Professional Documents
Culture Documents
KELOMPOK 12
(Keperawatan)
(Keperawatan)
Yili Indriyani
(Keperawatan)
(Terapi Wicara)
(Terapi Wicara)
(Kebidanan)
(Kebidanan)
(Fisioterapi)
Farida
(Fisioterapi)
Hana Wulandari
(Fisioterapi)
(Okupasi Terapi)
(Okupasi Terapi)
(Ortotik Prostetik)
(Ortotik Prostetik)
(Akupunktur)
Gustina Rahmawanti
(Akupunktur)
Nurul Maisaroh
(Jamu)
I.
ABSTRAK
A. Pendahuluan & Tujuan
Memiliki tubuh sehat merupakan salah satu komponen utama agar dapat
melakukan aktivitas sehari-hari. Masalah kesehatan yang sering ditemui pada
masyarakat pada umumnya yaitu seperti hipertensi dan osteoartritis.
B. Laporan kasus
C. Pembahasan
D. Kesimpulan
II.
PENDAHULUAN
A. Gambaran atau Latar Belakang Tentang Kasus
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu gangguan pada sistem
peredaran darah yang sering terdapat pada usia pertengahan atau lebih, yang
ditandai dengan tekanan darah lebih dari normal. Hipertensi menyebabkan
perubahan pada pembuluh darah yang mengakibatkan makin meningkatnya
tekanan darah. Dari banyak penelitian epidemiologi didapatkan bahwa dengan
meningkatnya umur hipertensi menjadi masalah pada lansia karena sering
ditemukan pada lansia. Pada lansia hipertensi menjadi faktor utama payah jantung
dan penyakit jantung koroner. Lebih dari separuh kematian di atas usia 60 tahun
disebabkan oleh penyakit jantung dan serebrovaskular. Secara nyata kematian
akibat stroke dan morbiditas penyakit kardiovaskuler menurun dengan
pengobatan hipertensi
B. Tujuan Pembuatan Laporan Kasus
Tujuan yang hendak pembuatan laporan kasus adalah sebagai berikut 1.
Mengetahui Penyebab Hipertensi, 2. Mengetahui Penyebab Osteoathritis, 3.
Mengetahui Dampak dari Kasus tersebut, 4. Mengetahui Intervensi yang akan
dilakukan dan dibutuhkan pada kasus tersebut.
C. Manfaat laporan kasus
Manfaat yang dapat diambil dalam Pembuatan Laporan Kasus adalah
sebagai berikut 1. Bagi masing-masing jurusan dapat menangani dan memberikan
intervensi yang sesuai dengan kebutuhan pasien, 2. Bagi Pasien agar pasien
mengerti dan memahami penyakit yang diderita, 3. Bagi keluarga pasien agar
keluarga pasien dapat melakukan home program yang diberikan oleh mahasiswa.
D. Memberikan gambaran review literature:
1. Konsep umum
a. Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan kesehatan yang ditandai adanya
tekanan sistolik >140 mmHg dan tekanan diastolik >90 mmHg. Pada
populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160
mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. (Smeltzer,2001). Menurut WHO
(1978), tekanan darah 160/95 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi.
Hipertensi ditandai dengan tekanan darah diantara normotensi dan
hipertensi
disebut
borderline
hipertension,
batasan
ini
tidak
tingkatan yaitu normal (SBP = Sistole Blood Pressure < 120 mm Hg dan
Distole Blood Pressure = DBP < 80 mm Hg), pra hipertensi (SBP 120139 mm Hg dan DBP 80-89 mm Hg), hipertensi tahap 1 (SBP 140-159
mm Hg dan DBP 90-99 mm Hg) dan hipertensi tahap 2 (SBP >= 160 dan
DBP >= 100. mm Hg.
b. Osteoathritis
Osteoartritis yang sering juga dikenal dengan penyakit
sendi
peningkatan serum
uric acid
menunjukkan juga
resiko
hormon/metabolisme,
terserang
diabetes
osteoartritis
melitus
lebih
berperan
besar,
sebagai
9)
faktor
garis gerakan, ini dikenal sebagai eburnasi. Pada waktu yang sama
sering timbul celah kistik di bawah tulang yang sklerotik. Karena proses
kontinyu, maka tulang dan kartilago menonjol pada tepi sendi
menimbulkan
Kadang-kadang pecah dan lepas, jika tak melekat ke jaringan lunak bisa
menjadi benda lepas di dalam sendi. Pada stadium lanjut terjadi fibrosis
pada kapsul sendi. Pada tempat tertentu perubahan patologik ini diiringi
oleh suplay darah yang melemah (Aston, 1983).
Efek sekunder pada daerah periartikuler adalah keluhan nyeri dan
timbulnya disabilitas sendi lutut. Membrana sinovium, menyebabkan
inflamasi sendi lutut, spasme otot, kontraktur dan atropi otot sekitar
sendi lutut. Ligamen sendi lutut akan lentur dan mudah terkena trauma
akibat sendi tidak stabil (Muslim, 2001).
Adanya nyeri lutut juga berhubungan dengan penurunan kekuatan
otot kuadriseps yang merupakan stabilisator utama sendi lutut dan
sekaligus berfungsi sebagai pelindung struktur sendi lutut.
Pada
Primer;
otot
dan
resep
jamu
untuk
hipertensi
dan
osteoarthritis.
III.
Deskripsi klien
A. Data demokrasi pasien
Pasien dengan inisial Ny.S usia 82 tahun berjenis kelamin perempuan,
beragama islam beralamat di dusun Tegalgiri, Kecamatan Weru, Kabupaten
Sukoharjo. Pasien masih bekerja sebagai pedagang di pasar dan sisi dominan
pasien kanan.
B. Gambaran kasus secara naratif
Di dusun Tegalgiri Rt.02 Rw.07 ditemukan keluarga yang tinggal di
rumah yang sederhana non permanen luas kurang dari 9m dengan kondisi
kebersihan rumah dan halaman rumah yang kurang bersih. Dalam rumah
tersebut terdapat 1 KK dengan anggota keluarga 5 yaitu 1 orang lansia, 2
orang dewasa suami istri dan 2 anak salah satunya balita. Di dalam keluarga
tersebut lansia mengalami hipertensi dan osteoathritis namun belum
mendapatkan penanganan medis lebih lanjut. Maka dari itu, kami kelompok
KKN yang bertugas di desa Krajan dusun Tegalgiri Rt.02 Rw.07
berkolaborasi dari 8 jurusan yaitu kebidanan, keperawatan, akupuntur, terapi
wicara, fisioterapi, okupasi terapi, ortotik prostetik dan jamu melakukan
intervensi atau tindakan terhadap kondisi tersebut.
C. Keluhan utama pasien
Berdasarkan assesment yang dilakukan kepada pasien pada tanggal 8
Juni 2015 diperoleh data bahwa ketika tekanan darah pasien tinggi pasien
sering merasa pusing dan kaku pada daerah leher, pasien merasa cepet lelah
dan cepat nyeri pada sekitar lutut hingga kaki kanan dan kiri ketika berjalan
terlalu lama, pasien mampu melakukan ibadah sholat tetapi mudah lelah,
pasien mampu melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri, pasien
mampu bekerja sebagai pedagang secara mandiri walaupun cepat merasa
lelah.
D. Riwayat penyakit pasien
Berdasarkan assesment yang dilakukan kepada pasien pada tanggal 8
Juni 2015 diperoleh data bahwa pasien pertama kali mengalami sakit
hipertensi ketika setelah melahirkan anak terakhirnya, hipertensi yang
dialami pasien dikarenakan adanya riwayat keturunan hipertensi dari
keluarga. Pasien pernah memiliki tekanan darah 200/110 mmHg ketika
pasien merasa kelelahan dan banyak pikiran tetapi tidak menimbulkan gejala
stroke waktu itu. Selain hipertensi, pasien juga mengalami osteoartritis pada
sendi lutut. Pasien pertama kali merasakan nyeri pada lutut di kaki kanan dan
kaki kirinya semenjak lima bulan yang lalu. Kaki pasien terasa nyeri ketika
digunakan untuk mobilitas dan sembuh ketika dipakai untuk istirahat.
E. Riwayat penyakit keluarga
Dari hasil assessment berupa wawancara, didapatkan hasil bahwa
pasien mempunyai riwayat hipertensi dari ayahnya.
F. Medical History
Dari hasil assessment berupa wawancara, didapatkan hasil bahwa pada
kondisi hipertensi yang dialami lansia, apabila pasien mengalami keluhan
yang berlebihan seperti pusing, pasien ke pelayanan kesehaan yaitu bidan
desa ataupun puskesmas untuk berobat dan melakukan cek up tekanan darah.
Sedangkan pada kondisi osteoarthritis, pasien belum melakukan pemeriksaan
ke pelayanan kesehatan.
G. Riwayat Kehidupan Sosial
IV.
Rencana Tindakan
No
Hari/Tanggal
Rencana Tindakan
Penanggung
Jawab
1.
Edukasi Pasien
-Penyuluhan
-Pemeriksaan dan assesment
-Intervensi
-Edukasi pasien dan keluarga
2.
-Penyuluhan
-Pemeriksaan dan assesment
4.
-Intervensi
- Edukasi pasien dan keluarga
- Penyuluhan
- Pemeriksaan
- Intervensi
- Edukasi
- Pemberian home program
V. Implementasi / Tindaakan
No
1.
Hari/ Tanggal
Selasa, 7 Juli 2015
Rencana Tindakan
Penanggung
jawab
Okupasi terapi
memperparah
penyakit
osteoartritis pasien.
-Melakukan assesment, latihan, dan Fisioterapi
intervensi pada daerah lutut pada
pasien.
-Melakukan
pemeriksaan
tekanan Keperawatan
penyuluhan
hipertensi
kepada Ny.S.
-Memberikan
penyuluhan
tentang Kebidanan
2.
Terapi Wicara
Okupasi terapi
Pasien
penyuluhan
juga
diberikan
tentang
work
pemeriksaan
tekanan Keperawatan
penyuluhan
hipertensi
kepada Ny.S
-Memberikan
penyuluhan
tentang Kebidanan
-Memberikan
edukasi
dan
saran Ortotik
artikulasi,
suara,
irama
Okupasi terapi
Pasien
penyuluhan
juga
diberikan
tentang
work
symplification
conservation
dan
ketika
Energy
melakukan
memperparah
penyakit
osteoartritis pasien.
-Melakukan assesment, latihan, dan Fisioterapi
intervensi pada daerah lutut pada
pasien.
-Melakukan
pemeriksaan
tekanan Keperawatan
penyuluhan
hipertensi
kepada
Ny.S
penyuluhan
dan
PHBS
memberikan
pada
keluarga
pasien.
-Memberikan
penyuluhan
tentang Kebidanan
edukasi
dan
saran Ortotik
artikulasi,
suara,
irama
kolaborasi
dalam
memberikan
intervensi
dan
tindakan
yang
semuanya
berkesinambungan antar profesi dan sesuai dengan batasan profesi yang ditangani.
Pengembangan ini memberikan manfaat yang didapat oleh pasien yaitu pasien dan
keluarga pasien paham cara mencegah dan mengobati penyakit yang diderita pasien
sesuai kebutuhan pasien tetapi hal tersebut kita berikan batasannya dan edukasi agar
tidak disalah gunakan untuk yang lainnya. Kelompok ini berkerjasama antar profesi
sangat baik karena kami saling membutuhkan antar profesi untuk menangani kasus
sedemikian rupa.
e. Keunikan kasus dalam kontek inter profesional education
Pada kasus ini terdapat 2 permasalahan, yaitu hipertensi dan osteoathritis.
Pada kondisi hipertensi bisa ditangani oleh berapa profesi antara lain keperawatan
yaitu
melakukan
pememantauan
pada
tanda-tanda
vital
(tekanan
lutut. Profesi okupasi terapi juga bisa melakukan penanganan pada kondisi
osteoathritis dengan memberikan edukasi dan home program mengenai proper body
mecanic, work symplification, dan energy conservation pada pasien. Begitu juga pada
profesi ortotik prostetis dapat membantu pasien dengan memberikan knee dekker
untuk meringankan knee saat menumpu berat badan.
f. Kesimpulan dan Rekomendasi
Pasien dengan inisial Ny.S usia 82 tahun berjenis kelamin perempuan,
beragama islam beralamat di dusun Tegalgiri, Kecamatan Weru, Kabupaten
Sukoharjo. Pasien masih bekerja sebagai pedagang di pasar. Pasien mengalami
hipertensi dan osteoathritis. Maka dari itu dilaksanakan penanganan pada hipertensi
dan osteoathritis dengan bekerjasama antar disiplin ilmu yaitu kebidanan,
keperawatan, akupuntur, terapi wicara, fisioterapi, okupasi terapi, ortotik prostetik dan
jamu. Dilakukannya penyuluhan untuk pasien dan keluarga mengenai pemahaman
terhadap penyakit hipertensi dan osteoathritis dan bagaimana penanganan penyakit
tersebut serta pencegahan agar tidak mengakibatkan stroke serta efek yang lebih berat
yang lainnya.
Pasien direkomendasikan untuk rutin melakukan cek up tekanan darah dan
menjaga pola makan serta menjaga kesehatan fisik dengan rutin melakukan olahraga
ringan. pasien diharapkan untuk melakukan latihan open kinetic change dengan
mandiri maupun dibantu oleh keluarga.
VI.
Kesimpulan
A. Berikan Penjelasan atau alasan kesimpulan
Dapat diambil kesimpulan dari pembahasan diatas bahwa semua profesi
yang berada di kelompok ini melakukan kerjasama dengan baik. Masingmasing profesi memberikan intervensi dan tindakan sesuai dengan
kemampuan dan ilmu yang didapat dari masing-masing profesi akan tetapi
antar profesi tetap melakukan kolaborasi yang sangat baik dalam menghadapi
dan melakukan intervensi pada pasien kasus hipertensi dan osteoathritis ini
sesuai dengan kemampuan para profesi. Para profesi di kelompok ini juga
melakukan edukasi dari mulai pencegahan dan penanganannya sesuai dengan
batasan yang harus diberikan. Intervensi yang dilakukan untuk kasus ini mulai
dari latihan untuk osteoathritis dan pengendalian dari tekanan darah tinggi
dengan berbagai cara setiap profesinya.
B. Berikan evidence based rekomendasi
C.