You are on page 1of 2

11/13/2016

TUJUAN 2
1. Mengetahui rangkaian ekuivalen dari motor induksi 3 fasa &
bagaimana cara mendapatkan parameter-parameternya
2. Mengetahui proses percobaan DC Test
3. Mengetahui proses percobaan No Load & Blocked Rotor Test
4. Mengetahui bagaimana aliran daya pada motor induksi 3
fasa
5. Mengetahui bagaimana menentukan effisiensi motor induksi
3 fasa
Keterangan :
V1
: Tegangan masukan stator ( V )
R1
: Tahanan belitan stator ()
X1
: Reaktansi bocor stator ()
R2
: Tahanan belitan rotor ditinjau dari sisi stator ()
X2
: Reaktansi bocor rotor ditinjau dari sisi stator ()

Rc
Xm
I1
I2
s

:
:
:
:
:

Tahanan inti besi ()


Reaktansi pemagnetan ()
Arus stator (A)
Arus rotor ditinjau dari sisi stator (A)
Slip

Pada pengujian tanpa beban, motor induksi diputar pada keadaan tanpa beban
Penentuan parameter motor induksi dilaksanakan dengan menggunakan 3
percobaan antara lain :
a. Pengukuran Tahanan Stator & Rotor (utk M Slip ring) DC Test
b. Pengukuran Beban Nol
c. Pengukuran Block Rotor Test

dengan menghubungkan motor pada sumber tegangan 3 fasa dengan tegangan


input nominal.
Pada pengukuran tanpa beban nr ns, sehingga S 0 & menyebabkan nilai
1 s
resistansi R 2 ' s
menjadi sangat besar sehingga rangkaian ekuivalen motor
induksi saat tanpa beban ini spt ditunjukkan ditunjukkan pada gambar (1).

1. Pengukuran Tahanan Stator (R1) & Rotor (R2).


I

R1

X1

VTB

R1

X1

TB

TB

Pada pengukuran tahanan R1 & R2 (MSR) dapat

Xm

Rc

VTB

Xm

dilakukan dengan pengukuran ohm meter atau dengan


metode volt-ampere. Saat pengukuran dengan metode
volt-ampere,

tegangan DC diberikan ke belitan stator

Pada keadaan motor induksi tanpa beban, Rc<Xm, maka Rc dapat diabaikan
(2); sehingga dari pengujian parameter / fasa nya sbb :

atau rotor motor induksi & pd metode ini reaktansi belitan


motor sama dengan nol spt terlihat pada gambar
percobaan.

11/13/2016

Impedansi, Resistansi & Reaktansi keadaan rotor ditahan adalah :


Pada pengujian rotor ditahan (Block Rotor Test), rotor ditahan sehingga tidak berputar.
Motor dihubungkan dengan sumber tegangan yang diatur dari tegangan kecil sampai arus
1 s sama
stator mencapai arus nominal, Pada keadaan ini slip s = 1; sehingga
R 2'

ZBR = Z1 + Z2
XBR = X1 + X2
RBR = R1 + R2

dengan R2. Karena harga Rc & Xm jauh lebih besar dan V1 kecil, maka hampir seluruh arus

Besarnya tahanan rotor :

mengalir melalui R2 dan X2 & tidak melalui reaktansi pemagnetan

R2= RBR - R1
Besarnya reaktansi bocor rotor :
X2= XBR - X1
Untuk menghitung X1 dan X2 tergantung dari jenis motor induksi seperti ditunjukkan

S=1

dalam Tabel IEEE 112.


X1/(X1+X2)

X2/(X1+X2)

Normal starting torque, normal starting current

0,5

0,5

Normal starting torque, low starting current

0,4

0,6

High starting torque, low starting current

0,3

0,7

High starting torque, high slip

0,5

0,5

Performance varies with rotor resistance

0,5

0,5

Motor Class

Dari pengujian dapat dihitung :

Wound rotor

Description

2
3

You might also like