Professional Documents
Culture Documents
AKAR (RADIX)
DISUSUN OLEH :
PERMATASARI
15.71.016575
PRODI FARMASI/B
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA
2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah mengenai
AKAR pada tumbuhan. Saya menyadari dalam makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
baik dari segi isi maupun dari segi metodologi dan bahasanya. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat saya harapkan untuk perbaikan dan penyempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi saya khususnya dan bagi
pembacanya umumnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................. 2
DAFTAR ISI............................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................. 4
A. Rumusan Masalah.......................................................................................... 4
B.Tujuan.............................................................................................................. 4
C.Manfaat Makalah............................................................................................. 5
BAB II LANDASAN TEORI........................................................................................ 6
BAB III PEMBAHASAN............................................................................................. 7
A.
Akar (radix).................................................................................................. 7
B.
BAB IV KESIMPULAN............................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 15
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang masalah Di zaman yang serba modern ini, perkembangan ilmu
pengetahuan sangat pesat. Begitu juga dengan perkembangan teknologi yang semakin
canggih. Tetapi dari zaman dahulu sampai sekarang ini sistem organ dalam tubuh tumbuhan
tak pernah berubah.
Dari dulu, bagian-bagian pada tumbuhan pada umumnya antara lain: bunga, batang, daun,
dan akar. Akar merupakan bagian terpenting ketiga setelah daun dan batang. Jelas disini apa
yang dimaksud dengan akar yaitu sebuah organ utama pada tumbuhan yang berfungsi sebagai
penyerap unsur hara dan juga air dari tanah, menegakkan tumbuhan itu sendiri, dan juga
bermetamorfosis menjadi sebuah alat yang memiliki beranekaragam fungsi, salah satunya
sebagai alat penempel ataupun alat respirasi.
Tiap organ tumbuhan memiliki bagian dan fungsinya masing-masing. Tidak ada akar
semua organ pada tubuh tumbuhan tidak dapat berfungsi dengan baik karena akar dapat
menyimpan cadangan makanan yang disalurkan keseluruh bagian tubuh tumbuhan supaya itu
dapat terus tumbuh dan berkembang dengan sebaiknya. Akar juga merupakan jalan utama
untuk mengedarkan sari-sari makanan yang dibutuhkan oleh batang, daun maupun bunga.
A. Rumusan Masalah
a. Apa fungsi dan sifat akar ?
b. Apa susunan dan bentuk akar ?
c. Bagaimana perkembangan akar ?
d. Bagaimana penampakan dan percabangan akar ?
e. Beberapa contoh akar termodifikasi ?
B.Tujuan
a. Untuk mengetahui apa fungsi dan sifat akar
b. Untuk memahami susunan dan bentuk akar
c. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan akar
d. Memahami bagaimana penampakan dan percabangan akar
e. Untuk mengetahui beberapa contoh akar termodifikasi
C.Manfaat Makalah
1. Untuk menambah wawasan bagi penulis
2. Sebagai acuan bahan perkuliahan bagi teman-teman mahasiswa
3. Untuk menambah pengetahuan bagi pembaca
BAB II
LANDASAN TEORI
Akar tumbuhan merupakan struktur tumbuhan yang terdapat di dalam tanah. Akar
adalah tempat masuknya mineral atau zat-zat hara. Akar merupakan kelanjutan sumbu
tumbuhan. Tumbuhan dikotil dan monokotil ada perbedaan sistem perakaran. Pada akar
tumbuhan monokotil terususun sistem akar serabut.
Panjang akar dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti porositas tanah, tersedianya air
dan mineral, dan kelembapan tanah. Morfologi akar terdiri dari rambut akar, batang akar,
ujung akar, dan tudung akar. Rambut akar merupakan perluasan permukaan dari sel-sel
epidermis akar yang berguna untuk memperluas daerah penyerapan. Rambut akar hanyu
tumbuh di dekat ujung akar dan pada umumnya relatif pendek. Ujung akar tersusun dari
jaringan meristem yang sel-selnya berdinding tipis dan aktif membelah diri. Fungsi tudung
akar adalah untuk melindungi ujung akar terhadap kerusakan mekanis.
Air dan mineral diserap oleh ujung akar dan rambut-rambut akar (secara osmosis)
masuk ke dalam tubuh tumbuhan. Osmosis adalah perpindahan zat dari larutan yang
berkonsentrasi rendah (kurang pekat) ke larutan yang berkonsentrasi tinggi (lebih pekat)
melalui selaput semipermeabel. Selaput semipermeabel adalah selaput pemisah yang hanya
dapat dilalui oleh air dan zat tertentu. Tetapi selain secara osmosis, penyerapan air dan
mineral dapat dilakukan dengan transpor aktif, yaitu, sistem transpor ion dan molekul melalui
membran sel dengan menggunakan energi.
Akar juga digunakan sebagai alat pernapasan yang disebut akar napas. Akar napas
terdapat pada tumbuhan yang ada di hutan bakau, yang bertmbuh tegak pada pangkal
batangnya. Pada akar napas ada banyak celah agar udara dapat masuk. Tetapi, selain
memiliki akar napas, ada juga akar gantung. Akar gantung tumbuh dari bagian batang di atas
tanah ke arah tanah. Fungsi akar gantung ketika masih menggantung adalah untuk menyerap
udara.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Akar (radix)
Akar adalah bagian pokok yang nomer tiga di samping batang dan daun bagi
tumbuhan yang tubuhnya telah berkembang menjadi sempurna, akar biasanya memiliki sifatsifat sebagai berikut :
Merupakan bagian tumbuhan yang biasanya terdapat di dalma tanah dengan arah
tumbuhan ke pusat bumi (geotrop) atau menuju ke air (hidrotrop), meninggalkan
Dari bagian-bagian akar itu perlu dicatat, bahwa rambut-rambut akar merupakan
bagian yang sifatnya sementara, artinya umurnya pendek dan hanya terletak pada
ujung bagian akar saja. Jika akar bertambah panjang rambut-rambut akar akan yang
palin jauh akan mati, tetapi dekat dengan ujung akar akan diganti dengan yang baru.
Tudung akar sebagai pelindung ujung akr dalam menembus tanah merupakan bagian
atas yang pinggirnya selalu aus dan dari dalam bagian yang aus diganti pula yang
dengan yang baru.
Sewaktu tumbuhan masih kecil yaitu membentuk lembaga di dalam biji calon akar itu
sudah ada dan disebut akar lembaga (radicula). Pada perkembangan selanjutnya kalau
biji mulai berkecambah sampai menjadi tumbuhan dewasa, akar lembaga dapat
diperlihatkan perkembangan yang berbeda hingga pada tumbuhan lazimnya di
bedakan dua macam sistem perakaran :
Sistem akar tunggang, jika lembaga tumbuhan terus menjadi akar pokok yang
bercaban-cabang mejadi akar-akar yang lebih kecil. Akar pokok yang berasal dari
akar lembaga di sebut akar tunggang (radix primaria). Susunan akar demikian ini bisa
terdapat pada tumbuhan biji belah (Dicotyledoneae) dan tumbuhan biji telanjang
(Gymnospermae).
Sistem akar serabut, yaitu jika akar lembaga dalam perkembangan selajutnya mati
atau kemudian di susun oleh akar yang kurnag lebih ukuranya pun sama. Akar-akar
ini karena bukan berasal dari calon akar yang asli dari akar liar bentuknya serabut
oleh karena itu dinamakan akar serabut (radix adventicia).
Baik pada sistem akar tunggang maupun pada sistem akar serabut masing-masing
akar dapat bercabang-cabang untuk memperluas di bidang penyerapan dan untuk
memperkuat berdirnya batang tumbuhan. Selanjutny aperlu di ingat bahawa akaar
tunggang hanya kita jumoai kalau tumbuhan ditanam dari biji. Walaupun dari
golongan belah (Dicotyledoneae), suatu tumbuhan tak akan mempunya akar tunggang
jika tidak di tanam dari bijim, seperti misalnya berbagai jenis tanaman budidaya
banyak yang di cangkok ataupun di stek.
Melihat percabangan dan bentuknya akar tunggang dapat di bedakan dalam :
1. Akar tunggang tidak bercabang atau seidikit bercabang dan jika ada cabangcabangnya biasanya terdiri atas akar-akar yang halus atau akar serabut. Akar tunggang
yang bersifat demikian seringkali berhubungan dengan fungsinya sebagai tempat
penimbunan makanan lalu mempunyai bentuk istimewa. Misalnya :
Akar yang menyusun akar serabut kecil-kecil berbnetuk benang, misalnya pada tanaman
Akar udara atau akar gantung (radix aereus). Akar ini keluar dari bagian-bagian di dalam
tanah menggantung di udara dan tumbuh ke arah tanah. Bergantung pada tingginya tempat
permukaan keluarnya akar gantung dapat keluar sampai 30 m. Selama masih menggantung
akar ini hanya dapat menolong menyerap air dan gas dari udara.
b .
Akar penggerek atau akar penghisap (haustrium) yaitu akar-akar yang terdapat pada
tumbuhan yang hidup sebagai parasit dan berguna untuk menyerap air maupun zat makanan
dari inangnya seperti kita dapati pada pohon benalu.
c.
Akar pelekat (radix adligans), akar-aar yang keluar dari buku-buku batang tumbuhan
memanjat dan berguan unntuk menempel pada penunjangnya saja. Misalnya pada lada (Piper
ningrum L.) sirih (Piper betle L.)
d . Akar pembelit (cirrhus radicalis) juga memanjat tetapi dengan memeluk penunjangnya.
Misalnya pada panili (Vanila palnifolia Andr.)
e.
Akar nafas (pneumatophora), yaitu cabang-cabang akar yang tumbuh tegak lurus ke atas
Akar tunjang, yaitu akar-akar yang tumbuh dari bagian bawah batang ke segala arah dan
seakan-akan menunjang batang ini jangan sampai rebah, oleh sebab itu akar ini sering di
sebut sebagai akar egrang.
g . Akar lutut, yaitu akar tumbuhan atau lebih tepat jika di katakan bagian akar yang tumbuh
ke atas kemudian membentuk gambaran seperti lutut yang di bengkokan.
h .
Akar banir, yaitu akar berbentuk seperti papan-papan yang di letakan miring untuk
memperoleh berdirinya batang pohon yang tingi besar. Misalnya pada sukun (Artocarpus
communis
Forst.)
Rimpang (Rhizoma)
Rimpang sesungguhnya adalah batang beserta daun yang terdapat didalam tanah, tumbuh
bercabang-cabang dan tumbuh mendatar.
b . Umbi (tuber)
Umbi pun biasanya merupakan suatu badan yang membengkak, bangun bulat seperti kerucut
atau tidak beraturan, merukan tempat penimbunan makanan, dapat pula merupakan
penjelmaan batang atau akar, oleh sebab itu umbi di bedakan menjadi dua macam yaitu :
Umbi batang (tuber coulogenium) kalau umbi ini merupakan penjelmaan dari batang
Umbi akar (tuber rhizogenum), merupakan metamorfosis akar
Umbi batang umumnya tidak memiliki sisa-sisa daun atau penjelmaannya, oleh karena itu
seringkali permukaannya tampak licin, buku-buku batang dan ruasnya tidak terlihat.
Umbi akar adalah umbi yang merupakan penjelmaan akar, dan akrena akar tidak
pernah mempunyai daun, umbi yang berasal dari dasarnya selalu masuk dalam umbi
telanjang. Melihat akar yang mana yang mengalami metamorfosis menjadi umbi itu, maka
umbi akar dapat merupakan penjelmaan :
Akar tunggang, misalnya umbi akar pada lobak (Raphanus sativus L.) bangkuang
(Pachyrrhizus erosus Urb.)
Akar serbut, misalanya umbi akar pada umbi kayu (Manihot utilissima Pohl.) dahlia
(Dahlia cariabilis Desf.)
Umbi akar tak tumbuh mungkin dijadikan alat perkembangan seperti umbi batang.
Kalau dari umbi dahlia dapat tumbuh tumbuhan baru itu hanya mungkinn jika umbi ini
disertai sebagian pangkal batang dan dari pangkal batang inilah tumbuh tunas yang menjadi
tumbuhan baru.
c.
Duri (spina)
misalanya bogenvil (Bougainvillea spectabilis Willd) bagian tengah terdiri atas kayu yang
bersambung dengan kayu bagian batang.
Duri daun (spina phyllogenum) yaituduri yang berasal dari metamorfosis dari daun seperti
terdapat pada kaktus (Cactus) bahwasanya duri bersala dari daun, dapat terlihat dari adanya
kuncup dibagain ketiaknya.
Duri akar (spina rhizogenum) yaitu akar-akar yang menjadi kersa dan mempunnya ujungujung yang tajam, misalnya pada gembili (Dioscorea aculeta. L.)
f.
Permuakaan tubuh tumbuhan atau bagian-bagianya tidak selalu licin, tetapi permukaan tadi
dapat memperlihatkan benjolan-benjolan atau penonjolan yang sangat beraneka ragam. Alatalat ini bukanlah penjelmaan dari bagian-bagian pokok dari tumbuhan, oleh sebab itu
dinamakn sebagai alat-alat pembantu.
Bergatung pada susunan dalamnya, alat-alat pembantu ini dapat di bedakan dalam tiga
golongan yaitu :
Papilia (papiliae) yaitu penonjolan-penonjolan pada permuakaan suatu alat yang hnaya
merupakn pada dinding sel yang sebelah luar.
Rambut-rambut atau trikoma (trichoma) yaitu alat-alat tambahan yang berupa rambutrambut atau sisik-sisik yang pada pembentukanya hanya terdapat pada kulit bagian luar saja.
Emergensia (emergentia) yaitu alat-alat tambahan yang tidak hanya tersusun atas bagianbagian kulit luar akan tetapi bagain yang lebih dakam dari pada kulit luar tersebut juga ikut
mengambil bagian dalam pembentukanya.
Alat-alat tambahan bagi tumbuhyan dapat mempunyai fungsi-fungsi yang berbeda, antara
lain :
Sebagai pelindung terhadap gangguan binatang, yaitu yang berupa duri, rambut-rambut
gatal.
Sebagai pelindung terhdap kekeringan, penguapan air yang terlalu besar, misalnya pada
rambut-rambut kaktus.
Sebagai alat pembantu penyerapan air dan zat-zat makanan yaitu bulu-bulu akar.
Sebagai alat untuk pemancaran (dispersal) biji, misalnya rambut-rambut pada biji kapas.
Sebagai alat untuk pernafasan.
BAB IV
KESIMPULAN
Akar merupakan bagian dari tanaman yang sangat di butuhkan terutama untuk
memasok makanan yang di ambil dari dalam tanah, selain sebagai pengambil makanan akar
juga memiliki peran lain yaitu sebagai penyokong berdirinya tanaman.
Akar digunakan sebagai alat pernapasan yang disebut akar napas. Akar napas terdapat pada
tumbuhan yang ada di hutan bakau, yang bertmbuh tegak pada pangkal batangnya. Pada akar
napas ada banyak celah agar udara dapat masuk. Tetapi, selain memiliki akar napas, ada juga
akar gantung. Akar gantung tumbuh dari bagian batang di atas tanah ke arah tanah. Fungsi
akar gantung ketika masih menggantung adalah untuk menyerap udara. Akar pun juga
mengalmi metamorfosi seperti menjadi umbi, menjadi alat pembelit untuk berpegangan
mengikuti bola benda yang di lilitnya.
DAFTAR PUSTAKA
Tjitrosoepomo, G. 2007. Morfologi Tumbuhan. Gadjah mada University Press. Jogjakarta.
Hidajat, Estiti B. 1994.Morfologi TumbuhanInstitute Teknologi Bandung.