Professional Documents
Culture Documents
Keperawatan
Pada
Klien
dengan
dalam
semua
metabolisme
untuk
mempertahankan
keseimbangan cairan.
2. Cairan Ekstraselular (CES) adalah cairan yang berada di luar sel dan
terdiri dari tiga kelompok yaitu :
1. Cairan intravaskuler (plasma) adalah cairan di dalam sistem
vaskuler.
2. Cairan intersitial adalah cairan yang terletak diantara sel.
3. cairan traseluler adalah cairan sekresi khusus seperti cairan
serebrospinal, cairan intraokuler, dan sekresi saluran cerna.
Untuk menjaga agar cairan tubuh relatif konstan dan komposisinya stabil
merupakan hal yang penting. Dalam pengaturan yang mempertahankan
kekonstanan cairan tubuh diperlukan adanya pengaturan volume cairan tubuh,
cairan ekstraseluler, keseimbangan asan dan basa, kontrol pertukaran antara
kompartemen cairan ekstraseluler dan intraseluler.
Prinsip dasar keseimbangan cairan :
1. Air bergerak cepat melintasi membrane sel karena osmolaritas cairan
interseluler dan ekstraseluler.
2. Membran sel hampir sangat impermeabel terhadap banyak zat terlarut
karena jumlah osmol dalam cairan ekstraseluler atau intraseluler konstan.
Cairan tubuh merupakan sarana untuk mentranspor zat makanan dan
metabolisme membawa nutrient mulai dari proses absorbsi, mendistribsikan
sampai ketingkat intraseluler.
Transpor Cairan dalam Tubuh :
Difusi
Filtrasi
Proses perpindahan cairan dan solut (substansi yang terlarut dalam cairan)
melintasi membran bersama- sama dari kompartemen bertekanan tinggi menuju
kompartemen bertekanan rendah. Contoh Filtrasi adalah pergerakan cairan dan
nutrien dari kapiler menuju cairan interstitial di sekitar sel.
Osmosis
Pergerakan dari solven (pelarut) murni (air) melintasi membran sel dari
larutan berkonsentrasi rendah (cairan) menuju berkonsentrasi tinggi (pekat).
Transpor Aktif
orang yang lebih tua, dan pria secara proporsional mempunyai lebih banyak cairan
tubuh disbandingkan dengan wanita. Orang yang gemuk mempunyai jumlah
cairan yang lebih sedikit dibandingkan dengan orang yang kurus, karena sel lemak
mengandung sedikit air.
Faktor-faktor yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
antara lain :
Umur :
Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan
berpengaruh pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan. Infant
dan anak-anak lebih mudah mengalami gangguan keseimbangan cairan dibanding
usia dewasa. Pada usia lanjut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan
dikarenakan gangguan fungsi ginjal atau jantung.
Iklim :
Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban
udaranya rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit
melalui keringat. Sedangkan seseorang yang beraktifitas di lingkungan yang panas
dapat kehilangan cairan sampai dengan 5 L per hari.
Stress :
Diet :
keduanya sangat diperlukan dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal ini
akan menyebabkan edema.
Kondisi Sakit :
intake
cairan
karena
kehilangan
kemampuan
untuk
Urine :
Proses pembentukan urine oleh ginjal dan ekresi melalui tractus urinarius
merupakan proses output cairan tubuh yang utama. Dalam kondisi normal output
urine sekitar 1400-1500 ml per 24 jam, atau sekitar 30-50 ml per jam. Pada orang
dewasa. Pada orang yang sehat kemungkinan produksi urine bervariasi dalam
setiap harinya, bila aktivitas kelenjar keringat meningkat maka produksi urine
akan menurun sebagai upaya tetap mempertahankan keseimbangan dalam tubuh.
IWL terjadi melalui paru-paru dan kulit, Melalui kulit dengan mekanisme difusi.
Pada orang dewasa normal kehilangan cairan tubuh melalui proses ini adalah
berkisar 300-400 mL per hari, tapi bila proses respirasi atau suhu tubuh meningkat
maka IWL dapat meningkat.
Keringat :
Berkeringat terjadi sebagai respon terhadap kondisi tubuh yang panas, respon
ini berasal dari anterior hypotalamus, sedangkan impulsnya ditransfer melalui
sumsum tulang belakang yang dirangsang oleh susunan syaraf simpatis pada kulit.
Feces :
Pengeluaran air melalui feces berkisar antara 100-200 mL per hari, yang diatur
melalui mekanisme reabsorbsi di dalam mukosa usus besar (kolon).
1.
Pengertian
Kelebihan cairan ekstraseluler dapat terjadi bila natrium dan air kedua-
duanya tertahan dengan proporsi yang kira- kira sama. dengan terkumpulnya
cairan isotonik yang berlebihan pada ECF (hipervolumia) maka cairan akan
berpindah ke kompartement cairan interstitial sehingga mnyebabkan edema.
Edema adalah penumpukan cairan interstisial yang berlebihan. Edema dapat
terlokalisir atau generalisata.
2.
Etiologi
Patofisiologi
Kelebihan cairan ekstraseluler dapat terjadi bila natrium dan air kedua-
Gangguan Ginjal
Kronis
Terjadi kerusakan sebagian nephron
Sekresi renin meningkat
Sekresi aldosteron
meningkat
Sekresi Antidiuretik
Hormon meningkat
Reabsorbsi H2O di
Tubuli Distal
Reabsorbsi Natrium di
tubuli
Reabsorbsi H2O dan Natrium di Tubuli
Proksimal meningkat
Distal meningkat
Transudasi Cairan
Perpindahan cairan ke
interstitial
Jantung
Penurunan
preload
Generalisata
Penurunan
kontraktilitas
Paru
Akumulasi cairan
dalam alveoli paru
Oedem
anasarkha
Penurunan perfusi
jaringan
Kerusakan
pertukaran gas
Gangguan body
image
Letargi, Fatugue
Gangguan pola
nafas (Sianosis,
sesak)
Intoleransi aktivitas
4.
Manifestasi Klinik
Tanda dan gejala klinik yang mungkin didapatkan pada klien dengan
keseimbangan
asam-basa
dan
osmolalitas
sering
menyertai
5.
Komplikasi
1. Gagal ginjal, akut atau kronik
2. Berhubungan dengan peningkatan preload, penurunan kontraktilitas, dan
penurunan curah jantung
3. Infark miokard
4. Gagal jantung kongestif
5. Gagal jantung kiri
6. Penyakit katup
7. Takikardi/aritmia
Berhubungan dengan hipertensi porta, tekanan osmotik koloid plasma
rendah, retensi natrium
8. Penyakit hepar : Sirosis, Asites, Kanker
9. Berhubungan dengan kerusakan arus balik vena
10. Varikose vena
11. Penyakit vaskuler perifer
12. Flebitis kronis
6.
Pemeriksaan Penunjang
Data laboratorium yang bermanfaat dalam diagnosa kelebihan volume
cairan termaksud BUN dan tingkat hematokrit. Dengan adanya kelebihan volume
cairan, kedua nilai ini mungkin menurun karena dilusi plasma. penurunan semu
BUN < 10 mg/ 100 ml
7.
Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan kelebihan volume cairan diarahkan pada faktor-faktor
A. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Keluhan utama pada pasien hemodialisa antara lain:
a. Sindrom uremia
b. Mual, muntah, perdarahan GI.
c. Pusing, nafas kusmaul, koma.
d. Perikarditis, cardiac aritmia
e. Edema, gagal jantung, edema paru
f.
Hipertensi
2. Manifestasi klinik
a. Kulit : kulit kekuningan, pucat, kering dan bersisik, pruritus atau gatalgatal
b. Kuku ; kuku tipis dan rapuh
c. Rambut : kering dan rapuh
d. Oral ; halitosis / faktor uremic, perdarahan gusi
e. Lambung ; mual, muntah, anoreksia, gastritis ulceration.
f.
Hematologi : perdarahan
3. Diagnosa Keperawatan
Fluid management
1. Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
2. Pasang urin kateter jika diperlukan
3. Monitor hasil lab yang sesuai dengan retensi cairan (BUN , Hmt ,
osmolalitas urin )
4. Monitor status hemodinamik termasuk CVP, MAP, PAP, dan
PCWP
5. Monitor vital sign
6. Monitor indikasi retensi / kelebihan cairan (cracles, CVP , edema,
distensi vena leher, asites)
7. Monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake kalori harian
8. Monitor status nutrisi
9. Berikan diuretik sesuai interuksi
10. Batasi masukan cairan pada keadaan hiponatrermi dilusi dengan
serum Na < 130 mEq/l
11. Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul memburuk
Fluid Monitoring
1. Tentukan riwayat jumlah dan tipe intake cairan dan eliminasi
2. Tentukan kemungkinan faktor resiko dari ketidak seimbangan
cairan (Hipertermia, terapi diuretik, kelainan renal, gagal jantung,
diaporesis, disfungsi hati, dll )
3. Monitor berat badan
4. Monitor serum dan elektrolit urine
5. Monitor serum dan osmilalitas urine
6. Monitor BP, HR, dan RR
7. Monitor tekanan darah orthostatik dan perubahan irama jantung
8. Monitor parameter hemodinamik infasif
9. Catat secara akutar intake dan output
10. Monitor
adanya
penambahan BB
11. Monitor tanda dan gejala dari odema
12. Beri obat yang dapat meningkatkan output urin
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2003. Medical Surgical Nursing (Perawatan Medikal
Bedah) Jilid 1, alih bahasa: Monica Ester. Jakarta : EGC.
Carpenito, L. J.1999. Hand Book of Nursing (Buku Saku Diagnosa Keperawatan),
alih bahasa: Monica Ester. Jakarta: EGC.
Doengoes, Marilyinn E, Mary Frances Moorhouse. 2000. Nursing Care Plan:
Guidelines for Planning and Documenting Patient Care (Rencana Asuhan
Keperawatan Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan
Pasien), alih bahasa: I Made Kariasa. Jakarta: EGC.
Price A & Wilson L. 1995. Pathofisiology Clinical Concept of Disease Process
(Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit), alih bahasa: Dr. Peter
Anugrah. Jakarta: EGC
Potter & Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan edisi 4. Jakarta: EGC