You are on page 1of 20

Obstruksi Intestinal

Vindi Nazhifa (102009250)


Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Alamat korespondensi: Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Terusan Arjuna No.6 Jakarta 11510
nazhifavindi@yahoo.com

PENDAHULUAN
Obstruksi Intestinal (Ileus) adalah gangguan dari isi usus akibat sumbatan sehingga terjadi
penumpukkan cairan dan udara di bagian proksimal dari sumbatan tersebut. (1,2,4)
Akibat sumbatan tersebut, terjadi peningkatan tekanan intraluminer dan terjadi gangguan
resorbsi usus serta meningkatnya sekresi usus. Ditambah adanya muntah akibat suatu refluks
obstruksi maupun karena regurgitasi dari lambung yang penuh mengakibatkan terjadi dehidrasi,
febris dan syok.(2,4,7)
Beberapa laporan lama (Gibson, 1888-1898) menunjukkan perubahan penyebab Ileus Obstruktif
menunjukkan perbedaan yang menyolok bila dibandingkan dengan laporan yang lebih baru
(Ellis, 1962-1980), dimana pada laporan pertama menunjukkan bahwa sebagai penyebab utama
Ileus Obstruktif adalah Hernia, sedangkan laporan yang kedua adalah perlekatan sebagai
penyebab utamanya .(3,6,7)
Mortalitas yang semakin sedikit adalah sebagai akibat kemajuan dibidang terapi, baik itu terapi
pembedahan maupun terapi dibidang keseimbangan air dan elektrolit, antibiotika, perawatan
intensif dan lain-lain. (7,9)
ETIOLOGI
Berdasarkan mekanisme terjadinya obstruksi, maka obstruksi mekanik dapat dibagi menjadi :
(1,3,7)

A. Obstruksi pada lumen usus (Intra luminer)


- Polipoid tumor
- Intussusception
- Gaelstone Ileus
- Feces, meconium bezoar (pada bayi)
B. Kelainan pada dinding usus (Intra mural), kebanyakan kongenital
Pada bayi : Atresia
- Stenosis
- Duplikasi
Pada penderita dewasa : Neoplasma
- Keradangan
- Crohn disease
- Post radiasi
- Sambungan usus
C. Kelainan di luar usus (Extra luminer)
- Adhesion (perlengketan)
- Hernia eksterna
- Neoplasma
- Abses
Obstruksi mekanik, menurut lokalisasinya dibagi menjadi : (2,3,5,6,12)
1. Obstruksi mekanik rendah
Obstruksi mulai dari caecum sampai anorektal. Obstruksi ini paling banyak disebabkan oleh
tumor ganas, penyebab lainnya adalah :
- Volvulus
- Scibala
- Paralise colon distal (pseudoparalise)
2. Obstruksi mekanik tinggi
Menurut letaknya dapat dibedakan menjadi :

a. Obstruksi diatas pylorus, dapat disebabkan :


- Stenosis pylorus
- Strictur
- Obstruksi oleh karena keganasan
- Bezoar
Pada obstruksi ini gejalanya yang menonjol adalah : muntah-muntah dimana muntahannya dapat
dirasakan seperti asam lambung, serangan rasa nyeri lebih sering, distensi abdomen agak kurang.
b. Obstruksi dibawah pylorus. Obstruksi terjadi mulai dari pylorus sampai ileocaecal junction,
obstruksi ini sering ditemukan pada :
- Adhesion (perlengketan)
- Hernia interna
- Volvulus
- Gumpalan Ascaris
Pada obstruksi ini muntahannya faeculent (feces) warna kuning seperti tinja. Serangan nyeri
perut agak jarang, tetapi perut lebih distensi.
PATOFISIOLOGI
1. Menurut berat ringannya obstruksi dapat dibagi menjadi : (3,6,7,10,13)
A. Obstruksi Intestinal Partial (In Complete)
Sebagian sisa makanan dan udara masih dapat melintasi tempat obstruksi
B. Obstruksi Intestinal Complete (Total)
Terdapat gangguan pasase isi usus akibat sumbatan. Akibat sumbatan ini, sisa makanan dan
udara akan menumpuk di bagian proximal dari sumbatan.
Pada obstruksi yang simple ini belum terjadi kerusakan dari vaskularisasi usus. Penimbunan
cairan/sisa makanan dan udara dalam lumen usus mengakibatkan meningkatnya tekanan
intraluminer. Meningkatnya gas dalam lumen usus berasal dari udara yang ditelan, CO2 berasal
dari netralisasi bikarbonat, O2 yang berasal dari fermentasi bakteri. Dengan adanya gangguan
resorbsi dan meningkatnya sekresi usus, maka akan terjadi dilatasi usus. Muntah-muntah dapat
terjadi akibat regurgitasi dari lambung yang penuh. Akibat muntah tadi akan terjadi dehidrasi,

hipovolemik.
Pada obstruksi proximal, kehilangan cairan disertai oleh kehilangan ion hydrogen (H+), kalium
dan klorida, sehingga terjadi metabolik alkalosis.
Pada obstruksi yang lebih distal, cairan yang hilang hampir sama tetapi tidak disertai oleh
kehilangan elektrolit yang bermakna.
C. Obstruksi Intestinal Strangulasi
Terdapat gangguan pasase isi usus disertai adanya gangguan vaskularisasi dari segmen usus.
Pada strangulasi isi usus, selain terdapat gejala seperti obstruksi intestinal yang komplit juga
terdapat gejala : rangsangan peritoneum, febris, lekositosis dan rasa nyeri yang konstan,
gangguan elektrolit yang sifatnya tergantung dari jenis obstruksinya, partial, komplit, lamanya
dan lokalisasi dari ligamentum Treitz.
Metabolik asidosis dapat disertai oleh respiratory asidosis, yang terjadi karena berkurangnya
pergerakan pernafasan, akibat menyempitnya rongga dada oleh desakan usus yang dilatasi.
Selanjutnya metabolik asidosis dapat diperburuk oleh hipovolemik yang berhubungan dengan
hipoperfusi.
Hipovolemik yang hebat dan berlangsung lama akan menyebabkan terjadinya Akut Renal
Failure. Akibat kerusakan vili usus karena obstruksi intestinal, maka akan terjadi translokasi
bakteri, terjadi sepsis dan dapat menimbulkan kematian
2. Kelainan obstruksi lumen (2,6,10,12)
A. Usus Halus
Adhesi (penempelan)
Ileus karena adhesi tidak disertai strangulasi dan berasal dari rangsangan peritoneum akibat
peritonitis setempat atau umum atau pasca operasi. Sering ditemukan dalam bentuk pita, pada
operasi perlengketan dilepas dan pita dipotong agar pasase usus pulih kembali.
Hernia Eksternal (inkarserata)
Adalah istilah yang menunjukkan suatu keadaan dimana isi kantong hernia tidak dapat masuk
kembali ke rongga peritoneal akibat terjepit di anulus inguinalis. Proses yang langsung terjadi
ialah gangguan aliran darah dan pasase segmen usus yang terjepit (kalau usus yang masuk)
sehingga dapat juga disebut hernia strangulasi.

Neoplasma
- Tumor Jinak
Lebih dari sepuluh tumor jinak ditemukan di ileum sisanya di duodenum dan jejenum. Polip
adenomatosa menduduki tempat nomor satu disusul lipoma, leimioma dan hemangioma. Tumor
jinak yang sering memberi gejala biasanya adalah leimioma
- Tumor Ganas
Hampir sama dengan tumor jinak dan sering ditemukan di ileum dengan penurunan berat badan
dan nyeri perut. Jenis yang ditemukan adalah lymfoma ganas, karsinoid dan adenokarsinoid.
Ascariasis
Paling sering pada anak-anak dan kebanyakan hidup di usus halus bagian jejenum biasanya ada
puluhan hingga ratusan.
Obstruksi umumnya disebabkan oleh suatu gumpalan padat yang terdiri dari sisa-sisa makanan
dan puluhan atau ratusan ekor cacing yang mati akibat pemberian obat cacing.
B. Usus Besar
a. Karsinoma Kolon
Obstruksi kolon yang akut dan mendadak kadang-kadang disebabkan oleh karsinoma.
Karsinoma colon merupakan penyebab angka kematian yang tertinggi dari pada bentuk kanker
yang lain. Faktor predisposisi yang dikenal adalah poliposis multiple, biasanya terdapat tandatanda yang mendahului antara lain penyimpangan buang kotoran, keluarnya darah pererktal dan
colon akan mengalami distensi hebat dalam waktu yang cepat.
b. Divertikel
Divertikel saluran cerna paling sering ditemukan di kolon khususnya di sigmoid. Divertikel
colon adalah divertikel palsu karena terdiri dari mukosa yang menonjol melalui lapisan otot
seperti hernia kecil. Komplikasi penyakit divertikula merupakan akibat dari divertikulitis akut
atau kronik, dapat bermanifestasi sebagai perdarahan, perforasi, peritonitis, abses dan
pembentukan fistula atau obstruksi usus akibat striktur.
c. Volvulus
Volvulus merupakan proses memutarnya usus (biasanya sekum atau kolon sigmoid) pada
mesokolonnya sehingga menyebabkan obstruksi lumen dan disertai gangguan sirkulasi.
Volvulus sekum diakibatkan karena fiksasi embriologi kolon yang tidak sempurna karena sekum
dan ileum terminal terputar bersama-sama.

Volvulus sigmoid diakibatkan karena pemanjangan sigmoid pada mereka yang lanjut usia atau
yang sakit mental.
d. Intususepsi/Invaginasi
Suatu keadaan masuknya suatu segmen usus ke segmen bagian distal yang umumnya akan
berakhir dengan obstruksi usus strangulasi. Invaginasi diduga oleh karena perubahan dinding
usus khususnya ileum yang disebabkan oleh hiperplasia jaringan lymphoid submukosa ileum
terminal akibat peradangan, dengan abdominal kolik. Keluarnya darah dari rectum serta massa
yang berbentuk sosis sepanjang kolon yang merupakan tanda khas.
GEJALA KLINIK
A. Obstruksi Usus Halus (2,3,6,7,10)
Keluhan yang timbul pada penderita dengan obstruksi intestinal yang khas adalah
- Nyeri perut, muntah-muntah, obstipasi, abdominal distensi, tidak flatus dan tidak buang air
besar.
- Nyeri kram ini dapat berulang dengan interval 4-5 menit pada obstruksi intestinal bagian
proximal. Pada obstruksi intestinal bagian distal frekuensinya bertambah jarang.
- Setelah beberapa lama mengalami obstruksi rasa nyeri kram ini akan berkurang atau
menghilang sebab usus yang distensi gerakannya akan berkurang atau setelah terjadi strangulasi
dengan peritonitis, nyeri perut menjadi hebat dan terus menerus.
- Pada obstruksi intestinal proximal terjadi muntah-muntah yang profuse dengan distensi yang
ringan.
- Pada obstruksi intestinal distal, muntahannya jarang dengan isi muntahan feses, tetapi
distensinya lebih hebat.`
- Meningkatnya lingkaran abdomen terjadi oleh karena pemindahan cairan dan gas dalam lumen
usus akibat obstruksi di bagian distal dari usus dan colon atau pada paralitik ileus.

Pemeriksaan Fisik (3,6)


Keadaan umum : penderita tampak lemah, gelisah, sesak nafas dengan perut kembung dan
tegang.
Kalau obstruksi berlangsung lama dan terjadi strangulasi, maka akan terjadi demam, penderita

dehidrasi, bibir kering, turgor kulit menurun, hipotensi, takikardi dan syok septik.
Abdomen :
Inspeksi : Terlihat distensi, tampak gambaran usus (darm contour), tampak gerakan usus (darm
steifung), terutama pada penderita kurus.
Auskultasi : Terdengar suara usus meninggi (metallic sound) terutama pada permulaan terjadinya
obstruksi dan terdengarnya sangat jelas pada saat serangan kolik. Kalau obstruksi berlangsung
lama dan telah terjadi strangulasi serta peritonitis, maka bising usus akan menghilang.
Palpasi : Pada obstruksi intestinal yang simple berbeda dengan obstruksi intestinal strangulasi.
Pada obstruksi intestinal strangulasi akan terjadi rangsangan peritoneum akibat terjadinya
peritonitis, akan terdapat tanda-tanda : perut distensi tegang, nyeri tekan, nyeri lepas, nyeri
kejang otot (defance muscular)
Perkusi : Seluruh dinding abdomen nyeri ketok dan terdengar suara tympani.

Pemeriksaan Laboratorium :
Darah rutin (Hb dan leukosit). Untuk mengetahui gangguan elektrolit akibat muntah-muntah
perlu diperiksa kadar Na, K, Cl, HCO3, dan Ca. Untuk mengetahui fungsi ginjal diperiksa kadar
ureum darah dan serum kreatinin.
Pemeriksaan colok dubur :
Untuk mengetahui apakah ada massa dalam rectum. Adanya feces harus diperhatikan, apakah
ada darah samar, sebab adanya darah dalam feces kemungkinan adanya lesi dari mukosa atau
adanya intussusepsi.
Radiologi (2,3,10)
Penderita yang suspek obstruksi intestinal perlu dibuat foto thorax dan foto polos abdomen
dalam posisi :
- Berbaring telentang
- Tegak / berdiri
- Miring ke kiri (Left lateral decubitus)
Foto thorax PA untuk mengetahui adanya udara bebas yang terletak di bawah diafragma kanan.
Bila ditemukan udara bebas menunjukkan adanya perforasi usus.
a. Obstruksi non mekanik

Terlihat dilatsai usus berisi udara merata, baik di dalam colon maupun di dalam usus halus
b. Obstruksi mekanik
- Terlihat dilatasi usus dan berisi udara yang distribusinya tidak merata. Ditemukan batas cairan
dan udara (step ladder) sedangkan usus atau colon dibagian distalnya kolaps. Kalau belum terjadi
perforasi lapisan lemak preperitoneal terlihat baik. Pada obstruksi tinggi/atas yang terlihat diatas
pylorus tampak bayangan lambung dilatasi. Pada obstruksi partial bagian distal pylorus masih
terlihat sedikit udara. Sedangkan pada obstruksi total bagian distal pylorus tidak terlihat
bayangan udara atau bayangan intestinal.
- Pada obstruksi tinggi dibawah pylorus, adalah obstruksi yang paling sering ditemukan. Bila
ditemukan bayangan gelembung ganda (double bubble) menunjukkan adanya obstruksi di
duodenum. Bila ditemukan bayangan gelembung multiple kurang dari lima buah (multiple
bubble) menunjukkan adanya obstruksi di jejenum. Kalau terdapat bayangan gelembung lebih
dari lima menunjukkan adanya obstruksi di ileum.
Obstruksi usus halus secara radiology dapat dibedakan antara jejenum dan ileum. Dinding
jejenum menunjukkan garis-garis tipis melintang seperti bulu (Feather like) sedangkan dinding
ileum seperti tabung.
B. Obstruksi Usus Besar (1,2,3,5,6)
Keluhan :
Penderita dengan obstruksi usus besar mempunyai keluhan yang hampir sama dengan obstruksi
usus halus seperti nyeri perut, nausea, vomiting, konstipasi dan diare. Obstruksi usus besar yang
disebabkan oleh keganasan disamping keluhan seperti diatas juga ada keluhan berak darah,
penambahan kebiasaan buang air besar. Ada keluhan sukar buang air besar, tinjanya seperti
kotoran kambing kecil-kecil. Berat badan penderita turun dengan drastis.
Pemeriksaan Fisik : (3,10,11)
Keadaan umum penderita tampak lemah, gelisah, sesak nafas, anemia, perut kembung, dehidrasi,
febris dan ada gejala-gejala syok (peritonitis)
Abdomen :
Tampak distensi dengan bising usus mula-mula tinggi kemudian menurun dan akhirnya
menghilang. Perut nyeri tekan dan nyeri ketok.
Pemeriksaan Colok Dubur :
Pemeriksaan ini perlu dilakukan terutama pada kecurigaan adanya obstruksi usus besar

(anorectal) yang disebabkan oleh keganasan. Tumor yang letaknya 7-11 cm dapat diraba dengan
jari dan dapat ditemtukan bentuk dari tumornya.
Adanya darah dalam sarung tangan sangat membantu diagnosa apakah ada lesi dari mukosa atau
tumor atau adanya intussusepsi yang panjang sampai ke anus.
Laboratorium :
Pemriksaan laboratorium perlu untuk mengetahui apakah ada kelainan sistemik, kelainan
metabolisme yang harus dikoreksi :
- Darah rutin
- Elektrolit
- Urinalisis
- Serum Amilase
- Bilirubin
Radiologi :
1. Foto thorax PA
2. Foto polos abdomen dalam posisi berbaring telentang, tegak/berdiri dan miring ke kiri (left
lateral decubitus)
3. Barium enema
4. CT Scan
5. Endoskopi
- Foto thorax PA : untuk mengetahui adanya udara bebas yang terletak di bawah diafragma
kanan. Kalau ditemukan udara bebas menunjukkan adanya perforasi
- Foto polos abdomen : Tampak dilatasi colon dengan gambaran haustrae yang spesifik. Kalau
obstruksi lebih dari 24 jam akan tampak gambaran seperti anak tangga.
Pada volvulus dapat dilihat adanya gambaran dilatasi tertutup (closed loop dilatation) atau tanda
U terbalik (inverted U sign). Hal ini khas pada volvulus.
PENATALAKSANAAN
a. Pre-operatif
Dasar pengobatan obstruksi usus meliputi :
1. Penggantian kehilangan cairan dan elektrolit ke dalam lumen usus sampai pencapaian tingkat

normal hidrasi dan konsentrasi elektrolit bisa dipantau dengan mengamati pengeluaran urin
(melalui kateter), tanda vital, tekanan vena sentral dan pemeriksaan laboratorium berurutan.
2. Dekompressi tractus gastrointestinal dengan sonde yang ditempatkan intralumen dengan
tujuan untuk dekompressi lambung sehingga memperkecil kesempatan aspirasi isi usus, dan
membatasi masuknya udara yang ditelan ke dalam saluran pencernaan, sehingga mengurangi
distensi usus yang bisa menyebabkan peningkatan tekanan intalumen.
3. Pemberian antibiotika untuk pencegahan pertumbuhan bakteri berlebihan bersama dengan
produk endotoksin dan eksotoksin.
b. Operatif
Tergantung dari etiologi masing-masing :
Adhesi
Pada operasi, perlengketan dilepaskan dan pita dipotong agar pasase usus pulih kembali.
Hernia inkarserata
Dapat dilakukan Herniotomi untuk membebaskan usus dari jepitan.
Neoplasma
Operasi berupa pengangkatan tumor. Pada tumor jinak pasase usus harus dipulihkan kembali,
sedangkan pada tumor ganas sedapat mungkin dilakukan reseksi radikal.
Askariasis
Jika terdapat obstruksi lengkap, atau jika pengobatan konservatif tidak berhasil dapat dilakukan
operasi dengan jalan enterotomi untuk mengeluarkan cacing, tapi apabila usus sudah robek, atau
mengalami ganggren dilakukan reseksi bagian usus yang bersangkutan.
Carsinoma Colon
Operasi dengan jalan reseksi luas pada lesi dan limfatik regionalnya. Apabila obstruksi mekanik
jelas terjadi, maka diperlukan persiapan Colostomi atau Sekostomi.
Divertikel
Reseksi bagian colon yang mengandung divertikel dapat dikerjakan secara elektif setelah
divertikulitis menyembuh. Dapat dianjurkan untuk menempatkan colostomy serendah mungkin,
lebih disukai dalam colon desendens, atau colon sigmoideum. Untuk memungkinkan evaluasi
melalui colostomy dan mencegah peradangan lebih lanjut pada tempat abses
Reseksi sigmoid biasanya dilakukan dengan cara Hartman dengan colostomy sementara. Cara
ini, dipilih untuk menghindari resiko tinggi gangguan penyembuhan luka anastomosis yang

dibuat primer dilingkungan radang. Prosedur Hartman jauh lebih aman karena anastomosis baru
dikerjakan setelah rongga perut dan lapangan bedah bebas kontaminasi dan randang.
Volvulus
Pada volvulus sekum dilakukan tindakan operatif yaitu melepaskan volvulus yang terpelintir
dengan melakukan dekompresi dengan sekostomi temporer, yang juga berefek fiksasi terhadap
sekum dengan cara adhesi. Jika sekum dapat hidup dan tidak terdistensi tegang, maka detorsi dan
fiksasi sekum di qudran bawah bisa dicapai.
Pada volvulus sigmoid jika tidak terdapat strangulasi, dapat dilakukan reposisi sigmoidoskopi.
Cara ini sering meniadakan volvulus dini yang diikuti oleh keluarnya flatus. Reposisi
sigmoidodkopi yang berhasil pada volvulus dapat dicapai sekitar 80% pasien. Jika strangulasi
ditemukan saat laparatomi, maka reseksi gelung sigmoideum yang gangrenous yang disertai
dengan colostomi double barrel atau coloctomi ujung bersama penutup tunggal rectum (kantong
Hartman) harus dilakukan.
Intusussepsi
Sebelum dilakukan tindakan operasi, dilakukan terlebih dahulu dengan reduksi barium enema,
jika tidak ada tanda obstruksi lanjut atau perforasi usus halus.
Bila reduksi dengan enema tidak dapat dilaksanakan maka dilakukan operasi berupa eksplorai
abdomen melalui suatu insisi transversal pada quadran kanan bawah. Intusussepsi tersebut
kemudian direduksi dengan kompressi retrograde dari intusussepsi secara hati-hati. Reseksi usus
diindikasikan bila usus tersebut tidak dapat direduksi atau usus tersebut ganggren.
PROGNOSIS
Obstruksi yang tak mengakibatkan strangulasi mempunyai angka kematian sekitar 5%.
Kebanyakan yang meninggal adalah pasien yang sudah lanjut usia. Obstruksi yang disertai
dengan strangulasi mempunyai angka kematian 8%. Kalau operasi dilakukan dalam jangka
waktu 36 jam sesudah timbulnya gejala yang bersangkutan.

PANKREAS
Didalam perut (abdomen) ada suatu kelenjar besar, pankreas, yang bagian terbesarnya adalah
exocrine dan fungsi pencernaan, namun dimana satu persen yang penting terdiri dari kira-kira

satu juta rumpun sel-sel yang disebut pulau-pulau kecil Langerhans (islets of Langerhans).
Pulau-pulau kecil Langerhans ini memproduksi dua hormon utama yang mengontrol penanganan
dari bahan-bahan bakar glukosa dan asam lemak didalam tubuh. Setelah makan ketika gula darah
naik, ini akan langsung menyebabkan pelepasan insulin dari sel-sel beta dari pulau-pulau kecil
langerhans. Insulin mengurangi produksi glukosa didalam hati dan mendorong pengambilan dan
pemakaian oleh jaringan-jaringan. Dengan cara yang sama, itu mengurangi pelepasan dari asamasam lemak dan glycerol dari jaringan adipose (adipose tissue). Produksi insulin yang tidak
cukup oleh pulau-pulau langerhans sebagai jawaban atas glukosa menjurus pada suatu
peningkatan tingkat-tingkat gula darah dan pada penampilan glukosa didalam air seni, karena
tubulus renal (ginjal) tidak mampu untuk menyerap kembali dengan sepenuhnya jumlah glukosa
yang meningkat yang telah disaring. Ini adalah gangguan produksi hormon yang terjadi pada
diabetes mellitus. Hormon pankreas lainnya, glukagon, dari sel-sel alfa pulau-pulau kecil
langerhans, mempunyai efek yang berlawanan dengan insulin didalam hati, dan meningkatkan
produksi glukosa.
Kontrol dari bahan-bahan bakar didalam tubuh kemudian adalah suatu tindakan-tindakan
keseimbangan dari dua hormon-hormon ini, dan dari hormon-hormon andrenalin, norandrenalin,
hormon pertumbuhan, kortisol dan hormon-hormon tiroid. Ini mengizinkan suatu suplai dari
bahan-bahan bakar yang terkontrol dan teratur kepada semua sel-sel untuk metabolisme dan
pertumbuhan dibawah semua keadaan-keadaan.

Definisi Pankreatitis
Pankreatitis adalah suatu peradangan pada pankreas. Pankreas adalah suatu kelenjar yang besar
dibelakang perut dan dekat pada usus duabelasjari (duodenum). Duodenum adalah bagian atas
dari usus kecil. Pankreas mengeluarkan enzim-enzim pencernaan kedalam usus kecil melalui
suatu pipa yang disebut saluran pankreas (pancreatic duct). Enzim-enzim ini membantu
mencerna lemak-lemak, protein-protein, dan karbohidrat-karbohidrat dalam makanan. Pankreas
juga mengeluarkan hormon-hormon insulin dan glukagon kedalam aliran darah. Hormon-hormon
ini membantu tubuh menggunakan glukosa yang diambil dari makanan sebagai energi.

Secara normal, enzim-enzim pencernaan tidak menjadi aktif sampai mereka mencapai usus kecil,
dimana mereka mulai mencerna makanan. Namun jika enzim-enzim ini menjadi aktif didalam
pankreas, mereka mulai "mencerna" pankreas itu sendiri.
Pankreatitis akut terjadi secara tiba-tiba dan berlangsung selama suatu periode waktu yang
singkat dan umumnya hilang sendiri. Pankreatitis kronis tidak hilang sendiri dan berakibat pada
suatu pengrusakkan/destruksi lambat dari pankreas. Kedua bentuk dapat menyebabkan
komplikasi-komplikasi yang serius. Pada kasus-kasus berat, perdarahan, kerusakan jaringan, dan
infeksi dapat terjadi. Pseudocysts, akumulasi-akumulasi cairan dan puing-puing jaringan , dapat
juga berkembang. Dan enzim-enzim dan racun-racun dapat masuk kedalam aliran darah, melukai
jantung, paru-paru, dan ginjal-ginjal, atau organ-organ lain.
Penyebab Pankreas Akut
Beberapa orang mendapat lebih dari satu kali serangan dan sembuh total darinya setiap kali,
namun pankreatitis akut dapat menjadi suatu penyakit berat yang membahayakan nyawa dengan
banyak komplikasi-komplikasinya. Sekitar 80,000 kasus-kasus terjadi di Amerika setiap tahun;
20 percent darinya berat. Pankreatitis akut terjadi lebih sering pada pria daripada wanita.
Gejala-Gejala Pankreatitis Akut
Pankreatitis akut umumnya mulai dengan sakit pada perut bagian atas yang dapat berlangsung
beberapa hari. Sakitnya kemungkinan berat dan mungkin menjadi konstan hanya pada perut
atau mungkin mencapai belakang dan area-area lainnya. Itu mungkin tiba-tiba dan intensif atau
mulai sebagai suatu sakit yang ringan yang memburuk ketika memakan makanan. Seseorang
dengan pankreatitis akut seringkali kelihatan dan merasa sangat sakit. Gejala-gejala lain dapat
termasuk:

perut yang membengkak dan perih

Mual

Muntah

Demam

Denyut nadi yang cepat

Kasus-kasus berat dapat menyebabkan dehidrasi dan tekanan darah rendah. Jantung, paru-paru,
atau ginjal-ginjal dapat gagal. Jika terjadi perdarahan pada pankreas, goncangan (shock) dan
kadangkala kematian mengikutinya.
Mendiagnose Pankreatitis Akut
Selain menanyakan sejarah medis seseorang dan melakukan suatu pemeriksaan fisik, seorang
dokter akan meminta suatu tes darah untuk mendiagnose pankreatitis akut. Sewaktu seranganserangan akut, darah mengandung paling sedikit tiga kali lebih banyak amylase dan lipase
daripada biasanya. Amylase dan lipase adalah enzim-enzim pencernaan dibentuk didalam
pankreas. Perubahan-perubahan mungkin juga terjadi pada tingkat-tingkat darah dari glukosa,
kalsium, magnesium, sodium, potassium, dan bicarbonate. Setelah pankreas membaik, tingkattingkat ini umumnya balik ke normal.
Seorang dokter mungkin juga meminta suatu USG abdomen (perut) untuk mencari batu-batu
empedu dan suatu CAT (computerized axial tomography) scan untuk mencari peradangan atau
kerusakan pankreas. CAT scans juga berguna dalam menemukan pseudocysts.
Merawat Pankreatitis Akut
Perawatan tergantung dari kerasnya serangan. Jika tidak terjadi komplikasi-komplikasi ginjal
atau paru-paru, pankreatitis akut umumnya membaik sendiri. Perawatan, pada umumnya,
direncanakan untuk menyokong fungsi-fungsi tubuh yang vital (penting) dan mencegah
komplikasi-komplikasi. Diperlukan masuk rumah sakit sehingga cairan-cairan dapat diganti
melalui urat nadi (intravenously).
Jika terjadi pancreatic pseudocysts dan dipertimbangkan cukup besar untuk mengganggu
penyembuhan pankreas, dokter mungkin mengalirkan atau menghilangkan mereka melalui
operasi.
Kecuali jika saluran pankreas atau saluran empedu terhalang oleh batu-batu empedu, suatu
serangan akut umumnya berlangsung hanya beberapa hari saja. Pada kasus-kasus berat,
seseorang mungkin memerlukan pemberian makan melalui urat nadi (intravenous feeding) untuk
3 sampai 6 minggu sewaktu pankreas pelan-pelan sembuh. Proses ini disebut total parenteral

nutrition. Bagaimanapun, untuk kasus-kasus ringan penyakit ini, total parenteral nutrition ini
tidak bermanfaat.
Sebelum meniggalkan rumah sakit, seseorang akan dinasehati untuk tidak meminum alkohol dan
tidak memakan makanan dengan porsi besar. Setelah semua tanda-tanda pankreatitis akut hilang,
dokter akan mencoba menentukan penyebabnya dalam rangka mencegah serangan-serangan di
masa depan. Pada beberapa orang-orang, penyebab serangan jelas, namun pada yang lainlainnya, tes-tes yang lebih banyak diperlukan.
Komplikasi-Komplikasi
Pankreatitis akut dapat menyebabkan persoalan-persoalan pernapasan. Banyak orang
mengembangkan hypoxia, yang berarti bahwa sel-sel dan jaringan-jaringan tidak menerima
cukup oksigen. Dokter-dokter merawat hypoxia dengan memberikan oksigen melalui masker
muka. Meskipun menerima oksigen, beberapa orang masih mengalami gagal paru-paru dan
memerlukan suatu ventilator.
Kadangkala seseorang tidak dapat berhenti muntah dan memerlukan penempatan suatu pipa kecil
(tube) kedalam perut untuk mengeluarkan cairan dan udara. Pada kasus-kasus ringan, seseorang
mungkin tidak makan untuk 3 atau 4 hari dan sebagai gantinya menerima cairan-cairan dan
penghilang sakit melalui urat nadi (intravenous line).
Jika suatu infeksi berkembang, dokter mungkin meresepkan antibiotik-antibiotik. Operasi
mungkin diperlukan untuk infeksi-infeksi yang meluas. Operasi mungkin juga diperlukan untuk
menemukan sumber perdarahan, mengesampingkan persoalan-persoalan yang menyerupai
pankreatitis, atau menghilangkan jaringan-jaringan pankreas yang rusak berat.
Pankreatitis akut kadangkala dapat menyebabkan gagal ginjal. Jika ginjal-ginjal anda gagal, anda
akan memerlukan dialysis untuk membantu ginjal-ginjal anda menghilangkan/mengeluarkan
yang tidak diperlukan (wastes) dari darah anda
Gejala-Gejala Pankreatitis Kronis
Kebanyakan orang dengan pankreatitis kronis mempunyai sakit abdomen (perut), walaupun
beberapa orang tidak mempunyai sakit sama sekali. Sakitnya mungkin dapat memburuk ketika
makan atau minum, menyebar ke punggung, atau menjadi menetap dan melumpuhkan. Pada
kasus-kasus tertentu, sakit abdomen hilang ketika kondisi berlanjut, mungkin karena pankreas

tidak menghasilkan lagi enzim-enzim pencernaan. Gejala-gejala lain termasuk mual, muntah,
kehilangan berat badan, dan kotoran (feces) yang berlemak.
Orang-orang dengan penyakit kronis seringkali kehilangan berat badan, bahkan ketika nafsu
makan dan kebiasaan makannya normal. Kehilangan berat badan terjadi karena tubuh tidak
cukup mengeluarkan enzim-enzim pankreas untuk memecah makanan, sehingga nutrisi-nutrisi
tidak dapat diserap secara normal. Pencernaan yang buruk menjurus pada pengeluaran dari
lemak, protein, dan gula kedalam kotoran (feces). Jika sel-sel pankreas yang memproduksi
insulin (islet cells) telah dirusak, diabetes juga dapat berkembang pada tingkat ini.
Mendiagnosis Pankreatitis Kronis
Diagnose mungkin sulit, namun teknik-teknik baru dapat membantu. Tes-tes fungsi pankreas
membantu seorang dokter memutuskan apakah pankreas masih cukup menghasilkan enzimenzim pencernaan. Dengan menggunakan ultrasonic imaging, endoscopic retrograde
cholangiopancreatography (ERCP), dan CAT scans, seorang dokter dapat melihat persoalanpersoalan yang mengindikasikan pankreatitis kronis. Persoalan-persoalan seperti itu termasuk
kalsifikasi pankreas (calcification of the pancreas), dimana jaringan-jaringan mengeras dari
endapan-endapan garam-garam kalsium yang tidak dapat larut. Pada tingkatan yang lebih lanjut
dari penyakit, ketika terjadi diabetes dan malabsorpsi, seorang dokter dapat menggunakan
sejumlah tes-tes darah, air seni, dan kotoran (feces) untuk membantu mendiagnosis pankreatitis
kronis dan memonitor kemajuannya.

Merawat Pankreatitis Kronis


Membebaskan dari sakit adalah langkah pertama dalam merawat pankreatitis kronis. Langkah
berikutnya adalah merencanakan diet yang tinggi karbohidratnya dan rendah lemaknya.
Seorang dokter mungkin dapat meresepkan enzim-enzim pankreas yang diminum bersama
dengan makanan jika pankreas tidak mengeluarkan yang cukup dari punyanya sendiri. Enzimenzim harus diminum dengan setiap makanan untuk membantu tubuh mencerna makanan dan
memperoleh kembali beberapa berat badan. Kadangkala insulin atau obat-obatan lain diperlukan
untuk mengontrol gula darah (blood glucose).

Pada beberapa kasus-kasus, operasi diperlukan untuk membebaskan dari sakit. Operasi mungkin
melibatkan pengaliran suatu saluran pankreas yang membesar atau mengangkat bagian dari
pankreas.
Untuk serangan-serangan yang lebih ringan dan lebih sedikit, orang-orang dengan pankreatitis
harus berhenti meminum alkohol, patuh pada diet yang diresepkan, dan minum obat-obatan yang
tepat.
Pankreatitis pada Anak-Anak
Pankreatitis kronis adalah jarang pada anak-anak. Luka berat (trauma) pada pankreas dan
pankreatitis warisan adalah dua penyebab yang diketahui pada pankreatitis masa kanak-kanak.
Anak-anak dengan cystic fibrosis, suatu penyakit paru-paru yang berlanjut, melumpuhkan, dan
tidak dapat diobati, mungkin dapat juga mempunyai pankreatitis. Namun lebih sering
penyebabnya tidak diketahui

Apendisitis (radang usus buntu) adalah peradangan pada apendiks


vermiformis (umbai cacing/ usus buntu).
Umumnya apendisitis disebabkan oleh infeksi bakteri, namun faktor pencetusnya ada beberapa
kemungkinan yang sampai sekarang belum dapat diketahui secara pasti. Di antaranya faktor
penyumbatan (obstruksi) pada lapisan saluran (lumen) apendiks oleh timbunan tinja/feces yang
keras (fekalit), hiperplasia (pembesaran) jaringan limfoid, penyakit cacing, parasit, benda asing
dalam tubuh, kanker dan pelisutan.
Faktor kebiasaan makan makanan rendah serat dan konstipasi /susah buang air besar (BAB)
menunjukkan peran terhadap timbulnya apendisitis. Konstipasi akan meningkatkan tekanan

lumen usus yang berakibat sumbatan fungsional apendiks dan meningkatnya pertumbuhan flora
normal usus.
Tipe apendisitis:
1. Apendisitis akut (mendadak).
Gejala apendisitis akut adalah demam, mual-muntah, penurunan nafsu makan, nyeri sekitar
pusar yang kemudian terlokalisasi di perut kanan bawah, nyeri bertambah untuk berjalan, namun
tidak semua orang akan menunjukkan gejala seperti ini, bisa juga hanya bersifat meriang, atau
mual-muntah saja.
2. Apendisitis kronik.
Gejala apendisitis kronis sedikit mirip dengan sakit asam lambung dimana terjadi nyeri samar
(tumpul) di daerah sekitar pusar dan terkadang demam yang hilang timbul. Seringkali disertai
dengan rasa mual, bahkan kadang muntah, kemudian nyeri itu akan berpindah ke perut kanan
bawah dengan tanda-tanda yang khas pada apendisitis akut.
Penyebaran rasa nyeri akan bergantung pada arah posisi/letak apendiks itu sendiri terhadap usus
besar, Apabila ujung apendiks menyentuh saluran kemih, nyerinya akan sama dengan sensasi
nyeri kolik saluran kemih, dan mungkin ada gangguan berkemih.

Bila posisi apendiks ke belakang, rasa nyeri muncul pada pemeriksaan tusuk dubur atau tusuk
vagina. Pada posisi usus buntu yang lain, rasa nyeri mungkin tidak spesifik.
Perjalanan penyakit apendisitis:
Apendisitis akut fokal (peradangan lokal)

Apendisitis supuratif (pembentukan nanah)

Apendisitis Gangrenosa (kematian jaringan apendiks)

Perforasi (bocornya dinding apendiks )

Peritonitis (peradangan lapisan rongga perut); sangat berbahaya, dan mengancam jiwa

Ada beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan oleh Tim Kesehatan untuk menentukan dan
mendiagnosis adanya Apendisitis, diantaranya adalah pemeriksaan fisik, pemeriksaan
laboratorium dan pemeriksaan radiologi :
1. Pemeriksaan fisik.
Pada apendisitis akut, dengan pengamatan akan tampak adanya pembengkakan (swelling) rongga
perut dimana dinding perut tampak mengencang (distensi). Pada perabaan (palpasi) didaerah
perut kanan bawah, seringkali bila ditekan akan terasa nyeri dan bila tekanan dilepas juga akan
terasa nyeri (Blumberg sign)
Dengan tindakan tungkai kanan dan paha ditekuk kuat / tungkai di angkat tinggi-tinggi, maka
rasa nyeri di perut semakin parah. Kecurigaan adanya peradangan apendiks semakin bertambah
bila pemeriksaan dubur dan atau vagina menimbulkan rasa nyeri juga. Suhu dubur yang lebih
tinggi dari suhu ketiak, lebih menunjang lagi adanya radang usus buntu.
2. Pemeriksaan Laboratorium.
Pada pemeriksaan laboratorium darah, yang dapat ditemukan adalah kenaikan dari sel darah
putih (leukosit) .
3. Pemeriksaan radiologi.
Foto polos perut dapat memperlihatkan adanya fekalit. Namun pemeriksaan ini jarang membantu
dalam menegakkan diagnosis apendisitis. Ultrasonografi (USG) cukup membantu dalam
penegakkan diagnosis apendisitis , terutama untuk wanita hamil dan anak-anak. Tingkat
keakuratan yang paling tinggi adalah adalah dengan pemeriksaan CT scan (93-98 %). Dengan
CT scan dapat terlihat jelas gambaran apendiks.
Bila diagnosis sudah pasti, maka penatalaksanaan standar untuk penyakit apendisitis (radang
usus buntu)adalah operasi. Pada kondisi dini apabila sudah dapat langsung terdiagnosis
kemungkinan pemberian antibiotika dapat saja dilakukan, namun demikian tingkat
kekambuhannya mencapai 35%.
Pembedahan dapat dilakukan secara terbuka atau semi-tertutup (laparoskopi). Setelah dilakukan
pembedahan, harus diberikan antibiotika selama 7 -10 hari. Selanjutnya adalah perawatan luka
operasi yang harus terhindar dari kemungkinan infeksi sekunder dari alat yang terkontaminasi
dll.
KOLANGITIS

Kolangitis adalah suatu infeksi bakteri akut pada sistem saluran empedu. Charcot ditahun 1877
menjelaskan tentang keadaan klinis dari kolangitis, sebagai trias, yaitu demam, ikterus dan nyeri
abdomen kuadran kanan atas, yang dikenal dengan Charcot triad. Charcot mendalilkan bahwa
empedu

stagnankarena

obstruksi

saluran

empedu

menyebabkan

perkembangan

kolangitis.
Obstruksi juga dapat terjadi pada bagian manapun dari saluran empedu, yang membawa
empedu dari hepar kekandung empedu dan usus. Bakteri yang sering dikultur pada empedu
adalah Eschericia Coli, Klebsiella, Pseudomonas, Proteus, Enterococcus, Clostridium
perfiringens, Bacteroides fragilis. Bakteri anaerob yang dikultur hanya sekitar 15% kasus.(1,2,4)
Patofisiologi kolangitis sekarang ini dimengerti sebagai akibat kombinasi 2 faktor, yaitu
cairan empedu yang terinfeksi dan obstruksi biliaris. Peningkatan tekanan intraduktal yang
terjadi menyebabkan refluks bakteri ke dalam vena hepatik dan sistem limfatik perihepatik yang
menyebabkan bakterimia.(3)

You might also like