Professional Documents
Culture Documents
Di susun oleh:
Kelas III D
1. Dinda Paradita
2. Kiki Rizki Pradita
(2520142587)
(2520142598)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hemoroid adalah pembuluh darah vena pada rectum yang
dapat bersifat eksterna dan internal. Dan kebanyakan Hemoroid
dialami oleh laki-laki dan perempuan, penyakit ini terjadi pada usia
sekitar 20-50 tahun, biasanya disebabkan adanya tekanan intra
abdominal, kehamilan, hipertensi, terlalu lama duduk atau berdiri,
kuurang mengkonsumsi serat juga termasuk yang menyebabkan
jumlah insiden penyakit hemoroid meningkat. Penatalaksanaan
hemoroid adalah dengan pembedahan atau Hemoroidektomi
(Brunner & Suddart, 2011).
Berdasarkan penelitian sepuluh juta orang di Indonesia
dilaporkan menderita hemoroid dengan prevalensi lebih dari 4%,
penelitian diruang endoskopi Rumah Sakit Cipto Mangun Kusumo
Jakarta pada bulan Januari 2000 sampai dengan Januari 2001 adalah
414 pasien yng dilakukan kolonoskopi, ada 108 kasus hemoroid
(26,09%). Di Rumah Sakit yang sama pada tahun 2005 menemukan
9%. Di Rumah Sakit Bhakti Wira Semarang, yang berobat pada
tahun 2008 sebanyak 1575 kasus bedah , dan 252 pasien adaalah
kasus hemoroid (16%).
Komplikasi yang mungkin terjadi setelah pasca operasi
antara lain hematoma (hemoragi), infeksi (sepsis luka) oleh karena
itu perawatan luka secara septik dan antiseptik serta pemberian
antibiotik guna menurunkan terjadinya resiko infeksi. Serta
komplikasi lain yang dapat terjadi Dehisent (gangguan insisi atau
luka bedah), Eviserasi (penonjolan isi luka) komplikasi lain bisa
juga terjadi retensi urine. Sedangkan komplikasi hemoroid sebelum
dilakukan pembedahan adalah anemia yaitu berkurangnya sel darah,
dan komplikasi seperti adanya hipotensi yaitu penurunan tekanan
B. Rumusan Masalah
1. Hemoroid
a) Apa pengertian hemoroid?
b) Bagaimana penyebab atau pataofisiologi hemoroid?
c) Bagaimana pathway hemoroid?
d) Apa saja klasifikasi hemoroid?
e) Apa saja tanda dan gejala hemoroid?
f) Apa saja komplikasi hemoroid?
g) Apa saja pemeriksaan penunjang dari hemoroid?
h) Bagaimana penatalaksanaan hemoroid?
i) Bagaimana konsep asuhan keperawatan pada pasien post op
hemoroidektomi?
2. Hemoroidektomi
a) Apa pengertian hemoroidektomi?
b) Apa indikasi dilakukan operasi?
c) Apa kontraindikasi dilakukan operasi?
d) Bagaimana penatalaksanaan hemoroidektomi?
e) Bagaimana teknik operasi?
f) Apa saja persiapan alat untuk operasi?
g) Bagaimana perawatan pasca operasi?
h) Apa Resiko yang mungkin muncul pasca operasi hemoroid?
C. Tujuan Masalah
Dari rumusan masalah di atas dapat dimunculkan tujuan
masalah dalam pembuatan makalah ini, yaitu untuk mengetahui dan
memahami:
1. Hemoroid
a) Pengertian hemoroid
b) Penyebab atau patofisiologi hemoroid
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
Pathway
Klasifikasi hemoroid
Tanda dan gejala hemoroid
Komplikasi hemoroid
Pemeriksaan penunjang hemoroid
Penatalaksanaan hemoroid
Konsep asuhan keperawatan pada
pasien
post
op
hemoroidektomi.
2. Hemoroidektomi
a) Pengertian hemoroidektomi
b) Indikasi dilakukan operasi
c) Kontraindikasi dilakukan operasi
d) Penatalaksanaan hemoroidektomi
e) Tehnik operasi hemoroidektomi
f) Persiapan alat untuk operasi
g) Perawatan pasca operasi
h) Resiko yang mungkin muncul pasca operasi hemoroid
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Hemoroid
Hemoroid adalah dilatasi pleksus (anyaman pembuluh darah)
vena yang mengitari rektal dan anal (Tambayong,2000; 142).
Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal
anal. Hemoroid sangat umum terjadi. Pada usia lima puluhan, lima
puluh
persen
individu
mengalami
berbagai
tipe
hemoroid
Dilatasi
Kongesti vena
Kongesti vena rektalis superior dan media
pleksus rektalis inferior
Pembengkakan
Pembengkakan
Perdarahan
globular kemerahan
pinggir
bulat kebiruan
saat defekasi
nyeri
mengabaikan
anus
defekasi
Prolapus
Edema Saat defekasi
konstipas
i
Prolaps permanen
Stranggulasi
operatif
Pembedahan
Perdarahan
Luka insisi
Post
nyeri
Spasme otot
Peristaltik usus
menurun
Resiko
Keseimbang
an cairan
Takut gerak
Gangguan
pola tidur
Resiko
infeksi
konstipasi
Gangguan
mobilitas fisik
(Price,2005)
D. Klasifikasi
Berdasarkan letak terjadinya Hemoroid dibedakan dalam dua
klasifikasi, yaitu Hemoroid Eksterna dan Hemoroid Interna.
1. Hemoroid Eksterna
Hemoroid eksterna diklasifikasikan sebagai akut dan kronik.
Bentuk akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir
anus dan sebenarnya merupakan hematoma, bentuk ini sering
sangat nyeri dan gatal karena ujung-ujung saraf pada kulit
merupakan reseptor nyeri. Hemoroid eksterna kronik atau skin
tag berupa satu atau lebih lipatan kulit anus yang terdiri dari
jaringan penyambung dan sedikit pembuluh darah.
2. Hemoroid Interna
a. Derajat I
H. Penatalaksanaan
1. Farmakologis
a. Obat yang memperbaiki defekasi
Terdapat dua macam obat yaitu suplement serat (fiber
suplement) dan pelicin tinja (stool softener). Suplemen serat
komersial yang banyak dipakai antara lain psylium atau
isphaluga Husk (Mulax, Metamucil, Mucofalk) yang berasal
dari kulit biji plantago ovate yang dikeringkan dan digiling
menjadi bubuk. Obat ini bekerja dengan cara membesarkan
volume tinja dan meningkatkan peristaltik usus. Obat kedua
adalah laxant atau pencahar (laxadine, dulcolax).
b. Obat simptomatik
Bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi keluhan
rasa gatal, nyeri atau kerusakan kulit di daerah anus. Jenis
sediaan misalnya Anusol, Boraginol N/S dan Faktu. Sediaan
yang
mengandung
kortikosteroid
digunakan
untuk
berfungi
memperbaiki
permebialitas
dinding
pembuluh darah.
d. Obat penyembuh dan pencegah serangan
Menggunakan Ardium 500 mg 3x2 tablet selama 4 hari, lalu
2x2 tablet selama 3 hari. Pengobatan ini dapat memberikan
perbaikan terhadap gejala inflamasi, kongesti, edema dan
prolaps.
2. Pembedahan
Terapi bedah dilakukan pada hemoroid derajat III dan IV dengan
penyulit prolaps, trombosis atau hemoroid yang besar dengan
perdarahan
berulang.
Pilihan
pembedahan
adalah
I. Pengertian Hemoroidektomi
Suatu tindakan pembedahan dan cara pengangkatan pleksus
hemoroidalis dan mukosa atau tanpa mukosa yang hanya dilakukan
pada jaringan yang benar-benar berlebih.
J. Indikasi Dilakukan Operasi
1. Penderita dengan keluhan menahun dan hemoroid derajat III dan IV.
2. Perdarahan berulang dan anemia yang tidaksembuh dengan terapi lain
yang lebih sederhana.
dilakukan
rendam
duduk
dengan
kalium
ditampon
dengan
spongostan.
Ada 3 pilihan operasi untuk ambeien atau wasir yang sering dan
banyak dilakukan di indonesia dan dunia, yaitu :
1. Mengangkat pile ambien atau wasir dengan membuang langsung
jaringannya (haemorroidhectomy).
Ini merupakan cara operasi yang sederhana dan sering di
lakukan untuk kasus ambeien. Cara ini sudah lama dilakukan di
indonesia oleh para ahli bedah. Benjolan yang keluar di tarik
keluar, di klem, dan di jahit dengan tehnik penjahitan tertentu.
Kerugian tindakan ini ialah nyeri yang hebat dan lama akibat
kulit dan otot bisa ikut terpotong, perdarahan lebih banyak, dan
bisa terjadi enyempitan rongga anus.
2. Dengan stapler haemorroid
Merupakan cara yang lebih maju dengan bantuan alat yang
dilakukan dengan menjahit benjolan di bagian dalam anus
secara jelujur dan memasang alat stepler ditarik dan di jepit
dalam hitungan menit maka jaringan langsung terpotong dan
terjahit.
3. HAL dan RAR
2. Diagnosa.
a. Postoperasi
1) Nyeri berhubungan dengan adanya jahitan pada luka
operasi dan terpasangnya cerobong angin.
2) Resiko terjadinya infeksi berhubungan
dengan
1.
Diagnosa
keperawatan
hasil
Intervenasi
dilakukan
Lakukan pengkajian nyeri secara
Nyeri
Setelah
berhubungan
termasuk
lokasi,
luka
nyeri,
angin.
menggunakan
mampu
teknik Gunakan
teknik
komunikasi
untuk
mengetahui
mencari bantuan).
Melaporkan bahwa
Ajarkan teknik relaksasi nafas
nyeri
berkurang
dalam
dengan managemen
nyeri.
Evaluasi pengalaman nyeri masa
Hj
Mampu mengenali
lampau
nyeri (skala intensitas,
frekuensi dan tanda Kolaborasi pemberian analgetik
nyeri)
Menyatakan rasa
nyaman setelah nyeri
berkurang
2.
dilakukan
Observasi tanda vital tiap 4 jam
tindakan keperawatan
dengan
selama
prosedur
jam,resiko
invansif
teratasi.
Instruksikan
Kriteria Hasil:
untuk
Klien
tanda
24
infeksi
terbebas
dan
lingkungan
setelah
mencuci
dari berkunjung
berkunjung.
gejala
infeksi.
Mendiskripsikan
proses
Bersihkan
pengunjung
tangan
dan
saat
setelah
penularan Ajarkan
pasien
dan
keluarga
penatalaksanaannya.
Menunjukan
kemampuan
mencegah
infeksi
untuk
timbulnya
3.
hidup sehat
Kurang
Setelah
dilakukan Diskusikan
pengetahuan
yang
selama
berhubungan
jam,kurangnya
24
pentingnya
Demontrasikan
perawatan
anal
minta
dan
area
pasien
menguilanginya
Kriteria Hasil:
Klien
tidak
perawatan
bertanya
dirumah.
penyakitna.
Pasien
banyak
tentang
mengerti
tentang
Berikan balutan
perawatan dirumah.
Keluarga klien paham Diskusikan gejala infeksi luka
tentang
penyakit.
mempertahankan
Klien
menunjukkan Diskusikan
difekasi
lunak
dengan
wajah tenang
menggunakan pelunak feces dan
makanan laksatif alami.
Jelaskan pentingnya menghindari
mengangkat
mengejan.
BAB III
KASUS DAN PROSES KEPERAWATAN
benda
berat
dan
: 3x1 mg (IV)
Injeksi tramet
: 3x1 mg (IV)
Cernevit
: 1x1 mg (Drip)
A. Pengkajian Post Op
Hari/tanggal
: Senin, 18 September 2016
Jam
: 09.10 WIB
Tempat
: Bangsal Alamanda RS NY
Oleh
: Dinda dan Kiki
Metode
: Wawancara, Observasi, Pemeriksaan Fisik, Study
Dokumentasi, Study Pustaka)
Sumber
: Pasien, Keluarga, Rekam Medis, Tim Kesehatan
(Dokter, Perawat, Ahli gizi)
1. Identitas
a. Identitas diri Klien
Nama
Umur
Jenis kelamin
Status
Agama
Pendidikan
: Tn. X
: 40 Tahun
: Laki-laki
: Kawin
: Islam
: SMP
Alamat
Pekerjaan
Suku Bangsa
Diagnosa Medic
Nomor RM
Tanggal Masuk
b. Penanggung Jawab
Nama
Umur
Pekerjaan
Alamat
Hubungan dengan klien
2. Riwayat Kesehatan
a. Alasan masuk rumah sakit
Pasien mengatakan tidak bisa buang air besar dengan lancar sejak 2
minggu yang lalu, setiap buang air besar keluar darah pada anus,
merasa panas dan nyeri pada anusnya. Kemudian tanggal 15
September 2016 pasien periksa di poli RS NY. Pasien dianjurkan
operasi dan sudah dijadwalkan tanggal 18 September 2016.
b. Keluhan utama
Pada saat pengkajian tanggal 18 September 2016 pukul 09.10 WIB
post op hemoroidektomi.
Pasien mengatakan nyeri pada daerah anus post operasi
hemoroidektomi H0 ditandai dengan:
P
: post operasi hemoroidektomi H0
Q
: terasa ditusuk- tusuk
R
: anus
S
: skala 5
T
: melakukan mobilisasi ditempat tidur.
c. Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan memiliki riwayat hipertensi sampai sekarang,
dan pasien hanya periksa di Puskesmas untuk mengurangi keluhan
hipertensi.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Pasien mengatakan keluarga tidak ada yang pernah menderita
penyakit yang dialami pasien saat ini.
B. Pengelompokan Data
Data Subjektif
1. Pasien mengatakan nyeri anus habis 1.
2.
operasi post hemoroidektomi H1
3.
P : post. Op Hemoroidektomi H1
4.
Q : terasa ditusuk- tusuk
5.
R : anus
6.
S : skala 5
T : melakukan mobilisasi ditempat
Data Objektif
Pasien terlihat meringis menahan nyeri
Wajah pasien tampak pucat
Rambut kotor
Kuku kaki pasien panjang dan kotor
KU: Lemah
Terdapat luka post op tanggal 19
September 2016
Jenis operasi hemoroidektomi H1
tidur
7. Kulit terlihat kering dan bersisik
2. Pasien mengatakan badannya terasa
8. Terpasang infus RL 20tpm ditangan
lemas
kiri
9. Tanda-tanda vital
TD : 130/80 mmHg
RR : 24x/menit
N : 76x/menit
S : 37oC
10. Aktivitas dan latihan
Kemampuan
0 1 2 3 4
Perawatan Diri
Makan/minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Mobilitas
ditempat tidur
Berpindah/berjal
an
Ambulasi/ROM
Keterangan:
1
: Mandiri
2
: Alat bantu
3
: Dibantu orang lain
4
: Dibantu orang lain dan alat
5
: Tergantung total
C. Analisa Data
Data
DS: Pasien mengatakan nyeri Agen
Etiologi
Injury
op
hemoroidektomi H1
Q : terasa ditusuk- tusuk
R : anus
S : skala 5
T : melakukan mobilisasi
ditempat tidur
DO:
a. TTV:
TD: 130/80 mmHg
RR: 24x/menit
N : 76x/menit
b. Pasien meringis menahan
nyeri
c. Wajah pasien pucat
Problem
Fisik Nyeri Akut
Ketidaknyamanan
Hambatan Mobilitas
untuk bergerak
DO:
a. Pasien terlihat lemah
b. S : 37oC
c. Hemoglobin :
10.0 g/d (13.2 17.3)
d. Leukosit :
11.0 10^3/uL (1.5 11.0)
e. Terdapat
luka
operasi
operasi
hemoroidektomi H1 luka
operasi dibagian anus.
f. Terpasang infus RL 20tpm
Resiko Infeksi
bagian anus.
S : 37 0C, Hb : 10.0 g/d,
Leukosit : 11.5 10^3/uL
Ds : -
Prosedur Invansif
N
o
L. 1
G. Dx Kep/
Masalah
H. Tujuan
Keperawatan
M. Nyeri Akut
N. Setel
Intervensi
J.
Implementasi
K. Evaluasi
3x24
X. 08.30 WIB
AN.08.50 WIB
Y. 1.
Mengukur AO.S : r tandaAP. O :
tanda-tanda vital
tanda
AQ.TD : 130/80
Z. 2. Mengajarkan
vital.
mmHg
tehnik relaksasi nafas
AR. N : 76x/ menit
R.
dalam.
AS. S : 37 0C
S. Ajarka AA.
AT. R : 24x/ menit
AB.
Melati
AU.Klien
mampu
n
AC.
melakukan
nafas
teknik
AD.
AE.
dalam.
relaksa
AF.
AV.
si nafas AG.
AW.
Melati
AH.
AX.
dalam
AI. 11.00 WIB
AY. 11.45 WIB
T.
AJ. 1. Mengkaji skala AZ. S : P
: post
jam,
U. Mengk
berhubungan
ah
dengan
agen
dilak
cidera
fisik
ukan
(pembedahan)
I.
tinda
kan
keper
awat
an
sela
ma
Q. Monito
nyeri.
AK.2.
op
Pemberian
dihar
aji
apka
skala
nyeri
nyeri
klien
dapat
berk
uran
g,
deng
an
Krite
ria
Hasil
:
O. Mam
pu
meng
V.
W. Kolaborasi
pemberian
analgetik.
terapi
hemoroidektomi
H1
BA. Q
terasa
ditusuk-
tusuk
BB. R
BC. S
: anus
:
skala 5
BD. T
melakukan
mobilisasi
ditempat tidur.
BE. O
klien
tampak pucat.
BF.
Sudah
masuk
ketorolax
melalui IV.
BG. A : Masalah
ontro
l
belum teratasi.
BH. P : Lanjutkan
nyeri
(tahu
peny
ebab
nyeri
,
mam
pu
meng
guna
kan
tekni
k non
farm
akolo
gi
intervensi.
BI.
Melati
untu
k
meng
uran
gi
nyeri
,
menc
ari
bantu
an).
P.
Melaporkan
bahwa
nyeri
berkurang.
BJ. 2
BK.
n
Hambata
mobilitas
BM.
Setelah
BS.Mengu
kur
berhubungan
dilak
tanda-
dengan
ukan
tanda
ketidaknyamana
tinda
n
BL.
kan
keper
awat
an
sela
ma
i
CE.
BT.
CF.
BU.
A CG.
CH.
jarkan
CI.
pasien CJ.
CK.
tentang
CL.
teknik
CM.
vital
3x24
ambula
jam
si.
dihar
BV.
apka
BW.
09.45 WIB
CN.
.
melakukan
nafas
dalam.
DK.
DL.
Mela
ti
1 DM.
10.15 WIB
DN.
Ajarka
L
S:-
atih
pasien
klien
pasien
tentang
mam
dalam
teknik
pu
pemen
ambula
berak
uhan
si.
tivita
kebutu
han
CO.
DO. O
Pasien
mampu
melakukan apa
yang
ajarkan
perawat.
. Latih
DP.
di
oleh
secar
ADLs
pasien
secara
dalam
mand
mandiri
pemen
iri,
sesuai
uhan
deng
kemam
kebutu
DS.
an
puan.
han
DT.13.10 WIB
ADLs
DU. S : -
kriter
BX.
ia
BY.
hasil:
secara
DQ.
DR.
Me
lati
DV. O
Pasien
olabora
mandiri
berusaha untuk
BN.
si
sesuai
ambulasi sesuai
Klien
dengan
kemam
yang diajarkan
meni
terapi
puan.
oleh terapis.
ngkat
fisik
dala
tentang
rencana
aktiv
ambula
itas
si.
fisik
BZ.
CP.
CQ.
DW. A
Melat
i
CR.
CS. 12.35 WIB
Masalah
belum teratasi.
DX. P : Lanjutkan
intervensi.
CT.Kolabo
DY.
rasi
DZ.
Melati
BO.
dengan
Mengerti
terapi
tujua
fisik
tentang
dari
rencana
penin
ambula
gkata
si.
n
mobi
litas
BP.Mem
verba
lisasi
kan
peras
aan
dala
m
CU.
CV.
CW.
CX.
CY.
CZ.
DA.
DB.
Melati
meni
ngkat
kan
keku
atan
dan
kema
mpua
n
berpi
ndah
BQ.
Bantu
untu
k
mobi
lisasi
.
BR.
EA. 3
EB. Resiko
EC.
infeksi
Setelah
EJ. Instruk
sikan
EU.
11. 15 WIB
1
FH.
berhubungan
dilak
pada
S:-
dengan prosedur
ukan
pengun
Instruk
FI. O :
invansif
tinda
jung
sikan
FJ. Hasil
kan
untuk
pada
labora
keper
mencuc
pengun
toriu
awat
jung
m:
an
tangan
untuk
FK.
sela
saat
mencuc
Hb : 10.0
ma
berkunj
3x24
ung
tangan
jam
dan
saat
osit :
dihar
setelah
berkunj
11.5
apka
berkunj
ung
10^3/
ung.
dan
uL
klien
EK.
setelah
g/d,
FL.Leuk
FM.
mam
EL.Observ
berkunj
pu
asi
berak
hasil
tivita
laborat
Observ
orium
asi
secar
EM.
EN.
ung.
EV.2.
hasil
E
laborat
mand
dukasi
orium
iri,
pasien
EW.
deng
dan
EX.
an
keluarg
kriter
ia
tentang
hasil:
tanda
Klien
EY.11.00
WIB
1.
Edukasi
dan
pasien
dan
terbebas dari
gejala
keluarga
tanda
infeksi
ED.
dan
gejala infeksi.
EO.
infeksi
FO.
Melati
FP. 12.00
WIB
FQ.
S:FR.O
Pasie
Melati
EZ.
FN.
tentang
n dan
keluar
ga
mamp
u
meng
ulangi
apa
EE. Mendiskr
EP. Dorong
FA.
2.Dorong
yang
ipsikan proses
pasien
pasien
penularan
untuk
meningkatkan
paika
penyakit,
mening
istirahat.
n oleh
faktor
yang
katkan
mempengaruh
i
penularan
serta
penatalaksana
annya.
EF.
Menunju
FB.
3. Kolaborasi
istiraha
pemberian
antibiotik.
EQ.
FC.
ER.
K FD.
untuk
terapi
disam
peraw
at.
FS. Telah
masu
k
olabora
FE.
kan
si
FF.
kemampuan
pember
untuk
ian
mencegah
terapi
timbulnya
antibiot
Masal
ik.
ah
infeksi.
EG.
umlah
ES.
ati
FG.
ceftri
Mel
axson
melal
ui iv.
FT. A
belum
terata
leukosit
dalam batas
normal.
EH.
si.
FU.
P
Lanju
Menunjukan
tkan
perilaku
interv
hidup sehat.
EI.
ensi.
FV.
FW.
Melat
i
FX.
BAB IV
PEMBAHASAN
GR.
A. Proses Keperawatan
1. Pengkajian
a. Data yang ada pada teori dan ada pada kasus
1) Nyeri Akut
GS.
Nyeri adalah pengalaman
sensori
dan
hemoroid.
Pasien
dikaji
nyeri
dengan
2. Diagnosa Keperawatan
a. Diagnosa keperawatan yang ada pada teori dan ada pada
kasus :
1) Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik
(pembedahan)
HC.
Nyeri
adalah
pengalaman
mobilitas
ketidaknyamanan.
HI.
fisik
berhubungan
Hambatan
dengan
mobilitas
fisik
agen
injuri
fisik
(pembedahan)
1) Intervensi keperawatan yang ada pada teori dan ada
pada kasus :
a) Pengkajian nyeri secara komprehensif.
HK.
Intervensi ini direncanakan
untuk
untuk
untuk
IT.
IU.
IV.
IW.
IX.
IY.
IZ.
JA.
JB.
JC.
JD.BAB V
JE.PENUTUP
JF.
A. Kesimpulan
JG.
Hemoroid
adalah
dilatasi
pleksus
(anyaman
pembuluh darah) vena yang mengitari rektal dan anal. Sering terjadi
namun kurang diperhatikan kecuali kalau sudah menimbulkan nyeri
dan perdarahan. Istilah hemoroid lebih dikenal sebagai ambeien atau
wasir oleh masyarakat. Akibat dari adanya hemoroid adalah
timbulnya rasa tidak nyaman. Hemoroid mengakibatkan komplikasi,
diantaranya adalah terjadi trombosis, peradangan, dan terjadi
perdarahan. Hemoroid juga dapat menimbulkan kecemasan terhadap
penderitanya
akibat
ketidaktahuan
tentang
penyakit
dan
pengobatannya.
JH.
B. Saran
JI. Perlu dilakukan penyuluhan yang intensif tentang penyakit,
proses penyakit dan pengobatannya pada penderita hemoroid.
Menginformasikan
tentang
pencegahan-pencegahan
sereal,
2. Olahraga
3. Mengurangi mengedan
4. Menghindari penggunaan laksatif (perangsang buang air besar)
Membatasi mengedan sewaktu buang air besar.
5. Penggunaan celana dalam yang ketat dapat mencetuskan
terjadinya wasir dan dapat mengiritasi wasir yang sudah ada.
6. Penggunaan jamban jongkok juga sebaiknya dihindari
JJ.
JK.
DAFTAR PUSTAKA
JL.
JM.
JN.
JO.
JP.
Vinda
Poltekes
2014
(https://www.scribd.com/doc/201394493/PERSIAPANPROSEDU
R-DAN-ALAT-ALAT-BEDAH)
September 2016 pukul 17.15 WIB)
JQ.
(diakses
pada
tanggal
15