You are on page 1of 25

BAB II

TTINJAUAN TEORI
A. Pengertian

Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi
dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan
mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1992)
Narkoba merupakan singkatan dari Narkotika dan obat atau bahan berbahaya. Selain
istilah Narkoba juga dikenal istilah NAPZA yaitu Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif
lainnya. Semua istilah ini sebenarnya mengacu pada sekelompok zat yang umumnya
mempunyai risiko kecanduan.
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik
sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan (UU no 22, tahun 1997)
NAPZA adalah zat-zat kimiawi yang dimasukkan ke dalam tubuh manusia, baik
ditelan melalui mulut, dihirup melalui hidung maupun disuntikkan melalui urat darah. Zat-zat
kimia itu dapat mengubahpikiran, suasana hati atau perasaan, dan perilaku seseorang.
Pemakaian terus menerus akan mengakibatkan ketergantungan fisik dan/atau psikologis.
(http://www.unicef.org/indonesia/id/HIV-AIDSbooklet_part4.pdf.
Penyalahgunaan zat adalah penggunaan zat secara terus menerus bahkan sampai
setelah terjadi masalah. Ketergantungan zat menunjukkan kondisi yang parah dan sering
dianggap sebagai penyakit. Adiksi umumnya merujuk
yang

pada perilaku

psikososial

berhubungan dengan ketergantungan zat. Gejala putus zat terjadi karena

kebutuan biologik terhadap

obat. Toleransi

adalah

peningkatan

jumlah

zat

untuk

memperoleh efek yang diharapkan. Gejala putus zat dan toleransi merupakan tanda
ketergantungan fisik (Stuart & Sundeen, 2005).
B. Jenis-Jenis NAPZA
NAPZA dapat dibagi ke dalam beberapa golongan yaitu:
1.

Narkotika

Narkotika adalah suatu obat atau zat alami, sintetis maupun sintetis yang dapat
menyebabkan turunnya kesadaran, menghilangkan atau mengurangi hilang rasa atau nyeri
dan perubahan kesadaran yang menimbulkan ketergantungna akan zat tersebut secara terus
menerus.
Contoh narkotika yang terkenal adalah seperti ganja, heroin, kokain, morfin,
amfetamin, dan lain-lain. Narkotika menurut UU No. 22 tahun 1997 adalah zat atau obat
berbahaya yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintesis maupun semi
sintesis

yang

hilangnya

rasa,

dapat

menyebabkan

mengurangi

penurunan maupun

sampai menghilangkan

perubahan

rasa

nyeri

kesadaran,
dan

dapat

menimbulkan ketergantungan (Wresniwiro dkk.2004).


2. Etiologi
Faktor Penyebab Penyalahgunaan NAPZA
Pada setiap kasus, ada penyebab yang khas mengapa seseorang menyalahgunakan
NAPZA dan ketergantungan. Artinya, mengapa seseorang akhirnya terjebak dalam perilaku
ini merupakan sesuatu yang unik dan tidak dapat disamakan begitu saja dengan kasus
lainnya. Namun berdasarkan hasil penelitian, terdapat beberapa faktor yang berperan pada
penyalahgunaan NAPZA.
a) Faktor keluarga
Dalam percakapan sehari-hari, keluarga paling sering menjadi tertuduh timbulnya
penyalahgunaan NAPZA pada anaknya. Tuduhan ini tampaknya bukan tidak beralasan,
karena hasil penelitian dan pengalaman para konselor di lapangan menunjukkan peranan
penting dari keluarga dalam kasus-kasus penyalahgunaan NAPZA. Berdasarkan hasil
penelitian tim UNIKA Atma Jaya dan Perguruan Tinggi Kepolisian Jakarta tahun 1995,
terdapat beberapa tipe keluarga yang beresiko tinggi anggota keluarganya (terutama anaknya
yang remaja) terlibat penyalahgunaan NAPZA.

Keluarga yang memiliki sejarah (termasuk orang tua) mengalami ketergantungan


NAPZAKeluarga dengan menejemen keluarga yang kacau, yang terlihat dari pelaksanaan
aturan yang tidak konsisten dijalankan oleh ayah dan ibu (misalnya, ayah bilang ya, ibu
bilang tidak).Keluarga dengan konflik yang tinggi dan tidak pernah ada upaya penyelesaian

yang memuaskan semua pihak yang berkonflik. Konflik dapat terjadi antara ayah dan ibu,
ayah dan anak, ibu dan anak, maupun antar saudara.
Keluarga dengan orang tua yang otoriter. Di sini peran orang tua sangat dominan,
dengan anak yang hanya sekedar harus menuruti apa kata orang tua dengan alasan sopan
santun, adat istiadat, atau demi kemajuan dan masa depan anak itu sendiri tanpa diberi
kesempatan

untuk

berdialog

dan

menyatakan

ketidaksetujuannya.

Keluarga yang perfeksionis, yaitu keluarga yang menuntut anggotanya mencapai


kesempurnaan

dengan

standar

tinggi

yang

harus

dicapai

dalam

banyak

hal

Keluarga yang neurosis, yaitu keluarga yang diliputi kecemasan dengan alasan yang kurang
kuat, mudah cemas dan curiga, dan sering berlebihan dalam menanggapi sesuatu
b.) Faktor kepribadian
Kepribadian penyalahguna NAPZA juga turut berperan dalam perilaku ini. Pada
remaja, biasanya penyalahguna NAPZA memiliki konsep diri yang negatif dan harga diri
yang rendah. Perkembangan emosi yang terhambat, dengan ditandai oleh ketidakmampuan
mengekspresikan emosinya secara wajar, mudah cemas, pasif agresif dan cenderung depresi,
juga turut mempengaruhi.
Selain itu, kemampuan remaja untuk memecahkan masalahnya secara adekuat
berpengaruh terhadap bagaimana ia mudah mencari pemecahan masalah dengan melarikan
diri. Hal ini juga berkaitan dengan mudahnya ia menyalahkan lingkungan dan lebih melihat
faktor-faktor di luar dirinya yang menentukan segala sesuatu. Dalam hal ini, kepribadian
yang dependen dan tidak mandiri memainkan peranan penting dalam memandang
NAPZA

sebagai

satu-satunya

pemecahan

masalah

yang

dihadapi.

Sangat wajar bila dalam usianya remaja membutuhkan pengakuan dari lingkungan sebagai
bagian pencarian identitas dirinya. Namun bila ia memiliki kepribadian yang tidak mandiri
dan menganggap segala sesuatunya harus diperoleh dari lingkungan, akan sangat
memudahkan kelompok teman sebaya untuk mempengaruhinya menyalahgunakan NAPZA.
Di sinilah sebenarnya peran keluarga dalam meningkatkan harga diri dan kemandirian pada
anak remajanya.

c) Faktor kelompok teman sebaya (peer group)


Kelompok teman sebaya dapat menimbulkan tekanan kelompok, yaitu cara temanteman atau orang-orang seumur untuk mempengaruhi seseorang agar berperilaku seperti
kelompok itu. Tekanan kelompok dialami oleh semua orang bukan hanya remaja, karena pada
kenyataannya semua orang ingin disukai dan tidak ada yang mau dikucilkan.
Kegagalan untuk memenuhi tekanan dari kelompok teman sebaya, seperti berinteraksi
dengan kelompok teman yang lebih populer, mencapai prestasi dalam bidang olah raga, sosial
dan akademik, dapat menyebabkan frustrasi dan mencari kelompok lain yang dapat
menerimanya. Sebaliknya, keberhasilan dari kelompok teman sebaya yang memiliki perilaku
dan norma yang mendukung penyalahgunaan NAPZA dapat muncul.
d.) Faktor kesempatan
Ketersediaan NAPZA dan kemudahan memperolehnya juga dapat dikatakan sebagai
pemicu. Indonesia yang sudah mendjadi tujuan pasar narkotika internasional, menyebabkan
zat-zat ini dengan mudah diperoleh. Bahkan beberapa media massa melansir bahwa para
penjual narkotika menjual barang dagangannya di sekolah-sekolah, termasuk sampai di SD.
Penegakan hukum yang belum sepenuhnya berhasil tentunya dengan berbagai kendalanya
juga

turut

menyuburkan

usaha

penjualan

NAPZA

di

Indonesia.

Akhirnya, dari beberapa faktor yang sudah diuraikan, tidak ada faktor yang satu-satu
berperan dalam setiap kasus penyalahgunaan NAPZA. Ada faktor yang memberikan
kesempatan, dan ada faktor pemicu. Biasanya, semua faktor itu berperan. Karena itu,
C. Ciri-ciri pengguna Napza:
Fisik Berat badan turun drastis. Buang air besar dan kecil kurang lancar. Mata terlihat
cekung dan merah, muka pucat, dan bibir kehitam-hitaman. Sembelit atau sakit perut tanpa
alasan yang jelas. Tangan penuh dengan bintik-bintik merah, seperti bekas gigitan nyamuk
dan ada tandabekas luka sayatan. Goresan dan perubahan warna kulit di tempat bekas
suntikan. EmosiBila

ditegur

atau

dimarahi,

dia

malah

menunjukkan

sikap

membangkang. Emosinya naik turun dan tidak ragu untuk memukul orang atau berbicara
kasar terhadapanggota keluarga atau orang di sekitarnya.Nafsu makan tidak menentu. Sangat
sensitif dan cepat bosan.Perilaku Bicara cedal atau pelo. Jalan sempoyongan Malas dan
sering melupakan tanggung jawab dan tugas-tugas rutinnya.Mengalami jantung berdebardebar.Mengalami nyeri kepala.Mengalami nyeri/ngilu sendi-sendi.Mengeluarkan air mata

berlebihan. Mengeluarkan keringat berlebihan. Menunjukkan sikap tidak peduli dan jauh dari
keluarga.Selalu kehabisan uang.Sering batuk-batuk dan pilek berkepanjangan, biasanya
terjadi pada saat gejala "putuszat".Sering berbohong dan ingkar janji dengan berbagai macam
alasan. Sering bertemu dengan orang yang tidak dikenal keluarga, pergi tanpa pamit dan
pulanglewat tengah malam.Sering mengalami mimpi buruk.Sering menguap.Cenderung
menarik diri dari acara keluarga dan lebih senang mengurung dikamarSikapnya cenderung
jadi manipulatif dan tiba-tiba tampak manis bila ada maunya, sepertisaat membutuhkan uang
untuk beli obat.Suka mencuri uang di rumah, sekolah ataupun tempat pekerjaan dan
menggadaikanbarang-barang berharga di rumah.
Begitupun dengan barang-barang berharga miliknya,banyak yang hilang.Takut air,
jika terkena akan terasa sakit, karena itu mereka jadi malas mandi. Waktunya di rumah
kerapkali dihabiskan di kamar tidur, kloset, gudang, ruang yang gelap, kamar mandi, atau
tempat-tempat sepi lainnya. Menghindar dari tanggung jawab yang sesuai, malas
menyelesaikan tugas rutin dirumah Gejala sakaw atau putus obat, Bola mata mengecil,
Hidung dan mata berair
D. Pemeriksaan diagnostic
VCT.dia diajak teman-temannya melakukan VCT (visite conselling test). "Saat itu aku
tidak tahu untuk apa diajak VCT. Ternyata untuk memeriksakan diri apakah terkena
HIV/AIDS atau tidak.
E. Penatalaksanaan
Peran keluarga Ada beberapa alasan yang menuntut keberadaan keluarga sebagai
pelaku utama dari upaya mereduksi permintaan akan napza, Pertama, meningkatnya
anak/remaja/pemuda yang terlibat. Dari keseluruhan kasus narkoba, 80%-nya melibatkan
mereka. Kedua, semakin mudanya usia awal menggunakan napza. Saat usia awal
menggunakan zat halusinogen adalah 10 tahun, obat psikotropika (10tahun), dan opium (13
tahun). Masa kritis untuk pertama kali memakai
Napza adalah ketika ia duduk di kelas satu SLTP, kelas satu SMU, atau ketika di
semester 1-2 perguruan tinggi. Saat itu, mereka dihadapkan pada tantangan, konflik, dan
kondisi baru. Ketiga, besarnya pengaruh teman. Umumnya asal mula seseorang memakai
napza adalah karena bujukan teman. Penolakan terhadap tekanan ini sering kali
mengakibatkan ia dikucilkan oleh kelompoknya. Hasil penelitian Dadang Hawari
(Pendekatan Psikiatri Klinis Pada Penyalahgunaan Zat, 1990)

Memperlihatkan bahwa 81,3% pengguna napza karena pengaruh teman. Keempat,


besarnya pengaruh konflik/stres dalam diri anak terhadap peluangnya menggunakan napza.
Hasil penelitian Dadang Hawari (1990) memperlihatkan bahwa pada umunya alasan untuk
anak/remaja menggunakan napza antara lain adalah percaya bahwa napza dapat mengatasi
semua persoalan, atau memperoleh kenikmatan atau menghilangkan kecemasan, gelisah,
takut. Kelima, hasil penelitian juga memperlihatkan bahwa keadaan keluarga yang tidak
kondusif atau dengan kata lain disfungsi keluarga memunyai risiko relatif estimated relative
risk) bagi anak/remaja terlibat penyalahgunaan napza dibandingkan;
F.

Pada remaja, selain faktor faktor diatas Keadaan ketergantungan obat dapat disebabkan
karena pada masa remaja mengalami suatu keadaan yang relatif mudah berubah-ubah,ini
disebabkan karena ciri dari remaja itu sendiri diantaranya :
1. Masa remaja sebagai periode penting
Walaupun semua periode dalam rentang kehidupan penting pada usia remaja
perkembangan fisik dan mental yang cepat menimbulkan perlunya penyesuaian mental dan
perlunya membentuk sikap ,nilai dan minat baru yang mempunyai akibat jangka panjang
pada usia berikutnya.
2. Masa remaja sebagai periode peralihan
Pada masa ini remaja bukan lagi seorang anak dan juga bukan orang dewasa ,bila
berperilaku anak-anak ia akan bertindak dewasa tetapi bila berperilaku dewasa dia dikatakan
masih belum waktunya seperti orang dewasa.

3. Masa remaja sebagai periode perubahan


Ada 5 perubahan yang terjadi pada remaja : Pertama peningkatan emosi, Kedua,
perubahan fisik, Ketiga,perubahan perilaku, Keempat, perubahan pandangan terhadap nilai
dan yang kelima,bersikap ambivalen terhadap perubahan yang terjadi atas dirinya.
4. Masa remaja sebagai usia bermasalah

Terdapat dua alasan ,pertama sepanjang masa anak-anak segala masalah diselesaikan
orang tua atau guru.Kedua, karena remaja merasa mandiri sehingga tidak perlu bantuan orang
lain, sehingga banyak kegagalan-kegagalan dalam menyelesaikan masalah karena belum
berpengalaman
5. Masa remaja sebagai masa mencari identitas
Identitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya dan apa
perannya dalam masyarakat.
6. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan
Karena anggapan bahwa remaja adalah anak-anak yang tidak rapi, yang tidak dapat
dipercaya dan cenderung merusak maka remaja cenderung ragu dalam membuat keputusan
dan mencari bantuan dalam mengatasi masalanya.
7. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik
Remaja cenderung untuk melihat dirinya dan orang lain sebagaimana yang ia inginkan
bukan sebagaimana adanya.
G. Tahapan dan Perkembangan Anak pada remaja
Keluarga dengan anak remaja Dimulai ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, berlangsung
selamaenam hingga tujuh tahun. Tahap ini dapat lebih singkat jika anak meninggalkankeluarga lebih awal
atau lebih lama jika anak masih tinggal di rumah hinggaberumur 19 atau 20 tahun.

Perkembangan

Tahap Perkembangan
1. Mengetahui kebutuhan anggota keluarga seperti
Keluarga dengan anak remaja
kebutuhan tempat tinggal privasi dan rasa
aman
2. Membantu anak untuk bersosialisasi
3. Beradaptasi dengan anak yang beru lahir
sementara kebutuhan anak lain juga harus
terpenuhi
4. Mempertahankan hubungan yang sehat baik

didalam maupun diluar


5. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan
anak
6. Pembagian tanggung jawab setiap anggota
7. Kegiatan dan waktu untk stimulasi tumbang
anak
H. Konflik pekembangan : menjadi tantangan perawat
Otonomi yg meningkat ( kebebasan anak remaja )
Budaya anak remaja ( pkemb dg teman sebaya )
Kesenjangan antar generasi ( beda nilai-2 dg ortu )
I. Selain itu pada masa remaja mengalami beberapa perubahan diantaranya adalah :
1. Perubahan emosi
Pola emosi pada remaja sama dengan anak-anak,yang membedakan terletak pada
ransangan dan derajat yang membangkitkan emosi. Emosi yang umum yang dimiliki oleh
remaja antara lain ; amarah,takut,cemburu,ingin tahu,irihati,gembira, sedih, kasih sayang.
Remaja yang memiliki kematangan emosi memberikan reaksi emosional yang stabil , tidak
berubah-ubah dari suatu suasana hati ke suasana hati yang lain.

2. Perubahan sosial
Salah satu tugas perkembangan masa remaja yang tersulit adalah berhubungan dengan
penyesuaian sosial, hal tersebut dikarenakan oleh kuatnya pengaruh kelompok sebaya
disebabkan remaja lebih banyak diluar rumah bersama teman sebaya.
J. Faktor lingkungan juga mempengaruhi masalah ketergantungan obat , antara lain :
1. Orang tua
Sikap orang tua terhadap remaja merupaka faktor yang sangat penting bagi
perkembangan kepribadian remaja.Perkawinan yang tidak bahagia atau perceraian
menimbulkan kebingungan pada remaja.Bila orang tua tidak rukun ,maka sering mereka tidak
konsekuen dalam hal mengatur disiplin dan sering mereka bertengkar didepan anak-anak
mereka.Sebaliknya disiplin yang dipertahankan secara kaku dapat menimbulkan frustasi yang

hebat.Disiplin harus dipertahankan dengan bijaksana ,jangan sampai seakan-akan ada dua
blok dirumah,yaitu orang tua disatu pihak dan anak-anak dilain pihak.
2. Saudara-saudara
Rasa iri hati terhadap saudar-saudara adalah normal, biasanya lebih nyata pada anak
pertama dan lebih besar antara anak-anak dengan jenis kelamin yang sama.Perasaan ini akan
bertambah keras bila orang tua memperlakukan anak-anak tidak sama (pilih kasih).Untuk
menarik perhatian dan simpati dari orang tua,biasanya remaja menunjukkan perilaku agresif
atau negativistik.
3. Orang-orang lain didalam rumah
Seperti nenek,saudar orang tua atu pelayan,juga dapat mempengaruhi perkembangan
kepribadian pada remaja. Nenek pada umumnya menunjukkan sikap memanjakan terhadap
cucunya
4. Hubungan disekolahnya
Yang perlu diselidiki adalah bagaimana hubungan remaja dengan gurunya, teman
sekolahnya. Tidak jarang seorang guru yang sifatnya terlalu keras justru menimbulkan
kenakalan pada murid-muridnya.
5. Keadaan ekonomi
Ketergantungan obat lebih sering didapati pada anak-anak dari golongan sosio-ekonomi
tinggi atau rendah. Hal ini terjadi mungkin karena orang tua mereka terlalu sibuk dengan
kegiatan-kegiatan sosial (pada kalangan atas)atau sibuk dengan mencari nafkah (pada
kalangan rendah) sehingga lupa menyediakan waktu untuk berkomunikasi dengan baik pada
para remaja.
Menurut Rosenheim,Tucker dan Lafore, diambil kesimpulan bahwa orang tua remaja
dengan ketergantungan obat sering menunjukkan sikap menolak terhadap anak mereka. Sikap
menolak ini mempunyai latar belakang tertentu, misalnya :
a.

Perkawinan yang tidak bahagia.Isteri mengira bahwa dengan adanya anak,hubungan suami
istri akan menjadi baik. Bila kemudian ternyata tidak demikian, maka anaklah yang
dipersalahkan (mungkin secara tidak disadari)

b.

Sikap menolak juga mungkin timbul karena sebelumnya ibunya takut hamil lagi karena
kesulitan ekonomi dan kelahiran seorang anak akan menambah beban keluarga.

c.

Sikap menolak dari orang tua terhadap anak mereka terutama pada remaja diantaranya
adalah :

d. Menghukum anaknya /remaja secara berlebih lebihan.


e.

Anak /remaja kurang diperhatikan mengenai makanan,pakaian,kemajuan disekolah dan


kegiatan sosial.

f.

Kurang sabar terhadap anaknya/remaja dan mudah marah.

g. Ancaman-ancaman untuk mengusir anak/remaja


h. Anak/remaja yang bersangkutan diperlakukan lain dibandingkan dengan saudara-saudaranya.
i.

Sangat kritis terhadap anak/remaja tersebut.

L. Tugas Perkembangan (Menurut Havighurst)


1. Menyesuaikan diri dengan perubahan fisiologis - psikologis
2. Belajar bersosialisasi sebagai seorang laki-laki maupun wanita
3. Memperoleh kebebasan secara emosional dari orang tua dan orang dewasa lain
4. Remaja bertugas untuk menjadi warga negara yang bertanggung jawab.
5. Memperoleh kemandirian dan kepastian secara ekonomis
M. Sebab-sebab umum pertentangan dalam keluarga
1. standart perilaku
2. Metode disiplin
3. Hubungan dengan saudara kandung
4. Komunikasi Keluarga
5. Besarnya kelurga
6. Perilaku yang kurang matang
7. Memberontak terhadap sanak keluarga
B. Asuhan Keperawatan Keluaraga Pada Remaja
1 Pengkajian

1. Nama keluarga
2. Alamat dan nomor telepon
3. Komposisi keluarga
4. Tipe bentuk keluarga
5. Latar belakang kebudayaan
6. Identifikasi religi
7. Status kelas keluarga
8. Aktifitas-aktifitas rekreasi atau aktifitas waktu luang

2 .TAHAP PERKEMBANGAN DAN RIWAYAT KELUARGA


a.

Tahap perkembangan keluarga saat ini

b. Jangkauan pencapaian tahap perkembangan


c.

Riwayat keluarga inti

d. Riwayat keluarga orang tua


3. DATA LINGKUNGAN
a. Karakteristik-karakteristik rumah
b. Karakteristik-karakteristik dari lingkungan sekitar rumah dan komunitas yang lebih
besar
c. Mobilitas geografi keluarga
d. Asosiasi-asosiasi dan transaksi-transaksi keluarga dengan komunitas
e. Jaringan dukungan sosial keluarga
4. STRUKTUR KELUARGA
1. Pola-pola komunikasi
Jangkauan komunikasi fungsional dan disfungsional(tipe-tipe pola berulang).
Jangkauan dari pesan dan bagaimana diungkapkan.

Karekteristik komunikasi dalam sub sistem-sub sistem keluarga.


Tipe-tipe proses komunikasi disfungsional yang ditemukan dalam keluarga.
Bidang-bidang komunikasi tertutup.
Variabel-variabel keluarga dan eksternal yang mempengaruhi komunikasi.
2. Struktur kekuasaan
Hasil-hasil dari kekuasaan.
Proses pengambilan keputusan.
Dasar-dasar kekuasaan.
Variabel-variabel yang mempengaruhi kekuasaan.
Seluruh kekuasaan keluarga.

3. Struktur peran
Struktur peran formal.
Struktur peran informal
Analisis model-model peran.
Variabel struktur peran yang mempengaruhi
4. Nilai-nilai keluarga
Bandingkan keluarga dengan orang Amerika / nilai-nilai kelompok referensi keluarga dan atau
mengidentifikasi nilai-nilai penting keluarga dan pentingnya (prioritas) dalam keluarga.
Kongruensi antara nilai-nilai keluarga dan nilai-nilai subsistem keluarga juga kelompok
referensi dan atau komunitas yan lebih luas.
Variabel-variabel yang mempengaruhi nilai-nilai keluarga.Apakah nilai-nilai ini dipegang
teguh oleh keluarga secara sadar maupun secara tidak sadar.
E. FUNGSI-FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi afektif

Kebutuhan-kebutuhan keluarga.

Mutual Nurturance, keakrapan dan identifikasi.

Diagram kedekatan dalam keluarga sangat membantu dalam hal ini.

Perpisahan dan kekerabatan

2. Fungsi sosialisasi

Praktik-praktik pengasuhan anak dalam keluarga.

Kemampuan adaptasi praktik-praktik pengasuhan anak untuk bentuk keluarga dan


situasi dari keluarga.Siapa-siapa yang menjadi pelaku sosialisasi bagi anak-anak?
Nilai-nilai anak dalam keluarga. Keyakinan-keyakinan kultur yang mempengaruhi
pola-pola pengasuhan anak.Estimasi tentang apakah keluarga beresiko. Mengalami
masalah-masalah pengasuhan anak dan jika demikian, indikasi bagi faktor-faktor
resiko tinggi. Adekuasi lingkungan rumah akan kebutuhan anak untuk bermain.

3. Fungsi perawatan kesehatan


Keyakinan kesehatan, nilai-nilai dan perilaku keluarga.
Definisi sehat-sakit dari keluarga dan tingkat pengetahuan mereka.
Status kesehatan yang diketahui keluarga dan kerentanan terhadap sakit.
Praktik-praktik diit keluarga , adekuasi diit keluarga (catatan riwayat makan untuk 24 jam
yang direkomendasikan)
Fungsi jam makanan dan sikap terhadap makanan dan jam makan.
Kebiasaan tidur dan istirahat.
Latihan dan praktik-praktik rekreasi (tidak dimasukkan sebelumnya)
Kebiasaan menggunakan obat-obat keluarga.
Peran keluarga dalam praktik-praktik perawatan diri.
Praktik-praktik

lingkungan

keluarga.

Cara-cara

preventif

berdasarkan

medis(uji

fisik,mata,pendengnaran dan imunisasi)


Praktik-praktik kesehatan gigi. Riwayat kesehatan keluarga (baik penyakit umum maupun
khusus yang berhubungan dengan lingkungan maupun genetika).
Layanan kesehatan yanng diterima. Perasaan dan persepsi mengenai layanan kesehatan.
Layanan perawatan kesehatan darurat. Layanan kesehatan gigi. Sumber pembiayaan medis
dan gigi. Logistik perawatan yang diperoleh.
F. COPING KELUARGA

Stressor-stressor keluarga jangka panjang dan pendek.

Kemampuan keluarga untk merespon,berdasarkan penilaian obyektif terhadap situasisituasi yan menimbulkan stress.

Penggunaan strategi-strategi koping(sekarang/yang lalu).

-Perbedaan cara koping keluarga.

-Strategi-strategi coping internal keluarga.

-Strategi-strategi coping eksternal keluarga.

Bidang-bidang atau situasi dimana keluarga telah mencapai penguasaan.

Penggunaan strategi-strategi adaptif disfungsional yang digunakan(sekarang/yang


lalu).

ANALISA DATA
Analisa data dilakukan dengan menggunakan tipologi masalah kesehatan,yang terdiri dari 3
kelompok sifat masalah kesehatan (Freeman).
1. Ancaman kesehatan (Health Treats)
Merupakan suatu kondisi atau situasi yang dapat menimbulkan penyakit,kecelakaan atau
tidak mengenal potensi kesehatan,misalnya:
Riwayat penyakit keturunan dalam keluarga, penyaki menular, besar/jumlah keluarga
hubungannya dengan sumber daya keluarga. Kecelakaan, nutrisi, stress, kesehatan
lingkungan, Kebiasaan personal. Karakteristik personal, Riwayat kesehatan,Peran,Status
imunisasi.
2. Defisit kesehatan
Merupakan suatu keadaan gagal mempertahankan kesehatan termasuk:

Keadaan sakit yang belum/sudah terdiagnosa.

Kegagalan tumbuh kembang secara normal.

Gangguan kepribadian.

3. Krisis
Adalah saat-saat keadaan menuntut terlampau banyak dari individu atau keluarga dalam hal
penyesuaian maupun dalam hal sumber daya mereka,meliputi :

Perkawinan.

Kehamilan,persalinan,masa nifas.

Menjadi orang tua.

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA


1. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah ketergantungan obat sehubungan
dengan kurangnya pengetahuan / informasi .
2. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan untuk melakukan tindakan terhadap
masalah ketergantungan obat pada remaja.
3. Ketidakmampuan keluarga memberikan perawatan pada anggota keluarga dengan
ketergantungan obat .
4. Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang menunjang kesehatan
untuk mengatasi masalah ketergantungan obat.
5. Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan untuk
mengatasi masalah ketergantungan obat .
III. PERENCANAAN / PELAKSANAAN
Perencanaan tindakan dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan
ketergantungan obat, pada dasarnya berupa pendidikan kesehatan pada keluarga menyangkut
ketergantungan obat diri. Beberapa tindakan yang dapat dilaksanakan dalam memberikan
asuhan keperawatan pada keluarga, remaja dengan ketergantungan obat antara lain :
1. Diskusikan dengan keluarga perkembangan normal yang terjadi pada remaja dan
pentingnya membentuk ikatan emosional yang kuat untuk mencegah timbulnya
permasalahan permasalahan dalam keluarga

2. Diskusikan dengan keluarga tentang pengertian dan contoh remaja dengan


ketergantungan obat.
3. Diskusikan tentang factor-faktor yang mempengaruhi permasalahan ketergantungan
obat.
4. Beri kesempatan pada keluarga untuk mengungkapkan kemungkinan factor yang
menyebabkan timbulnya masalah ketergantungan obat pada anggota keluarganya .
5. Berikan reinforcement yang positif pada keluarga terhadap apa yang diketahui oleh
keluarga tentang reaksi menarik diri.
6. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk mengungkapkan permasalahan yang
timbul pada anak remajanya (terutama mengenai masalah yang dijumpai pada remaja)
akibat dari kurangnya perhatian atau factor lain.
7. Berikan kesempatan pada keluarga untuk menceriterakan tindakan yang telah
dilakukan dalam upaya menangani anggota keluarganya dengan ketergantungan obat
dan berikan pujian serta koreksi bila ada kekeliruan.
8. Diskusikan tentang tindakan (bimbingan, petunjuk dan pertimbangan) pada anak
remajanya sebelum melakukan sesuatu hal.
9. Diskusikan dengan keluarga tentang efek yang timbul bila anak remajanya dengan
maslah ketergantungan obat.
10. Diskusikan bahwa peran-peran negatif yang terjadi pada anak remaja timbul,
tujuannya ingin menyatakan kejengkelannya karena merasa kurang diperhatikan oleh
lingkungannya.
11. Beri kesempatan kepada keluarga untuk mengungkapkan efek dari masalah
ketergantungan obat dan berikan reinforcement bila betul.
12. Diskusikan bahwa identitas akan terbentuk dengan baik bila tertanam rasa
kepercayaan dan disesuaikan dengan kemampuan dan keinginan anak remajanya.

BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
A. Data Umum
1.Nama kk

: Bapak KR (50 Th)

2.Alamat

: Rowoasri , RT 2 , RW 7 , Rowokangkung , Lumajang

3.Pekerjaan kk

: Petani sawit

4.Pendidikan kk : SMA
5.KOMPOSISI KELUARGA
No Nama

Jk

Hub
KK

DngnUmr Pddk

Status Imunisasi
BCG Polio

ket
DPT

Hptitis

1 2 3

4 1 2 3 1 2 3

Cpk

Tn Kr

lk

Kepela
Keluarga

50

SMA

Ny.s

Pr

Istri

46

SMA

An.K

Lk Anak 1

18

SMA

An N

Pr

14

SMP

Geongram

Anak 2

Ket :

: Meninggal

: Laki-laki
: Perempuan
: Tinggal satu rumah

6. Tipe Keluarga
Keluaraga Tn KR termaksuk keluarga inti (nuclear Family) yang terdirir dari kepala
keluarga dan anggota keluarga
7.suku :
Tn Kr merupakan suku asli bangsa jawa dan ada budaya dan tempat yang dapat
mempengaruhi tingat kesehatan keluarga seperti tidak boleh makan ikan pada anak bayi.
8. Agama :

eluga

Keluarga Tn. Kr menganut agama islam serta didalam keluarga Tn Kr tidak ada
kepercayaan yang dapat memepengaruhi status serta didalam keluarga Tn Kr tidak ada
kepercayaan yang dapat memepengaruhi status
9.status social : sebagian besar keluaraga memiliki pemasukan sebesar Rp. 10.000.000,- per
bulan . menurut keluarga keluraga slau memberikan apa yang diinginkan oleh Anaknya tanpa
mengetahui kegunaan tersebut.
10. rekreasi : keluarga Tn. Kr mengisi waktu luangnya dengan menonton televisi,
silaturohmi keluarga, dan berkumpul dengan anggota keluarga yang lain
II. Riwayat Tahap Perkembangan
:
Keluarag Tn. Kr Menpunyai 2 orang anak yang berumur 18 thn ( Lk) dan 12(Pr) thn
dan memesuki perkembangan keluarga dg anak usia remaja

g belum terpenuhi:
Tahapan keluarga yang belum dapat dicapai saat ini adalah memberikan kebebasan
pada anak tanpa pengawasan atau memberikan tanggung jawab, serta tidak mampu
melakuka komunikasi yang baik
3. riwayat kesehatan inti

Tn. Kr merupakan anak kedua dari lima bersaudara, Tn Kr sekarang berstatus


kepala keluarga, dalam kegiatan sehari-hari Tn Kr selalu focus terhadap pekerjaannya
sehingga mengakibatkan tidak terjalinnya komunikasi terhadap keluarganya khususnya pada
anak laki-lakinya, Tn Kr seorang yang otoriter, keras kepala, sering marah-marah jika
anaknya pulang malam sehingga mengakibatkan kurangnya keterbukaan dan komunikasi
pada anak-anaknya pada saat dilakukan pengkajian tidak terdapat masalah apapun dalam
dirinya
Ny. S merupakan Anak dari 4 bersaudara, Ny. S juga berperan sebagai istri dari Tn
kr yang mempunyai pekerjaan sebagai asisten dalam pekerjaan yang dilakukan sehari hari
namun Ny. S masih menjalin komunikasi dengan anaknya yang Perempuan dan agak tertutup
pada anak yang laki-laki tetapi Ns. S mengatakan selalu mengikuti apa yang diinginkan oleh
anak laki-lakinya tanpa melakukan pengawasan pada an.K pada saat dilakukan pengkajian
tidak ditemukan gangguan apapun pada Ny.S
An K merupakan anak pertama dari Tn. Kr dan Ny.S berada pada tahapan tumbuh
kembang remaja, namun kelurga merasa khawatir pada anak pertamanya dikarenakan

pergaulan dengan lingkungan yang tidak jelas, komunikasi Tn Kr dan anaknya sanggat
tertutup dikarenakan Tn. Kr sibuk dengan pekerjaannya yang bekerja dari pagi hingga malam
hari. memiliki watak yang keras dan hanya ingin menang sendiri tanpa memberikan
kebebasan pada anaknya, namun keperluan An K selalu dituruti oleh Tn.Kr tanpa
mempertimbangan dan pengawasan terhadap An. K, Pada saat perawat melakukan pengkajian
pada An.k didapatkan, An.K terlihat sakaw, terdapat bekas suntikan didaerah tangan Pupil
miosis Anoreksi Sangat sensitif dan cepat bosan. Perilaku Bicara cedal atau pelo Mengalami
nyeri kepala Mengalami nyeri/ngilu sendi-sendi.Mengeluarkan air mata berlebihan.
Mengeluarkan keringat berlebihan. Menunjukkan sikap tidak peduli dan jauh dari
keluarga.Selalu kehabisan uang. Sering batuk-batuk dan pilek berkepanjangan Bola mata
mengecil, Hidung dan mata berair, anaknya sering marah-marah, pandangan seakan marah
kepada Tn Kr
An N merupakan anak kedua dari Tn. Kr dan Ny.S komunikasi Tn Kr dan anaknya
sanggat tertutup dikarenakan Tn Kr terlalu sibuk dengan pekerjaannya. pada saat dilakukan
pengkajian tidak ditemukan gangguan apapun pada Ny.S
III. Keadaan Lingkungan
1. Karakterisitik rumah :
Keluraga Tn Kr. Tinggal dirumah kontrakkan milik Tn A, dengan luas rumah lebar 20
M X panjang 18 M , terdiri 4 kamar tidur, 2 kamar mandi 1 km mandi dan wc ( Septik Thank)
, ruang tamu, dan dapurnya memanfaatkan pojok, dari lorong, type bangunan : lantai dari
plester serta dinding permanen, ventilasi : sinar matahari kurang masuk, jendela hanya 15
(0,75 x 1,2 M), kebersihan ruang : Keadaan rumah bersih, barang-barag disusun dalam
keadaan teratur, Sumber air yang digunakan keluarga berupa air PAM dan Sumur,keluarga
memasak air dengan menggunakan kompor gas.
- denah rumah
Kamar An. N

Kamar An. K
Ruang tamu

Ruang makan

Kamar Tn Kr

Kamar tamu

Ruang
Keluaraga

Kamar mnadi

Dapur

WC

Kamar mandi

2. Karakteristik tetangga dan komunitas

Keluaraga Kr tinggal di RT X RW 03 yang terdiri dari penduduk dewasa, jarak antra rumah
dengan rumah yang lain tidak terlalu jauh hubungan keluarga dengan keluarga yang lain baik
bahkan Tetangga membantu berobat ke puskesmas yang tidak terlalu jauh dari rumah Tn Kr,
tengga dan sekitarnya peduli pada kesehatan pak KR
3 mobilitas geogrfis keluarga
Awalnya Tn.Kr tinggal di Surabaya, namun karena kekurangan dalam biaya kontak
rumah akhirnya keluarga Tn.Kr Pindah kerumah yang dihuninya sekarang
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan komunitas
Waktu yang sering digunakan keluaraga untuk berkumpul dan santai adalah pada
malam hari, Keluraga Tn Kr jarnag dirumah karena kesibukannya masing masing, kleuraga
Tn kr juga sering berinteraksi dengan tetangga antara dengan mengikuti pengkajian dan aktif
kuimpul di masyarakat
4. Sistem pendukung keluarga
Keluraga Tn Kr selalu memeperhatikan kesehatan, ia selalu membawa anaknya
berobat ke puskesmas terdekat yang berjarak dari rumah dengan puskesmas 500 hanya meter,
selain itu juga Tn Kr jg sering membawa anggota keluargaga berobat ke praktek dokter
IV. Struktur Keluarga
1. Pola Komunikasi Keluarga
Keluarga kurang dalam berkomunikasi terhadap anggota keluarga yang lainnya khususnya
Tn Kr yang kurang berkomunikasi yang baik dengan anak-anak, sehingga tidak terjadi
keterbukaan satu dengan yang lainnya, dikarenakan kesibukan kedua orang tua yang selalu
focus pada pekerjaan sehingga kurang komunikasi pada anak
2. Struktur kekuatan keluarga
Jika terdapat masalah maka Tn Kr selalu yang menentukan keputusan apaa yang
diambil tanpa mendiskusikan terlebih dahulu dengan keluargnya
3. Struktur Peran
Tn Kr adalah kepala keluarga dan bekerja sebagai petani sawit yang bekerja dari pagi hari
hingga malam hari hari yang berpenghasilan Rp. 5.000.000/ bulan, yang akhirnya terjadi
kekurangan komunkasi terhadap anggota keluarga yang lainnya, apabila dirumah Tn Kr
disibukkan dengan urusan pekerjaannya

Ny. S adalah seorang istri dari Tn Kr bekerja sebagai asisten dari Tn Krtani, Ny. S
juga membantu mempersiapkan keperlauan Tn.Kr selama pekerjaan, Ny.S sering mencoba
berkomunikasi dengan baik namun An K hanya marah-marah dan membentak ibunya
3. Norma Keluarga
Menyesuaikan dengan nilai agama yg dianut dan norma yang ada, percaya penyakitnya bisa
di obati, dan penyakitnya tidak ada hubunganny dengan guna-guu
V. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif
Pak Kr sering menegur anaknya jika diperingatklan ibunya tidak mau, saling menghormati
antar anggota keluarga, dan semua anggota keluarga tn.Kr saling Menyayangi serta saling
memebantu satu sama lainnya
2. Fungsi Sosial
Keluarga mengajarkan agar berperilaku yang baik dengan tetannggga dan lingkungan.
Sekitar , hidup berdampingna dan merasa tentram, namun dalam berhunbungan dengan
tetangga sedikit kurang karena kesibukan keluarga Tn Kr
3. Fungsi Keperawatan Kesehatan
Jika sakit mencari Biasanya keluarga Tn Kr memanfaatkan tempat tenaga kesehatan
yang ada dengan cara mengunjungani instansi kesehatan seperti puskesmas hingga rumah
sakit
Ny. S juga mengatakan jka anaknya sering mederita malaria, keluarga hanya mengrti sebatas
mana cara penularan penyait malaria, Ny.C jarang membawa anaknya berobat kerumah sakit
atau pun ketempat tenaga kesehatan lainnya dikarenakan kekuragan biaya:
a. Mengenal masalah narkoba pada An K keluarga Tn kr hanya mengenal cara penyebaran
penyakit yang diderita anaknya
b. Mengambil keputusan yang tepat mengenai tindakan yang cepat
Keluarga Tn.S mampu mengambil keputusan yang yang tepat dalam msalah kesehatan
c. keluarga Tn Kr mampu memberikan perawatan pada anggota keluarga dengan ketergantungan
obat .
d. Menggunakan fasilitas yang ada dilingkungan

Keluarga Tn. Kr bekerja sebagai tani, jadi Tn Kr hanya mampu memebawa anaknya berobat
kedukun karena ketidak ada biayaan
e. Modifikasi Lingkungan
Keadaan dan ,lingkungan Tn.Kr belum mencerminkan rumah sehat
4. Fungsi reproduksi
Keluarga mengatakan tidak ingin punya anak lagi, tidak ikut KB, hubungan suami istri
masih, tetapi jarang sekali.
5. Fungsi Ekonomi
Pegahasilan keluarga Tn. Kr sangat mencukupi terbukti denagn penghasilan Rp 5.000.000
perbulan keluarga mempu mencukupi keperluannya, bahkan keluarga mampu member apa
yang anaknya kehendaki tanpa memonitor keinginan anaknya
VI. Stress Dan Koping Keluarga
1. Kemampuan keluarga Berespon thd stressor
Pasrah pada kondisinya sekarang, dianggap sebagai cobaaan bahkan sekarang aak tertuanya
Tn Kr mulai terpengaruh oleh lingkungan sekitar rumah yang kurang sehat

2. Strategi Koping yang dilakukan


Keluarga menerima ini apa adanya dan selalu mengawasi dan lebih mendekatkan diri
kepada anak tertuanya
3. Strategi adaptasi yang disfungsi
Tn Kr Sering marah pada anak tertuanya jika pulang malam, sikap ototiter yang
ditunjukan Tn Kr, anak selalu menyendiri, malas, dianjurkan mencari alternatif pengobatan
lain.
4. Stres jangka pendek dan Panjang
a. Stres jangka Pendek
Keluarga Tn KR bingung dengan perubahan yang ditunjukan oleh anak mereka yang
terjadi saat ini
b. Stes jangka Panjang

Keluraga memikirkan kesehatan dan kedaan anak-anaknya terlebih pada anak


pertamanya yang selalu menyendiri
5. Kemampuan keluarga berespon
Keluarga mengatakan jika ada masalah sealu Tn Kr yang memutuskan apa yang akan
dilakukan

Pemeriksaan Fisik

You might also like