Professional Documents
Culture Documents
perubahan metabolik atau bila abnormalitas mekanik atau fungsi dari saluran
gastrointestinal mencegah pemberian makan enteral. Asam amino,karbohidrat,
elemen renik, vitamin dan elektrolit dapat diinfuskan melalui vena sentral atau
perifer. (Marilyn E. Doengoes, 1999: 758)
3. Etiologi
a. Hepatitis A
Nama virusnya HAV/Hepatitis infeksiosa dengan agen virus RNA
untai tunggal dan disebabkan oleh virus RNA dari famili enterovirus serta
dapat terjadi pada usia anak-anak & dewasa muda. Cara penularan fekal-oral,
makanan, penularan melalui air, parenteral (jarang), seksual (mungkin) dan
penularan melalui darah. Masa inkubasi 15-45 hari, rata-rata 30 hari pada usia
anak-anak dan dewasa muda. Resiko penularan pada sanitasi buruk, daerah
padat seperti rumah sakit, pengguna obat, hubungan seksual dengan orang
terinfeksi dan daerah endemis. Tanda dan gejala dapat terjadi dengan atau
tanpa gejala, sakit mirip flu.
Virus ini merupakan virus RNA kecil berdiameter 27 nm yang dapat
dideteksi didalam feses pada masa inkubasi dan fase praikterik. Awalnya kadar
antibodi IgM anti-HAV meningkat tajam, sehingga memudahkan untuk
mendiagnosis secara tepat adanya suatu inveksi HAV. Setelah masa akut
antibodi IgG anti-HAV menjadi dominan dan bertahan seterusnya hingga
menunjukkan bahwa penderita pernah mengalami infeksi HAV di masa
lampau da memiliki imunitas sedangkan keadaan karier tidak pernah
ditemukan.
Manifestasi kliniknya banyak pasien tidak tampak ikterik dan tanpa
gejala. Ketika gejalanya muncul bentuknya berupa infeksi saluran nafas atas
dan anoreksia yang terjadi akibat pelepasan toksin oleh hati yang rusak atau
akibat kegagalan sel hati yang rusak untuk melakukan detoksifikasi produk
yang abnormal. Gejala dispepsia dapat ditandai dengan rasa nyeri
epigastium,mual, nyeri ulu hati dan flatulensi. Semua gejala akan hilang
setelah fase ikterus.
b. Hepatitis B
Nama virusnya HBV/Hepatitis serum dengan agen virus DNA
berselubung ganda yang dapat terjadi pada semua usia. Cara penularannya
parenteral (fekal-oral) terutama melalui darah, kontak langsung, kontak
seksual, oral-oral dan perinatal. Masa inkubasinya 50-180 hari dengan ratarata 60-90 hari. Resiko penularan pada aktivitas homoseksual, pasangan
seksual multipel, pengguna obat melalui suntikan IV, hemodialisis kronis,
pekerja layanan kesehatan, tranfusi darah dan bayi lahir dengan ibu terinfeksi.
Bisa terjadi tanpa gejala akan tetapi bisa timbul atralgia dan ruam. Dapat juga
mengalami penurunan selera makan, dispepsia, nyeri abdomen, pegal-pegal
menyeluruh, tidak enak badan dan lemah. Apabila ikterus akan disertai dengan
tinja berwarna cerah dan urin berwarna gelap. Hati penderita akan terasa nyeri
tekan dan membesar hingga panjangnya mencapai 12-14 cm, limpa membesar
dan kelenjar limfe servikal posterior juga membesar.
Virus hepatitis B merupakan virus DNA yang tersusun dari partikel
HbcAg, HbsAg, HbeAg dan HbxAg. Virus ini mengadakan replikasi dalam
hati dan tetap berada dalam serum selama periode yang relatif lama sehingga
memungkinkan penularan virus tersebut.
c. Hepatitis C
Nama virusnya RNA HCV/sebelumnya NANBH dengan agen virus
RNA untai tunggal yang dapat terjadi pada semua usia. Cara penularan
terutama melalui darah hubungan seksual dan perinatal. Masa inkubasinya 15160 hari dengan rata-rata 50 hari. Resiko penularannya pada pengguna obat
suntik, pasien hemodialisis, pekerja layanan keehatan, hubungan seksual,
resipien infeksi sebelum Juli 1992, resipien faktor pembekuan sebelum tahun
1987 dan bayi yang lahir dari ibu terinfeksi.
HCV merupakan virus RNA rantai tunggal, linear berdiameter 50-60
nm. Pemeriksaan imun enzim untuk mendeteksi antibodi terhadap HCV
banyak menghasilkan negatif-palsu sehingga digunakan pemeriksaan
rekombinan suplemental (recombinant assay, RIBA).
d. Hepatitis D
Nama virusnya RNA HDV/agen delta atau HDV (delta) dengan agen
virus RNA untai tunggal, dapat terjadi pada semua usia. Cara penularan
terutama darah tapi sebagian melalui hubungan seksual dan parenteral. Masa
inkubasinya 30-60 hari, 21-140 hari rata-rata 40 hari yang terjadi pada semua
usia. Resiko penularan pada pengguna obat IV, penderita hemovilia dan
resipien konsentrat faktor pembekuan.
Hepatitis D terdapat pada beberapa kasus hepatitis B. Karena
memerlukan antigen permukaan hepatitis B untuk replikasinya, maka hanya
penderita hepatitis B yang beresiko terkenahepatitis D. Antibodi anti-delta
dengan adanya BBAg pada pemeriksaan laboratorium memastikan diagnosis
tersebut. Gejala hepatitis D serupa hepatitis B kecuali pasiennya lebih
cenderung untuk menderita hepatitis fulminan dan berlanjut menjadi hepatitis
aktif yang kronis serta sirosis hati.
e. Hepatitis E
Nama virusnya RNA HEV/agen penyebab utama untuk NANBH
dengan agen virus RNA untai tunggal tak berkapsul. Cara penularan fekal-oral
dan melali air, bisa terjadi pada dewasa muda hingga pertengahan. Masa
inkubasinya 15-60 hari, rata-rata 40 hari. Resiko penularannya pada air minum
terkontaminasi dan wisatawan pada daerah endemis.
HEV merupakan suatu virus rantai tunggal yang kecil
berdiameterkurang lebih 32-34 nm dan tidak berkapsul. HEV adalah jenis
hepatitis non-A, non-B, pemeriksaan serologis untuk HEV menggunakan
pemeriksaan imun enzim yang dikodekan khusus.
Hepatitis Toksik
Mendapat riwayat pajanan atau kontak dengan zat-zat kimia, obat atau
preparat lain yang bersifat hepatotoksik. Gejala yang dijumpai adalah
anoreksia, mual dan muntah. Pemulihan cepat apabila hepatotoksin dikenali
dandihilangkan secara dini atau kontak dengan penyebabnya terbatas. Terapi
ditujukan pada tindakan untuk memulihkan dan mempertahankan
keseimbangan cairan dan elektrolit, penggantian darah, memberikan rasa
nyaman dan tindakan pendukung.
Hepatitis yang Ditimbulkan oleh Obat
Setiap obat dapat mempengaruhi fungsi hati namun obat yang paling
berkaitan denagn cedera hati tidak terbatas pada obat anastesi tapi mencakup
obat-obat yang dipakai untuk mengobati penakit rematik seta muskuloskletal,
obat anti depresan,, psikotropik, antikonvulsan dan antituberkulosis.
4. Patofisiologi
Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi
virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia. Unit
fungsional dasar dari hepar disebut lobul dan unit ini unik karena memiliki suplai
darah sendiri. Sering dengan berkembangnya inflamasi pada hepar, pola normal
pada hepar terganggu. Gangguan terhadap suplai darah normal pada sel-sel hepar
ini menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel-sel hepar. Setelah lewat masanya,
sel-sel hepar yang menjadi rusak dibuang dari tubuh oleh respon sistem imun dan
digantikan oleh sel-sel hepar baru yang sehat. Oleh karenanya, sebagian besar
klien yang mengalami hepatitis sembuh dengan fungsi hepar normal.Inflamasi
pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan peningkatan suhu badan dan
peregangan kapsula hati yang memicu timbulnya perasaan tidak nyaman pada
perut kuadran kanan atas. Hal ini dimanifestasikan dengan adanya rasa mual dan
nyeri di ulu hati.
Timbulnya ikterus karena kerusakan sel parenkim hati. Walaupun jumlah
billirubin yang belum mengalami konjugasi masuk ke dalam hati tetap normal,
tetapi karena adanya kerusakan sel hati dan duktuli empedu intrahepatik, maka
terjadi kesukaran pengangkutan billirubin tersebut didalam hati. Selain itu juga
terjadi kesulitan dalam hal konjugasi. Akibatnya billirubin tidak sempurna
dikeluarkan melalui duktus hepatikus, karena terjadi retensi (akibat kerusakan sel
ekskresi) dan regurgitasi pada duktuli, empedu belum mengalami konjugasi
(bilirubin indirek), maupun bilirubin yang sudah mengalami konjugasi (bilirubin
direk). Jadi ikterus yang timbul disini terutama disebabkan karena kesukaran
dalam pengangkutan, konjugasi dan eksresi bilirubin.
Tinja mengandung sedikit sterkobilin oleh karena itu tinja tampak pucat
(abolis). Karena bilirubin konjugasi larut dalam air, maka bilirubin dapat dieksresi
ke dalam kemih, sehingga menimbulkan bilirubin urine dan kemih berwarna
gelap. Peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi dapat disertai peningkatan garamgaram empedu dalam darah yang akan menimbulkan gatal-gatal pada ikterus.
Pathways
5. Klasifikasi
Jenis
Penularan
Prognosis
Diagnosis
Hepatitis A
Biasanya
sendiri
Hepatitis B
Ditularkan melalui
darah,khususnya
dari ibu ke anak.
Juga
ditularkan
melalui hubungan
seksual
Biasanya
sembuh
sendiri.10%
diantaranya
dapat
menjadi hepatitis B
kronis atau fulminan.
Heparitis C
Hepatitis D
Hepatitis E
6. Manifestasi klinis
Manifestasi klinis hepatitis menurut FKUI (2006) terdiri dari:
a. Masa tunas
Virus A
:15-45 hari (rata-rata 25 hari)
Virus B
:40-180 hari (rata-rata 75 hari)
virus
1. Pengkajian
Data dasar tergantung pada penyebab dan beratnya kerusakan/gangguan hati
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
a. Aktivitas
1) Kelemahan
2) Kelelahan
3) Malaise
Sirkulasi
1) Bradikardi ( hiperbilirubin berat )
2) Ikterik pada sklera kulit, membran mukosa
Eliminasi
1) Urine gelap
2) Diare feses warna tanah liat
Makanan dan Cairan
1) Anoreksia
2) Berat badan menurun
3) Mual dan muntah
4) Peningkatan oedema
5) Asites
Neurosensori
1) Peka terhadap rangsang
2) Cenderung tidur
3) Letargi
4) Asteriksis
Nyeri / Kenyamanan
1) Kram abdomen
2) Nyeri tekan pada kuadran kanan
3) Mialgia
4) Atralgia
5) Sakit kepala
6) Gatal ( pruritus )
Keamanan
1) Demam
2) Urtikaria
3) Lesi makulopopuler
4) Eritema
5) Splenomegali
6) Pembesaran nodus servikal posterior
Seksualitas
1) Pola hidup / perilaku meningkat resiko terpajan
2. Diagnosa Keperawatan
Beberapa masalah keperawatan yang mungkin muncul pada penderita hepatitis :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
No
Dx
Tujuan dan
Setelah
diberikan
asuhan
keperawatan selama ....x24 jam
diharapkan pasien menunjukkan
peningkatan berat badan mencapai
tujuan dengan kriteria hasil :
Intervensi
Rasional
Kriteria Hasil
tegak
e. Berikan diit tinggi kalori, rendah
lemak
Setelah
diberikan
asuhan
keperawatan selama ....x24 jam
diharapkan pasien Menunjukkan
tanda-tanda nyeri fisik dan perilaku
dalam nyeri (tidak meringis
kesakitan, menangis intensitas dan
lokasinya) dengan kriteria hasil :
Setelah
diberikan
asuhan
keperawatan selama ....x24 jam
diharapkan pasien Tidak terjadi
peningkatan suhu dengan kriteria
hasil :
-
klien
pentingnya
mempertahankan
cairan
yang
adekuat (sedikitnya 2000 l/hari)
untuk mencegah dehidrasi, misalnya
sari buah 2,5-3 liter/hari.
a. keletihan
berlanju
keinginan untuk maka
b. adanya pembesaran
menekan saluran gas
menurunkan kapasita
c. akumulasi partikel m
dapat menambah ba
sedap yang menurunk
a. sebagai indikator u
status hypertermi
kondisi
peningkatan evapora
timbulnya dehidrasi
b. dalam
4. Evaluasi
a.
b.
c.
d.
e.
f.
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, suzanna C, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Brunner dan Suddart. Alih
bahasa Agung Waluyo, Edisi 8, jakarta, EGC, 2001.
Susan, Martyn Tucker et al, Standar Perawatan Pasien, jakarta, EGC, 1998.
Reeves, Charlene, et al,Keperawatan Medikal Bedah, Alih bahasa Joko Setiyono, Edisi I,
jakarta, Salemba Medika.
Johnson Marion, dkk, 2000, Nursing Out Come Classification (NOC), Mosby.
Mansjoer A., dkk, 2005, Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1, Jakarta, Media Aesculapius.
Mc. Closkey, Joanne Mc., Nursing Intervention Classification (NIC), Mosby.