Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam suatu bahasa, makna kata saling berhubungan, hubungan ini
disebut relaksi makna. Relasi makna dapat berwujud bermacam-macam. Dalam
setiap bahasa termasuk bahasa Indonesia, seringkali kita temukan adanya
hubungan kemaknaan atau relasi semantik antara sebuah kata atau satuan bahasa
lainya dengan kata satuan bahasa lainnya.
Hubungan atau relasi kemaknaan ini mungkin menyangkut hal kesamaan
makna (sinonimi), kebalikan makna (antonimi) kegandaan makna (polisemi),
ketercakupan makna (hiponimi), kelainan makna (homonimi), dan sebagainya.
B. Rumusan Masalah
Bentuk permasalahan yang akan dibahas oleh penulis adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
C. Tujuan Penulisan
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan
untuk mngetahui dan mendeskripsikan:
1.
2.
3.
4.
5.
BAB II
PEMBAHASAN
A. RELASI MAKNA
Di dalam Bahasa Indonesia, banyak ditemukan suatu kata yang memiliki
hubungan atau relasi semantik dengan kata lain, seperti kesamaan makna, lawan
kata, kegandaan kata, ketercakupan makna, kelainan makna, dan sebagainya. Di
bawah ini akan dijelaskan macam-macam relasi makna tersebut.
1. SINONIM
a)
b)
c)
d)
e)
Sinonim(persamaan kata) adalah dua buah kata atau lebih (frase atau
kalimat) yang maknanya kurang lebih sama.dikatakan kurang lebih karena
didalam suatu bahasa sangat jarang ditemukan dua kata yang bersinonim mutlak
atau tidak akan ada dua buah kata berlainan yang maknanya persis sama.yang
sama sebenarnya hanya informasinya saja sedangkan maknanya tidak persis sama.
Contohnya kata mati dan meninggal,kedua kata ini di sebut bersinonim.kata-kata
bersinonim itu tidak persis sama maknanya,terbukti dari tidak dapatnya kata-kata
yang bersinonim itu dipertukarkan secara bebas.kita bisa mengatakan
kucing itu mati;tetapi tidak bisa kucing itu meninggal.
Sinonim bisa terjadi antara lain,sebagai akibat adanya:
Perbedaan dialeg sosial,seperti kata isteri bersinonim dengan kata bini.tetapi kata
isteri digunakan dalam kalangan atasan sedangkan bini dalam kalangan bawahan.
Perbedaan dialeg regional,seperti kata handuk,bersinonim dengan kata tuala;tetapi
lata tuala hanya di kenal di beberapa di daerah indonesia timur saja.
Perbedaan dialeg temporal,seperti kata hulubalang bersinonim dengan kata
komandan;tetapi kata hulubalang hanya cocok digunakan dalam suasana klasik
saja`.
Perbedaan ragam bahasa sehubungan dengan bidang kegiatan kehidupan,seperti
kata mengubah bersinonim dengan kata menempa tetapi kata mengubah di
lakukan dalam arti membuat karya seni sedangkan kata menempa dalam arti
membuat barang logam.
Pengaruh bahasa daerah atau bahasa asing lain, seperti kata akbar dan kolosal
yang bersinonim dengan kata besar.Kata auditorium dan aula yang bersinonim
dengan kata bangsal dan pendopo.
2. ANTONIM
Antonim(lawan kata) adalah dua buah katayang bertentangan atau
berkebalikan maknanya.
Contoh :
Jujur
= bohong
Tipis
= tebal
Rajin = malas
Pintar = bodoh
Mahal = murah
Kaya = miskin
Surga = neraka
Gila
= waras
Makna kata yang termasuk oposisi kutub ini pertentangan tidak bersifat
mutlak, melainkan bersifat gradisi, artinya terdapat tingkat tingkat makna pada
kata tersebut. Misalnya kata kaya dan miskin adalah dua buah kata yang
beroposisi kutub. Pertentangan antara kaya dan miskin tidak mutlak. Orang yang
tidak kaya belum tentu merasa miskin, dan begitu juga orang yang tidak miskin
belom tentu merasa kaya. Bila orang yang biasa berpendapatan satu bulan enam
juta , lalu tiba tiba menjadi satu juta rupiah, sudah merasa dirinya miskin,
sebaliknya orang seseorang yang setiap bulan hanya berpenghasilan Rp 100.000
,lalu tiba- tiba berpenghasilan Rp 500.000 sudah merasa dirinya kaya.
c. Oposisi Hubungan
Oposisi majemuk ini beroposisi lebih dari sebuah kata. Misalnya kata
utara dengan kata selatan, dengan kata timur, dengan kata barat. Kata kata diatas
lazim disebut oposisimajemuk.
3. HOMONIMI
Homonimi adalah dua buah kata atau lebih yang ditulis sama atau di
lafalkan sama, tetapi maknanya berbeda. Kata-kata yang ditulis sama tetapi
maknayna berbeda disebut Homograf sedangkan yang dilafalkan tetapi berbeda
makna disebut Homofon. Contoh Homograf adalah kata tahu (makanan) yang
berhomografi dengan kata tahu (paham).Contoh Homofon adalah kata masa
(waktu) berhomofon dengan kata massa (jumlah besar yang menjadi satu
kesatuan).
4. HIPONIMI
Hiponimi adalah kata atua ungkapan yaang maknanya termasuk di dalam
makna kata atau ungkapan lain. misalnya kata mawar berhiponim terhadap kata
bunga, sebab makna kata mawar termasuk makna kata bunga. Mawar memang
bunga tapi bunga tidak hanya mawar melainkan juga termasuk melati,
tulip,anggrek,lidah buaya dan sebagainya.Bunga merupakan superordinat
(hiperonim) bagi mawar,melati,tulip,anggrekdan lidah buaya,sedangkan
mawar,melati,tulip,anggrek,dan lidah buaya merupakan kohiponim dari bunga.
5. POLISEMI
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam setiap bahasa, termasuk bahasa Indonesia, makna kata saling
berhubungan, hubungan kata itu disebut relasi makna. Relasi makna dapat
berwujud bermacam- macam antara lain Sinonim sering disebut dengan
persamaan kata.Antonimi sering disebut dengan lawan kata, Polisemi lazim
diartikan sebagai satuan bahasa (terutama kata, frase, ) yang memiliki makna lebih
dari satu. Homonimi adalah 2 buah kata atau satuan ujaran yang bentuknya
kebetulan sama; maknanya tentu saja berbeda, karena masing-masing
merupakan kata atau bentuk ujaran yang berlainan. Homofoni adalah adanya
kesamaan bunyi antara dua satuan ujaran tanpa memperhatikan
ejaan.Homografi mengacu pada bentuk ujaran yang sama ortografinya atau
ejaannya tetapi ucapan dan maknanya tidak sama. Hifonimi adalah hubungan
sematik antara sebuah bentuk ujaran yang maknanya tercakup dalam makna
bentuk ujaran yang lain. Ambiguitas adalah hubungan sematik antara sebuah
bentuk ujaran yang maknanya tercakup dalam makna bentuk ujaran yang
lain. Istilah redudansi biasanya diartikan sebagai berlebih-lebihan penggunaan
unsur segmental dalam suatu bentuk ujaran.
Daftar Pustaka
Halimah, Nurhalimah. 2013.
http://nurhalimahsaja.blogspot.co.id/2013/03/relasi-makna-dalamsetiap.html diakses 17 November 2016.
Chaer, Abdul. 2006. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: PT.RINEKA
CIPTA.
Syarifuddin, Andrie. 2015.
http://andrisyarifudin2.blogspot.co.id/2014/06/makalah-relasimakna.html diakses 17 November 2016.