You are on page 1of 6

LAPORAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT

Laporan F1. Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat


Topik : PENYULUHAN DEMAM BERDARAH

Diajukan dalam rangka praktek klinis dokter internsip sekaligus sebagai bagian dari persyaratan
menyelesaikan program internsip dokter Indonesia di Puskesmas Bareng Kabupaten Jombang

disusun oleh :
dr Novi Hermawan

Program Dokter Internsip Indonesia


Kabupaten Jombang
Jawa Timur

Halaman Pengesahan

Laporan Upaya Kesehatan Masyarakat


Laporan F1. Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Topik : PENYULUHAN DEMAM BERDARAH

Diajukan dalam rangka praktek klinis dokter internsip sekaligus sebagai bagian dari persyaratan
menyelesaikan program internsip dokter Indonesia di Puskesmas Bareng Kabupaten Jombang

disusun oleh :
dr Novi Hermawan

Telah diperiksa dan disetujui pada tanggal

Juni 2015

Oleh
Pembimbing Dokter Internsip Puskesmas Bareng

dr. Andri Suharyono


NIP. 196612052001121001

LATAR
BELAKANG

PERMASALA
HAN

PERENCANA
AN DAN
PEMILIHAN
INTERVENSI

Demam Dengue (DD) dan Demam Berdarah Dengue


(DBD) disebabkan virus dengue yang termasuk kelompok B
Arthropod Borne Virus (Arboviroses) yang sekarang dikenal
sebagai genus Flavivirus, famili Flaviviridae,
dan
mempunyai 4 jenis serotipe, yaitu ; DEN-1, DEN2, DEN-3,
DEN-4. Infeksi salah satu serotipe akan menimbulkan
antibodi terhadap serotipe yang bersangkutan, sedangkan
antibodi yang terbentuk terhadap serotipe lain sangat
kurang, sehingga tidak dapat memberikan perlindungan
yang memadai terhadap serotipe lain tersebut. Seseorang
yang tinggal di daerah endemis dengue dapat terinfeksi
oleh 3 atau 4 serotipe selama hidupnya. Keempat serotipe
virus dengue dapat ditemukan di berbagai daerah di
Indonesia. Di Indonesia, pengamatan virus dengue yang
dilakukan sejak tahun 1975 di beberapa rumah sakit
menunjukkan bahwa keempat serotipe ditemukan dan
bersirkulasi sepanjang tahun. Serotipe DEN-3 merupakan
serotipe yang dominan dan diasumsikan banyak yang
menunjukkan manifestasi klinik yang berat.
Penemuan kasus DBD di wilayah kerja Puskesmas
Bareng terbilang cukup tinggi dikarenakan kesadaran
warga dalam menjaga kebersihan rumahnya masingmasing kurang baik.
Masalah kesehatan berbasis lingkungan disebabkan
oleh kondisi lingkungan yang tidak memenuhi syarat
kesehatan baik kualitas maupun kuantitasnya, serta
perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat yang masih
rendah, mengakibatkan penyakit berbasis lingkungan
seperti DBD. Di samping itu juga disebabkan oleh pola
pelayanan kesehatan yang masih menitikberatkan pada
pelayanan kuratif. Bila melihat kondisi lingkungan yang
kurang sehat dan perilaku hidup bersih dan sehat
masyarakat yang masih rendah, maka perlu adanya
program kegiatan terobosan yang dapat memacu
peningkatan kualitas lingkungan yang lebih baik, sehingga
dapat menekan kejadian penyakit berbasis lingkungan.
Strategi menghentikan penyebaran DBD sudah
dirumuskan oleh P2 DBD Depkes, yang memuat dua pokok
kegiatan yaitu penemuan tersangka/penderita DBD di
Puskesmas dan tindak lanjut dari hasil penemuan
tersangka/penderita DBD. Ada pun prosedur untuk
penemuan tersangka/penderita DBD adalah:
1. Petugas melakukan anamnesa sesuai dengan Buku
Pedoman Tatalaksana DBD
2. Pemeriksaan fisik: tanda-tanda vital
3. Merujuk ke laboratorium untuk pemeriksaan darah
untuk menentukan kriteria derajat penyakit
4. Memberikan
pengobatan,
perawatan,
dan
penyuluhan
5. Bila ditermukan tersangka/penderita DBD yang
diperkuat surat keterangan dokter yang merawat
maka dilakukan penyelidikan epidemiologi (PE)

PELAKSANA
AN

MONITORIN
G DAN
EVALUASI

Dan kegiatan sealnjutnya adalah fogging focus dan


pemberantasan sarang nyamuk (PSN)
Sebagai pihak yang mengambil tanggung jawab ini,
maka Puskesmas melakukan sosialisasi seluas-luasnya
melalui promosi kesehatan, pelatihan kader, mengajak
masyarakat membentuk komunitas peduli DBD, ataupun
mendatangi secara pro aktif populasi rentan dan suspek.
Telah dilakukan penyuluhan pada ibu-ibu kader dan
peserta posyandu.......pada tanggal 17 Mei 2015. Para ibuibu dan kader kesehatan dijelaskan mengenai apa itu DBD,
bagaimana mengenali gejalanya dan diharapkan mereka
dapat membantu mengajak warga di sekitar mereka yang
dicurigai DBD untuk berobat ke Puskesmas atau Rumah
Sakit. Selain itu, akan ada program lanjutan berupa
pemeriksaan jentik berkala yang akan dibantu oleh para
kader. Penyuluhan dilakukan di posyandu...... dan dihadiri
oleh sekitar 20 orang, terdiri dari ibu-ibu peserta posyandu
dan kader posyandu desa Bareng. Penjelasan mengenai
DBD yang di informasikan yaitu mengenai:
a. Definisi
b. Gejala-gejala klinis
c. Cara penularan
d. Bahayanya DBD
e. Pengobatan
f. Pencegahan
Pertanyaan dan tanggapan yang dikemukakan oleh peserta
selama penyuluhan:
a. Masalah sampah yang dapat menjadi media
hidup nyamuk
b. Kurangnya kesadaran warga menjaga kebersihan
c. Kader meminta bantuan untuk difollow up berupa
pemeriksaan pada populasi rentan dan suspek.
Penyuluhan dimulai sekitar pukul 09.00 dan berakhir
pada pukul 10.00.
Secara keseluruhan penyuluhan berlangsung dengan
lancar. Tidak ada gangguan secara teknis yang terjadi di
sepanjang penyuluhan berlangsung. Respon juga cukup
baik, hal ini dapat dilihat dari pertanyaan dan tanggapan
yang diajukan pada sesi tanya jawab. Ditambah kader
menjadi bersemangat dan menginginkan adanya follow up
untuk menemukan kasus DBD agar tidak terlambat dalam
mendapatkan penanganan pertama.

Komentar/Umpan Balik:

Jombang,
Peserta
Pendamping

dr Novi Hermawan
Sudaryono

Juni 2015
Dokter

dr. Andri

You might also like