Professional Documents
Culture Documents
Spektroskopi
inframerah
sangat
berguna
untuk
analisis
kualitatif
(identifikasi) dari senyawa organik karena spektrum yang unik yang dihasilkan
oleh setiap organik zat dengan puncak struktural yang sesuai dengan fitur yang
berbeda. Selain itu, masing-masing kelompok fungsional menyerap sinar
inframerah pada frekuensi yang unik. Sebagai contoh, sebuah gugus karbonil, C =
O, selalu menyerap sinar inframerah pada 1670 -1780 cm-1, yang menyebabkan
ikatan karbonil untuk meregangkan (Silverstein, 2002).
Teknik spektroskopi IR digunakan untuk mengetahui gugus fungsional
mengidentifikasi senyawa , menentukan struktur molekul, mengetahui kemurnian
dan mempelajari reaksi yang sedang berjalan. Senyawa yang dianalisa berupa
senyawa organik maupun anorganik. Hampir semua senyawa dapat menyerap
radiasi inframerah ( Mudzakir, 2008).
Instrumen spektroskopi IR terdiri dari beberapa komponen:
1. Sumber Radiasi
a.Meinst glower
Berbentuk silinder diameter 1 X 2 mm dan panjang 20 mm
b. Sumber globar
Berupa batang silikon karbida, panjang 50 mm dan diameter 5 mm
c.Kawat berpijar
Kawat nikon yang dipanaskan pada 110 K oleh arus listrik
2. Sampel
Terdiri dari padat, cair dan gas
3. Monokromator
Untuk
meminimalkansinar
setelah
melewati
sampel
yang
tidak
dikehendaki
4. Detektor
Yang sering digunakan dalam IR yaitu:
a.Thermal transducer
b. Pyroelectric transducer
c.Bolometer
5. Recorder
(Silverstein, 2004)
Tidak ada pelarut yang sama sekali transparan terhadap sinar IR, maka
cuplikan dapat diukur sebagai padatan atau cairan murninya. Cuplikan padat
digerus pada muortar kecil bersama Kristal KBr kering Dalam jumlah sedikit (0,52 mg cuplikan sampai 100 mg KBr kering) campuran tersebut dipres diantara 2
sekrup memakai kunci kemudian kedua sekrupnya dan baut berisi tablet cuplikan
tipis diletakkan di tempat sel spektrofotometer infrared dengan lubang mengarah
ke sumber radiasi (Hendayana, 1994).
Suatu garam yang terbentuk lewat kristalisasi dari larutan campuran
sejumlah ekuivalen dua atau lebih garam tertentu disebut garam rangkap.
Sedangkan garam yang mengadung ion-ion kompleks dikenal sebagai senyawa
koordinasi atau garam kompleks. Misalnya heksamin koballt (III) klorida,
Co(NH3)6 Cl3, dan kalium heksasiano ferat (III), K3Fe(CN)6 (Harjadi, 1990).
Jika suatu radiasi gelombang elektromagnetik mengenai suatu materi,
maka akan terjadi suatu interaksi, diantaranya berupa penyerapan energy
(absorpsi) oleh atom-atom atau molekulmolekul dari materi tersebut. Absorpsi
sinar ultraviolet dan cahaya tampak akan mengakibatkan tereksitasinya elektron.
Sedangkan absorpsi radiasi inframerah, energinya tidak cukup untuk mengeksitasi
elektron, namun menyebabkan peningkatan amplitudo getaran (vibrasi) atomatom pada suatu molekul. Hal yang sangat unik pada penyerapan radiasi
gelombang elektromagnetik adalah bahwa suatu senyawa menyerap radiasi
dengan panjang gelombang tertentu bergantung pada struktur senyawa tersebut.
Absorpsi khas inilah yang mendorong pengembangan metode spektroskopi, baik
spektroskopi atomik maupun molekuler yang telah memberikan sumbangan besar
bagi dunia ilmu pengetahuan terutama dalam usaha pemahaman mengenai
susunan materi dan unsur-unsur penyusunnya. Salah satu metode spektroskopi
yang sangat
IV.
CARA KERJA
1 Menyiapkan sampel yang akan diabsorbansi dengan spektrofotometer
FTIR, yaitu melarutkan sampel sapranin-O dalam pelarut etanol sehingga
2
V.
dengan kaca objek yang lain hingga tidak terdapat udara lagi.
Memasukkan kaca benda yang berisi sampel sapranin-O ke dalam celah
Frekuensi (cm-1)
Jenis Ikatan
Gugus Fungsi
o
1
3250-3500
N-H
amina
2750-3000
CH3
Metil
>2250
C=N
Nitril
C=C
B. Pembahasan
Percobaan ini dilakukan untuk menganalisis gugus fungsi larutan
berwarna dengan menggunakan FT-IR. Sistem optik Spektrofotometer
Fourier Transform Infra Red ini dilengkapi cermin yang bergerak tegak
lurus dan cermin yang diam. Dengan demikian radiasi infra merah akan
menimbulkan perbedaan jarak yang ditempuh menuju cermin yang
bergerak (M) dan jarak cermin yang diam (F). Perbedaan jarak tempuh
radiasi tersebut adalah 2 yang selanjutnya disebut sebagai retardasi ().
Hubungan antara intensitas radiasi IR yang diterima detektor terhadap
retardasi disebut sebagai interferogram. Sedangkan sistem optik dari
Spektrofotometer
infrared
yang
didasarkan
atas
bekerjanya
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah :
1. Spektrofotometer
sebenarnya
adalah
dua
gabungan
alat
yaitu
DAFTAR PUSTAKA
Anam, C., dkk. 2007. Analisis Gugus Fungsi pada Sampel Uji, Bensin dan
Spiritus Menggunakan Metode Spektroskopi FTIR. ISSN 1410-9662 Vol
10-1. Jurusan Fisika, UNDIP.
Basset ,J . 1994 . Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Jakarta. EGC.
Harjadi, W., 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Penerbit Gramedia. Jakarta.
Hendayana, Sumar, dkk. 1994. Kimia Analitik Instrumen. Semarang. IKIP Press.
Khopkar. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI Press. Jakarta.
Mudzakir , A . 2008 . Praktikum Kimia Anorganik . Bandung.
Silverstein. 2002. Identification of Organic Compund, 3rd Edition. John Wiley &
Sons Ltd. New York.
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA INSTRUMENTASI
PERCOBAAN IV
ANALISIS GUGUS FUNGSI DARI ZAT PEWARNA DENGAN
MENGGUNAKAN FT-IR
NAMA
: NOOR KHALISA
NIM
: J1B112204
KELOMPOK
: X (SEPULUH)
ASISTEN
: NOOR ALIYAH