You are on page 1of 18

1

I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Letak geografis dan kandungan sumberdaya kelautan yang dimiliki
Indonesia memberikan pengakuan bahwa Indonesia merupakan negara bahari dan
kepulauan terbesar didunia, dengan luas laut sebesar 5,8 juta km dan terdapat
sekitar 17.506 pulau yang dikelilingi oleh 81.000 km garis pantai. Oleh
karenanya, Indonesia memiliki potensi ekonomi kelautan yang sangat besar.
Indonesia adalah negara maritim yang membentang luas di khatulistiwa
dari 94o BT-141o BT dan 6o LU-11o LS, dengan karakteristik sebagai negara
kepulauan yang terdiri dari 17.508 pulau besar dan kecil serta memiliki garis
pantai 81.000 km yang merupakan garis pantai terpanjang ke dua di dunia setelah
Kanada. Wilayah laut Indonesia mencakup 12 mil dari garis pantai, selain itu
Indonesia memiliki wilayah yuridiksi nasional yang meliputi Zona Ekonomi
Eksklusif (ZEE) sejauh 12 mil dan landas kontingen sampai 350 mil dari garis
pantai. Dengan ditetapkannya konvensi PBB tentang hukum laut Internasional
1982 wilayah laut yang dapat dimanfaatkan diperkirakan dapat mencapai 5,8 juta
km2 merupakan perairan ZEE (Dahuri, 2003).
Perairan umum adalah bagian permukaan bumi secara permanen atau
berkala digenangi air, baik air tawar, air payau, maupun air laut mulai dari garis
pasang surut laut terendah ke arah daratan dan badan air tersebut terbentuk secara
alami ataupun buatan, yang termasuk didalamnya sungai (sungai mati atau oxbow,
lake, lagoon) genangan air lainnya (Nurdin dalam Feliatra, 2006).
Pengembangan

usaha

perikanan

secara

umum

bertujuan

untuk

meningkatkan produksi, memenuhi gizi dan meningkatkan ekspor. Untuk

mengelola sumberdaya perikanan diperlukan kontrol terhadap usaha penangkapan


baik kontrol langsung seperti pembatasan jumlah kapal yang melakukan operasi
penangkapan maupun secara tidak langsung seperti penutupan musim dan daerah
penangkapan.
Menurut Dahril (1996) bahwa sekurang-kurangnya ada lima sasaran yang
hendak dicapai dalam pengembangan perikanan dimasa depan, yaitu : a)
peningkatan produksi perikanan Indonesia melalui usaha penangkapan dan usaha
budidaya professional, b) peningkatan mutu hasil perikanan Indonesia melalui
keanekaragaman jenis dan penanganan pasca panen yang lebih baik, c)
peningkatan jangkauan pemasaran hasil perikanan melalui peningkatan jaringan
kerja sama, komunikasi, dan transportasi keseluruhan pasar global, d) peningkatan
pendapatan petani ikan dan nelayan secara nyata melalui pemberdayaan
masyarakat nelayan / petani ikan dan e) penyelamatan potensi perikanan dan mutu
lingkungan perairan dan proses penurunan.
Provinsi Riau memiliki luas daratan 94.561,61 Km, dikelilingi perairan
laut, diukur sejauh batas teritorial 12 mil dari pulau-pulau yang letaknya terluar,
pada waktu air surut terendah seluas 35.306 Km terdiri dari 17.051 Km bagian
perairan selat Malaka dan 218.255 Km perairan laut Natuna (Laut Cina Selatan),
termasuk Zona Ekonimi Eksklusif seluas 379.000 Km. Diprovinsi Riau terdapat
4 sungai bsar yang mempunyai arti penting, yaitu : sungai Siak panjangnya 300
Km, sungai Rokan panjangnya 400 Km, sungai Kampar panjangnya 400 Km, dan
sungai Indragiri panjangnya 550 Km.
Kabupaten Rokan Hulu dengan ibukota kabupaten Pasirpengaraian,
terletak ditengah Pulau Sumatera yang terhampar di kaki Bukit Barisan

menghadap matahari terbit (0 25 20 LU-01 25 41 LU dan 100 02 56 - 100


56 59 BT), memiliki luas wilayah 7.449,85 km2, kondisi morfologi bervariasi
dari daratan alluvial sampai vulkanik yang terjal di bagian barat mulai dari
ketinggian 5 sampai 1.125 m dpl, Bagian Barat kemiringan lebih 40% dengan luas
sekitar 99.135 ha, seluas 53, 578 ha dengan kemiringan 15-40%, sedangkan
kemiringan antara 2-15% seluas 13.266 ha, selebihnya 360.943 ha dengan
kemiringan 0-2%. Wilayah Kabupaten Rokan Hulu dialiri 3 sungai besar yaitu
Sungai Rokan Kanan, Sungai Rokan Kiri dan Batang Sosah yang bermuara ke
Sungai Rokan bahagian hilir dengan panjang lebih kurang 100 km, kedalaman
rata-rata 6 meter serta lebar 92 meter, sungai ini adalah simpul dari beratus-ratus
sungai kecil yang ada di Rokan Hulu.
Penduduk Rokan Hulu yang heterogenlah yang membuat daerah ini
menjadi daerah dengan percepatan ekonomi yang cukup pesat, meskipun masih
ada tempat atau wilayah yang masih terkotak-kotak. Perikanan Rokan Hulu
termasuk perikanan darat, potensi perikanan di Rokan Hulu adalah pada perairan
dan kolam kerambah. Perairan umum dapat memproduksi 1.937,4 ton/tahun,
kolam kerambah memproduksi 1.371 ton/tahun.

1.2. Tujuan Praktek Umum


Praktek umum ini bertujuan untuk dapat mengetahui keadaan umum
perikanan yang ada di Desa Ulak Patian Kecamatan Kepenuhan Kabupaten Rokan
Hulu Provinsi Riau yang ditinjau dari segi usaha penangkapan hasil perikanan,
usaha budidaya ikan, pengolahan, dan pemasaran. Serta dapat melihat
permasalahan yang ada dan mencoba mencari alternatif pemecahan permasalahan
tersebut.

1.3. Manfaat Praktek Umum


Adapun manfaat yang diharapkan dari kegiatan praktek umum ini adalah
untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi penulis serta dapat
memberikan informasi keadaan umum kegiatan perikanan di daerah studi yang
dapat dijadikan sebagai bahan rujukan penelitian bagi pihak-pihak yang
memerlukan sebagai sumbangan pemikiran dan bahan pertimbangan bagi sektor
perikanan. Selain itu diharapkan pula dapat menjadi pedoman dan perbandingan
bagi penelitian berikutnya dalam menerapkan langkah-langkah pengelolaan yang
baik.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Di Negara Indonesia yang kaya akan berbagai sumberdaya perairan,


bidang perikanan dikelola oleh Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP).
Maksudnya, Departemen Kelautan dan Perikanan sebagai pengatur dan pemberi
kebijakan-kebijakan mengenai perikanan agar sumberdaya perairan di Indonesia
dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kesejahteraan rakyat. Sedangkan
perikanan itu sendiri adalah proses pengolahan dan pemanfaatan lebih lanjut dari
hewan yang hidup di air dengan cara memanfaatkan sumberdaya manusia,
tumbuhan dan alat-alat lainnya. (Rizqullah, 2008).
Antonius (1983) menambahkan meskipun penangkapan yang dilakukan
nelayan perairan umum masih bersifat tradisional yaitu dengan mempergunakan
alat-alat yang mempunyai bentuk dan konstruksi yang masih sederhana dengan
harga yang relatif murah, namun penangkapan ikan memegang peranan penting
dalam peningkatan perekonomian masyarakat. Untuk itu usaha ini patut
dikembangkan tanpa mengabaikan kelestarian sumberdaya hayati perairan.
Selanjutnya Soeseno (1997) menyatakan pada umumnya penangkapan ikan yang
dilakukan oleh nelayan di Indonesia masih bersifat tradisional dengan
menggunakan alat alat yang masih berbentuk sederhana dan harga yang relatif
murah.
Syamsuddin (1980) menyatakan bahwa factor-faktor yang mempengaruhi
belum berkembangnya alat penangkapan ikan disebabkan oleh 1) terbatasnya
pendidikan yang dimiliki 2) kurangnya bimbingan pihak yang berwenang.

Salah satu alternatif lain untuk bidang perikanan selain penangkapan di


perairan bebas juga dikembangkan budidaya. Menurut Sumantadinata (1983)
bahwa usaha budidaya perairan adalah usaha memelihara sumberdaya ikan serta
memanennya dengan tujuan mendapatkan keuntungan ekonomis maupun sosial.
Budidaya ikan merupakan usaha manusia untuk mengendalikan pertumbuhan ikan
serta organisme air sehingga didapatkan hasilyang lebih baik dari pada dibiarkan
secara alami. Rendahnya produksi perikanan sering disebabkan oleh banyak
petani ikan yang belum memahami teknik pengolahan budidaya perikanan secara
baik sehingga banyak lahan yang dibangun tidak memenuhi persyaratan teknis
(Mubyarto, 1997).
Afrianto et al., (1989) mengatakan bahwa ikan mengandung air yang
cukup tinggi. Tubuh ikan merupakan media yang cocok untuk kehidupan
organisme pembusuk atau organisme lain, sehingga ikan cepat mengalami
pembusukan. kondisi seperti ini sangat merugikan, karena dengan kondisi yang
demikian ikan tidak dapat dimanfaatkan dan terpaksa harus dibuang sementara
produksi sangat melimpah. Oleh karena itu untuk mencegah pembusukan perlu
dikembangkan beberapa cara pengawetan dan pengolahan yang cepat serta cermat
agar sebagian ikan yang diproduksi dapat dimanfaatkan.
Moeljanto (1992), mengatakan bahwa dasar pengawetan dan pengolahan
adalah mempertahankan kesegaran ikan sebaik mungkin. Hampir semua cara
pengawetan dan pengolahan ikan meninggalkan sifat-sifat khusus pada setiap
hasil pengawetan atau pengolahannya. Hal ini disebabkan oleh perubahan sifatsifat seperti bau (odor), citarasa (flavour), wujud atau rupa (appearance) dan
tekstur juga bertujuan untuk menghambat atau menghentikan kegiatan-kegiatan
yang dapat memicu terjadinya pembusukan dan kerusakan.

Peranan pengolahan sangat penting selain untuk mempertahankan mutu


ikan. Ditinjau dari teknologi perikanan terdapat dua cara dalam pengawetan suatu
makanan : 1) secara tradisional yakni suatu cara yang dilakukan untuk
merendahkan kadar air (Aw) seperti dengan sinar matahari, angin, penggaraman
serta pengasapan. Cara ini sulit dikontrol ; 2) secara modern yakni dengan
menggunakan alat pengering listrik, oven listrik, tehnik refrigerasi dan
pemanasan. Keuntungan dengan cara modern atau teknikal ini adalah agar mudah
untuk dikontrol (Rab, 1986).
Untuk kelangsungan produksi sangat ditentukan oleh kemampuan pasar
dalam menyerap produksi yang dihasilkan. Bila kemampuan pasar untuk
menyerap produksi sangat tinggi maka tidak menjadi masalah. Dengan harga jual
pasar telah dapat menghasilkan keuntungan. Sebaliknya bila pasar tidak
menyediakan kemungkinan menyerap produk, mau tidak mau usaha yang dirintis
mengalami kerugian. Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh pengusaha perikanan
dalam pemasaran produk yaitu : sasaran pemasaran, persaingan dan strategi
pemasaran.
Sarana pemasaran berkaitan erat dengan pemilihan jenis ikan yang akan
diproduksi, siapa konsumen yang akan dituju, berapa besar kira-kirapermintaanya,
apa yang menjadi motif masyarakat, semuanya tergantung pada keadaan sosial
konsumen dan daya belinya. Tiga komponen yang memegang peranan penting
dalam sistim distribusi bisnis perikanan yaitu konsumen, perusahaan atau
produsen dan pedagang atau pengusaha perantara (Rahardi, Kristiawati dan
Nazaruddin, 1995).

Menurut Jangkaru (1995) tansportasi yang lancar akan sangat menunjang


pemasaran produksi ikan segar. Selanjutnya Eddiwan (1983) menambahkan
bahwa hambatan dalam pemasaran hasil perikanan disebabkan oleh : 1) Sifat ikan
yang cepat kehilangan mutu dan pengawetan yang kurang sempurna, 2) produksi
yang dipengaruhi oleh fluktuasi musim, 3) transportasi yang kurang memadai, 4)
Jauhnya

jarak

antara

produsen

(petani

ikan)

dengan

pasar

sehingga

mengakibatkan kedudukan nelayan atau petani ikan pada posisi yang sulit dan
lemah sehingga pedagang perantara lebih berperan dalam menentukan harga.
Masyarakat nelayan merupakan suatu lingkungan masyarakat dengan
karakteristik sosial budaya tersendiri, antara lain : a) mempunyai sumberdaya
yang bersifat musiman dan ketidakpastian yang tinggi karena sasaran
penangkapan sering berpindah-pindah dan sangat dipengaruhi oleh cuaca, b)
mempunyai jam kerja yang tidak teratur, c)tempat tinggal yang spesifik
disepanjang pantai atau danau dapat menyebabkan keterasingan sosial, dapat
mempengaruhi sikap dan pandangan terhadap pendidikan formal dan kelompok
masyarakat lainnya, penerimaan ditentukan oleh produksi atau hasil tangkapan
dan harga ikan (Muchtar, 1993).
Menurut Widodo Siahaan (2002), suatu langkah yang dilakukan untuk
mengembangkan perikanan adalah mengetahui secara umum keadaan perikanan
suatu daerah, serta mengetahui permasalahannya sehingga dapat memberikan
informasi dalam upaya pengembangan perikanan. Selain dalam rangka
pemanfaatan sumberdaya perikanan dan kelautan demi kebutuhan masyarakat
akan ikan dan sumberdaya laut lainnya, usaha perikanan juga dimaksudkan untuk

meningkatkan pendapatan nelayan dan petani ikan yang berkehidupan dari


pemanfaatan sumberdaya perikanan dan kelautan .

10

III. METODE PRAKTEK

3.1. Waktu dan Tempat


Prektek umum ini akan dilaksanakan pada bulan Februari 2013 di Desa
Ulak Patian Kecamatan Kepenuhan Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau.
3.2. Bahan dan Alat
Bahan dan alat yang digunakan dalam praktek umum adalah proposal,
lembaran quisioner dan alat-alat tulis, serta kamera yang digunakan untuk
mendokumentasi hasil dari praktek umum.
3.3. Metode Praktek
Metode yang digunakan dalam praktek umum ini adalah metode survei
yaitu dengan cara peninjauan kegiatan, pengambilan data/informasi melalui
pengamatan langsung dan wawancara dengan responden yang berpedoman pada
daftar pertanyaan/quisioner (Lampiran).
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data ini akan didapatkan data primer dan data
sekunder yang dapat memberikan informasi tentang kondisi umum perikanan di
Desa Ulak Patian Kecamatan Kepenuhan Kabupaten Rokan Hulu Propinsi Riau.
3.5. Analisis Data
Data primer dan sekunder yang telah dikumpulkan akan ditabulasi dalam
bentuk tabel. Dari tabel dilakukan analisa dan identifikasi permasalahan.
permasalahan

tersebut

dianalisa

secara

deskriptif

dengan

mengambil

perbandingan dan teori yang ada dalam literatur-literatur yang berkaitan.

11

3.5.1. Data Primer


Data primer diperoleh dengan melakukan wawancara langsung terhadap
penduduk, pengamatan dan observasi langsung dilapangan serta pengisian
lembaran kuisioner. Lembaran kuisioner ditujukan kepada nelayan, masyarakat
setempat (masyarakat pedagang, masyarakat pembeli dan masyarakat pengusaha
hasil perikanan/ budidaya) dan instansi pemerintahan yang terkait.
3.5.2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari instansi terkait seperti Kantor Kepala Desa,
Dinas Perikanan dan Kelautan serta studi literatur yang berhubungan dengan
praktek umum ini.
Tabel 1. Jumlah Penduduk di Desa Ulak Patian Kecamatan Kepenuhan
Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau Berdasarkan Jenis Kelamin
dan Pertambahan Penduduk Setiap Tahunnya (2008-2012).
N
o
1.
2.
3.
4.
5.

Tahun

Jumlah Penduduk (Jiwa)


Laki-laki
Perempuan

Jumlah
(Jiwa)

Pertambahan
(%)

2008
2009
2010
2011
2012
Jumlah
Sumber :
Tabel 2.

N
o
1.
2.
3.
4.
5.

Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Penduduk di


Desa Ulak Patian Kecamatan Kepenuhan Kabupaten Rokan Hulu
Provinsi Riau Tahun 2012.
Kelompok Umur

0 5 tahun
6 15 tahun
16 25 tahun
26 55 tahun
> 55 tahun

Jumlah (Jiwa)

Persentase (%)

12

Jumlah
Sumber :
Tabel 3.
N
o
1.
2.
3.
4.
5.

Agama Penduduk di Desa Ulak Patian Kecamatan Kepenuhan


Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau 2012.
Agama

Jumlah (Jiwa)

Persentase (%)

Islam
Kristen Protestan
Kristen Katolik
Hindu
Budha
Jumlah

Sumber :
Tabel 4.
N
o
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Tingkat Pendidikan Penduduk di Desa Ulak Patian Kecamatan


Kepenuhan Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau Tahun 2012.
Tingkat Pendidikan

Jumlah (Jiwa)

Persentase (%)

Tidak Sekolah
Belum Sekolah
Tidak Tamat SD
Tamat SD
SLTP
SLTA
Sarjana
Jumlah
Sumber :

Tabel 5.

N
o
1.
2.
3.
4.
5.

Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Penduduk di


Desa Ulak Patian Kecamatan Kepenuhan Kabupaten Rokan Hulu
Provinsi Riau Tahun 2012.
Mata Pencaharian

Nelayan
Petani
Pedagang
Guru
ABRI

Jumlah (Jiwa)

Persentase (%)

13

6.

Pegawai Negeri Sipil

Jumlah
Sumber :

Tabel 6.
N
o
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Etnis Penduduk di Desa Ulak Patian Kecamatan Kepenuhan


Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau Tahun 2012.
Etnis

Jumlah (Jiwa)

Persentase (%)

Jawa
Minang
Melayu
Bugis
Batak
Lain-lain
Jumlah

Sumber :
Tabel 7.
N
o
1.
2.
3.
4.

Sarana Pendidikan yang Ada di Desa Ulak Patian Kecamatan


Kepenuhan Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau Tahun 2012.
Sarana Pendidikan

Jumlah (Unit)

Persentase (%)

TK
SD
SLTP
SLTA
Jumlah

Sumber :
Tabel 8.

Sarana dan Prasarana Ibadah yang Ada di Desa Ulak Patian


Kecamatan Kepenuhan Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau
Tahun 2012.

14

N
o
1.
2.
3.
4.
5.

Sarana dan Prasarana Ibadah

Jumlah (Unit)

Persentase (%)

Mesjid
Musholla
Gereja
Pura
Wihara
Jumlah

Sumber :

Tabel 9.

N
o
1.
2.
3.
4.

Sarana dan Prasarana Kesehatan yang ada di Desa Ulak Patian


Kecamatan Kepenuhan Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau
Tahun 2012.

Jenis Sarana dan Prasarana


Kesehatan
Rumah Sakit
Puskesmas
Balai Pengobatan
Lain-lain

Jumlah (Unit)

Persentase (%)

Jumlah
Sumber :
Tabel 10. Jumlah dan Jenis Lembaga Administrasi di Desa Ulak Patian
Kecamatan Kepenuhan Kabupaten Rokan Hulu Propinsi
RiauTahun 2012.
No
Lembaga Administrasi
.
1. Kantor Kepala Desa
2. LKMD
3. LMD
4. Lain-lain
Sumber :

Jumlah (Unit)

Tabel 11. Sarana Perhubungan yang ada di Desa Ulak Patian Kecamata
Kepenuhan Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau Tahun 2012.

15

N
o
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Jenis Alat Perhubungan

Jumlah (Unit)

Persentase (%)

Sepeda
Sepeda motor
Becak
Mobil
Boat
Ojek
Lain-lain
Jumlah
Sumber :

Tabel 12. Sarana Telekomunikasi yang ada di Desa Ulak Patian Kecamatan
Kepenuhan Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau Tahun 2012.
No
1.
2.
3.
4.

Jenis Sarana Telekomunikasi


Kantor Pos
Telepon Umum
Warung Telekomunikasi
Lain-lain

Jumlah (Unit)

Persentase (%)

Jumlah
Sumber :
Tabel 13. Lembaga Keuangan yang ada di Desa Ulak Patian Kecamatan
Kepenuhan Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau Tahun 2012.
N
o
1.
2.
3.

Jenis Lembaga Keuangan


Koperasi
Bank
Lain-lain
Jumlah

Sumber :

Jumlah (Unit)

Persentase (%)

16

Tabel 14. Jumlah Nelayan yang Terdapat di Desa Ulak Patian Kecamatan
Kepenuhan Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau Tahun 2012.
N
o
1.
2.
3.

Jenis Nelayan

Jumlah (Jiwa)

Persentase (%)

Penangkap
Pengolah
Penangkap dan Pengolah
Jumlah
Sumber :
Tabel 15. Jumlah Hasil Tangkapan Ikan di Desa Ulak Patian Kecamatan
Kepenuhan Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau Tahun 2008 2012.
N
Tahun
o
1. 2008
2. 2009
3. 2010
4. 2011
5. 2012
Sumber :

Hasil Tangkapan (ton)

Tabel 16. Jenis dan Jumlah Alat Penangkapan di Desa Ulak Patian
Kecamatan Kepenuhan Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau
Tahun 2008 - 2012.
N
o
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Jenis Alat

2008

2009

2010

2011

2012

Gill Net
Trawl
Rawai
Pengerih
Gombang
Dll
Jumlah
Sumber :
Tabel 17. Jenis dan Jumlah Armada yang Digunakan Dalam Usaha
Penangkapan Ikan di Desa Ulak Patian Kecamatan Kepenuhan
Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau Tahun 2008 2012.

17

N
o
1.
2.
3.

Jenis Armada

2008

2009

Tahun
2010

2011

2012

Jumlah

Dayung/layar
Motor tempel
Perahu motor
Jumlah
Sumber :
Tabel 18. Harga Ikan Segar dan Produksi Ikan Olahan di Desa Ulak Patian
Kecamatan Kepenuhan Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau
Tahun 2012.
Harga (Rupiah/Kg)
Ikan Segar
Ikan Olahan

Jenis Ikan

Sumber :
Tabel 19. Spesies Ikan yang Tertangkap di Desa Ulak Patian Kecamatan
Kepenuhan Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau Tahun 2012.
N
o

Jenis Ikan

Nama Ilmiah

Sumber :
Tabel 20. Waktu Operasi Alat Penangkapan yang Diamati di Desa Ulak
Patian Kecamatan Kepenuhan Kabupaten Rokan Hulu Provinsi
Riau.
Jenis Alat

Ukuran
Kapal/perahu

Pagi

Waktu Operasi (Jam)


Siang
Malam

Sumber :
Tabel 21. Jenis Olahan Ikan dan Pemasaran yang ada di Desa Ulak Patian
Kecamatan Kepenuhan Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau.
N
o

Jenis Olahan

Jumlah (gram)

Pemasaran

18

1.
2.
3.

Pengasapan
Pengasinan
Lain-lain
Jumlah
Sumber :

You might also like