You are on page 1of 4

Diagnosa dan intervensi dari kasus kwashiorkor:

1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d kurang kalori dan


protein
Tujuan : kebutuhan nutrisi adekuat
KH

: - nafsu makan baik


-BB meningkat
- porsi makan dihabiskan
- pasien tidak lemas

Intervensi :
Kaji antropometri, meliputi BB, TB, dll
R : menentukan BB, osteometri, dan resiko berat berlemakserta kurus
Pantau BB setiap hari
R : menentukan ketidakseimbangan nutrisi mengalami perbaikan atau
tidak
Anjurkan untuk meningkatkan pemberian Asi oleh ibu dan makanan
selingan yang tinggi protein dan kalori
R : pemberian ASI yang adekuat mempengaruhi kebutuhan nutrisi si
anak, serta mencegah iritasi gaster dan meningkatkan proses
penyembuhan.
Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian masukan nutrisi dan cairan.
R : berguna dalam merencanakan masukan nutrisi dan cairan yang cukup
2. Kelebihan volume cairan b.d edema
Tujuan : kelebihan volume cairan teratasi
KH
: terbebas dari edema dan anarsaka
Intervensi :
Kaji lokasi dan luas edema
R : menentukan luas lokasi dan edema
Monitor intake dan output makanan/ cairan
R : menentukan informasi status keseimbangan cairan
Berikan pengetahuan tentang bahaya dari kelebihan volume cairan
R : keluarga ikut serta memantau kondisi pasien
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian deuretik ( jika perlu)
R : untuk mengurangi edema pasien
3. Resiko kerusakan integritas kulit b.d hyperpegmentasi, turgor kulit jelek,
dan kondisi ketidakseimbangan nutrisi.
Tujuan : turgor kulit kembali baik atau normal
KH
: - integritas kulit yang baik bisa dipertahankan (sensasi,
elastisitas, temperatur, hidrasi, dan pigmentasi)
- Tidak ada lesi pada kulit

Intervensi :

Kaji tanda-tanda kerusakan integritas kulit


R : menentukan ada atau tidaknya kerusakan integritas kulit
Berikan krim kulit untuk melembabkan kulit
R : dapat melembabkan dan melindungi kulit
Anjurkan untuk mengganti pakaian jika lembab atau basah
R : kelembaban meningkatkan resiko gangguan kulit
Kolaborasi dengan dokter atau ahli gizi dalam pemberian vitamin
R : vitamin dapat mengurangi resiko kerusakan integritas kulit.

4. Gangguan citra tubuh b.d perubahan kondisi fisik (kulit bersisik dan
rambut memutih serta mudah dicabut)
KH dan Tujuan : gangguan citra tubuh teratasi
-citra tubuh baik
-mempertahankan interaksi sosial
Intervensi :
1. Kaji secara verbal dan non verbal respon pasien terhadap tubuhnya
R : menentukan respon pasien terhadap kondisi tubuhnya
2. Dorong pasien mengungkapkan perasaannya
3. Jelaskan tentang pemgobatan, perawatan, kemajuan dan prognosis
penyakit
R : memberikan pengertian kepada pasien terhadap dampak
penyakitnya
4. Kolaborasi dengan psikologi
R : memberikan terapi psikis terhadap dampak penyakitnya

Diangnosa dan intervensi keperawatan pada kasus marasmus


1. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia, mual, muntah, intake kurang.
Tujuan dan KH : - peningkatan BB ideal terhadap TB
-tidak ada tanda-tanda malnutrisi
Intervensi :
1. Pantau/kaji antropometri, turgor kulit, nutrisi dan cairan
R: menentukan tanda-tanda malnutrisi
2. Pantau intake dan output kalor, nutrisi dan cairan
R: menentukan keseimbangan nutrisi dan cairan
3. Anjurkan makan sedikit tapi sering dengan kalori, protein dan cairan yang cukup,
serta tingkatkan masukan ASI
R: memperbaiki/ mencukupi kebutuhan tubuh
4. Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian makanan enteral/ parenteral
R:menentukan asupan pada pasien
2. Kerusakan integritas kulit b.d perubahan status nutrisi
Tujuan dan KH : -integritas kulit yang baik bias dipertahankan
-tidak ada luka atau lesi

-perfusi jaringsn baik


Intervensi
1. Monitor kuli dengan adanya lesi/ luka, kemerahan, kering, dll
R: menentukan ada/ tidaknya kerusakan integritas kulit
2. Berikan lotion pada daerah yang beresiko terjadi kerusakan integritas kulit dan
rawat luka sampai sembuh jika ada
R: memberikan kelembaban kulit dan mempercepat proses penyembuhan
3. Ajarkan dan anjurkan untuk mobilisasi 2 jam sekali
R: penekanan yang terlalu lama beresiko terjadi kerusakan integritas kulit
4. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat untuk luka dan ahli gizi dalam
memberikan makanan bervitamin
R: mempercepat proses penyembuhan luka
3. Intolerensi aktivitas b.d kelemahan fisik
Tujuan dan KH : pasien dapat beraktivitan tanpa bantuan orang lain
Intervensi :
1. Kaji aktivitas pasien sehari-hari
R: menentukan penurunan/ peningkatan pasen terhdap aktivitasnya
2. Bantu pasien melakukan aktifitas sesuain kemampuannya
R: membantu pasien beraktivitas secara bertahap
3. Ajarkan dalam moilisasi dan melakukan gerakan-gerakan yang ringan
R: pasien mampu beraktivitas
4. Kolaborasi dengan ahli okupasi fisik
R: membantu dalam meningkatkan aktifitas
4.keterlambatan tumbuh kembang b.d malnutrisi
Tujuan dan KH: -nutrisi adkuat
-pertubuhan dan perkembangandalam batas normal
-kemampuan kognitif dalam batas yang sesuai
Intervensi
1. Kaji tanda-tanda kelemahan tumbuh dan kembang pasien
R: menentukan kelemahan pertumbuhan dan perkembangan pasien
2. Diskusikan dengan keluarga untuk membuat dasar kogrutif prainjuri
R: menentukan dasar kognitif prainjuri
3. Ajak pasien berkomunikasi dan beraktifitas sesuai kemampuannya
R: membantu pasien dalam menelesaikan masalahnya dan beraktivitas normal
4. Kolabori dengan ahli fisik okupasi
R: menentukan tindakan yang tepat untuk menangani keterlambatan tumbuh kembang
pasien,
5. Kurang pengetahuan mengenai, diit, perawtana dan pengobatan b.d kurngnya
informasi

Tujuan dan KH:


-menyatakan pemahaman mengenai penyakit, kondisi, prognosisi dan
program pengobatan
-mampu melaksanakan prosedur yang jelas
-mampu menjelaskan kembali yang dijelaskan perawat tim medis yang
Lain
Intervensi
1. Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien terhadap penyakit
R: menentukan tingkat kemampuan/ pengetahuan pasien dan keluarga terhadap penyakit
2. Berikan informasi kepada pasien, keluarga tentang tanda, gejala dan proses penyakit
R: mengetahui tanda, gejala, serta proses sakitnya
3. Berikan informasi tentang penanganan yang tepat tentang kondisi pasien
R: menentukan penanganan yang tepat terhadap kondisi penyakit pasien
4. Diskusikan pilihan terapi penanganan
R: menentukan terapi/ penanganan terhadap pasien

Daftar pustaka
Behrman, R. E. 1999. Ilmu kesehatan Anak: Nelson. Edisi 15 vol. i. Jakarta : EGC
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita slekta kedokteran, Edisi 3. Jilid2, Jakarta: media
aescullapius
Nanda. 2005. Panduan diangnosa keperawatan Nanda 2005-2006. Definisi dan
klasifikasi, alih bahasa: Budi Santoso, Prima Medika
Ngastiyah. 2003. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC
Nelson. 2000. Ilmu Kesehatan Anak, volume dan Edisi 15. Jakarta:EGC

You might also like