You are on page 1of 24

Laporan Praktikum Perawatan Pasien dengan Kebutuhan KhususPSIK Universitas Jember

PREPLANNING KEGIATAN PENDIDIKAN KESEHATAN


TUNTUNAN SHALAT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN
ASPEK SPIRITUAL PADA REMAJA DENGAN
TUNA RUNGU DI SLB TUNAS BANGSA
BINTORO, PATRANG, JEMBER

Disusun Untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah


Perawatan Pasien dengan Kebutuhan Khusus

oleh
Sintara Ekayasa
NIM 122310101036

KEMENTERIAN RISET, TEKHNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Alamat: Jl. Kalimantan No. 37 Telp./Fax (0331) 323450 Jember

Laporan Praktikum Perawatan Pasien dengan Kebutuhan KhususPSIK Universitas Jember

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Analisis Situasi
Remaja tunarungu adalah remaja yang mengalami kehilangan fungsi
pendengaran, baik sebagian maupun seluruhnya yang berdampak kompleks dalam
kehidupannya. Remaja tunarungu secara fisik terlihat seperti remaja normal, tetapi
bila diajak berkomunikasi barulah terlihat bahwa remaja mengalami gangguan
pendengaran. Remaja tunarungu tidak berarti remaja itu tunawicara, akan tetapi
pada umumnya remaja tunarungu mengalami ketunaan sekunder yaitu tunawicara.
Penyebab remaja menjadi tunawicara adalah remaja sangat sedikit memiliki
kosakata dalam sistem otak dan remaja tidak terbiasa berbicara.
World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah anak
berkebutuhan khusus di Indonesia sekitar 7-10% dari total jumlah anak. Menurut
data Sussenas tahun 2003, di Indonesia terdapat 679.048 anak usia sekolah
berkebutuhan khusus atau 21,42% dari seluruh jumlah anak berkebutuhan khusus.
Masalah kecacatan pada anak maupun remaja merupakan masalah yang cukup
kompleks baik secara kuantitas maupun kualitas, mengingat berbagai jenis
kecacatan mempunyai permasalahan tersendiri, salah satu contohnya adalah
tunarungu. Jika masalah remaja penyandang cacat ini ditangani secara dini dengan
baik dan keterampilan mereka ditingkatkan sesuai minat, maka beban keluarga,
masyarakat dan negara dapat dikurangi. Sebaliknya jika tidak diatasi secara benar,
maka dampaknya akan memperberat beban keluarga dan negara.
Di Indonesia, belum ada data akurat tentang jumlah dan kondisi anak dan
remaja berkebutuhan khusus, namun berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik
Nasional tahun 2007, terdapat 82.840.600 jiwa remaja dari 231.294.200 jiwa
penduduk Indonesia, dimana sekitar 8,3 juta jiwa diantaranya adalah anak
berkebutuhan khusus yang mengalami keterlambatan perkembangan otak
sehingga remaja gagal mencapai tumbuh kembangnya.
Berdasarkan hasil pengkajian mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Jember pada tanggal 29 September 2015 ditemukan kasus tunarungu
yang berada di Desa Bintoro Kecamatan Patrang Kabupaten Jember. Dari hasil
pengkajian diketahui terdapat 30 jiwa yang mengalami tunarungu. Pemahaman
terhadap remaja tunarungu sangat diperlukan guna memberikan pelayanan yang
tepat bagi remaja tersebut. Dalam hal ini pemahaman terkait ibadah keagamaan
tidak sering diberikan pada remaja dengan tunarungu mengingat pentingnya
ibadah pada masa usia memasuki akil baliqh.

1.2 Perumusan Masalah


Bagaimana cara melakukan shalat dengan benar dalam
upaya meningkatkan aspek spiritual pada remaja dengan
tunarungu?

Laporan Praktikum Perawatan Pasien dengan Kebutuhan KhususPSIK Universitas Jember

BAB II. TUJUAN DAN MANFAAT


2.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Umum
Pendidikan kesehatan pada remaja tuna rungu tentang tuntunan sholat
yang baik dan benar di SLB Tunas Bangsa Bintoro, Patrang, Jember.
2.1.2 Tujuan Khusus
a Remaja tuna rungu di SLB Tunas Bangsa Bintoro, Patrang, Jember
mengetahui pentingnya tuntunan sholat yang baik dan benar
b Remaja tuna grahita di SLB Tunas Bangsa Bintoro, Patrang, Jember
mengetahui tahapan dalam sholat yang baik dan benar
c Remaja tuna grahita di SLB Tunas Bangsa Bintoro, Patrang, Jember
termotivasi untuk melakukan sholat rutin.
2.2 Manfaat
a Sebagai upaya peningkatan keaktifan remaja tunagrahita
b Sebagai pencegahan masalah keperawatan akibat ketidaksiapaan remaja
tuna grahita
dalam menghadapi masa baligh.
c Sebagai langkah awal pencegahan masalah spritiual remaja tuna grahita di
SLB-Tunas Bangsa Bintoro, Patrang, Jember.
d Sebagai penerapan asuhan keperawatan pada remaja berkebutuhan khusus
dengan tunagrahita di SLB Tunas Bangsa Bintoro, Patrang, Jember.

BAB III. KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH


3.1 Dasar Pemikiran
Remaja tunarungu memiliki tingkat intelegensi bervariasi dari yang rendah
hingga jenius. Remaja tunarungu yang memiliki intelegensi normal pada
umumnya tingkat prestasinya di sekolah rendah. Hal ini disebabkan oleh
perolehan informasi dan pemahaman bahasa lebih sedikit bila dibandingkan
dengan remaja yang mampu dengar. Remaja tunarungu mendapatkan informasi
dari indra yang masih berfungsi, seperti indra penglihatan, perabaan, pengecapan
dan penciuman.
Anak tunarungu mendapatkan pendidikan khusus di lembaga informal dan
formal. Pendidikan formal yang menangani anak tunarungu yaitu LSM, organisasi
penyandang cacat, posyandu dan klinik-klinik anak berkebutuhan khusus.
Lembaga pendidikan formal yang menangani anak tunarungu adalah home
schooling, sekolah inklusi, dan Sekolah Luar Biasa (SLB). Penyelenggaraan
pendidikan khusus tersebut termuat dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional pasal 32 ayat 1 yang menyatakan bahwa pendididkan khusus

Laporan Praktikum Perawatan Pasien dengan Kebutuhan KhususPSIK Universitas Jember

merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam
mengkuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial
dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Pendidikan khusus
yang dimaksud yaitu pemberian layanan sesuai kebutuhan anak tunarungu.
Usia remaja adalah usia transisi sebelum memasuki usia dewasa. Dalam
ajaran agama islam, usia remaja adalah usia yang diwajibkan untuk melakukan
ibadah shalat lima waktu. Untuk itu penting bagi remaja mengetahui tata cara
shalat dengan baik dan benar sebagai syarat syahnya shalat. Pendidikan terkait
ibadah pada remaja yang berkebutuhan khusus saat ini kurang untuk dilakukan.
Ibadah shalat lima waktu menjadi wajib bagi mereka yang sudah memasuki usia
baliqh. Usia baliqh adalah usia 12 tahun ke atas. Ibadah shalat lima waktu ini
tidak boleh ditinggalkan meskipun dalam keadaan sakit atau cacat sekalipun.
Kecuali bagi perempuan yang sedang menstruasi tidak wajib untuk sholat. Untuk
itu penting dilakukan pendidikan terkait ibadah shalat lima waktu bagi remaja
muslim sebagai upaya peningkatan dan persiapan mereka dalam melakukan
kewajiban agama.
3.2 Kerangka Penyelesaian Masalah
Tenaga Pengajar

SLB Tunas Bangsa


.

Mahasiswa

Orang tua wali murid


SLB Tuna Bangsa

Identifikasi kondisi remaja berkebutuhan


khusus: tunarungu
Kaji tingkat pengetahuan spiritualitas:
ibadah shalat lima waktu

Intervensi: Penyuluhan
tentang kewajiban shalat
lima waktu bagi aqil baliqh

Meningkatkan pengetahuan
remaja berkebutuhan khusus
tentang
pentingnya
menjalankan perintah shalat
bagi muslim

Intervensi: Demonstrasi
tata cara shalat dengan
baik dan benar

Membiasakan shalat lima


waktu dengan baik dan
benar

Laporan Praktikum Perawatan Pasien dengan Kebutuhan KhususPSIK Universitas Jember

BAB IV. RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN


4.1 1 Realisasi Penyelesaian Masalah
Pendidikan kesehatan merupakan upaya untuk memberikan pengalaman
belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi remaja tunarungu untuk menerapkan
cara-cara hidup sehat. Dalam realisasi penyelesaian masalah mengenai
kemandirian remaja tunarungu melaksanakan shalat lima waktu dengan baik dan
benar dalam memenuhi kewajiban atau rukun islam yang ke-2 bagi remaja
tunarungu.
4.2 Khalayak Sasaran
Khalayak sasaran pada kegiatan pendidikan kesehatan tentang pentingnya shalat
lima waktu yaitu remaja tunarungu di SLB Tunas Bangsa Bintoro, Patrang,
Jember.
4.3 Metode yang Digunakan
Metode yang digunakan pada pendidikan kesehatan tentang Pentingnya
shalat lima waktu sebagai peningkatan aspek spiritual adalah demonstrasi dengan
remaja tuna grahita di kelas SLB-C di SLB Tunas Bangsa Bintoro, Patrang,
Jember.

Laporan Praktikum Perawatan Pasien dengan Kebutuhan KhususPSIK Universitas Jember

DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI.
Nuhayanan, Abdul Kadir. 2002. Pedoman dan Tuntunan Shalat Lengkap. Jakarta:
Gema Insani
Rosso dan Arlianti. 2009. Investasi untuk Kesehatan dan Gizi Sekolah di
Indonesia. Jakarta: World Bank.
Suhaeri, HN. 1997. Bimbingan Penyuluhan Untuk Remaja Luar Biasa. Jakarta:
Dirjen Dikti PPTG.

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 SAP
Lampiran 2 Materi
Lampiran 3 Media

Mengetahui,
Tutor PSIK
Universitas Jember

Ns. Hanny Rasni, M. Kep.


NIP. 19761219 200212 2 003

Laporan Praktikum Perawatan Pasien dengan Kebutuhan KhususPSIK Universitas Jember

Lampiran 1

Satuan Acara Penyuluhan (SAP)


Topik/materi : Tuntunan Sholat Yang Baik dan Benar
Sasaran
: Remaja tunagrahita di kelas SDLB-C di SLB Tunas Bangsa Kec.
Patrang Jember
Waktu
: 15.00-15.35 WIB (1 x 35 menit)
Hari/Tgl
: Selasa, 29 September 2015
Tempat
: kelas SDLB-C di SLB Tunas Bangsa Kec. Patrang Jember
1

3
4

5
6
7

Standar Kompetensi
Setelah diberikan pendidikan kesehatan, diharapkan remaja tunagrahita di
SLB Tunas Bangsa Kec. Patrang Jember termotivasi untuk belajar tuntunan
sholat dengan baik dan benar dengan melakukan sholat secara rutin.
Kompetensi Dasar
Setelah diberikan pendidikan kesehatan, diharapkan remaja tunagrahita
mengerti apa itu tata cara sholat yang baik dan benar, manfaat dari
pelaksanaan sholat yang baik dan benar, alat dan bahan untuk melakukan
sholat yang baik dan benar.
Pokok Bahasan: Tuntunan Sholat yang Baik Dan Benar
Subpokok Bahasan
a Pengertian sholat yang baik dan benar
b Manfaat sholat yang baik dan benar
c Alat dan bahan yang diperlukan untuk sholat yang baik dan benar
d Cara untuk sholat yang baik dan benar
Waktu: 1 x 30 menit
Bahan/alat yang diperlukan: booklet
Model pembelajaran
a Jenis model pembelajaran : demonstrasi dengan diskusi
b Landasan teori
: konstruktivisme
c Langkah pokok:
1 Menciptakan suasana yang baik
2 Mengajukan masalah
3 Membuat keputusan nilai personal
4 Mengidentifikasi pilihan tindakan
5 Memberi komentar
6 Menetapkan tindak lanjut
Persiapan
Penyuluh mencari artikel tentang pentingnya sholat yang baik dan benar

Laporan Praktikum Perawatan Pasien dengan Kebutuhan KhususPSIK Universitas Jember

Kegiatan pendidikan kesehatan


Proses
Pendahuluan

Penyajian

Tindakan
Waktu
Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
a Memberikan
Memperhatikan
5 menit
salam,
dan menjawab
memperkenalka salam
n diri, dan
membuka
penyuluhan.
b Menjelaskan
Memperhatikan
materi secara
umum dan
manfaat bagi
klien
c Menjelaskan
Memperhatikan
TIU dan TIK
a Menjelaskan
Memperhatikan 25 menit
pengertian
sholat yang
baik dan benar
1 Menanyakan Memberi
kepada klien pertanyaan
mengenai
materi yang
baru
disampaikan
2 Mendiskusik
an bersama
jawaban
Memperhatikan
yang
dan memberi
diberikan
tanggapan
b Menjelaskan
manfaat sholat
yang baik dan
benar
Memperhatikan
1 Menanyakan
kepada klien
mengenai
materi yang Memberi
baru
pertanyaan
disampaikan
2 Mendiskusik
an bersama
jawaban
yang
diberikan

Laporan Praktikum Perawatan Pasien dengan Kebutuhan KhususPSIK Universitas Jember

a. Menjelaskan
alat dan bahan
yang
diperlukan
untuk sholat
yang baik dan
benar
1 enanyakan
kepada
klien
mengenai
materi yang
baru
disampaika
n
2 Mendiskusi
kan
bersama
jawaban
yang
diberikan
b. Menjelaskan
cara sholat
yang baik dan
benar
1 Menanyaka
n kepada
klien
mengenai
materi yang
baru
disampaika
n
2 Mendiskusi
kan
bersama
jawaban
yang
diberikan

Penutup

Menutup
pertemuan
dengan
memberi

Memperhatikan
dan memberi
tanggapan

Memperhatikan

Memberi
pertanyaan

Memperhatikan
dan memberi
tanggapan

Memperhatikan

Memberi
pertanyaan

Memperhatikan
dan memberi
tanggapan
Memperhatikan

5 menit

Laporan Praktikum Perawatan Pasien dengan Kebutuhan KhususPSIK Universitas Jember

b
c

kesimpulan dari
materi yang
yang
disampaikan
Mengajukan
pertanyaan
kepada klien
Mendiskusikan
bersama
jawaban dari
pertanyaan yang
telah diberikan
Menutup
pertemuan dan
memberi salam

Memberi saran
Memberi
komentar dan
menjawab
pertanyaan
bersama
Memperhatikan
dan membalas
salam

10 Evaluasi
a. Apa arti dari tuntunan sholat yang baik dan benar ?
b. Apa manfaat sholat yang baik dan benar ?`
c. Apa saja alat yang diperlukan untuk sholat yang baik dan benar?
d. Bagaimana cara sholat yang baik dan benar?

Laporan Praktikum Perawatan Pasien dengan Kebutuhan KhususPSIK Universitas Jember

Lampiran 2
Materi

Laporan Praktikum Perawatan Pasien dengan Kebutuhan KhususPSIK Universitas Jember

Laporan Praktikum Perawatan Pasien dengan Kebutuhan KhususPSIK Universitas Jember

Lampiran 7

Laporan Praktikum Perawatan Pasien dengan Kebutuhan KhususPSIK Universitas Jember

Lampiran 8: Leflet

Laporan Praktikum Perawatan Pasien dengan Kebutuhan KhususPSIK Universitas Jember

Lampiran 3
Media: booklet

Laporan Praktikum Perawatan Pasien dengan Kebutuhan KhususPSIK Universitas Jember

Laporan Praktikum Perawatan Pasien dengan Kebutuhan KhususPSIK Universitas Jember

Laporan Praktikum Perawatan Pasien dengan Kebutuhan KhususPSIK Universitas Jember

Laporan Praktikum Perawatan Pasien dengan Kebutuhan KhususPSIK Universitas Jember

Laporan Praktikum Perawatan Pasien dengan Kebutuhan KhususPSIK Universitas Jember

Laporan Praktikum Perawatan Pasien dengan Kebutuhan KhususPSIK Universitas Jember

Laporan Praktikum Perawatan Pasien dengan Kebutuhan KhususPSIK Universitas Jember

Laporan Praktikum Perawatan Pasien dengan Kebutuhan KhususPSIK Universitas Jember

Laporan Praktikum Perawatan Pasien dengan Kebutuhan KhususPSIK Universitas Jember

You might also like