Professional Documents
Culture Documents
disertai
pembentukan bekuan darah (thrombus). Ketika pertama kali terjadi bekuan pada vena
akibat statis atau hiperkoagulabilitas, tanpa disertai peradangan maka proses ini
dinamakan flebotrombosis. (Smeltzer, 2001).
B. Etiologi
a. Perluasan infeksi endometrium
b. Mempunyai varises pada vena
c. Obesitas
d. Pernah mengalami tramboflebitis
e. Berusia 30 tahun lebih dan pada saat persalinan berada pada posisi stir up untuk waktu
yang lama
f. Memiliki insidens tinggi untuk mengalami tromboflebitis dalam keluarga.
(Adele Pillitteri, 2007)
C. Patofisologi
Terjadinya thrombus :
a. Abnormalitas dinding pembuluh darah
Formasi trombus merupakan akibat dari statis vena, gangguan koagubilitas darah
atau kerusakan pembuluh maupun endotelial. Stasis vena lazim dialami oleh orang-orang
yang imobilisasi maupun yang istirahat di tempat tidur dengan gerakan otot yang tidak
memadai untuk mendorong aliran darah. Stasis vena juga mudah terjadi pada orang yang
berdiri terlalu lama, duduk dengan lutut dan paha ditekuk, berpakaian ketat, obesitas,
tumor maupun wanita hamil.
Kurang pengetahuan
Ansietas
E. Klasifikasi
Tomboflebitis dibagi menjadi 2, yaitu:
a. Pelvio tamboflebitis
Pelvio tromboflebitis mengenai vena-vena dinding uterus dan ligamentum latum,
yaitu vena ovarika, vena uterina dan vena hipograstika. Vena yang paling sering terkena
ialah vena overika dekstra karena infeksi pada tempat implantasi plasenta terletak
dibagian atas uterus; proses biasanya unilateral. Perluasan infeksi dari vena ovarika
dekstra, mengalami inflamasi dan akan menyebabkan perisalpingo-ooforitis dan
peridiapendisitis. Perluasan infeksi dari vena uterna ialah ke vena iliaka komunis.
Biasanya terjadi sekitar hari ke-14 atau ke-15 pasca partum.
b. Tomboflebitis femoralis
2. Rawat inap : penderita tirah baring untuk pemantauan gejala penyakit dan
mencegah terjadinya emboli pulmonum
3. Terapi medik: pemberian antibiotika, heparin terdapat tanda-tanda atau dugaan
adanya emboli pulmonum
4. Terapi operatif : pengikatan vena kava inferior dan vena ovarika jika emboli
septik terus berlangsung sampai mencapai paru-paru; meskipun sedang dilakukan
hipernisasi, siapkan untuk menjalani pembedahan.
(Abdul Bari Saifudin, dkk., 2002)
b. Tromboflebitis Femoralis
1. Anjurkan ambulasi dini untuk meningkatkan sirkulasi pada ekstremitas bawah
dan menurunkan kemungkinan pembentukan pembekuan darah.
2. Pastikan klien untuk tidak berada pada posisi litotomi dan menggantung kaki
lebih dari 1 jam, dan pastikan untuk memberikan alas pada penyokong kaki guna
mencegah adanya tekanan yaang kuat pada betis.
3. Sediakan stocking pendukung kepada klien pasca patrum yang memiliki varises
vena untuk meningkatkan sirkulasi vena dan membantu mencegah kondisi stasis.
4. Instruksikan kepada klien untuk memakai stocking pendukung sebelum bangun
pagi dan melepaskannya 2x sehari untuk mengkaji keadaan kulit dibawahnya.
5. Anjurkan tirah baring dan mengangkat bagian kaki yang terkena.
6. Dapatkan nilai pembekuan darah perhari sebelum obat anti koagulan diberikan.
7. Berikan anti koagulan, analgesik, dan anti biotik sesuai dengan resep.
8. Berikan alat pamanas seperti lampu. Atau kompres hangat basah sesuai
instruksi, pastikan bahwa berat dari kompres panas tersebut tidak menekan kaki
klien sehingga aliran darah tidak terhambat.
9. Sediakan bed cradle untuk mencegah selimut menekan kaki yang terkena.
10. Ukur diameter kaki pada bagian paha dan betis dan kemudian bandingkan
pengukuran tersebut dalam beberapa hari kemudian untuk melihat adanya
peningkatan atau penurunan ukuran.
11. Dapatkan laporan mengenai lokea dan timbang berat pembalut perineal untuk
mengkaji pendarahan jika klien dalam terapi antikoagulan.
12. Kaji adanya kemungkinan tanda pendarahan lain, misalnya: pendarahan pada
gusi, bercak ekimosis, pada kulit atau darah yang keluar dari jahitan episiotomi.
13. Yakinkan klien bahwa heparin yang diterimanya dapat dilanjutkan pada masa
menyusui karena obat ini tidak akan berada didalam air susu.
14. Siapkan pemberian protamin sulfat sebagai antagonis heparin.
15. Jelaskan pada klien mengenai pemberian heparin yang harus dilakukan
melalui terapi sub kutan
5
BAB II
ASUHANKEPERAWATAN TROMBOFLEBITIS
A. Pengkajian
1. Riwayat Penyakit
Riwayat varises, hiperkoagulasi, penyakit neoplasma, penyakit kardiovaskuler, pembedahan
mayor, resiko tinggi cedera, obesitas.
Riwayat duduk lama, baik karena berhubungan dengan pekerjaan atau akibat dari pembatasan
aktivitas.
Imobilitas berkenaan dengan tirah baring dan anestesia.
2. Sirkulasi
a. Varises vena.
b. Sedikit peningkatan frekuansi nadi.
c.
3. Makanan/cairan
Penambahan berat badan berlebihan/kegemukan.
4. Nyeri/ketidaknyamanan
Nyeri tekan dan pada area yang sakit misalnya betis atau paha. Trombosis dapat teraba,
menojol/berkeluk.
5. Keamanan
Adanya endometritis pascapartum atau selulitis pelvis. Suhu agak meninggi, kemajuan pada
peninggian yang dapat dilihat dan menggigil.
6. Seksualitas
- Persalinan lama berkenaan dengan tekanan kepala janin pada vena vena pelvis, penggunaan
penjejak kaki atau posisi yang salah dari ekstremitas selama fase intrapartum atau kelahiran
melalui operasi, termasuk kelahiran sesaria.
- Wanita pemakai kontrasepsi oral.
B. Analisa Data
No
1
Data
Etiologi
edema, eritema
Ds:
Do:
Problem
Perubahan perfusi
jaringan
adanya
Nyeri akut
prosesimplamasi,sparmevask
uler akumulasi asam laktat
Respirasi menningkat
Tekanan darah meningkat
Pasien tetlihat menaha sakit
3
Ds:
Ansietas
Kurang
Pasien menanyakan
pengetahuan
penyakitnya
Do:
C. Prioritas Masalah
1. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan edema, eritema
2. Nyeri akut berhubungan dengan adanya proses implamasi, sparmevaskuler akumulasi asam
laktat
3. Ansietas berhubungan dengan perubahan pada status kesehatan
4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang pemajanan / mengikat
D. Intervensi
No
1.
Diagnosa
Perubahan perpusi jaringan
Tujuan
Pengisian kapiler
Intervensi
Anjurkan tirah
Rasional
Meminimalkan
adekuat
baring
kemungkinan
eritma
penurunan edema
perubahan posisi
dan eritma
dengan menciptakan
emboh
Kaji pengisian
Penurunan kapiler
kapiler
Anjurkan untuk
Mengosongkan vena-
meningkatkan
telapak kaki
dengan kaki
mempertahankan vena
bawah ke atas
tetap kolap
ketinggian
jantung
Lakukan
ambulasi,
vena menbantu
progresip setelah
mencegah statis
fase akut
2.
Memberikan
Menaikan sirkulasi ke
kompres hangat,
area,dengan menaikan
lembab pada
ektemilasi yang
sakit
Kaji tingkat nyeri
vena
Jelasnya arteri,
Menaikan
inflamasi,sparmevaskuler
kenyamanan
hipoksia dengan
Istirahat dengan
luasnya udem
cepat
berkenaan dengan
Nyeri hilang
terdirinya trobosit di
dinding vena
terimlamasi
mengimobilisasikan
ekstremitar yang sakit
untuk menurunkan
nyeri berkenaan
dengan gerakan otot
Anjurkan tirah
Menurunkan ketidak
baring dengan
nyamanan berkenaan
cepat
kontaksi otot
Pantau TTV
Tinggikan area
Mendorong aliran
sakit diberikan
bahkan vena
ayunan
memudahkan sirkulasi
Menghilangkan nyeri
pemberian obat-
dengan menggerakkan
obatan sesuai
otot
indikasi
3.
Beri kompres
Menaikan vasodilatasi
hangat
dengan kenaikan
Berikan HE
sirkulasi
Menurunkan rasa
Mengungkapkan
status kesehatan
kesadaran tentang
perasaan ansietas
tahuan dan
Ansietas
menaikanpembelajara
berkurang
n klien dengan
Menurunkan
keterbukaan dengan
tanda prilaku
tindakan
seperti gelisah
Pantau TTV
Dapat menunjukan
perubahan pada
tingkat ansietas
Bantu klien
dengan merawat
berkurang bila ia
sendiri dengan
menemukan bahwa
baik
kebutuhannya
terpencil dengan
bahwa ia mampu
mengatasi dengan
terlibat dengan tugas
keperawatan diri
4.
Mengungkapkan
Kaji
sendiri
Membantru dalam
pemajanan / mengikat
pemahaman
pengwetahuan
menentukan kebutuha
tentang kondisi,
klien tentang
dengan
tindakan
proses
mengklarifikasi
pembahasan
penyembuhan
informasi sebelumnya
10
Melakukan pemb
Tinjau ulang
kegunaan tirah
Konstriksi continue
baring
Anjurkan
permukaan
tindakan yang
aman untuk
kogulasi dapat
menghindari
mengakibat kan
trauma
penaikan
kecendrungan
pendarahan yang dapat
menandakan
kebutuhan mengubah
terapi antikogulasi
11
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Trombosis ialah prises pembentukan bekuan darah atau koagulum dalam sisten vaskuler
(yaitu, pembuluh darah atau jantung) selama manusia masih hidup.
Penyebab dari tromboflebitis ailah perubahan susunan darah, perubahan laju peredaran darah,
perubahan lapisan entema pembuluh darah.
12
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marylin E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi 3. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
http://cakulanakbidan.blogspot.com/2009/10/makalah-trombopeblitis.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Tromboflebitis
http://medicastore.com/penyakit/646/Flebitis_Superfisialis.html
http://stasiunbidan.blogspot.com/2009/04/askeb-ibu-nifas-dengan-tromboflebitis.html
13