INTEGRASI MODEL SWAT DAN SIG DALAM UPAYA MENEKAN LAJU EROSI PADA

DAERAH ALIRAN SUNGAI

(STUDI KASUS: DAS BATANG ARAU KOTA PADANG)
Riki Rahmad, Mona Adria Wirda
Universitas Negeri Medan, Jl. Willem Iskandar Psr V, Medan, Indonesia
email: rikirahmad@unimed.ac.id

ABSTRAK
Model hidrologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah model SWAT(Soil and Water
Assessment Tools) yang dapat memprediksi erosi dan sedimentasi secara akurat. Pada penelitian
ini analisis SWAT dilakukan dengan bantuan Sistem Informasi Geografi (SIG). Penelitian ini
dilakukan di DAS Batang Arau yang secara administratif berada pada wilayah Kota Padang. Data
yang digunakan untuk analisis adalah data iklim, karakteristik tanah, debit dan sedimen harian.
Pada simulasi ini, dilakukan 4 proses, diantaranya adalah proses delineasi DAS, pembentukan
hydrological response unit (HRU), pengolahan data dan simulasi SWAT, dan proses visualisasi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa besar erosi pada DAS Batang Arau adalah sebesar 167,70
ton/ha/tahun dan dan sedimentasi pada Sungai Batang Arau sebesar 36.378 ton/tahun. Hasil
kalibrasi dan validasi DAS Batang Arau menunjukkan model SWAT sangat baik digunakan pada
skala bulanan, sedangkan untuk skala harian masih belum akurat. Skenario penggunaan lahan
dilakukan dalam rangka mengurangi laju erosi pada lahan. Metode skenario adalah berdasarkan
kombinasi antara analisis Tingkat Bahaya Erosi (TBE) untuk kategori berat dan sangat berat pada
masing-masing HRU (unit lahan) dan berdasarkan pola ruang wilayah yang terdapat pada DAS
Batang Arau. Hasil skenario penggunaan lahan berhasil menurunkan erosi pada DAS Batang Arau
sebesar 18,82 %.
Kata kunci: Daerah Aliran Sungai, SWAT, SIG, erosi, lahan

INTEGRATION BETWEEN SWAT AND GIS FOR ESTIMATION OF EROSION HAZARD LEVEL OF
WATERSHED
(CASE STUDY: BATANG ARAU WATERSHED-PADANG CITY)
Riki Rahmad, Mona Adria Wirda
State University of Medan, Jl. Willem Iskandar Psr V, Medan, Indonesia
email: rikirahmad@unimed.ac.id

ABSTRACT
Hydrological model that is used in this study is SWAT Model (Soil and Water Assessment
Tools) that can predict accurately erosion and sedimentation. In this study, SWAT analysis carried
out with the aplication of Geographic Information System (GIS). The research conducted in Batang
Arau Watershed which located in Padang City. Data that is used for analysis is climate, soil
characteristics, and daily sediment. In these simulations, carried out 4 process, including the
process of delineation of watershed, creation of Hydrological Response Units (HRU), data
processing and simulation of SWAT, and the visualization process. The results show that the
amount of erosion in Batang Arau Watershed is 167,70 tons/ha/year and and sedimentation of
Batang Arau river is 36.378 tons/year. Calibration and validation results of Batang Arau Watershed
shows SWAT Model is very good in predicting erosion and sedimentation on a monthly basis, while
the daily scale is still not accurate. Landuse scenarios performed in order to reduce the rate of land
erosion. The scenario method is based on combination of the erosion hazard level (TBE) for the
category heavy and very heavy on each HRU (Hydrologic Response Unit) and based on spatial
planning contained in the unit area of watershed management Arau. The results of landuse
scenarios successfully reduce erosion at Batang Arau Watershed is 18.82%.
Keyword: watershed, SWAT, GIS, erosion, land