Professional Documents
Culture Documents
SISTEM RESPIRASI
DI RSUD PRINGSEWU
Ruang
: 29 Desember 2016
Pukul
: 12.10
A. PENGKAJIAN
a. Data Demograf
1. Identitas Pasien
Nama
: Ny. A
Usia
: 28 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Status
: Kawin
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Agama
: islam
Pendidikan
: SMP
Suku
: Jawa
Bahasa
: Indonesia
Alamat
: Gd. Tataan
Tanggal Masuk RS
: 23 Desember 2016
Diagnosa Medis
: TB Paru
2. Identitas Penangung Jawab
Nama
: Sutarti
Umur
: 32 tahun
Hubungan dengan Klien
: Kakak
Alamat
: Kedondong
B. RIWAYAT KESEHATAN
a. Saat Masuk Rumah Sakit
Klien datang ke RSUD Pringsewu melalui IGD. Dengan keluhan
utama batuk lebih kurang sudah 3bulan, nyeri pada perut dan dada,
sesak nafas dan mencret lebih kurang 3bulan
b. Saat Dilakukan Pengkajian
Keluhan Utama : sesak nafas
Klien mengatakan batuk sudah 3 bulan klien merasakan sesak hingga
dada terasa sakit , klien sesak lebih parah pada saat malam hari dan
b. Sistem pendengaran
Saat dilakukan infeksi telinga klien tampak simetris antara kiri dan
kanan, bentuk
Telinga klien berbentuk normal. Saat dilakukan palpasi dengan
telunjuk tidak ada tanda lesi pada telinga klien. Fungsi pendengaran
klien sangat baik, saat dipanggil klien langsung merespon panggilan
dan klien tidak menggunakan alat bantu pendengaran.
c. Sistem wicara
Saat dilakukan pengkajian klien tidak ada gangguan berbicara.
d. Sistem pernapasan
Saat dilakukan pengukuran RR klien 38x/menit, nafas klien cepat
dan dangkal , saat dilakukan infeksi dada klien simetris dan normal
tidak tampak pembengkakan, saat auskultrasi dada, klien berbunyi
weezing. Klien batuk disertai sputum. Pada klien dilakukan terapi
oksigenasi 2 liter. Klien mengatakan nafas sesak jika setelah
melakukan aktifitas yang berat.
e. Sistem kardiovaskular
Saat dilakukan pengukuran TD klien 130/70 mmhg, nadi klien
84x/menit. Tidak ada pembengkakan pada venajugularis dan distensi
vena tidak meningkat. Tidak ada bunyi abnormal, bunyi jantung I
dan II. Klien mengatakan jantung tidak berdebar-debar.
f. Sistem neurologis
g. Sistem pencernaan
Saat dilakukan pengkajian mukosa bibir klien tampak kering, warna
mulut klien merah muda dan tidak tampak kebiruan. Gigi klien
tampak kuning dan kotor. Tidak terdapat pendarahan pada gusi klien.
Saat dilakukan auskultrasi bising usus klien 7xmenit. Tidak ada
pembengkakan pada abdomen klien.
h. Sistem imunologi
Saat dilakukan pengkajian tidak ada pembesaran pada kelenjar getah
bening.
i. Sistem endokrin
Saat dilakukan pengkajian nafas klien tidak barbau keton, kadar gula
klien normal dan tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid.
j. Sistem integumen
Saat dilakukan pengkajian rambut klien tamapak kotor, kekuatan
rambut tidak mudah rontok, warna rambut klien hitam. Kuku klien
tampak kotor dan kuning. Kulit klien, turgor kulit tidak elastis, tidak
ada luka atau radang pada kulit klien.
k. Sistem Urogenital
Saat dilakukan pengkajian palpasi daerah kandung kemih tidak ada
disfensi dan terdapat nyeri tekan.
l. Sistem reproduksi
m. Sistem muskuloskeletal
Saat dilakukan pengkajian kekuatan otot klien nilai 3. Terjadi
atropi. Fungsi gerak klien kurang baik klien sulit bergerak karena
lemah pada tubuh klien.
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan diagnostik
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Nama Pemeriksaan
Wbl
Neu %
Lym %
Mon %
Eos %
Bas %
Rbc
HGB
HCT
MCV
MCH
MCHC
RDW-CV
RDW-SD
PLT
MPV
PDW
PCT
Hasil
15,14x10 3/ul
87,1 %
7,2 %
3,7 %
1,9 %
0,1 %
3,15 x10 ^ G/ul
7,2 g/dl
24,2 %
76,9 fl
22,9 pg
29,7 g/dl
16,6 %53,6 fl
53,6 fl
287x10^ 3/ul
7.0 fl
15,8
0,20 %
Normal
4.00-10.00
50.0-70.0
20.0-40.0
9.00-12.05
0.5-5.0
0.0-1.0
3.50-5,00
11.0-15.0
37.0-47.0
80.0-100.0
27.0-34.0
32.0-36.0
11.8-16.0
35.0-56.0
150-450
6.5-12.0
9.8-17.0
0.108-0.282
Pemeriksaan radiologis.
E. PENATALAKSANAAN
1. Pemasangan infuse RL 20 tpm
2. Rifampisin, dengan dosis 5 (4-6) untuk dosis perhari dan 10 (8-10) untuk
3x seminggu
3. Isoniazid, dengan dosis 5 (4-6) untuk dosis perhari dan 30 (25-35) untuk
3x seminggu
4. Ethambutol, dengan dosis 15 (15-20) untuk dosis perhari dan 30 (25-35)
untuk 3x seminggu
5. Pyrazinamid, dengan dosis 25 (20-30) untuk dosis perhari dan 35 (30-40)
untuk 3x seminggu
6. Streptomisin, dengan dosis 15 (12-18) untuk dosis perhari dan 15 (12-18)
untuk 3x seminggu
7. Melakukan foto thorax
8. Melakukan pemeriksaan laboratorium
F. DATA FOKUS
Ds:
DO:
- nadi
: 84 x/menit
-suhu
: 37,1 C
-TD
: 130/70 mmhg
-RR
: 28x/menit
- BB
: 36 kg
- kesadaran
: komposmetis
-GCS
Verbal: 5
Motorik : 6
Eye : 4
-klien tampak lemah
-tubuh klien tampak kurus
-bentuk dada klien barel chest
-tampak napas cuping hidung
- napas klien tampak cepat
-ada sputum
-bunyi napas wheezing
G. ANALISA DATA
N
O
Data
Masalah (P)
Etiologi (E)
Ds:
Adanya produksi
tidak efektif
Ds:
Ketidakefektifan
Hiperventilasi
pola napas
sudah 3 bulan
-Klien mengatakan batuk
disertai sputum
-Klien mengatakan sesak
napas
-Klien mengatakan nyeri
pada dada saat batuk
Do:
-RR : 28x/menit
-Bentuk dada barel chest
-Ada sputum
-Napas klien tampak cepat
sudah 3 bulan
-Klien mengatakan batuk
disertai sputum
-Klien mengatakan sesak
napas
-klien mengatakan sesak
napas ketika melakukan
aktivitas berat
-Klien mengatakan nyeri
pada saat batuk
Do:
-RR : 28x/menit
-Ada sputum
-Napas tampak cepat
Ds:
Perubahan nutrisi
kurang dari
nafsu makan
kebutuhan tubuh
Batuk, anoreksia
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan naps tidak efektif b.d adanya produksi sputum atau sekret
2. Ketidakefektifan pola napas b.d hiperventilasi
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d batuk, anoreksia
I. RENCANA KEPERAWATAN
No Dx
1
Tujuan
Tujuan : jalan napas
Intervensi
1.kaji fungsi
Rasional
1.penurunan bunyi
pernapasan
napas dan
kriteria hasil:
2.catat kemampuan
menunjukkan
-mempertahankan jalan
untuk
etelektasis, ronchi,
napas klien
mengeluarkan
mengi menunjukkan
-mengeluarkan secret
mukosa/batuk
akumulasi
tanpa bantuan
efektif
secret/ketidakmampuan
3.berikan pasien
untuk membersihkan
memperbaiki/memperta
menimbulkan
-berpartisipasi dalam
program pengobatan
dalam tingkat
4.lembabkan
kerja pernafasan.
kemampuan/situasi
udara/oksigen
2.pengeluaran
inspirasi
5.beri obat-obatan
sesuai indikasi
Kortikosferoid(pre
diakibatkan luka
dnisson)
Bronkodilator(oksf
menetukan
rifilin, feofilin)
evaluasi/intervensi
Agen mukolitik
lanjut
(asefilsistein)
3.posisi membantu
memaksimalkan
ekspensasi , ventilasi
memaksimalkan
membuka area
atelaktasis dan
peningkatan gerakan
sekret ke dalam jalan
napas untuk
dikeluarkan
4.mencegah
pengeringan membrane
mukosa, membantu
pengenceran sekret
5.agen mukolitik
menurunkan
kerentanan dan
perlengketan sekret
paru untuk
memudahkan
pembersihan,
bronkodilator
meningkatkan ukuran
lumen percabangan.
Tujuan: pola
1.berikan posisi
1.untuk
pernapasan klien
semi fowler
memaksimalkan
2.monitor suara
potensial ventilasi
kriteria hasil:
napas
2.mengetahui adanya
melakukan batuk
napas
terganggu
3.meningkatkan
dalam
-tidak ada
4.berikan
pemyimpangan TTV
fisioterapi dada
dikeluarkan
5.berkolaborasi
4.memberi kelembapan
dengan dokter
dalam pemberian
5.membantu
expectorant
mengencerkan sekret
sehingga mudah untuk
dikeluarkan.
Tujuan: pemenuhan
1.catat status
1.berguna dalam
nutrisi klien
pilihan intervensi
terpenuhi ditandai
2.membantu dalam
-BB meningkat
disukai/tidak
mengidentifikasi
mencapai tujuan
disukai
kebutuhan kekuatan
3.awasi
khusus
-melakukan
masukan/pengeluar
3.berguna dalam
prilaku/perubahan pola
an dan BB secara
mengukur keefektifan
hidup sehat
periodic
4.rujuk keahlian
cairan
diet untuk
4.memberi bantuan
menentukan
komposisi diet
5.konsul dengan
untuk kebutuhan
terapi pernapasan
untuk jadwal
5.dapat membantu
pengobatan 1-2
menurunkan insiden
jam
sebelum/setelah
sehubungan dengan
makan