You are on page 1of 2

Mengapa antara 1 negara dengan negara lain memiliki ketergantungan ?

Jawaban Terbaik: Seperti halnya manusia sebagai makhluk social yaitu bahwa kita hidup di dunia ini tidak dapat hidup sendiri dan membutuhkan
bantuan orang lain. Begitupula Suatu Negara tidak mungkin sanggup memenuhi kebutuhan warganya sendiri melainkan membutuhkan Negara
lain. Oleh karena itu terjadi saling ketergantungan antar Negara baik Negara maju yang bergantung kepada Negara berkembang ataupun Negara
berkembang yang bergantung kepada Negara maju. Jadi tak selamanya Negara berkembang yang selalu bergantung kepada Negara maju.
Adakalanya banyak Negara maju yang bergantung pada Negara berkembang. Berikut hal-hal yang menyebabkan ketergantungan antara negara
maju(kuat) dan negara berkembang(lemah) : l Iklim Setiap negara memiliki saling ketergantungan karena di setiap negara memiliki banyak
perbedaan. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh bedanya iklim d setiap negara. Contoh : Negara Indonesia dengan Australia Negara Indonesia
membutuhkan susu sapi impor dari Australia , karena iklim di Indonesia tidak terlalu cocok untuk sapi perah. l Musim Setiap negara juga memiliki
perbedaan dalam musim. Hal ini menyebabkan setiap negara memiliki saling ketergantungan. Musim disebabkan oleh letak dari setiap negara yang
berbeda. Contoh : Negara Thailand dengan negara China Pada saat negara China mengalami musim kemarau , China mengimpor beras dari
Thailand karena produksi beras di China berkurang sehingga menyebabkan China mengimpor beras dari Thailand.
Mesa 3 tahun yang lalu

TEORI KETERGANTUNGAN & TEORI SISTEM DUNIA


A. TEORI KETERGANTUNGAN
Di era globalisasi ini sepertinya sangat sulit bagi suatu negara untuk melepaskan diri dengan negara lain. Hubungan antar negara sepertinya
menjadi keharusan. Andre Gunder Frunk mengatakan bahwa negara berkembang dan terbelakang harus memutuskan hubungan dengan negara
maju supaya bisa maju.
teori ketergantungan secara garis besar bisa dibagi menjadi dua macam, yaitu:
1) Teori Depensi Klasik
Teori ini digagas oleh Andre Gunder Frunk, yang menyatakan bahwa kapitalisme global akan membuat ketergantungan masa lalu dan sekarang
oleh karena itu negara yang tidak maju dan berkembang harus memutuskan hubungan dengan negara maju supaya negara berkembang bisa maju.
2) Teori Depensi Modern
Teori ini digagas oleh Fernando Henrigue Cardoso, teori ini menyatakan bahwa antara negara yang satu dengan lainnya perlu kerjasama dengan
melihat karakteristik histori dari daerah tersebut.
Selanjutnya Theonio Dos Santos memberikan definisi yang pada intinya menyatakan bahwa yang dimaksud ketergantungan adalah suatu
keadaan dimana kehidupan ekonomi suatu negara dipengaruhi oleh perkembangan dan ekspansi dari negara-negara lain dimana negara-negara
tertentu ini hanya berperan sebagai penerima akibatnya. Dua pandangan pokok dari teori ketergantungan adalah negara-negara pinggiran yang
pada kapitalis mempunyai dinamika sendiri, bila tidak disentuh oleh negara-negara kapitalis maju, akan berkembang secara mandiri dan justru
karena sentuhan oleh negara-negara kapitalis maju ini, maka pertumbuhan negara pinggiran menjadi terhambat.
Menurut Robert A. Packenham, teori ketergantungan itu memiliki kelemahan dan kekuatan. Packenham menyebutkan ada 6 kelemahan dari teori
ketergantungan, antara lain:
1. Menyalahkan hanya kapitalisme sebagai penyebab dari ketergantungan.
2. Konsep-konsep inti, termasuk konsep ketergantungan itu sendiri kurang didefinisikan secara jelas.
3. Hanya didefinisikan sebagai konsep dikotomi.
4. Sedikit sekali dibicarakan tentang proses yang memungkinkan sebuah negara dapat lepas dari teori tersebut.
5. Selalu dianggap sebagai sesuatu yang negatif.
6. Kurang membahas dengan teori lain (otonomi).

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Packenham juga mengatakan disamping kelemahan terdapat juga kekuatan dari teori ketergantungan, kekuatannya antara lain:
Menekankan aspek internasional
Mempersoalkan akibat dari politik luar negeri.
Membahas proses internal dari perubahan di negara-negara pinggiran.
Menekankan pada kegiatan sektor swasta dalam hubungannya dengan kegiatan perusahaan-perusahaan multinasional.
Membahas hubungan antar klas yang ada di dalam negeri.
Mempersoalkan bagaimana kekayaan nasional ini dibagikan antar klas-klas sosial, antar daerah, dan antar negara.

Contoh kasus yang bisa lihat dari teori ini terjadi pada negara kita sendiri yaitu Indonesia, pemanfaatan kekayaan alam yang dimiliki Negara
Indonesia belum mampu dioptimalkan. Sehingga Dalam pemanfaatannya, negara Indonesia masih bekerja sama dengan negara maju dalam
mengeksploitasi sumber daya alam yang dimiliki. Kerjasama dalam mengekploitasi sumber daya alam di Negara Indonesia bisa kita lihat pada
perusahaan Freeport yang berada di Papua. Perusahaan ini adalah perusahaan pertambangan yang berada di Papua/Irian Jaya, namun dalam
eksploitasi pertambangannya Indonesia bekerjasama dengan Amerika untuk mengelola hasil dari sumber daya alam tersebut.dalam kenyataannya
Amerika lebih mendominasi dalam urusan pengelolaan pertambangan di perusahaan Freeport, tentu ini akan sangat menguntungkan bagi pihak
Amerika yang lebih dominan dan memiliki sifat monopolistic terhadap Negara pinggiran (Indonesia) dalam kerja sama mengelola sumber daya
alam. Di sisi lain dengan adanya kerja sama dengan Amerika dalam mengelola sumberdaya alam dapat merugikan bangsa Indonesia selain adanya
ketergantungan terhadap Negara maju juga menjadikan ekonomi Negara semakin melemah. Untuk hasil sumber daya alam ini pada akhirnya
dijadikan komoditas perdagangan karena belum memiliki teknologi untuk mengolahnya lebih lanjut. Oleh karena itu, Negara Indonesia masih
mengandalkan ekspor dari hasil alam mentah.
B. TEORI SISTEM DUNIA

Teori sistem dunia merupakan reaksi terhadap teori depedensi yang dianggap tidak bisa menjelaskan gejala pembagunan di negara dunia
ketiga. Yang bisa dijelaskan hanyalah gejala terjadinya keterbelakangan. Teori sistem dunia kemudia muncul sebagai ajaran baru kelompok pemikir
pembangunan yang dipelopori oleh imanuel wallerstein. Wallerstein menujuk banyak peristiwa sejarah di dalam tata ekonomi kapitalis dunia (TEKD)
yang tidak dapat dijelaskan oleh kedua perspektif sebelumnya, khususnya oleh teori depedensi baik yang klasik maupun yang kontemporer. Ada
beberapa pandangan menurut beberapa ahli dalam merumuskan atau mendefiniskan teori sistem dunia :
1. Immanuel Wallerstein
Dia beranggapan bahwa dulu dunia dikusai oleh sistem-sistem kecil atau sistem mini dalam bentuk kerajaan atau bentuuk pemerintahan
lainnya. Pada waktu itu belum ada siatem dunia. Masing-masing sistem mini tidak saling berhubungan. Dunia terdiri dari banyak sistem mini yang
terpisah. Kemudian terjadi penggabungan-penggabungan, baik melalui penaklukan secara militer maupun secara sukarela. Wallerstein kemudian
membagi tiga kelompok negara menjadi tiga bagian yakni: pusat, pinggiran, semi pinggiran. Konsep ini jelas diambil dari teori depedensi perbedaan
inti kelompok. Jelas, yang paling kuat adalah negara-negara pusat karena kelompok ini bisa memanipulasi sistem dunia sampai batas-batas
tertentu. Selanjutnya negara semi pinggiran mengambil keuntungan dari negara-negara pinggiran yang merupakan pihak yang dieksploitir. Negara
semi pinggiran berada pada posisi di tengah-tengah antar negara pusat dan pinggiran (baik dalam pengertian barang yang dihasilkan, upah buruh
maupun keuntungan yang diharapkan bila terjadi pertukaran perdagangan).
2. James Petras
Teori sistem dunia menurut Petras masih bertolak dari teori depedensi, namun unit analisisnya dirubah dari negara-bangsa kepada sistem dunia,
sejarah kapitalisme dunia. Serta spesifikasi sejarah lokal. Menurut teori sistem dunia, dunia ini cukup dipandang hanya sebagai satu sistem
ekonomi saja, yaitu sistem ekonomi kapitalis. Teori ini berkeyakinan bahwa tidak ada negara yang dapat melepaskan diri dari ekonomi kapitalis
yang mendunia. Wallerstein memandang kapitalisme sebagai suatu sistem dunia yang mempunyai pembagian kerja yang komplek secara
geografis. Pandangan teori sistem dunia yang menganggap dunia sebagai sebuah kesatuan sistem ekonomi kapitalis mengaharuskan negara
pinggiran menjadi tergantung pada negara pusat. Secara tidak langsung teori sistem dunia telah merujuk pada satu pernyataan yang memusatkan
perhatiannya pada tatanan kelas.
Dan dari teori ini kita bisa menilai apa yang terjadi, Teori sistem dunia (TSD) mengajukan konsep international division of labor dimana setiap
negara memiliki fungsi masing-masing sesuai dengan posisi mereka di dalam sistem ekonomi dunia. Menurut TSD struktur ekonomi dunia terdiri
atas kelompok negara-negara pusat (core), semi-pinggiran (semi periphery) dan pinggiran (periphery). Jika melihat dengan fenomena yang terjadi
di Indonesia bahwa TSD sedang berlangsung di Indonesia di mana negara-negara pusat menguasai dominasi pasar bahan mentah pada skala
global katakanlah Cina, Amerika dan lain-lain yang kemudian memprosesnya menjadi barang jadi dan mengekspor ke negara-negara lain termasuk
indonesia yang notabene sebagai pengekspor bahan-bahan mentah tadi. Tentunya hal ini merugikan buat Indonesia yang menjadikan bangsa ini
sebagai bangsa yang terpinggirkan di mana Indonesia kemudian terkondisikan dengan menjadi eksportir ke negara-negara industri yang tentunya
lebih menguntungkan negara industri tersebut. Sekali lagi ketidakmampuan bangsa kita untuk menghasilkan produksi industri menjadi suatu
ketidakmampuan bangsa kita untuk bangkit. Itu lah salah satu contoh yang terjadi dan berkaitan dengan teori sistem dunia.

You might also like