Professional Documents
Culture Documents
Kelompok 10
Delis Saniatil H
31113062
Herlin Marlina
31113072
Ria Hardianti
31113096
Farmasi 4B
PRODI S1 FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAKTI TUNAS HUSADA
TASIKMALAYA
2016
I. TUJUAN
1. Menentukan kadar formalin dalam bakso yang beredar di pasaran
2. Melakukan analisis kadar formalin dalam suatu bahan pangan
II.
PRINSIP
Gugus aldehid dari formaldehid akan berikatan kovalen koordinasi dengan
III.
DASAR TEORI
Bahan Tambahan Pangan adalah bahan yang ditambahkan dengan sengaja
polyoxythylene
glycols,
methanol,
formoform,
superlisoform,
memperpanjang daya awet bakso karena bakso hanya memiliki masa simpan satu
hari pada suhu kamar. Bakso memiliki masa simpan satu hari pada suhu kamar
karena bakso memiliki kandungan protein yang tinggi, kadar air sekitar 80% dan
memiliki sifat keasaman yang rendah sehingga bakso tidak dapat bertahan lama
dan rentan terhadap kerusakan (Widyaningsih dan Murtini, 2006).
Analisis kualitatif formalin dapat dilakukan untuk menyatakan ada tidaknya
formalin dalam suatu bahan yang diuji dengan cara menambahkan pereaksi kimia
(reagen) tertentu pada bahan yang diduga mengandung formalin sehingga
dihasilkan suatu perubahan warna yang khas (Widyaningsih dan Murtini, 2006),
salah satunya menggunakan reagen 2,4- dinitrofenilhydrazine (2,4-DNPH) yang
dapat bereaksi dengan hampir semua aldehida dan keton. Metode spektrofotometri
merupakan metode dalam analisis kuantitatif formalin yang sering digunakan
karena metode ini lebih sederhana, cepat, ekonomis dan memiliki sensitifitas yang
baik dalam menentukan kadar dengan konsentrasi kecil dalam bahan makanan.
Sampel
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
V.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Bakso
Aquadest
Asam fosfat
Buffer fosfat
Pereaksi Schiff
Pereaksi DNPH
PROSEDUR
1. Preparasi Sampel
Blender sampel
dengan
ditambahkan sedikit
air hingga lembut
timbang sebanyak
30 gram
Larutkan sampel
yang sudah lembut
dengan 50 ml
aquadest
Tambahkan asam
phosphat sampai pH 3
2. Destilasi
Masukkan sampel
ke dalam labu
destilasi
Masukkan batu
didih, lalu labu
destilat dihubungkan
dengan pendingin
3. Analisis Kualitatif
Ambil 1 ml hasil
destilat ke dalam
tabung reaksi
Hasil destilat
ditampung dalam
erlenmeyer yang
berisi 10 ml air
Tambahkan
beberapa tetes
Pereaksi Schiff
Tambahkan buffer
fosfat sampai pH 6,8
4. Analisis Kuantitatif
a. Pembuatan Larutan Blanko
Tambahkan 1 mL
DNPH kedalam
aquadest
Lakukan destilasi
VI.
Hasil destilasi
ditambahkan dengan
DNPH
Ukur serapannya
dengan
spektrofotometri UVVis pada panjang
gelombang 354 nm
Masukkan ke dalam
labu ukur 25 ml
tambahkan air hingga
tanda batas
Tambahkan dapar
phospat hingga pH 6,8
HASIL PENGAMATAN
Berat sampel : 10 gram
Analisis Formalin
Uji Kualitatif :
Sampel ditambahkan pereaksi schiff
Hasil Pengamatan
(-) tidak menghasilkan warna merah
ungu (sampel tidak mengandung
formalin)
Uji Kuantitatif :
Sampel ditambahkan pereaksi DNPH dan
buffer phospat hingga pH 6,8 diukur
absorbansinya pada panjang gelombang
354 nm
VII.
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini kami menganalisis kandungan kadar formalin yang
terdapat di dalam sampel. Sampel yang kami gunakan yaitu berupa bakso yang
kami dapatkan di daerah sekitar kampus STIKes BTH Tasikmalaya. Pereaksi yang
kami gunakan dalam praktikum analisis formalin ini yaitu dengan mengguanakan
pereaksi DNPH dengan menggunakan metode spektrofotometer UV-Vis.
Penggunaan formalin pada produk makanan adalah melanggar Peraturan
Menteri Kesehatan RI No. 1168/Menkes/Per/X/1999 tentang bahan tambahan
makanan. Peraturan tersebut secara jelas mengatakan bahwa formalin sebagai
bahan kimia yang dilarang digunakan di dalam makanan. Formalin sangat
berbahaya jika terhirup, mengenai kulit dan tertelan. Akibat yang bisa ditimbulkan
seperti luka bakar pada kulit, iritasi pada saluran pernafasan, reaksi alergi dan
bahaya kanker pada manusia (BPOM, 2003).
Sebelum dilakukan analisis formalin pada bakso, terlebih dahulu sampel
dihaluskan dengan cara diblender. Sampel dihaluskan bertujuan agar senyawa
yang akan dianalisis akan lebih mudah keluar dari bahan tambahan lainnya saat
proses isolasi dilakukan. Setelah dihaluskan kemudian sampel dilarutkan dengan
air sebanyak 50 ml, dan dioptimasi pH dengan menambahkan beberapan tetes
asam phospat pekat hingga pH-nya mencapai 3. Penambahan asam phospat
bertujuan untuk mengubah formalin menjadi formaldehid.
Kemudian dilakukan destilasi, Proses destilasi ini dilakukan untuk
memisahkan formalin dari matriks lainnya serta mengubah formalin menjadi
formaldehid yang berbentuk gas. Hasil destilasi ditampung dengan Erlenmeyer
yang berisi air 10 mL. Erlenmeyer yang berisi 10 ml air yang bertujuan untuk
mengubah kembali formaldehid yang berbentuk gas menjadi formalin.
Penetapan
kadar
formalin
dilakukan
dengan
menggunakan
KESIMPULAN
Dari hasil praktikum diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Dalam sampel bakso tidak mengandung formalin.
2. Sampel bakso yang digunakan memenuhi syarat ketentuan Peraturan
Menteri Kesehatan RI No. 1168/Menkes/Per/X/1999 tentang bahan
tambahan pangan, bahwa formalin dalam makanan sangat dilarang.
DAFTAR PUSTAKA
Astawan, Made. (2006). Mengenal Formalin dan Bahanya. Jakarta : Penebar
Swadaya
Usmiati.
S.
2009.Bakso
Sehat.
Warta
Penelitian
dan
Pengembangan
LAMPIRAN
Dokumentasi
Keterangan
Destilat