You are on page 1of 9

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sulit dibayangkan jika kita hidup tanpa adanya unsur kimia karena semua
benda yang ada di alam ini mengandung unsur kimia, baik dalam bentuk logam
atau unsur bebasnya, senyawanya ataupun panduan logamnya tidak bisa
dipungkiri, selain memberikan manfaat, beberapa unsur kimia memberikan
dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan. Kegunaan dan dampak dari
unsur-unsur kimia beserta cara mencegah dan menanganinya tidak terlepas dari
sifat yang dimiliki unsur-unsur tersebut.
Begitu pula dengan pengetahuan mengenai kimia organik tidak dapat
diabaikan begitu saja, karena sistem kehidupan terutama terdiri dari air dan
senyawa organik, hampir setiap studi yang berhubungan dengan tumbuhan,
hewan, atau mikroorganisme tergantung pada prinsip kimia organik. Bidangbidang studi ini mencakup obat-obatan ilmu kedokteran, biokimia, mikrobiologi
dan banyak ilmu pengetahuan yang lainnya.
Halogenalkana atau disebut juga haloalkana atau alkil halida,merupakan
senyawa-senyawa dimana ada satu atau lebih atom hidrogen pada sebuah alkana
yang digantikan oleh atom atom halogen (fluorin,klorin,bromin,iodin). Melalui
makalah ini kami memberikan penjelasan mengenai monohalogen alkana lebih
spesifik lagi.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka yang menjadi rumusan masalah
dalam pembuatan makalah ini yaitu:
1. Bagaimana tata nama dari haloalkana.?
2. Bagaimana sifat fisika dan kimia dari haloalkana.?
3. Bagaimana cara pembuatan haloalakana.?
4. Apakah kegunaan dan kerugian dari haloalkana.?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui tata nama dari haloalkana.
2. Mengetahui dan memahami sifat fisika dan kimia dari haloalkana.
3. Mengetahui cara pembuatan haloalkana.
4. Mengetahui dan memahami kegunaan serta kerugian dari haloalkana.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Tata Nama Haloalkana
Menurut IUPAC, tata nama pada halo alkana sama dengan tata nama pada
alkana. Penamaannya adalah sebagai berikut.
a.

Rantai utama dipilih berdasarkan rantai terpanjang yang mengandung


atom halogen
Contoh :
CH3 CH2 CH CH2 - CH2 CH CH3

...................................l..................................l

..........................C3H7....................Br.
b.

Pemberian nomor pada rantai utama

1.

Atom C yang mengikat halogen diberi nomor serendah mungkin.

2.

Pemberian nomor paling kecil pada halogen yang paling reaktif


(untuk halogen lebih dari satu).

3.

Halogen yang sama dan lebih dari satu, nama halogennya diberi
awalan di(2), tri(3), dan tetra (4) dan seterusnya.

c.

Penulisan nama halogen dan alkil diurutkan sesuai urutan abjadnya.


Contoh :
....................Cl
.....................l
CH2

CH2

...l.................l......l.........l..............
Br................Br....Cl......F
3,5-dibromo-2,3-dikloro-1-fluoro pentana

CH

CH2

B. Sifat Kimia dan Fisika


Sifat kimia
a. Reaksi dengan air atau NaoH membentuk alcohol.
b. Reaksi dengan KOH atau NaOH dalam pelarut alcohol pada suhu tertentu
menghasilkan alkena.
c. Reaksi dengan amonia menghasilkan amina.
d. Reaksi dengan asam sianida atau kalium sianida membentuk alkil sianida.
e. Reaksi dengan natrium alkanoat menghasilkan eter.
f.

Kereaktifan kimiawai halogenalkana.

Perlu diperhatikan bahwa kekuatan ikatan semakin berkurang ketika kita


berpindah dari C-F ke C-I, dan juga perhatikan bahwa ikatan C-F jauh lebih

kuat dibanding lainnya.


Agar zat lain bisa bereaksi dengan halogenalkana, maka ikatan karbonhalogen harus diputus. Karena pemutusan semakin mudah dilakukan semakin
ke bawah (mulai dari fluoride sampai iodin), maka senyawa-senyawa semakin

ke bawah golongan halogen akan semakin reaktif.


Iodoalkana merupakan halogenalkana yang paling reaktif dan fluoroalkana
merupakan yang paling tidak reaktif. Sebenarnya, kereaktifan fluoroalna
sangat kecil sehingga bisa diabaikan.

g.

Pengaruh polaritas ikatan


Dari keempat halogen, fluorin merupakan unsur yang paling elektronegatif
dan iodin yang paling tidak elektronegatif. Ini berarti bahwa pasangan elektron
dalam ikatan karbon-fluorin akan tergeser ke ujung halogen.
contoh-contoh sederhana berikut ini:
Keelektronegatifan karbon dan iodin sama sehingga tidak akan ada pemisahan
muatan pada ikatan (pasangan elektron berada pada posisi netral)
.
Sifat fisika

satu-satunya metil halida yang berwujud cair adalah iodometana;

kloroetana merupakan sebuah gas.

Pola-pola titik didih mencerminkan pola-pola gaya tarik antar-molekul.

a.

Suhu-suhu rendah adalah gas tak berwarna, suhu-suhu berikutnya adalah


cahaya,suhu tinggi pada temperature kamar berbentuk padat.

b. Mempunyai titik didih yang lebih tinggi dari pada alkana asalnya.
c. Sukar larut dalam air.
Halogenalkana sangat sedikit larut dalam air. Agar halogenalkana bisa
larut dalam air, maka gaya tarik antara molekul-molekul halogenalkana harus
diputus (gaya dispersi van der Waals dan gaya-tarik dipol-dipol) demikian juga
dengan ikatan hidrogen antara molekul-molekul air. Pemutusan kedua gaya tarik
ini memerlukan energi. Energi akan dilepaskan apabila gaya tarik terbentuk antara
halogenalkana dengan molekul-molekul air.
Gaya-gaya tarik yang terbentuk ini hanya gaya dispersi dan gaya tarik
dipol-dipol. Kedua gaya ikatan ini tidak sama kuatnya dengan ikatan hidrogen
sebelumnya terdapat dalam air, sehingga energi yang dilepaskan lebih kecil
dibanding yang digunakan untuk memisahkan molekul-molekul air.Energi yang
terlibat tidak cukup banyak sehingga halogenalkana hanya sedikit larut dalam air.
d. Mudah larut dalam pelarut organik,
Halogenalkana cenderung larut dalam pelarut organik karena gaya tarik antarmolekul yang baru terbentuk memiliki kekuatan yang sama dengan kekuatan
ikatan yang diputus dalam halogenalkana dan pelarut.
contoh : eter dan alcohol
e. Atom halogen yang terikat, mudah di subtitusikan oleh atom-atom atau gugus
lain, sehingga haloalkana digunakan sebagai hasil antara dalam membuat
senyawa lain.

D. Pembuatan Haloalkana
Pembuatan senyawa haloalkana bisa melalui beberapa reaksi seperti
berikut.

1. Reaksi substitusi
Reaksi penggantian atom H dengan atom halogen dengan bantuan sinar ultraviolet
(suv) atau suhu tinggi:

Demikian seterusnya, jika dihaloalkana direaksikan dengan halogen, maka akan


selalu menggantikan atom H dengan atom halogen dan sampai dihasilkan suatu
senyawa polihaloalkana.

Untuk metana dan etana, atom H yang terikat semua pada atom C primer. Jika
dalam alkana terdapat atom C primer, atom C sekunder atau atom C tersier, maka
atom H yang akan disubstitusi adalah yang terikat paling lemah. Urutan kekuatan
6

ikatan atom H dengan atom C:


C tersier < C sekunder < C primer

2. Reaksi adisi
Reaksi adisi untuk pembuatan haloalkana yaitu antara senyawa alkana dengan
senyawa asam halida (HX) atau senyawa halogen.

E. Kegunaan dan Kerugian Haloalkana

Kegunaan Haloalkana
1. Haloalkana yaitu sebagai pelarut dan obat bius.
2. CH3Cl (klorometana) yaitu sebgai bahan pendingin, pembuatan silicon
dan zat warna.
3. CH3Br (bromometana) yaitu sebagai bahan pemadam kebakaran di
pesawat.
4. C2H5Cl (kloretana) yaitu untuk anestesi local (penghilang rasa nyeri
local), dan membuat TEL.
5. CHCl3 (kloroform) yaitu untuk pelarut, anestesi.
6. CFC ( Freon) yaitu sebagai zat pendingin pada AC, lemari es dan lain
lain.
7. C2H3Cl (vinil klorida) yaitu sebagai monomer pembuatan PVC
(plastik)
8. C3H5Br2Cl (1,1-dibromo-1-dikloro propane) yaitu sebagai insektisida
pertanian.
9. DDT (dikloro difenil trikloro etana) yaitu sebagai insektisida.

10. C2H4Br2 (1,2-dibromo etana) yaitu sebagai aditif pada bensin yang
menggunakan TEL (tetra ethyl lead)

Kerugian Haloalkana
1. Banyaknya senyawa haloalkana digunakan pelarut nonpolar seperti
CCl4,CHCl3,C2H3Cl3,di mana pelarut ini bersifat racun dan obat bius
sehingga jangan sampai terhirup.
2. CHCl3 (kloroform) yaitu dapat merusak hati, ginjal, dan jantung.
Dimana CHCl3 bereaksi dengan udara membentuk gas fosgen (COCl2)
yang beracun.
3. CFC (Freon) yaitu mengakibatkan menipisnya lapisan ozon.
4. C3H5Br2Cl yaitu dapat menimbulkan kemandulan bagi para buruh tani.
5. Ternyata DDT sukar sekali terurai, sehingga masih tetap ada dalam
sayuran atau daging hewan ternak yang mengonsumsi rumput yang telah
disemprot DDT dan akibatnya dapat menimbulkan keracunan.

You might also like