Professional Documents
Culture Documents
Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk berjalan bangkit berdiri dan kembali ke
tempat tidur, kursi, kloset duduk, dan sebagianya disamping kemampuan mengerakkan
ekstermitas atas. (Hincliff, 1999)
Mobilisasi dini menurut Carpenito tahun 2000 adalah suatu upaya mempertahankan
kemandirian sedini mungkin dengan cara membimbing penderita untuk mempertahankan
fungsi fisiologis.
Berjalan : dengan bantuan (1). Penyangga kaki dari logam, 2). Sepatu khusus, 3). Bidai,
4). Kaki palsu),
Menggerakkan tubuh, bahu, tangan dan lengan untuk berbagai macam gerakan, seperti :
1). Menggerakkan dan melepaskan pakaian, 2). Menjaga kebersihan pribadi, 3).
Mengerjakan pekerjaan rumah tangga
Kursi roda : di dorong oleh orang lain di jalanan sendiri. (Roper, 2002)
Tindakan ini merupakan salah satu cara mempertahankan kemampuan mobilitas pasien :
Mempertahankan kenyamanan
Bentuknya meliputi :
1. Posisi fowler
Tujuan :
1. Mempertahankan kenyamanan
2. Memfasilitas fungsi pernafasan
2. Posisi SIM
Pada posisi ini pasien berbaring miring, baik miring ke kanan atau miring ke kiri.
Tujuan :
1. Memberikan kenyamanan
2. Melakukan hukna
3. Memberikan obat per anus (supositorial)
4. Melakukan pemeriksaan daerah anus
3. Posisi trendelenburg
Posisi ini menempatkan pasien di tempat tidur dengan bagian kepala lebih rendah dari
bagian kaki.
Pada posisi ini, pasien ditempatkan pada posisi terlentang dengan kedua lutut fleksi di
atas tempat tidur.
Tujuan :
2. Pemeriksaan genetalia
3. Posisi pada proses persalinan
5. Posisi Litotomi
Pada posisi ini, pasien ditempatkan pada posisi terlentang dengan mengangkat kedua kaki
dan ditarik ke atas abdomen.
Tujuan :
Pada posisi genu pektoral, pasien menungging dengan kedua kaki ditekuk dan dada
menempel pada bagian alas tempat tidur.
Aktivitas ini dilakukan pada pasien yang membutuhkan bantuan untuk berpindah dari
tempat tidur ke kursi roda.
Tujuan :
Pada tindakan ini pemindahan pasien dilakukan oleh dua sampai tiga orang perawat.
Pemindahan ini dapat dari tempat tidur atau ke brankart atau dari satu tempat tidur ke
tempat tidur yang lain. Pemindahan ini biasanya dilakukan pada pasien yang tidak dapat
atau tidak boleh melakukan pemindahan sendiri. Hal yang perlu disiapkan sama dengan
pemindahan pasien ke tempat tidur ke kursi roda.
Tujuan : Memindahkan pasien dari rungan satu ke ruangan yang lain untuk tujuan
tertentu (pemeriksaan diagnostik atau pindah ruangan)
Seperti halnya tindakan lain, membantu pasien berjalan memerlukan persiapan. Perawat
mengkaji beberapa toleransi pasien terhadap aktivitas, kekuatan, adanya nyeri dan
keseimbangan pasien untuk menentukan jumlah bantuan yang diperlukan paien.
Aktivitas ini memungkinkan memerlukan alat seperti kruk dan tongkat. Namun ada
prinsipnya, perawat dapat melakukan aktivitas ini meskipun tanpa menggunakan alat.
Tujuan :
Yaitu seluruh anggota dapat melakukan mobilisasi secara normal. Mobilisasi penuh
mempunyai peranan penting dalam menjaga kesehatan baik secara fisiologis maupun
psikologis.
2. Mobilisasi sebagian
Yaitu sebagian dari anggota badan yang dapat melakukan mobilisasi secara normal.
Terjadi pada pasien dengan gangguan saraf motorik dan sensorik, terdiri dari :
2. Tulang
Merupakan jaringan hidup yang mempulnyai banyak suplai darah.Tulang dapat tumbuh
dan memperbaiki dirinya. Fungsi tulang sebagai tuas untuk menggerakkan otot-otot dan
menyimpan kalsium dan fosfat, mengeluarkannya bila dibutuhkan.
3. Tendon
Merupakan jaringan ikat yang kuat, berwarna putih dan tidak elastis untuk melekatkan
otot pada tulang.
4. Ligamen
Merupakan pita jaringan fibrosa yang kuat dan berfungsi untuk mengikat serta
menyatukan tulang atau bagian lain untuk menyangga suatu organ.
5. Otot
1. Otot skeletal yaitu otot yang ditemukan pada tulang rawan atau kulit. Dikendalikan
melalui sistem syaraf pusat, serat-seratnya memperlihatkan garis-garis melintang.
2. Otot polos ditemukan pada dinding visera dan pembuluh darah. Dikendalikan melalui
sistem syaraf otonom, serat-seratnya tidak memperlihatkan garis melintang.
3. Otot jantung yang hanya ditemukan di jantung
6. Sistem syaraf
Jaringan syaraf dibentuk dari neuron yang sel-selnya terkadang mengalami proses yang
sangat panjang dikhususkan untuk penghantar implus syaraf yang menyokong dan
memberi makan neuron-neuron.
Neuron adalah unit dasar sistem persyarafan. (Cambridge Comunication Limited, 1998)
2. Budaya
Beberapa faktor budaya juga mempunyai pengaruh terhadap aktivitas. Misalnya di Jawa
berpenampilan halus dan merasa tabu bila mengerjakan aktivitas berat dan pria
cenderung melakukan aktivitas lebih berat.
3. Energi
Tingkat energi bervariasi pada setiap individu. Terkadang seseorang membatasi aktivitas
tanpa mengetahui penyebabnya. Selain itu tingkat usia juga berpengaruh terhadap
aktivitas. Misalnya orang pada usia pertengahan cenderung mengalami penurunan
aktivitas yang berlanjut sampai usia tua.
Berbagai masalah dapat terjadi bila tidak melakukan mobilisasi dini, misalnya :
1. Gangguan pernafasan yaitu sekret akan terakumulasi pada saluran pernafasan yang akan
berakibat klien sulit batuk dan mengalami gangguan bernafas.
2. Pada sistem kardiovaskuler terjadi hipotensi ortostatik yang disebabkan oleh sistem
syaraf otonom tidak dapat menjaga keseimbangan suplai darah sewaktu berdiri dari
berbagai dalam waktu yang lama.
3. Pada saluran perkemihan yang mungkin terjadi adalah statis urin yang disebabkan karena
pasien pada posisi berbaring tidak dapat mengosongkan kandung kemih secara sempurna.
4. Pada gastrointestinal terjadi anoreksia diare atau konstipasi. Anoreksia disebabkan oleh
adanya gangguan katabolisme yang mengakibatkan ketidak seimbangan nitrogen karena
adanya kelemahan otot serta kemunduran reflek deteksi, maka pasien dapat mengalami
konstipasi.
Yaitu tindakan menekuk dua ujung sesuatu alat saling mendekati atau keadaan dua ujung
sesuatu alat yang tertekuk berekatan.
2. Ekstensi
Yaitu gerakan yang membesarkan sudut antara dua ujung tulang yang bersendi. Gerakan
yang menjauhkan ujung-ujung alat atau bagian tubuh.
3. Abduksi
Yaitu gerakan anggota badan atau mata kesisi menjahui sumbu tengah tubuh
4. Rotasi
5. Eversi
6. Inversi
Yaitu putar bagian telapak kaki kebagian dalam membentuk sudut dari persendian
7. Pronasi
8. Supinasi