You are on page 1of 2

FROZEN SHOULDER

Frozen Shoulder didefinisikan sebagai bahu kaku yang menyakitkan. Definisi ini
tampaknya lebih dari sebuah deskripsi gejala dari pada sebuah diagnosis.
McLaughlin berkata bahwa frozen shoulder merupakan istilah medis populer
sehari-hari dan bukan sebuah diagnosis (Owens-Burkhart,1991)
Frozen shoulder merupakan suatu istilah yang merupakan wadah untuk semua
gangguan pada sendi bahu yang menimbulkan nyeri dan pembatasan lingkup
gerak sendi, baik secara aktif maupun pasif akibat capsulitis adhesive yang
disebabkan adanya perlengketan kapsul sendi, yang sebenarnya lebih tepat
untuk menggolongkannya di dalam kelompok periarthritis (Sidharta, 1984).
Nyeri bahu yang disebabkan suatu proses pada sistem muskuloskeletal, yang
sering dijumpai dalam praktek sehari-hari adalah tendinitis akibat proses
degenaratif, seringkali pula disebut sebagai: bursitis, perikapsulitis, capsulitis
adhesive, frizen shoulder, dan sebpagainya, disebut tendinitis klasifik, bila ada
deposit kalsium dalam tendon (Effendi,1989)
Adanya gesekan dan penekanan yang berulang-ulang serta dalam jangka waktu
lama oleh tendon biceps akan mengakibatkan kerusakan tendon otot
supraspinatus dan berlanjut sebagai tendinitis supraspinatus. Tendinitis tersebut
dapat disertai ataupun tanpa adanya klasifikasi. Ada tidaknya klasifikasi tidak
mempunyai hubungan langsung dengan ada tidaknya rasa nyeri (Rochman,
1989).
Penderita tendinitis biasanya datang dengan keluhan nyeri bahu yang disertai
keterbatasan gerak sendi bahu. Bila ditelusuri, daerah rasa nyeri ini dapat
kumat-kumatan, yang timbul sewaktu mengangkat bahu. Pada malam hari nyeri
ini dirasakan terus-terussan, dan bertambah nyeri bila lengan diangkat. Keluhan
umum yang biasa disampaikan adalah: kesulitan memakai baju, menysir rambut,
memasang konde atau kalau mau mengambil bumbu dapur di rak gantung
bahunya terasa nyeri (Rochman,1989).
ETIOLOGI
Lundberg menemukan peningkatan jumlah hexosamine pada frozen shoulder
dibanding bahu normal. Perbedaan ini yang mengakibatkan peningkatan jumlah
total glycosaminoglycans (GAG), dengan kata laian peningkatan heparan sulfat,
shondroitin-6 sulfat, dan dermatan sulfat, serta penurunan asam hyaluronik pada
frozen shoulder. Perubahan GAG merupakan refleksi proses fibrosis di dalam
jaringan. Sejauh ini, dari pemeriksaan klinik keterbatasan gerak bahu hasil dari
disuse merupakan hasil pasti yang mendasari perubahan jaringan ikat pada
kapsul. Faktor ketiga yang berhubungan dengan penyebab frozen shoulder
adalah kepribadian periarthritic. Bebrapa investigator berkata bahwa faktor
psikologi, khususnya depresi, apatis, dan stress emosional, mempengaruhi
frozen shoulder. Pasien dengan kepribadian periarthritic memiliki ambang nyeri
yang rendah, sejauh ini banyak nyeri bahu akan mengakibatkan gerak volunter
lebih awal dengan immobilisasi ekstremitas (Owens-Burkhart, 1991).

Opini variasi tentang hubungan insiden frozen shoulder, termasuk jenis kelamin,
side involved, okupasi, faktor immunologi seperti HLA-B27, serum IgA,
peningkatan protein C-reactive dan immune kompleks, serta gabungan dari
penyakit lain (hemiparesis, penyakit jantung iskemik, penyakit thyroid, TB paru,
bronkitis kronik, dan diabetes). Prevalensi diabetes dengan frozen shoulder
adalah signifikan. Beberapa investigator menghubungkan frozen swhoulder
dengan masa postmenepouse ketika hormon berubah yang juga mempengaruhi
jaringan. Dengan onset lebih dari usia 40 tahun (Owens-Burkhart, 1991).
PATOLOGI
Tendon otot supraspinatus sebelum berinsertio pada tuberkulum majus humeri
akan melewati terowongan pada daerah bahu yang dibentuk oleh kaput humeri
(dengan bungkus kapsul sendi glenohumeral) sebagai alasnya, dan akromion
serta ligamen korakoakromial sebagai penutup bagian atasnya. Di sini tendon
tersebut akan saling bertumpah tindih dengan tendon dari kaput longus biceps.
Adanya gesekan dan penekanan yang berulang-ulang serta dalam jangka waktu
lama oleh tendon biceps akan mengakibatkan kerusakan tendon otot
supraspinatus dan berlanjut sebagai tendinitis supraspinatus. Penderita tendinitis
biasanya datang dengan keluhan nyeri bahu yang disertai kertabasan gerak
sendi bahu. (Rochman, 1989)
Immobilisasi yang lama pada lengan karena nyeri merupkan awal terjadinya
frozen shoulder. Lengan yang immobilisasi akan menyebabkan satis vena dan
kongesti sekunder bersama dengan vasospastik, anoksia akan menimbulkan
reaksi timbunan protein, oedema, eksudat, dan akhirnya terjadi fibrous, sehingga
kapsul sendi akan kontraktur serta hilang lipatan inferior send. Fibrosis kapsul
sendi meningkat, sehingga mudah robek saat humerus bergerak abduksi dan
rotasi. Fibrous akan mengakibatkan adhesi anatar lapisan bursa subdeltoid,
ekstra artikuler, dan intra artikuler perlengketan kapsul sendi, sehingga akan
mengakibatkan gerakan sendi bahu terbatas (Cailet,1991)

You might also like