian jika ketentuan-ketentuan baru dalam penyelenggaraan programprogram sosial ini dipatuhi dan dilaksanakan dengan baik, sebenarnya otomatis telah
terjadi koreksi total atas sistem perekonomian nasional dan sistem penyelenggaraan
kesejahteraan sosial kita yang tidak lagi liberal dan diserahkan sepenuhnya pada
kekuatan-kekuatan pasar bebas. Penyelenggaraan program-program sosial yang
agresif dan serius yang semuanya dibiayai negara dari pajak-pajak dalam APBN dan
APBD akan merupakan jaminan dan wujud nyata sistem ekonomi Pancasila.
45 |T u g a s I l m u S o s i a l D a s a r
perjanjian Pemerintah Republik Indonesia dengan negara lain sebelum UndangUndang ini berlaku sudah menjadi Warga Negara Indonesia
2.Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu Warga Negara
Indonesia
3.Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah Warga Negara
Indonesia dan ibu warga negara asing
4.Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga negara asing
dan ibu Warga Negara Indonesia
5.Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga Negara
Indonesia, tetapi ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan atau hukum negara asal
ayahnya tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut
6.Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 (tiga ratus) hari setelah ayahnya
meninggal dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya Warga Negara Indonesia
7.Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga Negara
Indonesia
8.Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu warga negara asing
yang diakui oleh seorang ayah Warga Negara Indonesia sebagai anaknya dan
pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18 (delapan belas) tahun atau
belum kawin
9.Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu lahir tidak
jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya
10.Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik Indonesia
selama ayah dan ibunya tidak diketahui
11.Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan ibunya
tidak mempunyai kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya
12.Anak yang dilahirkan di luar wilayah negara Republik Indonesia dari seorang ayah
dan ibu Warga Negara Indonesia yang karena ketentuan dari negara tempat anak
tersebut dilahirkan memberikan kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan
13.Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia sebelum
mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.
47 |T u g a s I l m u S o s i a l D a s a r
48 |T u g a s I l m u S o s i a l D a s a r
5. Setiap warga negara wajib turut serta dalam pembangunan untuk membangun
bangsa agar bangsa kita bisa berkembang dan maju ke arah yang lebih baik.
11. Agama dan masyarakat
Masyarakat adalah suatu sistem sosial yang menghasilkan kebudayaan (Soerjono
Soekanto, 1983). Sedangkan agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
sistem atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan, atau juga disebut dengan nama Dewa atau
nama lainnya dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang berkaitan dengan
kepercayaan tersebut. Sedangkan Agama di Indonesia memegang peranan penting dalam
kehidupan masyarakat. Hal ini dinyatakan dalam ideologi bangsa Indonesia, Pancasila:
Ketuhanan Yang Maha Esa. Sejumlah agama di Indonesia berpengaruh secara kolektif
terhadap politik, ekonomi dan budaya. Di tahun 2000, kira-kira 86,1% dari 240.271.522
penduduk Indonesia adalah pemeluk Islam, 5,7% Protestan, 3% Katolik, 1,8% Hindu,
dan 3,4% kepercayaan lainnya.
Dalam UUD 1945 dinyatakan bahwa tiap-tiap penduduk diberikan kebebasan untuk
memilih dan mempraktikkan kepercayaannya dan menjamin semuanya akan kebebasan
untuk menyembah, menurut agama atau kepercayaannya. Pemerintah, bagaimanapun,
secara resmi hanya mengakui enam agama, yakni Islam, Protestan, Katolik, Hindu,
Buddha dan Konghucu.
Dengan banyaknya agama maupun aliran kepercayaan yang ada di Indonesia, konflik
antar agama sering kali tidak terelakkan. Lebih dari itu, kepemimpinan politis Indonesia
memainkan
peranan
penting
dalam
hubungan
antar
kelompok
maupun
dan kultur di
dalam
negeri
dengan
pendatang
dari India, Tiongkok, Portugal, Arab, dan Belanda. Bagaimanapun, hal ini sudah berubah
sejak beberapa perubahan telah dibuat untuk menyesuaikan kultur di Indonesia.
49 |T u g a s I l m u S o s i a l D a s a r
Fungsi agama
Agama dalam kehidupan masyarakat sangat penting, misalnya saja dalam pembentukan
individu seseorang. Fungsi agama dalam masyarakat adalah:
fungsi agama di bidang social : dimana agama bisa membantu para anggota-anggota
masyarakat dalam kewajiban social.
Fungsi agama dalam keluarga
fungsi agama dalam sosialisasi: dapat membantu individu untuk menjadi lebih baik
diantara lingkungan masyarakat-masyarakat yang lain supaya dapat berinteraksi dengan
baik.
12. Prasangka, diskriminasi dan integrasi masyarakat.
A. SIKAP
1. Pengertian dan Komponen-Komponen Sikap
Drs. Alex Sobur dalam bukunya yang berjudul Psikologi Umum menyimpulkan bahwa:
sikap adalah kecenderungan bertindak, berpikir, berpersepsi, dan merasa, dalam
menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai. Sikap bukanlah perilaku, tetapi lebih
merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara tertetntu terhadap objek sikap.
Objek sikap bisa berupa orang, benda, tempat, gagasan, situasi, atau kelompok. Sikap
mengandung aspek evaluatif, artinya suatu penilaian (menyenangkan atau tidak
menyenangkan, suka atau tidak suka, setuju atau tidak setuju, dsb).
Sikap mempunyai tiga komponen dasar yaitu kognitif (keyakinan), afektif (perasaan), dan
konatif (tindakan). Komponen kognitif melibatkan apa yang dipikirkan dan diyakini oleh
seseorang terhadap objek sikap. Komponen afektif melibatkan perasaan atau emosi.
Sedangkan komponen konatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu
sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang. Kita sering mengekspresikan sikap
dalam pernyataan opini: (Saya senang mangga, Saya tidak mendukung partai X)
Namun meskipun sikap mengekspresikan perasaan, kita sering kali mengaitkan sikap
dengan kognisi. Jelasnya, keyakinan mengenai objek sikap (mangga mengandung
51 |T u g a s I l m u S o s i a l D a s a r
banyak vitamin, partai X tidak memperhatikan kaum miskin). Sikap juga dikaitkan
dengan tindakan yang kita ambil karma objek sikap (Saya makan mangga setiap hari,
saya tidak pernah memilih partai X). Dengan demikian, ahli psikologi social
memandang sikap sebagai gabungan dari komponen kognitif, afektif, dan konatif.
2. Pembentukan dan Perubahan Sikap
Menurut salah seorang tokoh bernama Krech dan kawan-kawanya, sikap tidak hanya
ditujukan untuk ilmu sosial saja, tetapi juga penting untuk orang yang ingin memengaruhi
kegiatan soaial, seperti orang tua, pendidik, pemimpin, pembaharu, politikus, pedagang,
dan orang-orang yang tertarik untuk mengembangkan sikap-sikap baru dan cara untuk
menguatkan atau melemahkan sikap.
Sikap terbentuk karena beberapa hal diantaranya adalah;
a. Terbentuk dari pengelaman melalui proses belajar.
Memang ada sebagian tokoh yang berpendapat bahwa ada faktor genetic yang
berpengaruh pada pembentukan sikap (Waller dkk, 1990; Keller dkk, 1992) namun
sebagian besar ahli psikologi sosial lebih berpendapat bahwa sikap terbentuk dari
pengalaman melalui proses belajar. Dampak dari pendapat ini , bahwa dapat disusun
berbagai upaya untuk mengubah sikap seseorang, misal melalui pendidikan, pelatihan,
komunikasi, penerangan dsb.
b. Terbentuknya karena norma-norma yang telah di hayati sebelumnya.
c. Terbentuknya karena meniru sikap dari pihak lain yang pernah di ketahuinya.
d. Karena adanya interaksi dengan obyek tertentu baik interaksi dalam kelompok
maupum dari luar.
e. Karena faktor intern di dalam diri pribadi manusia, yakni selektivitasnya sendiri, daya
pilihnya sendiri, atau minat perhatianya untuk menerima dan mengolah berbagai
pengaruh yang datang dari luar dirinya.
Perubahan sikap pada individu, ada yang terjadi dengan mudah dan ada yang sukar. Hal
ini bergantung pada kesiapan seseorang untuk menerima atau menolak stimulus yang
datang kepadanya. Terjadinya perubahan sikap, sering dipengaruhi oleh perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Karena perkembangan IPTEK dapat menimbulkan
pergeseran nilai dan norma, baik dalam bidang ekonomi, sosial, politik dan sebagainya.
52 |T u g a s I l m u S o s i a l D a s a r
c. Self defensiveness
Yaitu kecenderungan seseorang untuk mempertahankan sikapnya demi mempertahankan
hargadirinya.
3. Afisiliasi kelompok
Perubahan sikap seseorang sangat dipengaruhi oleh dukungan kelompok terhadap
dirinya. Seseorang yang telah memegang teguh norma kelompoknya akan sulit diubah
sikapnya secara inkongruen tetapi lebih mudah dirubah secara kongruen dengan cara
diberi arahan dan pengetahuan atau pengalaman oleh kelompoknya.
3. Fungsi dan Sumber Sikap
Seorang tokoh yang bernama Rita L. Atkinson dan kawan-kawan menyebutkan adanya
lima fungsi sikap, yaitu:
a. Fungsi instrumental
Dikatakan demikian karena sikap yang kita pegang mempunyai alasan untuk
mendapatkan suatu manfaat yang semata-mata mengekspresikan keinginan kita untuk
mendapatkan hadiah dan menghindari hukuman.
b. Fungsi nilai ekspresif
Sikap yang mengekspresikan atas mencerminkan konsep diri kita terhadap suatu obyek
tertentu.
c. Fungsi perubahan ego
Sikap yang berfungsi melindungi kita dari kecemasan atau ancaman bagi harga diri kita.
d. Fungsi penyesuaian social
Dengan sikap tertentu kita dapat menjadi anggota dari suatu komunitas tertentu.
e. Fungsi Pengetahuan
Sikap yang membantu kita memahami dunia, yang membawa keteraturan bagi berbagai
informasi yang harus kita asimilasikan dalam kehidupan sehari-hari, dikatakan memiliki
fungsi pengetahuan.
Ahli psikologi sosial (Calhoun dan Accocella, 1990) menemukan tiga sumber sikap yang
utama, yaitu:
a. Pengalaman Pribadi, sikap dapat merupakan hasil pengalaman yang menyenangkan
atau menyakitkan dengan objek sikap.
54 |T u g a s I l m u S o s i a l D a s a r
55 |T u g a s I l m u S o s i a l D a s a r
dapat disandarkan pada sikap, akan berbeda dari waktu ke waktu dan dari satu situasi ke
situasi lainya.
B. PRASANGKA
1. Definisi Prasangka
Prasangka atua prejudice berasal dari kata latin prejudicium, Prae berarti sebelum
danJudicium berarti keputusan (Hogg, 2002). Chambers English Dictionary (dalam
Brown, 2005) mengartikan prasangka sebagai penilaian atau pendapat yang diberikan
oleh seseorang tanpa melakukan pemeriksaan terlebih dahulu. Hal senada juga diberikan
oleh Hogg (2002), yang menyatakan bahwa prasangka merupakan sikap sosial atau
keyakinan kognitif yang merendahkan, ekspresi dari perasaan yang negatif, rasa
bermusuhan atau perilaku diskriminatif kepada anggota dari suatu kelompok sosial
tertentu sebagai akibat dari keanggotaannya dalam kelompok tertentu.
Sedangkan menurut (Soelaiman;1987) pengertianya sebagai berikut:
1)
Semula diartikan sebagai suatu preseden, artinya keputusan yang diambil atas dasar
56 |T u g a s I l m u S o s i a l D a s a r
usia skolah dan lingkunngan sekitar menjadi pengaruh prasangka pada usia dewasa dan
tua.
Beberapa hal yang dapat menjadi sumber terbentuknya prasangka pada seseorang adalah
sebagai berikut:
a. Perbedaan antar kelompok/ perbedaan antar ras atau etnis.
Prasaangka yang bersumber dari perbedaan etnis dapat di temukan pada masyarakat
heterogen. Yang mempunyai latar kebudayaan yang berbeda-beda. Sedangkan yang
bersumber dari perbedaan ras dapat di temukan dalam masyarakat yang multirasial
seperti amerika dan Negara-negara eropa lainya.
b. Perbedaan idiologi
Ini terjadi pada masarakat di Negara yang memiliki idiologi yang kuat terhadap idiologi
lain yang menjadi lawanya.
c. Perbedaan yang bersumber dari kejadian historis.
Contohnya:prasangka terhadap orang yang berkulit putih terhadap negro di amerika
serikat. Yang berkar dari sejarah perbudakan orang-orang negro pada sekitar 300 tahun
yang lalu. Walupun sekarang orang-orang negro sudah bangkit tetapi tetap saja orangorang berkulit putih menganggap orangt negro sebagai manusua pemalas,bodoh,
brutal dll.
3. Upaya Mengatasi Prasangka
Sesungguhnya mustahil bahwa prasangka dapat dihapuskan. Sebab selain prasangka itu
bersumber dari dalam diri manusia dan interaksi antar manusia, juga disebabkan terlalu
banyaknya faktor yang mempengaruhu prasangka, sehingga rasanya tidak ada satupun
jalan terbaik untuk menghilangkan prasangka.
Meskipun demikian, prasangka dapat diantisipasi. Karena itu prasangka dapat dikurangi
dampaknya. Para ahli menyebutkan usaha-usaha mengurangi prasangka harus dimulai
dari pendidikan anak-anak di rumah dan di sekolah oleh orang tua dan guru. Sehubungan
hal tersebut, pengajaran-pengajaran yang dapat menimbulkan prasangka sosial haruslah
dihindari.
Upaya yang lain adalah dengan mengadakan kontak antara dua kelompok yang
berprasangka, dan permainan peran atau role playing, yakni orang yang berprasangka
diminta untuk berperan sebagai orang yang menjadi korban prasangka, sehingga orang
57 |T u g a s I l m u S o s i a l D a s a r
yang berprasangka akan merasakan, mengalami, dan menghayati segala penderitaan yang
menjadi korban prasangka.
58 |T u g a s I l m u S o s i a l D a s a r
2. Menerapkan sistem sosial yang bersifat kolektiva sosial dalam masyarakat dalam
segala bidang.
3. Membiasakan sistem kepribadian yang terintegrasi dengan nilai-nilai sosial
kemasyarakatan yang terwujud sdalam pola-pola penglihatan (persepsi), perasaan
(cathexis), sehingga pola-pola penilaian yang berbeda dapat disamakan sebagai pola-pola
keindonesiaan.
4. Mendasarkan pada nasionalime yang tidak diklasifikasikan atas persamaan ras,
melainkan identitas kenegaraan.
Setelah pembahasan diatas kita dapat memahami secara jelas makna dan fungsi penting
sebuah integrasi sosial dalam masyarakat. Seperti kita ketahui Indonesia sebagai negara
yang multi-etnis tentunya sangat rawan dengan konflik SARA. Maka dari itu integrasi
sosial hadir untuk mengharmonisasi masyarakat, sehingga konflik tersebut dapat dicegah.
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembaca sekalian.
Prasangka dan Diskriminasi
Prasangka atau prejudice berasal dari kata latian prejudicium, yang pengertiannya
sekarang mengalami perkembangan sebagai berikut :
a. semula diartikan sebagai suatu presenden, artinya keputusan diambil atas dasar
pengalaman yang lalu
b. dalam bahas Inggris mengandung arti pengambilan keputusan tanpa penelitian dan
pertimbangan yang cermat, tergesa-gesa atau tidak matang
c. untuk mengatakan prasangka dipersyaratkan pelibatan unsur-unsur emosian (suka atau
tidak suka) dalam keputusan yang telah diambil tersebut
Dalam konteks rasial, prasangka diartikan:suatu sikap terhadap anggota kelompok etnis
atau ras tertentu, yang terbentuk terlalu cepat tanpa suatu induksi . Dalam hal ini
terkandung suatu ketidak adilan dalam arti sikap yang diambilkan dari beberapa
pengalaman dan yang didengarnya, kemudian disimpulkan sebagai sifat dari anggota
seluruh kelompok etnis.
Prasangka (prejudice) diartikan suatu anggapan terhadap sesuatu dari seseorang bahwa
sesuatu itu buruk dengan tanpa kritik terlebih dahulu. Bahasa arab menyebutnya
62 |T u g a s I l m u S o s i a l D a s a r
sukhudzon. Orang, secara serta merta tanpa timbang-timbang lagi bahwa sesuatu itu
buruk. Dan disisi lain bahasa arab khusudzon yaitu anggapan baik terhadap sesuatu.
Prasangka menunjukkan pada aspek sikap sedangkan diskriminasi pada tindakan.
Menurut Morgan (1966) sikap adalah kecenderungan untuk merespon baik secara positif
atau negarif terhadap orang, obyek atau situasi. Sikap seseorang baru diketahui setelah ia
bertindak atau beringkah laku. Oleh karena itu bisa saja bahwa sikap bertentangan
dengan tingkah laku atau tindakan. Jadi prasangka merupakan kecenderungan yang tidak
nampak, dan sebagai tindak lanjutnya timbul tindakan, aksi yang sifatnya realistis.
Dengan demikian diskriminatif merupakan tindakan yang relaistis, sedangkan prsangka
tidak realistis dan hanya diketahui oleh diri individu masing-masing.
Prasangka ini sebagian besar sifatnya apriori, mendahului pengalaman sendiri (tidak
berdasarkan pengalaman sendiri), karena merupakan hasil peniruan atau pengoperan
langsung pola orang lain. Prasangka bisa diartikan suatu sikap yang telampau tergesagesa, berdasarkan generalisasi yang terlampau cepat, sifat berat sebelah, dan dibarengi
proses simplifikasi (terlalu menyederhanakan) terhadap sesuatu realita. Dalam kehidupan
sehari-hari prasangka ini banyak dimuati emosi-emosi atau unsure efektif yang kuat.
Tidak sedikit orang yang mudah berprasangka, namun banyak juga orang-orang yang
lebih sukar berprasangka. Mengapa terjadi perbedaan cukup menyolok ? tampaknya
kepribadian dan inteligensi, juga faktor lingkungan cukup berkaitan engan munculnya
prasangka. Orang yang berinteligensi tinggi, lebih sukar berprasangka, mengapa ? karena
orang-orang macam ini berikap dan bersifat kritis. Prasangka bersumber dari suatu sikap.
Diskriminasi menunjukkan pada suatu tindakan. Dalam pergaulan sehari-hari sikap
prasangka dan diskriminasi seolah-olah menyatu, tak dapat dipisahkan. Seseorang yagn
mempunyai prasangka rasial, biasanya bertindak diskriminasi terhadap ras yang
diprasangkainya. Walaupun begitu, biasa saja seseorang bertindak diskriminatof tanpa
latar belakang prasangka. Demikian juga sebaliknya seseorang yang berprasangka dapat
saja bertindak tidak diskriminatif.
Sebab-sebab timbulnya prasangka dan diskriminasi :
1. Berlatar belakang sejarah
2. Dilatar-belakangi oleh perkembangan sosio-kultural dan situasional
63 |T u g a s I l m u S o s i a l D a s a r
65 |T u g a s I l m u S o s i a l D a s a r
66 |T u g a s I l m u S o s i a l D a s a r
DAFTAR PUSTAKA
1. http://muchad.com/teori-ilmu-sosial-hakikat-tujuan-ilmu-sosial-dasar.html
2. Wahyu, Ramdani, M.Ag.,M.Si. ISD (Ilmu Sosial Dasar). Pustaka Setia. Bandung :
2007
3. Soelaeman, M. Munandar. Ilmu Sosial Dasar Teori dan Konsep Ilmu Sosial.
Refika Aditama. Bandung : 2004
4. www.google.com. Pengertian masyarakat. Website: Universitas Guna Darma
5. http://cahyamenethil.wordpress.com/2010/11/23/pelapisan-sosial-dan-kesamaanderajat/
67 |T u g a s I l m u S o s i a l D a s a r