Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh:
Shinta Dewi Wulandari
H2A012001
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2015
HALAMAN PERSETUJUAN
Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing Proposal Karya Tulis Ilmiah dari:
Nama
NIM
: H2A012001
Fakultas
: Kedokteran
Universitas
Tingkat
Judul
Bagian
Pembimbing I
A.
B.
C.
D.
E.
Latar Belakang.......................................................................................
Rumusan Masalah..................................................................................
Tujuan penelitian....................................................................................
Manfaat Penelitian..................................................................................
Keaslian Penelitian.................................................................................
1
3
3
4
4
28
28
28
29
30
30
31
32
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Skema Analisis Determinan Kesakitan dan Kematian Maternal
Gambar 2. Kerangka Teori Penelitian Gambaran Pelaksanaan Pelayanan Obstetri
Emergensi dan Kejadian Kematian Maternal di RSUD Tugurejo
Gambar 3. Alur Penelitian
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Definisi Istilah yang Berkaitan dengan Kematian Maternal Menurut ICD10
Tabel 2. Keaslian Penelitian Penelitian Gambaran Pelaksanaan Pelayanan Obstetri
Emergensi dan Kejadian Kematian Maternal di RSUD Tugurejo
Tabel 3. Kompetensi yang Harus Dimiliki Penolong Persalinan Terlatih
Tabel 4. Jadwal Penelitian
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Master Tabel Penelitian
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia masih dinilai memiliki derajat kesehatan ibu yang rendah.
(Bhandari 2012)
Development Goals (MDGs) adalah Angka Kematian Ibu (AKI). (Sauvarin 2006)
Angka Kematian Ibu di Indonesia meningkat dari 228 per 100.000
kelahiran pada tahun 2007 menjadi 359 per 100.000 kelahiran pada tahun
2012. (Kementerian, Profil Kesehatan Indonesia 2013 2014) Peningkatan ini berarti telah banyak
jiwa yang tidak berhasil diselamatkan mengingat besarnya populasi di
Indonesia.
Angka Kematian Ibu di Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 berdasarkan
laporan dari kabupaten/kota adalah sebesar 116,34/100.000 kelahiran
hidup. Angka tersebut mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan
AKI pada tahun 2011 sebesar 116,01/100.000 kelahiran hidup.
Provinsi Jawa Tengah 2013)
(Dinas Kesehatan
(Sauvarin 2006)
Di
ektopik
terganggu,
hipertensi-preeklampsia-eklampsia,
Alamsyah 2012)
keselamatan
nyawa
manusia
semuanya...
Mencegah
Analisis
Faktor Risiko
Kematian Ibu
(Studi Kasus
di Kabupaten
Banyumas)
Nurul Aeni
Faktor Risiko
Kematian
maternal
Tujuan
Untuk
mengetahui
faktor risiko yang
mempengaruhi
AKI di
Kabupaten
Banyumas
Persamaan
Variabel:
kejadian
kematian
maternal
Perbedaan
Jenis
penelitian:
Deskriptif
Variabel:
Pelaksanaan
pelayanan
obstetri
emergensi
Untuk
Menggambarkan
kematian
maternal di
Kabupaten Pati
dan menganalisis
faktor risiko
kematian
maternal di
Kabupaten Pati
Tahun 2011
Variabel:
kejadian
kematian
maternal
Jenis
penelitian:
Deskriptif
Variabel:
Pelaksanaan
pelayanan
obstetri
emergensi
E. Manfaat
1. Bagi Peneliti
Peneliti dapat mengembangkan pola pikir penelitian ilmiah secara
sistematis.
2. Bagi Tenaga Medis
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan sehingga tenaga
medis dapat meningkatkan kinerja dalam memberikan pelayanan
kesehatan ibu.
3. Bagi Institusi
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan sehingga institusi
dapat menyusun strategi pelayanan untuk meningkatkan kesehatan
maternal.
4. Bagi Pemerintah Daerah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
1. Pelayanan Obstetri Emergensi
Intervensi teknis untuk menurunkan kematian maternal telah diketahui
dengan baik. Suatu paket penyelamatan hidup ibu dan bayi antara lain
kombinasi dari penolong persalinan terlatih, pelayanan obstetrik
emergensi, dan sistem rujukan emergensi. Pelayanan obstetrik emergensi
dan penolong persalinan terlatih telah menggeser fokus kesehatan dari
dekade lalu yaitu pelayanan antenatal. Mayoritas komplikasi obstetrik
tidak dapat diprediksi sehingga semua ibu hamil harus dinilai berisiko
mengalami komplikasi yang memerlukan akses cepat terhadap pelayanan
obstetrik emergensi. Diperkirakan 73% kematian maternal dapat dicegah
dengan meningkatkan cakupan dari tiga intervensi kunci ini hingga 99%,
(Sauvarin 2006)
dalam
kehamilan,
persalinan,
dan
masa
nifas. Yang
Emergensi
Komprehensif
(PONEK)
dalam
suatu
antara
lain
penggunaan
partograf
untuk
memantau
10
Kesehatan Nomor 1057/MENKES/SK/XI/2008 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Obstetri dan Neonatal
Emergensi Komprehensif (PONEK) 24 Jam di Rumah Sakit 2008)
Penyelenggaraan
Pelayanan
Obstetri
dan
Neonatal
Keputusan
1057/MENKES/SK/XI/2008
Menteri
tentang
Kesehatan
Pedoman
Nomor
Penyelenggaraan
11
ektopik
terganggu,
hipertensi-preeklampsia-
12
episiotomi,
kraniotomi
dan
kraniosentesis,
13
penambahan
layanan,
yaitu
adanya
pelayanan
Pelayanan
Obstetri
dan
Neonatal
Emergensi
14
75%.
Penyelenggaraan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) 24 Jam di Rumah Sakit 2008)
15
Seorang penolong persalinan terlatih dapat melakukan fungsi di bawah ini di rumah atau di
fasilitas kesehatan:
1. Menolong persalinan normal dengan aman menggunakan teknik aseptic
2. Menggunakan partograf untuk mendeteksi partus macet
3. Melakukan penatalaksanaan manajemen aktif kala 3
4. Melakukan asuhan segera pada bayi baru lahir termasuk resusitasi
5. Melakukan manajemen awal perdarahan postpartum dengan penggunaan oksitosin
parenteral dan masase abdomen
6. Melakukan manajemen awal preeclampsia dan eklampsia dengan menggunakan
magnesium suflat
7. Dapat mengenali dan menatalaksana infeksi postpartum dengan penggunaan antibiotik
parenteral
8. Mengetahui bagaimana dan kapan merujuk ibu ke pelayanan kesehatan di atasnya dan
stabilisasi selama perjalanan
Di fasilitas kesehatan seorang penolong persalinan terlatih harus dapat melakukan semua hal
tersebut di atas ditambah:
9. Penjahitan luka robekan vagina dan perineum
10. Melakukan manual plasenta
11. Melakukan persalinan pervaginam tindakan dengan menggunakan ekstraksi vakum.
12. Menatalaksana abortus inkomplet dengan menggunakan manual vacuum aspiration
(MVA)
sarana
dan
prasarana
untuk
penatalaksanaan
16
menurunkan
tiga
terlambat:
terlambat
mengambil
17
(World 2014)
Survei
18
Wanita
19
20
menjadi tiga
21
(Saifuddin
Determinan Jauh
Determinan Tengah
Hasil Keluaran
Komplikasi
Satus Masyarakat
Kesakitan / Kematian M
Kesejahteraan kolektif
Sumber daya di masyarakat (dokter, klinik, ambulans,
dan lain-lain)
Perilaku Mencari
Pelayanan Kesehatan atau Penggunaan Fasilitas Kesehatan
Penggunaan kontrasepsi
Pelayanan prenatal
Pelayanan persalinan dan kelahiran modern
Pelayanan praktik tradisional yang membahayakan
Pelayanan abortus provocatus criminalis
19
20
20
(Sauvarin
kematian
maternal
secara
tidak
langsung
21
1) Status Kesehatan
Status kesehatan personal seorang wanita sebelum dan selama
kehamilan memiliki pengaruh penting akan ada atau tidaknya risiko
terjadinya komplikasi. Riwayat kesehatan yang sebelumnya telah
ada yang diperburuk oleh kehamilan dan persalinan sehingga
menyebabkan seperempat kematian maternal di negara berkembang
adalah malaria, hepatitis, anemia, dan malnutrisi. Adanya beberapa
kondisi tersebut membuat risiko kematian seorang wanita lebih
tinggi daripada adanya satu komplikasi langsung kehamilan. Saat
seorang wanita mengidap malaria, sebagai contohnya, ia akan
mengalami kehamilan yang lebih berat dan terjadi anemia yang
dapat meningkatkan peluang terjadinya perdarahan.
1992)
2) Status Reproduksi
Hubungan
antara
kematian
maternal
dan
karakteristik
22
23
(Kementerian,
Yang
Permasalahan
24
25
yang
dapat
mempengaruhi
kesehatan
anggota
26
bahwa pencegahan tidaklah cukup. Upaya pencegahan ibu risiko tinggi dan
peningkatan substansial status kesehatan ibu tidak akan menghilangkan
secara total komplikasi yang mungkin terjadi. Program komprehensif untuk
mencegah kematian maternal harus meliputi deteksi dan tata laksana
komplikasi selama kehamilan, persalinan, dan nifas. Program-program
tersebut harus dapat menyediakan pelayanan yang adekuat untuk mengatasi
komplikasi yang dapat dideteksi sejak awal kehamilan dan juga
menyediakan pelayanan emergensi untuk komplikasi yang tidak dapat
diprediksi sejak awal kehamilan. Beberapa komplikasi sulit untuk
diprediksi dan juga banyak kasus yang baru muncul pada saat persalinan.
Pelayanan obstetri emergensi akan secara langsung menurunkan kematian
maternal dengan meningkatkan penyelamatan ibu yang mengalami
komplikasi. Tahap
penatalaksanaan
yang
dibutuhkan
tidak
selalu
(McCarthy and
B. Kerangka Teori
Determinan Jauh
Determinan Tengah
Hasil Keluaran
Gambar 2. Kerangka Teori Penelitian Gambaran Pelaksanaan Pelayanan Obstetri Emergensi dan Kejadian Kematian Maternal
di RSUD Tugurejo
26
27
C. Kerangka Konsep
Dalam penelitian ini akan dilakukan penggambaran pelayanan obstetri
emergensi yang meliputi pelayanan pada masa antenatal (yang meliputi
kasus perdarahan pada kehamilan muda atau abortus, nyeri perut dalam
kehamilan muda dan lanjut, kehamilan ektopik dan kehamilan ektopik
terganggu,
hipertensi-preeklampsia-eklampsia,
perdarahan
pada
masa
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup keilmuan
B. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode
observasi. Pada penelitian ini dilakukan pengamatan dan analisis
mengenai pelaksanaan pelayanan obstetri emergensi pada subjek yang
mengalami kasus kematian maternal di RSUD Tugurejo.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang hamil,
bersalin, dan nifas di Instalasi Gawat Darurat, Ruang Bersalin,
Instalasi Bedah Sentral, Ruang Nifas RSUD Tugurejo terhitung dari 1
Januari 2011 hingga 31 Juli 2015.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil, bersalin,
atau nifas yang mengalami kematian maternal di Instalasi Gawat
Darurat, Ruang Bersalin, Instalasi Bedah Sentral, Ruang Nifas RSUD
Tugurejo RSUD Tugurejo tahun 2011-2015.
a. Besar Sampel
Penelitian ini menggunakan total sampling. Semua ibu hamil,
bersalin, atau nifas yang mengalami kematian maternal di Instalasi
Gawat Darurat, Ruang Bersalin, Instalasi Bedah Sentral, Ruang
Nifas RSUD Tugurejo RSUD Tugurejo tahun 2011-2015 yang
28
29
Definisi Opersional
Kategori
Cara Ukur
Pelayanan perdarahan pada kehamilan
1. Parsial
Data sekunder
a. Sesuai
muda, nyeri perut dalam kehamilan muda
diukur dari
SPO
dan lanjut, kehamilan ektopik dan
kelengkapan tahap
b. Tidak
kehamilan ektopik terganggu, hipertensipenatalaksanaan
sesuai
preeklampsia-eklampsia, perdarahan pada
yang tercantum pada
SPO
masa kehamilan, kehamilan metabolik, dan
riwayat perawatan
2. Total
kelainan vaskuler atau jantung, persalinan
di rekam medis
a. Sesuai
dengan parut uterus, persalinan dengan
berdasarkan Standar
SPO
distensi uterus, gawat janin dalam
b. Prosedur
persalinan, pelayanan terhadap syok,
Operasional (SPO)
ketuban pecah dini, persalinan macet,
di RSUD Tugurejo
induksi dan akselerasi persalinan, aspirasi
vakum manual, ekstrasi cunam, sectio
caesarea, episiotomi, kraniotomi dan
kraniosentesis, malpresentasi dan malposisi,
distosia bahu, prolapsus tali pusat, plasenta
manual, perbaikan robekan serviks,
perbaikan robekan vagina dan perineum,
perbaikan robekan dinding uterus, reposisi
invertio uteri, histerektomi, sukar bernapas,
kompresi bimanual dan aorta, dilatasi dan
kuretase, ligase arteri uterina, anesthesia
umum dan lokal untuk sectio caesarea,
anesthesia spinal, ketamine, blok pudendal,
demam pasca persalinan, perdarahan pasca
persalinan, nyeri perut pasca persalinan,
pelayanan darah, dan perawatan intensif
(meliputi pemantauan terapi cairan,
pengawasan gawat napas atau ventilator,
Skala Ukur
Nominal
30
Kejadian
Kematian
Ibu
perawatan sepsis)
Semua kematian yang terjadi selama masa
kehamilan, persalinan, dan nifas tanpa
melihat usia dan lokasi kehamilan, termasuk
akibat kecelakaan di RSUD Tugurejo.
Adapun
yang
dimaksud
dengan
Total
Data sekunder
diukur dari
informasi hasil akhir
perawatan yang
tercantum di rekam
medis.
adalah
>50%
langkah
31
32
H. Jadwal Penelitian
Adapun jadwal penelitian ini adalah:
Tabel 4. Jadwal Penelitian
No
.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Kegiatan
Juni
2 3
Juli
2 3
Agustus
1 2 3 4
September
1 2 3 4
Oktober
1 2 3 4
November
1 2 3 4
Penyusunan proposal
Konsultasi pembimbing
Sidang proposal
Perbaikan proposal
Mengurus izin penelitian
Pengumpulan data
Analisis data
Penyusunan laporan
Konsultasi pembimbing
Sidang skripsi
Revisi skripsi akhir
33
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
RSUD Tugurejo menangani banyak kasus dalam menjalankan perannya
sebagai rumah sakit PONEK. Berikut rincian kasus yang terjadi di RSUD
Tugurejo periode 2011 s.d. Juli 2015.
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Persalinan, Komplikasi Obstetri,
Kematian Maternal di RSUD Tugurejo Tahub 2011 s.d. 2015
No
1509
2077
2191
1720
Distribusi
Komplikasi
Obstetri
158
281
306
334
Frekuensi
Komplikasi
Obstetri
10,47%
13,53%
13,97%
19,42%
Distribusi
Kematian
Maternal
5
6
6
5
Frekuensi
Kematian
Maternal
0,33%
0,29%
0,27%
0,29%
1148
213
18,55%
0,34%
8645
1292
15,18%
26
0,30%
Jumlah
Persalinan
Tahun
1
2
3
4
2011
2012
2013
2014
2015 (Januari
5
s.d. Juli)
Total/Rerata
No
Tahun
Jumlah
Persalinan
2011
1509
2012
2077
1587
73
3
4
2013
2014
2191
1720
1598
1132
121
135
Frekuensi
Persalinan
Pervaginam
Normal Vacuum
79,06%
76,41%
72,93%
65,81%
Distribusi
SC
Proporsi
SC
5,37%
235
15,62%
3,51%
417
20,13%
5,52%
7,85%
472
453
21,60%
26,41%
2015
(Januari
s.d. Juli)
Subtotal/Rerata
Total
5
1148
695
68
60,54%
5,92%
385
33,65%
8645
8645
6205
6683
478
71,95%
5,63%
1962
1962
23,48%
CFR
2,5%
1,7%
1,6%
0,8%
0,4%
1,4%
Diagnosis Utama
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Preeklampsia/Eklampsia
Perdarahan
Gangguan jantung
Datang meninggal
Penyakit lain (Limfadenitis TB)
Partus Prematurus Imminens
PostSC - MOW
Total
Distribus
i
9
4
2
2
1
1
1
20
Frekuens
i
45%
20%
10%
10%
5%
5%
5%
100%
Nomor SPO
12/SPOS/00/A 001
12/SPOS/00/A 002
12/SPOS/00/A 003
12/SPOS/00/A 004
12/SPOS/00/A 012
12/SPOS/00/A 013
12/SPOS/00/A 017
12/SPOS/00/A 018
12/SPOS/00/A 019
12/SPOS/00/A 020
12/SPOS/00/A 021
12/SPOS/00/A 022
12/SPOS/00/A 023
12/SPOS/00/A 024
12/SPOS/00/A 025
12/SPOS/00/A 050
12/SPOS/00/A 052
12/SPOS/00/A 053
12/SPOS/00/A 054
Jenis SPO
Pencegahan kehamilan risiko tinggi
Pengadaan darah darurat
Seleksi perawatan ibu risiko tinggi
Pengadaan darah permintaan transfusi darah cito
Ibu hamil/melahirkan dengan diabeter mellitus
Ibu hamil dengan janin hidrosefalus
Perdarahan antepartum
Preeklampsia berat
Hiperemesis gravidarum
Ketuban pecah dini
Mola hidatidosa
Abortus imminens
Abortus insipiens
Abortus inkompletus
Menerima pasien dari instalasi bedah sentral
Standar pelayanan SC / teknik operasi SC
Persiapan tindakan ekstraksi forseps
Teknik ekstraksi forseps
Persiapan ekstraksi vakum
20
21
12/SPOS/00/A 055
12/SPOS/00/A 057
22
12/SPOS/00/A 059
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
12/SPOS/00/A 061
12/SPOS/00/A 062
12/SPOS/00/A 064
12/SPOS/00/A 065
12/SPOS/00/A 067
12/SPOS/00/A 068
12/SPOS/00/A 069
12/SPOS/00/A 070
12/SPOS/00/A 074
12/SPOS/00/A 076
Nomor RM
269590
263601
249975
399235
Nama
Ny. TR
Ny. JY
Ny. SRA
Ny. JDP
Diagnosis Utama
Preeklampsia nifas
Preeklampsia berat
Eklampsia
Preeklampsia nifas
047361
Ny. WL
Retensio plasenta
6
7
8
396380
392312
008527
Ny. KR
Ny. MM
Ny. DIW
412431
Ny. PR
10
11
12
406331
245506
414434
Ny. LR
Ny. SM
Ny. RF
13
405382
Ny. TL
14
182685
Ny. RK
Eklampsia
Preeklampsia berat
Preeklampsia berat
DOA
Susp. Eklampsia,
HELLP syndrome
Plasenta previa
Preeklampsia berat
PostSC dan MOW
Partus Prematurus
Imminens
SVT
Impending
eklampsia
SVT, VES
Atonia uteri
Solusio plasenta,
Aspirasi makanan
Limfadenitis TB
15
462957
Ny. DR
16
17
459535
454377
Ny. JM
Ny. NK
18
479475
Ny. ALA
19
249093
Ny. YW
Nomor SPO
12/SPOS/00/A 018
12/SPOS/00/A 018
12/SPOS/00/A 018
12/SPOS/00/A 018
12/SPOS/00/A 061
12/SPOS/00/A 064
12/SPOS/00/A 065
12/SPOS/00/A 018
12/SPOS/00/A 018
12/SPOS/00/A 018
Penilaian
Parsial
Parsial
Total
Parsial
Parsial
Total
Parsial
Parsial
Total
12/SPOS/00/A 017
12/SPOS/00/A 018
12/SPOS/00/A 018
12/SPOS/00/A 017
12/SPOS/00/A 074
Total
Parsial
Parsial
Total
Parsial
12/SPOS/00/A 018
12/SPOS/00/A 017
Parsial
12/SPOS/00/A 065
Parsial
Parsial
12/SPOS/00/A 017
Total
12/SPOS/00/A 076
Total
20
474011
Ny. DY
DOA
Pasien Rujukan ec
Kala II macet, fetal
distres, susp.
Panggul sempit
Total
Frekuensi
8
12
20
Distribusi
40%
60%
100%
Diagnosis Utama
Preeklampsia/Eklampsia
Perdarahan
Gangguan Jantung
Datang meninggal
Penyakit lain
(Limfadenitis TB)
Partus Prematurus
Imminens
PostSC MOW
Total
Kesesuaian Penatalaksanaan
Total
Parsial
Frekuensi Distribusi Frekuensi Distribusi
2
22,22%
7
77,78%
2
50,00%
2
50,00%
0
2
100%
2
100%
0
1
100%
0
-
Total
Frek.
9
4
2
2
1
100%
0
9
1
12
100%
-
1
20
pengambilan data, mulai dari perizinan hingga pencarian data rekam medis.
Sangat disayangkan beberapa data rekam medis tidak dapat ditemukan akibat
penyimpanan rekam medis pasien yang meninggal sengaja dipisahkan di
ruangan tersendiri. Pemisahan tersebut dibarengi dengan ketidakrapihan
penyusunan data rekam medis pasien yang meninggal sehingga mempersulit
pencarian beberapa data. Ditemukan 20 rekam medis kasus kematian
maternal dari total 26 kasus yang terjadi dari tahun 2011 hingga Juli 2015.
Data yang terkumpul menunjukkan terjadinya peningkatan proporsi
penanganan komplikasi obstetri, stabilnya jumlah kematian maternal dalam
kisaran 0,30%, penurunan proporsi persalinan pervaginam secara normal,
fluktuasi proporsi persalinan dengan bantuan vacuum extractor, peningkatan
proporsi
SC,
sebagian
besar
kasus
kematian
disebabkan
oleh
dini adanya faktor risiko dan komplikasi serta penanganan yang adekuat
sedini mungkin, merupakan kunci keberhasilan dalam penurunan AKI.
Diperkirakan sekitar 15-20% ibu hamil akan mengalami komplikasi
kebidanan. Komplikasi dalam kehamilan dan persalinan tidak selalu dapat
diduga sebelumnya. Oleh karena itu, semua persalinan harus ditolong oleh
tenaga kesehatan agar komplikasi kebidanan dapat segera dideteksi dan
ditangani. (Kementerian Kesehatan RI 2010)
RS menerima banyak komplikasi obstetri
Jumlah/proporsi penanganan komplikasi obs di RS lain
% kematian maternal di RS lain
Rumah sakit sebagai tempat rujukan akhir kasus kebidanan dan bayi
baru lahir memegang peranan penting dalam upaya penyelamatan ibu dan
bayi baru lahir, karena sekitar 5-15% kasus komplikasi membutuhkan
tindakan yang hanya bisa dilakukan di rumah sakit seperti seksio sesaria
dan transfusi darah. (Rencana Aksi AKI) oleh karena sebagian besar
penanganan kasus obstetri yang terminal ada di RS, peluang untuk terjadi
kematian di RS juga lebih besar.
2. Proporsi SC Meningkat
Proporsi Persalinan Pervaginam Secara Normal Cenderung Menurun
Proporsi Persalinan Dengan Bantuan Vacuum Extractor Berfluktuasi
Analisis data menunjukkan Proporsi SC di RSUD Tugurejo selama
tahun 2011 hingga 2015 semakin meningkat. Proporsi SC digunakan untuk
mengukur akses dan penggunaan intervensi obstetri pada umumnya untuk
menghindari kematian maternal. Numeratornya merupakan jumlah operasi
SC yang dilakukan di RS PONEK karena indikasi apapun dalam satuan
waktu. Denominatornya adalah jumlah persalinan hidup dalam satuan
waktu yang sama. (Monitoring EmOC) Jumlah persalinan hidup yang
dihitung tidak hanya dari RS PONEK yang bersangkutan, tetapi juga di
seluruh wilayah kerjanya. Pada penelitian ini, denominator yang
digunakan ialah jumlah peralinan hidup di RSUD Tugurejo saja sehingga
standar nilai proporsi operasi SC, yaitu 5-15%, tidak bisa digunakan dalam
penelitian ini. Hal tersebut dikarenakan jika
Tindakan SC merupakan pilihan utama bagi tenaga medis untuk
menyelamatkan ibu dan janin dalam suatu kegawatdaruratan. Ada
beberapa indikasi untuk dilakukan tindakan SC adalah Gawat janin,
Diproporsi Sepalopelvik, Persalinan tidak maju, Plasenta Previa, Prolapsus
tali pusat, Mal presentase janin/ Letak Lintang (Norwitz E & Schorge J,
2007), Panggul Sempit dan Preeklamsia (Jitowiyono S & Kristiyanasari W,
2010).
Proporsi SC dipilih menjadi indikator tindakan yang dapat
menyelamatkan ibu maupun janinnya, meskipun prosedur operasi lainnya
(seperti histerektomi pada kasus ruptur uterus atau laparotomi dalam kasus
kehamilan ektopik) yang dapat menyelamatkan hidup seorang ibu. Dari
semua prosedur yang dilakukan untuk menatalaksana komplikasi obstetri
mayor, SC merupakan salah satu cara yang paling umum dan cukup dapat
dipercaya. (Monitoring EmOC)
Tidak ada penelitian empiris untuk menentukan persentase optimal
atau rentang persentase dilakukannya SC, selain penelitian yang terus
berkembang yang menunjukkan pengaruh negatif dari tingginya proporsi
SC. Namun demikian, hal yang terpenting ialah semua wanita yang
memerlukan SC tetap mendapatkannya. Namun, prpoporsi SC yang sangat
rendah atau sangat tinggi dapat membahayakan.
World Health
kehamilan
ektopik,
dan
ruptur
uterus.
Numerator dari indikator ini adalah jumlah ibu yang meninggal akibat
komplikasi
obstetri
langung
selama
periode
tertentu,
sedangkan
mmHg, terdengar ronkhi basah halus di kedua lapang paru, dan edema
hanya pada tungkai. Pada rekam medis, dituliskan bahwa disgnosisnya
adalah edema pulmo et causa cardiomyopathy. Ketidaksesuaian yang
terjadi pada kasus ini berdasarkan SPO nomor 12/SPO/00/A 018
adalah tidak diberikannya antasida dan MgSO4, baik loading dose
maupun maintenance dose, antihipertensi diberikan meskipun tidak
ada indikasi, antihipertensi yang diberikan bukan nifedipine maupun
alfa-methyldopa, melainkan isosorbid dinitrate (ISDN), dan meskipun
terdapat edema pulmo serta cardiomyopathy yang mengindikasikan
payah jantung, pasien tidak diberi cedilanid D dan tidak di rujuk ke RS
dr.Kariadi. Selain itu, penatalaksanaannya sudah sesuai.
b. Kasus Preeklampsia berat pada Ny.JY
Ny.JY seorang G1P0A0 usia 17 tahun mengalami tekanan darah
tinggi 170/110 mmHg, denyut nadi 120x/menit, respiratory rate (RR)
44 kali/menit, DJJ 144 x/menit, edema hanya terjadi pada tungkai.
Pasien kemudian mengalami penurunan kesadaran dan dipasang
ventilator dengan RR 16 kali/menit. Pasien kemudian menjalani SC
pada hari yang sama saat masuk RS. Terdengar ronkhi pada kedua
lapang paru, terjadi edema pulmo, dan kejang setelah dilakukannya
SC. Ketidaksesuaian yang terjadi pada kasus ini berdasarkan SPO
nomor 12/SPO/00/A 018 mengenai preeklampsia berat adalah tidak
diberikannya antasida dan MgSO4 loading dose, diberikannya
diuretikum meski tidak ada indikasi pada saat pasien datang di RS,
diberikannya antihipertensi meski tidak ada indikasi, dan antihipertensi
yang diberikan adalah ISDN. Selain itu, penatalaksanaannya sudah
sesuai.
c. Kasus Eklampsia pada Ny.SRA
Ny.SRA seorang G1P0A0 usia 21 tahun masuk RS dengan
keluhan tidak sadarkan diri dengan skor Glasgow Comma Scale (GCS)
dua
hari.
Selama
perawatan,
NGT
yang
terpasang
namun
kemudian
mengalami
apnu
dan
meninggal.
017
mengenai
perdarahan
antepartum
dan
dan
perdarahan
antepartum.
Setelah
diperiksa,
pasien
atonia uteri.
Pasien ditata
mmHg, suhu tubuh 38,7C, dan frekuensi nadi 158 kali/menit. Hasil
EKS menunjukkan sinus takikardi dan hasil pemeriksaan lab
menujukkan hipokalemia. Pulmo pada pemeriksaan awal SDV +/+ dan
ronkhi negatif pada kedua lapang paru menjadi terdapat ronkhi basah
halus dua jam setelahnya dan terjadi edema paru akut. Pasien akhirnya
mengalami apnu. Petugas memberikan RJP dan adrenalin, namun
pasien tidak tertolong. Ketidaksesuaian yang terjadi pada kasus ini
berdasarkan SPO nomor 12/SPOS/00/A 018 mengenai preeklampsia
berat adalah pasien dengan gangguan jantung seperti ini tidak dirujuk
ke RS dr.Kariadi.
q. Kasus Atonia Uteri pada Ny.NK (kontraksi uterussetelah uterotonika?)
Ny.NK berusia 29 tahun, hamil 39 minggu masuk RS karena
selaput ketuban sudah pecah, namun belum ada tanda-tanda persalinan.
Pasien kemudian ditatalaksana dan melahirkan per vaginam dengan
perdarahan pasca persalinan sehari setelah masuk RS. Pada saat
dilakukan eksplorasi didapatkan laserasi portio di arah jam 9.
Serangkaian tata laksana belum dapat menghentikan perdarahan
hingga akhirnya dilakukan histerektomi. Pasien akhirnya meninggal di
Intensive Care Unit (ICU) karena Disseminated Intravascular
Coagulation
(DIC)
sehari
setelah
operasi
histerektomi.
hingga 3 kantung darah packed red cell. Pasien sempat tidak sadarkan
diri tiga jam setelah SC dan keadaan umumnya lemah. Setelah sadar,
pasien makan dan mengalami aspirasi makanan hingga mangalami
apnu. Petugas melakukan intubasi dan memasang ventilator.
Kemudian, tekanan darah pasien meningkat hingga 139/98 mmHg dan
denyut nadi 140 kali/menit. Pasien mengalami apnu sebanyak tiga kali
sebelum akhirnya meninggal. Dengan demikian, penatalaksanaan pada
pasien ini telah sesuai dengan SPO 12/SPOS/00/A 017 tentang
perdarahan antepartum.
s. Kasus Skrofuloderma pada Ny.YW
Ny. YW seorang G1P0A0 usia 24 tahun penurunan kesadaran
dengan leher null, sebagian ulkus (+), dan terdapat jaringan parut.
Paru-paru tidak ada suara tambahan, jantungnya mengalami takikardi,
dan ditemukan massa suprapubik saat pemeriksaan fisik awal. Pasien
kemudian dirawat bersama oleh dokter spesialis obstetri dan
ginekologi, spesialis paru, dan spesialis saraf. Sehari setelah pasien
masuk RS, pasien mengalami henti jantung dan meninggal. Dengan
demikian, penatalaksanaan pada pasien ini telah sesuai dengan SPO
12/SPOS/00/A 076 tentang kriteria pasien obstetri masuk ruangan.
t. Kasus Death On Arrival pada Ny.DY
Ny.DY seorang G2P1A0 usia 32 tahun datang ke RS rujukan dari
RSUD Kota Semarang atas indikasi Kala II macet, fetal distress, dan
suspek panggul sempit. Saat tiba di RS, pasien sudah tidak bernapas.
Petugas melakukan RJP sebanyak satu siklus dan pemeriksaan EKG.
Hasilnya pasien tetap tidak bernapas dan hasil EKG datar. Dengan
demikian, penatalaksanaan pada pasien ini telah sesuai dengan SPO
12/SPOS/00/A 017 tentang penatalaksanaan pasien DOA.
Kesamaan dari sebagian besar kasus komplikasi obstetri di atas adalah
terjadinya leukositosis, trombositopenia, dan anemia. Pada beberapa kasus
juga terjadi takikardi dan hiperkapnea yang tidak terkoreksi.
selama
4,5
tahun
terakhir. Sesuai
SPO
nomor
SPO
13. Ketidaksesuaian
yang
paling
banyak
terjadi
adalah
penanganan
responden.
Tenaga medis hendaknya senantiasa melakukan skrining, penatalaksanaan
3.
awal, dan rujukan dini pada ibu hamil atau bersalin yang berisiko tinggi.
RSUD Tugurejo hendaknya mengadakan workshop mengenai pemberian
antasida, pemberian MgSO4 pemberian antihipertensi, pemberian diuretik
pada pasien preeklampsia/eklampsia dan penjahitan laserasi portio pada
4.
5.
6.
Tahun
No
RM
26959
0
Nama
Umur
2011
Ny.
TR
23
tahun
2011
26360
1
Ny.
JY
17
tahun
2011
24997
5
Ny.
SRA
21
tahun
2011
24843
9
26979
Ny. S
41
tahun
31
2011
Ny.
Penyebab
Kematian
Preeklampsia
nifas
Kategori
Kriteria
Kematian
<48 jam
Tidak
sesuai
Dx utama:
Preeklampsia
berat
Dx sekunder:
gagal napas,
anemia,
hipoalbuminemia,
fetal distress
Temuan: edema
pulmo
Dx utama:
Eklampsia
Dx sekunder?
Preeklampsia
>48 jam
Tidak
sesuai
<48 jam
Sesuai
TD 100/70
AF respons cepat
Keterangan
MgSO4 (-)
Tanya
Dx utama? DX
sekunder?
(edema pulmo
ec
cardiomyopati)
RSDK?
Apakah edema
pulmo bisa
mengindikasika
n kelainan
jantung?
Recheck
7
39923
5
AA
Ny.
JDP
tahun
27
tahun
2012
04736
1
Ny.
WL
32
tahun
2012
39638
0
Ny.
KR
29
tahun
2012
39231
2
Ny.
MM
33
tahun
2012
24458 Ny.AP 34
6
tahun
111836 Ny. I
33
tahun
2012
2012
Dx utama:?
Preeklampsia
nifas
Retensio plasenta,
perdarahan
<48 jam
Tidak
sesuai
<48 jam
Tidak
sesuai
Dx utama:
>48 jam
eklampsia,
Dx sekunder:
solusio plasenta
Dx utama:
>48 jam
Preeklampsia
berat
Dx sekunder: Post
SC
Tidak
Sesuai
HEG, aspirasi
perdarahan
Tidak
sesuai
MgSO4 (-)
ISDN, captopril
TD 150/120 mmHg
Tidak kompresi
bimanual
Tidak oxy 10 IU
bolus
Tidak methyl
ergometrin 0,25 mg
IV
Edema anasarka (+)
Furosemid (-)
Furosemid baru hari
ke-2
Indikasi (-)
Furosemid (+)
Hipertensi (+)
Nifedipin/metildopa
(-)
Klonidin (-)
Obat-obatan
dipakai salah
satu atau semua?
Kateter IV
ukuran besar?
Sentomic?
MgSO4 1
g/jam?
Tx awal?
Tyrant obat?
2012/201
3
00852
7
Ny.
DIW
29
tahun
2013
41243
1
Ny.
PR
36
tahun
10
2013
40633
1
Ny.
LR
40
tahun
11
2013
24550
6
Ny.
SM
26
tahun
Dx utama:
Preeklampsia
berat
Dx sekunder:
Perdarahan
postpartum, KPD
DOA
Susp. Eklampsia,
HELLP syndrome
Plasenta previa,
Temuan:
Perdarahan
(atonia uteri)
<48 jam
Tidak
sesuai
<48 jam
Sesuai
>48 jam
Sesuai?
Perdarahan
?
Hipertermia,
Takikardi sejak awal
Dx utama:
Preeklampsia
berat,
Dx sekunder:
postpartum
spontan ingin Kb
Temuan:
<48 jam
Tidak
sesuai
MgSO4 1 g/jam
Laserasi porsio
jam 6
Dx utama,
sekunder?
Perdarahan
sebelum SC?
Kompresi
postSC?
Adora obat?
Penatalaksanaan
P4 postSC?
TD awal?
Penanganan
awal (tgl 2/12)?
12
2013
41443
4
Ny.
RF
32
tahun
13
2013
40538
2
Ny.
TL
30
tahun
14
2014
18268
5
Ny.
RK
40
tahun
15
2014
46295
7
Ny.
DR
27
tahun
eklampsia
Dx utama: P3A0
31 tahun postSC
+MOW
Dx sekunder:
Eklampsia,
HELLP syndrome
Dx utama: Partus
Prematurus
Imminens,
Dx sekunder:
preterm observasi
inpartu
Temuan: plasenta
previa
Dx utama: SVT
Dx
sekunder:G4P3A
0 hamil 22
minggu HT, CHF
NYHA IV,
hipokalemia,
hiponatremia
Dx utama:
impending
>48 jam
Tidak
sesuai
<48 jam
Sesuai
Raber
Observasi, belum
melahirkan
Hematemesis, edema
tungkai, hipertermi,
takikardi anemia
berat (Hb 6,&gr%)
UK?
>48 jam
Tidak
sesuai
APS menolak
rujuk RSDK?
<48 jam
Tidak
sesuai
MgSO4 (-)
Rujuk RSDK (-)
TD 180/140
18.00 dopamet
inj cardaron.
captopril IV, digoxin,
amiodaron, captopril
sublingual
Infus 20 tpm
His?
tokolitik?
16
2014
45953
5
Ny.
JM
36
tahun
17
2014
45437
7
Ny.
NK
39
tahun
2014
44064
6
47947
Ny. S
33
tahun
36
18
2015
Ny.
eklampsia
Dx sekunder:
Solusio plasenta,
IUFD,
hipoalbuminemia.
Syok hemoragik,
kardiomegali,
DIC
Temuan:
perdarahan
Dx utama: VT,
VES
Dx sekunder: HT
dalam kehamilan,
hipokalemia
Dx utama: Atonia
uteri
Dx sekunder:
KPD, perdarahan
postpartum, DIC,
fetal
distressSesuai
KET
Dx utama:
Solplas
sesuai
PE?
Perdarahan
?
PEMgSO4?
Penanganan
perdarahan
postSC?
Metergin?
Misoprostol?
>48 jam
Tidak
sesuai
RSDK (-)
<48 jam
Tidak
Sesuai
<48 jam
Sesuai?
Tata laksana
ALA
tahun
19
2015
24909
3
Ny.
YW
24
tahun
20
2015
474011 Ny.
DY
32
tahun
2015
47093
7
32
tahun
Ny.
SM
Solusio plasenta,
Dx sekunder:
IUFD, SC,
Histerektomi
Komplikasi:
Aspirasi makanan
Dx utama:
Skrofuloderma
(TB kutis)
Dx sekunder:
dehidrasi berat,
hipotermia, sepsis
temuan: sepsis
nifas
DOA
Pasien Rujukan
ec Kala II macet,
fetal distres, susp.
Panggul sempit
DOA
perdarahan post
SC?
TD 132/90
furosemid
ampul?
>48 jam
Sesuai
Rawat bersama
<48 jam
Sesuai
DAFTAR PUSTAKA
(Kementerian Kesehatan RI 2010)
Ariawan Soeioenoes
http://core.ac.uk/download/pdf/11701898.pdf
Hermes W, Franx A, Pampus MG Van, Bloemenkamp KW, Post JA
van der, Porath M, et al. 10-Year cardiovascular event risks for
women who experienced hypertensive disorders in late
pregnancy : The HyRAS study. BMC Pregnancy Childbirth
2010;10(28). doi:10.1186/1471-2393-10-28.
Lampiran 1
No
Nama Pasien
No Rekam
Medis
Kejadian
Kematian
Maternal
Pelaksanaan
Pelayanan
Obstetri
Emergensi
Keterangan
Lampiran 1