You are on page 1of 13

BAB I

KOSEP DASAR PENYAKIT TROMBOFLEBITIS


A. Pengertian
Tromboflebitis adalah peradangan dinding vena dan biasanya

disertai

pembentukan bekuan darah (thrombus). Ketika pertama kali terjadi bekuan pada vena
akibat statis atau hiperkoagulabilitas, tanpa disertai peradangan maka proses ini
dinamakan flebotrombosis. (Smeltzer, 2001).
B. Etiologi
a. Perluasan infeksi endometrium
b. Mempunyai varises pada vena
c. Obesitas
d. Pernah mengalami tramboflebitis
e. Berusia 30 tahun lebih dan pada saat persalinan berada pada posisi stir up untuk waktu
yang lama
f. Memiliki insidens tinggi untuk mengalami tromboflebitis dalam keluarga.
(Adele Pillitteri, 2007)
C. Patofisologi
Terjadinya thrombus :
a. Abnormalitas dinding pembuluh darah
Formasi trombus merupakan akibat dari statis vena, gangguan koagubilitas darah
atau kerusakan pembuluh maupun endotelial. Stasis vena lazim dialami oleh orang-orang
yang imobilisasi maupun yang istirahat di tempat tidur dengan gerakan otot yang tidak
memadai untuk mendorong aliran darah. Stasis vena juga mudah terjadi pada orang yang
berdiri terlalu lama, duduk dengan lutut dan paha ditekuk, berpakaian ketat, obesitas,
tumor maupun wanita hamil.

b. Perubahan komposisi darah (hyperkoagulabilitas)


Hyperkoagulabilitas darah yang menyertai trauma, kelahiran dan IMA juga
mempermudah terjadinya trombosis. Infus intravena, banyak faktor telah dianggap
terlibat dalam patogenesis flebitis karena infus intravena, antara lain:
1) Faktor-faktor kimia seperti obat atau cairan yang iritan (flebitis kimia)
a) pH dan osmolaritas cairan infus yang ekstrem selalu diikuti risiko flebitis
tinggi.Obat suntik yang bisa menyebabkan peradangan vena yang hebat, antara
1

lain kalium klorida, vancomycin, amphotrecin B, cephalosporins, diazepam,


midazolam dan banyak obat khemoterapi.
b) Mikropartikel yang terbentuk bila partikel obat tidak larut sempurna selama
pencampuran.
c) Penempatan kanula pada vena proksimal (kubiti atau lengan bawah) sangat
dianjurkan untuk larutan infus dengan osmolaritas > 500 mOsm/L. Hindarkan
vena pada punggung tangan jika mungkin, terutama pada pasien usia lanjut
d) Kateter yang terbuat dari silikon dan poliuretan kurang bersifat iritasi dibanding
politetrafluoroetilen (teflon) karena permukaan lebih halus, lebih thermoplastik
dan lentur. Risiko tertinggi untuk flebitis dimiliki kateter yang terbuat dari
polivinil klorida atau polietilen.
2) Faktor-faktor mekanis seperti bahan, ukuran kateter, lokasi dan lama kanulasi.
(Kanula yang dimasukkan ada daerah lekukan sering menghasilkan flebitis
mekanis. Ukuran kanula harus dipilih sesuai dengan ukuran vena dan difiksasi
dengan baik).
3) Agen infeksius.
Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap flebitis bakteri meliputi:
a. Teknik pencucian tangan yang buruk
b. Kegagalan memeriksa peralatan yang rusak.
c. Pembungkus yang bocor atau robek mengundang bakteri.
d. Teknik aseptik tidak baik
e. Teknik pemasangan kanula yang buruk
f. Kanula dipasang terlalu lama
g. Tempat suntik jarang diinspeksi visual
c. Gangguan aliran darah
D. Pohon Masalah
gangguan koagubilitas
kerusakan pembuluh darah
statis vena
edema, eritema adanya prosesimplamasi,sparmevaskuler akumulasi asam laktat

Pengisian kapiler tidak adikuat


Terlihat peningkatan edema
Respirasi menningkat
Tekanan darah meningkat
Pasien tetlihat menaha sakit
Perubahan perfusi jaringan
Nyeri Akut

perubahan pada status kesehatan


Pasien kelihatan cemas

Pasien menanyakan penyakitnya

Kurang pengetahuan

Ansietas

E. Klasifikasi
Tomboflebitis dibagi menjadi 2, yaitu:
a. Pelvio tamboflebitis
Pelvio tromboflebitis mengenai vena-vena dinding uterus dan ligamentum latum,
yaitu vena ovarika, vena uterina dan vena hipograstika. Vena yang paling sering terkena
ialah vena overika dekstra karena infeksi pada tempat implantasi plasenta terletak
dibagian atas uterus; proses biasanya unilateral. Perluasan infeksi dari vena ovarika
dekstra, mengalami inflamasi dan akan menyebabkan perisalpingo-ooforitis dan
peridiapendisitis. Perluasan infeksi dari vena uterna ialah ke vena iliaka komunis.
Biasanya terjadi sekitar hari ke-14 atau ke-15 pasca partum.
b. Tomboflebitis femoralis

Tromboflebitis femoralis mengenai vena-vena pada tungkai, misalnya vena


vemarolis, vena poplitea dan vena safena. Sering terjadi sekitar hari ke-10 pasca partum.
(Abdul Bari SAifudin, dkk., 2002
.
F. Manifestasi klinis
Penderita-penderita umumnya mengeluh spontan terjadinya nyeri di daerah vena
(nyeri yang terlokalisasi), yang nyeri tekan, kulit di sekitarnya kemerahan (timbul dengan
cepat diatas vena) dan terasa hangat sampai panas. Juga dinyatakan adanya oedema atau
pembengkakan agak luas, nyeri bila terjadi atau menggerakkan lengan, juga pada
gerakan-gerakan otot tertentu. Pada perabaan, selain nyeri tekan, diraba pula pengerasan
dari jalur vena tersebut, pada tempat-tempat dimana terdapat katup vena, kadang-kadang
diraba fluktuasi, sebagai tanda adanya hambatan aliran vena dan menggembungnya vena
di daerah katup. Fluktuasi ini dapat pula terjadi karena pembentukan abses. Febris dapat
terjadi pada penderita-penderita ini, tetapi biasanya pada orang dewasa hanya dirasakan
sebagai malaise.
G. Pola Pengobatan
Flebitis superfisialis sering menghilang dengan sendirinya. Untuk mengurangi
nyeri bisa diberikan obat pereda nyeri (misalnya Aspirin, ibuprofen). Untuk mempercepat
penyembuhan, bisa disuntikkan anestesi (obat bius) lokal, dilakukan pengangkatan
trombus dan kemudian pemakaian perban kompresi selama beberapa hari.
Jika terjadi di daerah selangkangan, trombus bisa masuk ke dalam vena dalam dan
terlepas. Untuk mencegah hal ini, dianjurkan untuk melakukan pembedahan darurat guna
mengikat vena permukaan. Untuk rekomendasi lebih spesifik, lihat kondisi tertentu.
Secara umum, pengobatan dapat mencakup sebagai berikut: Obat analgesik (nyeri obat),
antikoagulan atau pengencer darah untuk mencegah pembentukan gumpalan baru,
Trombolitik untuk melarutkan bekuan yang sudah ada, non-steroid obat anti inflamasi
(OAINS), seperti ibuprofen untuk mengurangi rasa sakit dan peradangan, antibiotik (jika
infeksi hadir).
H. Penatalaksanaan
a. Pelvio Tromboflebitis
1. Lakukan pencegahan terhadap endometritis dan tromboflebitis dengan
menggunakan teknik aseptik yang baik
4

2. Rawat inap : penderita tirah baring untuk pemantauan gejala penyakit dan
mencegah terjadinya emboli pulmonum
3. Terapi medik: pemberian antibiotika, heparin terdapat tanda-tanda atau dugaan
adanya emboli pulmonum
4. Terapi operatif : pengikatan vena kava inferior dan vena ovarika jika emboli
septik terus berlangsung sampai mencapai paru-paru; meskipun sedang dilakukan
hipernisasi, siapkan untuk menjalani pembedahan.
(Abdul Bari Saifudin, dkk., 2002)
b. Tromboflebitis Femoralis
1. Anjurkan ambulasi dini untuk meningkatkan sirkulasi pada ekstremitas bawah
dan menurunkan kemungkinan pembentukan pembekuan darah.
2. Pastikan klien untuk tidak berada pada posisi litotomi dan menggantung kaki
lebih dari 1 jam, dan pastikan untuk memberikan alas pada penyokong kaki guna
mencegah adanya tekanan yaang kuat pada betis.
3. Sediakan stocking pendukung kepada klien pasca patrum yang memiliki varises
vena untuk meningkatkan sirkulasi vena dan membantu mencegah kondisi stasis.
4. Instruksikan kepada klien untuk memakai stocking pendukung sebelum bangun
pagi dan melepaskannya 2x sehari untuk mengkaji keadaan kulit dibawahnya.
5. Anjurkan tirah baring dan mengangkat bagian kaki yang terkena.
6. Dapatkan nilai pembekuan darah perhari sebelum obat anti koagulan diberikan.
7. Berikan anti koagulan, analgesik, dan anti biotik sesuai dengan resep.
8. Berikan alat pamanas seperti lampu. Atau kompres hangat basah sesuai
instruksi, pastikan bahwa berat dari kompres panas tersebut tidak menekan kaki
klien sehingga aliran darah tidak terhambat.
9. Sediakan bed cradle untuk mencegah selimut menekan kaki yang terkena.
10. Ukur diameter kaki pada bagian paha dan betis dan kemudian bandingkan
pengukuran tersebut dalam beberapa hari kemudian untuk melihat adanya
peningkatan atau penurunan ukuran.
11. Dapatkan laporan mengenai lokea dan timbang berat pembalut perineal untuk
mengkaji pendarahan jika klien dalam terapi antikoagulan.
12. Kaji adanya kemungkinan tanda pendarahan lain, misalnya: pendarahan pada
gusi, bercak ekimosis, pada kulit atau darah yang keluar dari jahitan episiotomi.
13. Yakinkan klien bahwa heparin yang diterimanya dapat dilanjutkan pada masa
menyusui karena obat ini tidak akan berada didalam air susu.
14. Siapkan pemberian protamin sulfat sebagai antagonis heparin.
15. Jelaskan pada klien mengenai pemberian heparin yang harus dilakukan
melalui terapi sub kutan
5

16. Jelaskan kepada klien bahwa untuk kehamilan selanjutnya ia harus


memberitahukan tenaga kesehatan yang dia hadapi untuk memastikan bahwa
pencegahan trombofrebitis yang tepat telah dlakukan.
(Adele Pillitteri, 2007)

BAB II
ASUHANKEPERAWATAN TROMBOFLEBITIS
A. Pengkajian
1. Riwayat Penyakit
Riwayat varises, hiperkoagulasi, penyakit neoplasma, penyakit kardiovaskuler, pembedahan
mayor, resiko tinggi cedera, obesitas.
Riwayat duduk lama, baik karena berhubungan dengan pekerjaan atau akibat dari pembatasan
aktivitas.
Imobilitas berkenaan dengan tirah baring dan anestesia.
2. Sirkulasi
a. Varises vena.
b. Sedikit peningkatan frekuansi nadi.
c.

Riwayat trombosis vena sebelumnya, masalah jantung, hemoragi, hipertensi karena

kehamilan, hiperkoagulasi pada puerperium dini.


d. Nadi perifer berkurang, tanda homan positif atau mungkin tidak terlihat.
e. Ekstremitas bawah mungkin hangat dan warna kemerahan atau tungkai sakit/ nyeri tungkai,
dingin, pucat, oedem.
Inspeksi tungkai mulai dari selangkangan kaki, perhatikan perbedaan antara keduanya. Palpasi,
untuk menentukan daerah nyeri tekan dan thrombosis menggunakan 3 atau 4 jari.
f. Sering cek dari denyut nadi, tekanan darah, suhu (juga kenaikan suhu pada tungkai), kulit
kondisi, dan sirkulasi mungkin diperlukan.

3. Makanan/cairan
Penambahan berat badan berlebihan/kegemukan.
4. Nyeri/ketidaknyamanan
Nyeri tekan dan pada area yang sakit misalnya betis atau paha. Trombosis dapat teraba,
menojol/berkeluk.
5. Keamanan
Adanya endometritis pascapartum atau selulitis pelvis. Suhu agak meninggi, kemajuan pada
peninggian yang dapat dilihat dan menggigil.
6. Seksualitas
- Persalinan lama berkenaan dengan tekanan kepala janin pada vena vena pelvis, penggunaan
penjejak kaki atau posisi yang salah dari ekstremitas selama fase intrapartum atau kelahiran
melalui operasi, termasuk kelahiran sesaria.
- Wanita pemakai kontrasepsi oral.
B. Analisa Data
No
1

Data

Etiologi
edema, eritema

Ds:
Do:

Problem
Perubahan perfusi
jaringan

Pengisian kapiler tidak adikuat


2

Terlihat peningkatan edema


Ds:
Pasien mengatakan sakit
Do:

adanya

Nyeri akut

prosesimplamasi,sparmevask
uler akumulasi asam laktat

Respirasi menningkat
Tekanan darah meningkat
Pasien tetlihat menaha sakit
3

Ds:

perubahan pada status kesehatan


7

Ansietas

Pasien mengatakan cemas


Do:
4

Pasien kelihatan cemas


Ds:

kurang pemajanan / mengikat

Kurang

Pasien menanyakan

pengetahuan

penyakitnya
Do:

C. Prioritas Masalah
1. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan edema, eritema
2. Nyeri akut berhubungan dengan adanya proses implamasi, sparmevaskuler akumulasi asam
laktat
3. Ansietas berhubungan dengan perubahan pada status kesehatan
4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang pemajanan / mengikat
D. Intervensi
No
1.

Diagnosa
Perubahan perpusi jaringan

Tujuan
Pengisian kapiler

Intervensi
Anjurkan tirah

Rasional
Meminimalkan

berhubungan dengan edema,

adekuat

baring

kemungkinan

eritma

penurunan edema

perubahan posisi

dan eritma

dengan menciptakan
emboh
Kaji pengisian

Penurunan kapiler

kapiler

dengan tanda human


positip

Anjurkan untuk

Mengosongkan vena-

meningkatkan

vena super final dan

telapak kaki

tibia dengan cepat dan

dengan kaki

mempertahankan vena

bawah ke atas

tetap kolap

ketinggian
jantung

Lakukan

Menaikan aliran bank

ambulasi,

vena menbantu

progresip setelah

mencegah statis

fase akut

2.

Memberikan

Menaikan sirkulasi ke

kompres hangat,

area,dengan menaikan

lembab pada

vasodilasi aliran baik

ektemilasi yang

vena dengan resulasi

sakit
Kaji tingkat nyeri

vena
Jelasnya arteri,

Nyeri Akut b/d adanya proses

Menaikan

inflamasi,sparmevaskuler

kenyamanan

hipoksia dengan

akumulasi asam laktat

Istirahat dengan

luasnya udem

cepat

berkenaan dengan

Nyeri hilang

terdirinya trobosit di
dinding vena
terimlamasi
mengimobilisasikan
ekstremitar yang sakit
untuk menurunkan
nyeri berkenaan
dengan gerakan otot
Anjurkan tirah

Menurunkan ketidak

baring dengan

nyamanan berkenaan

cepat

kontaksi otot

Pantau TTV

Kenaikan TTV dapat


menandakan kenaikan
nyeri

Tinggikan area

Mendorong aliran

sakit diberikan

bahkan vena

ayunan

memudahkan sirkulasi

ayunan kaki ini jaga


tekanan kaki
Kolaborasi

Menghilangkan nyeri

pemberian obat-

dengan menggerakkan

obatan sesuai

otot

indikasi

3.

Beri kompres

Menaikan vasodilatasi

hangat

dengan kenaikan

Berikan HE

sirkulasi
Menurunkan rasa

Ansietas b/d perubahan pada

Mengungkapkan

status kesehatan

kesadaran tentang

takut, akan ketidak

perasaan ansietas

tahuan dan

Ansietas

menaikanpembelajara

berkurang

n klien dengan

Menurunkan

keterbukaan dengan

tanda prilaku

tindakan

seperti gelisah

Pantau TTV

Dapat menunjukan
perubahan pada
tingkat ansietas

Bantu klien

Ansietas klien dapat

dengan merawat

berkurang bila ia

sendiri dengan

menemukan bahwa

baik

kebutuhannya
terpencil dengan
bahwa ia mampu
mengatasi dengan
terlibat dengan tugas
keperawatan diri

4.

Kurang pengetahuan b/d kurang

Mengungkapkan

Kaji

sendiri
Membantru dalam

pemajanan / mengikat

pemahaman

pengwetahuan

menentukan kebutuha

tentang kondisi,

klien tentang

dengan

tindakan

proses

mengklarifikasi

pembahasan

penyembuhan

informasi sebelumnya

10

Melakukan pemb

Tinjau ulang

prilaku yang perlu

kegunaan tirah

Konstriksi continue

baring

dapat merubah atau


menaikan perkusi

Anjurkan

permukaan

tindakan yang

Perubahan pada proses

aman untuk

kogulasi dapat

menghindari

mengakibat kan

trauma

penaikan
kecendrungan
pendarahan yang dapat
menandakan
kebutuhan mengubah
terapi antikogulasi

11

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Trombosis ialah prises pembentukan bekuan darah atau koagulum dalam sisten vaskuler
(yaitu, pembuluh darah atau jantung) selama manusia masih hidup.
Penyebab dari tromboflebitis ailah perubahan susunan darah, perubahan laju peredaran darah,
perubahan lapisan entema pembuluh darah.

12

DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marylin E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi 3. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
http://cakulanakbidan.blogspot.com/2009/10/makalah-trombopeblitis.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Tromboflebitis
http://medicastore.com/penyakit/646/Flebitis_Superfisialis.html
http://stasiunbidan.blogspot.com/2009/04/askeb-ibu-nifas-dengan-tromboflebitis.html

13

You might also like