You are on page 1of 18

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK H DENGAN CEDERA KEPALA RINGAN

(CKR) DI RUANG BUGENVIL II RSUD DR LOEKMONO HADI KUDUS

Disusun Oleh :
Debry Riyan P S
Bonfilio Ranu Jebarus
Merlyandi S Fallo
Nur Ulfah Sari

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES WIDYA HUSADA
SEMARANG
2016
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK H DENGAN CEDERA KEPALA RINGAN
(CKR) DI RUANG BUGENVIL II RSUD DR LOEKMONO HADI KUDUS

Tanggal Pengkajian

: 7 Desember 2016

Tanggal Masuk RS

: 6 Desember 2016

A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS PASIEN
a. Identitas Pasien
Nama
: An. H
TTL
: Kudus, 31 Desember 2007
Usia
: 8 tahun 11 bulan
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Alamat
: Tergo, Rt/Rw 02/01 Kudus
Agama
: Islam
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama
: Tn. M
Pekerjaan
: Pedagang
Pendidikan
: SD
Alamat
: Tergo, RT/Rw 02/01Kudus
Suku/bangsa
: Jawa/Indonesia
Hub dg klien
: Ayah
2. RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan Utama
Pasien mengatakan pusing, mual dan nyeri diarea belakang daun telinga kiri,
nyeri di area dada. KU lemah dengan S = 39.2 C
b. Riwayat Penyakit Sekarang
1. Pasien jatuh dari ketinggian 2 meter di sekolah pada tanggal 6 Desember
2016, dengan kepala membentur paving. Klien langsung pingsan ditempat.
Muntah darah 2x dan mengeluhkan sakit kepala dan daun telinga sebelah kiri.
Pasien langsung dilarikan ke Puskesmas dan dirujuk ke Rumah Sakit Umum
Daerah DR Loekmono Hadi Kudus.
2. Faktor pencetus : jatuh
3. Faktor yang memperberat : terbentur aspal
4. Dx medis : Cedera Kepala Ringan
c. Riwayat Masa Lalu
1) Prenatal : Ibu pasien mengatakan biasa memeriksaan kandungan nya secara
teratur ke bidan/Posyandu setiap bulan sampai usia kehamian 9 bulan.
2) Natal : Pasien merupakan anak laki-laki lahir dari G3P3A0 dengan usia
kehamilan 36 minggu, lahir secara normal, persalinan di Rumah Sakit.
3) Post Natal : An. H diasuh sendiri oleh kedua orangtuanya, anak H minum
ASI selama 2 tahun, anak H diberi makanan tambahan pada umur 3 bulan.

4) Penyakit Waktu kecil : Sejak kecil Anak H tidak pernah mengalami sakit yang
serius, hanya flu biasa setelah itu diperiksakan ke bidan terdekat.
5) Anak H belum pernah dirawat di rumah sakit saat masih kecil. Anak H baru
sekali ini mengalami kecelakaan.
6) Anak H tidak memiliki riwayat alergi baik makanan maupun obat-obatan.
7) Riwayat Imunisasi
No
1
2
3
4
5

Jenis Imunisasi
BCG
DPT (I,II,III)
Polio ( I, II, III, IV, V)
CAMPAK
HEPATITIS

Waktu Pemberian
Umur 1 bulan
3x (usia 2,4,6 bulan)
4x (usia 0,2,4,6 bulan)
1x usia 9 bulan
3X (usia 0,1,6 bulan)

d. Riwayat keluarga

Keterangan :
= laki-laki
= perempuan
= klien/pasien
= tinggal satu rumah
3

Reaksi Klien
Tidak bereaksi
Tidak bereaksi
Tidak bereaksi
Tidak bereaksi
Tidak bereaksi

e. Riwayat Sosial
1. Anak H tinggal bersama ayah, ibu dan kakak laki-laki nya, kakak pertama
Anak H tinggal terpisah karena sedang bekerja di Jakarta.
2. Hubungan anatara anggota keluarga harmonis
3. Lingkungan rumah aman , dnegan dilengkapi ventilasi disetiap ruangan nya.
f. Keadaan Kesehatan Saat Ini
1. Diagnosa Medis : Cedera Kepala Ringan (CKR)
2. Tindakan operasi
An. H belum pernah operasi dan An H tidak ada tindakan operasi untuk saat
ini.
3. Obat-obatan
RL : 14 tpm
Ceftriaxon 2 x 600 gr
Ketorolac 2 x Amp
Ranitidine 2 x Amp
Paracetamol 500 mg
g. Tindakan Keperawatan
a. Memberikan o2 nasal 2 L
b. Memberikan terapi ciran RL 14 tpm
c. Mengobservasi TTV
d. Mengobservasi muntah
e. Memberikan obat injeksi Ceftri 2x600 gr, Ketorolac 2x1 amp, ranitidine
2x1 amp
h. Hasil Laboratorium
Pemeriksaan
Hematologi
hemoglobin
Eritrosit
Hematokrit
Trombosit
Leukosit
Limfosit
Monosit
Eusonofil
Basofil
McHc
MCH
MCV
RDW
MPV
PDW

Hasil

Satuan

Nilai Rujukan

13.8
4.97
39.1
168
88.7
6.5
3.7
0.1
0.1
35.3
27.8
78.7
13.2
11.4
14.2

g/dl
Jt/ui
%
10^3/ui
%
%
%
%
%
Pg
g/dl
Fl
%
fL
fL

11.5-15.5
4.0 5.2
35-45
150-400
50-70
25-40
2-8
0-1
27.0-31.0
33.0-37.0
79.0-99.0
10.0-15.0
6.5-11.0
10.0-18.0

i. CT SCAN 6 Desember 2016


Tidak tampak lesi hipodens atau hiperdens patologis
Tak tampak fraktur os cranium
4

Tak tampakcephal hematom


Tak tampak deviasi midline
Sulcus, gyrus dan fisura normal
Sistem ventrikel lateralis, 3 dan 4 normal
Pons dan cerebelum normal
j. FOTO THORAK
Cor = bentuk dan letak normal
Tak membesar
Pulmo = corakan bronkovaskuler normal
Tak tampak infiltrat dikedua paru
k. Data Tambahan
1. Pengkajian Nyeri
P = Nyeri kepala dalam keadaan apapun, nyeri dada jika tersentuh atau
digerakkan
Q = Nyeri seperti ditusuk-tusuk
R = Nyeri di bagian kepala dan dada
S = Skala nyeri 5
T = Nyeri berlangsung terus-menerus
3. Pengkajian pola fungsional
a. Persepsi kesehatan dan pola manajemen kesehatan
Pasien terbaring lemah. Keluarga pasien mengatakan An. H sebelum masuk Rumah
Sakit jarang sakit hanya flu dan batuk biasa dan diobati dengan obat warung. Sakit
yang dirasakan saat ini karena kurang hati-hati sehingga mengalami kecelakaan jatuh
dari lantai 2 sekolah.
b. Nutrisi Pola Metabolic
1) Nutrisi anak
Sebelum sakit: keluarga pasien mengatakan An. H tidak memiliki alergi
terhadap makanan tertentu, BB 35 kg, kebiasaan makan yaitu 3x sehari
dengan komposisi nasi,sayur dan lauk dan nafsu makan An. H baik. Minum
6-8 gelas/hari.
Selama sakit: keluarga pasien mengatakan nafsu makan An. H masih baik dan
mampu menghabiskan porsi makanan yang didapat dari rumah sakit dan BB
An. H yaitu 33 kg.
2) Nutrisi orang tua: status nutrisi orang tua An. H baik, kebiasaan makan 3x
sehari dengan komposisi nasi, sayur dan lauk.
c. Pola Eliminasi
1) Pola eliminasi anak

Sebelum sakit: keluarga pasien mengatakan An. H BAB 1x dalam sehari dan
BAK 2-7x dengan warnah jernih dan bau khas urin dengan jumlah 2000
ml/hari..
Selama sakit: keluarga pasien mengatakan An. H BAB dan BAKnya tidak ada
masalah atau sama seperti sebelum sakit.
2) Pola Eliminasi Orang Tua
Pola eliminasi kedua orang An. H tidak ada masalah yaitu BAB 1x dalam
sehari atau kadang 2 hari sekali dan BAK 2-4x sehari.
d. Aktivitas Pola Latihan
1) Pola aktivitas anak
Sebelum sakit: keluarga pasien mengatakan keseharian An. H yaitu sebagai
seorang pelajar SD kelas 4. Kebiasaan mandi 2x sehari sebelum berangkat
sekolah dan sore setelah bermain. Dalam aktivitas seperti makan, minum,
toilet, dan berpakaian An.H dapat melakukan sendiri.
Selama sakit: keluarga pasien mengatakan An.H tidak bisa ke sekolah,
bermain dan aktivitas lainnya dibantu oleh kelurga.
2) Pola aktivitas orang tua
Pekerjaan Ayah An.H adalah sebagai pedagang dan Ibu An.H adalah sebagai
Ibu rumah tangga, aktivitas/pola latihan lainnya tidak ada masalah.
Pemeliharaan anak diasuh sendiri oleh kedua orang tua dan pemeliharaan
rumah cukup bersih.
e. Pola Istirahat / Tidur
1) Pola istirahat anak
Sebelum sakit: kelurga pasien mengatakan kebiasaan tidur An. H tidak ada
masalah, An. H tidak mengalami kebiasaan kencing yang sering di malam
hari (nocturia). Tidur malam An. H yaitu jam 9 kadang jam 10 dan bangun
pagi jam 5 sedangkan tidur siang yaitu jam 1-2 sore..
Selama sakit: keluarga pasien mengatakan kebiasaan jam tidur An H semakin
menurun karena terganggu sakit yang dirasakan
2) Pola istirahat orang tua
Pola istirahat kedua orang tua tidak ada masalah, tidur malam sekitar jam 10
atau jam 11 sampai jam 4 pagi
f. Pola kognitif / Persepsi
1) Pola kognitif anak

Sebelum sakit: keluraga pasien mengatakan secara umum An.H adalah


periang, mampu berkomunikasi dengan teman-temannya, komunikasi di
rumah lebih bnyak menggunakan bahasa jawa.
Selama sakit: keluarga pasien mengatakan selama sakit An.H menjadi
pendiam tetapi saat ditanya An. H mampu menjawab dengan jelas.
2) Pola kognitif orang tua
Kelurga pasien mengatakan tidak ada masalah dalam berkomunikasi,
penglihatan dan pendengaran normal.
g. Pola Persepsi diri - Konsep diri
1) Pola persepsi diri anak
Sebelum sakit: keluarga pasien mengatakan An.H memahami bahwa ia
seorang laki-laki, periang, tidak malu/takut, dan memiliki banyak teman
sehingga tidak kesepian.
Selama sakit: keluarga pasien mengatakan An. H selama sakit menjadi
pendiam, merintih kesakitan, tetapi saat ditanya mampu menjawab, An. H
merasa sepi karena tidak bisa ke sekolah dan bermain dengan temantemannya.
An.H mampu mendengar penjelasan perawat dan dokter saat perawatan:
memberi obat, suntikan dll
2) Pola persepsi orang tua
Ayah An.H mengatakan bahwa ia adalah seorang ayah menjalankan tugas dan
perannya dengan baik dan Ibu pasien juga mengatakan bahwa ia adalah
seorang ibu yang memberikan kasih sayang terhadap kelurganya dan
menjalankan perannya sebagai ibu dengan baik.
h. Pola peran hubungan
1) Pola peran anak
Sebelum sakit: keluarga pasien mengatakan An.R adalah anak ke 3, memiliki
jalinan komunikasi yang baik dengan keluarga, anak yang mampu mandiri,
penyesuaian disekolah baik
Selama sakit: keluarga pasien mengatakan An.H menjadi tergantung pada
orang tua, dan menjadi rewel.
2) Pola peran orang tua
Orang tua An.H mengatakan memiliki tugas dan peran masing-masing, tetapi
kadang Ibu An.H membantu suaminya untuk berdagang. Saat ini Ayah dan
Ibu An. H bergantian menjaga An.H di Rumah sakit.
i. Sexualitas
1) Sexualitas anak
7

Keluarga pasien mengatakan sebelum dan selama sakit An. H sudah


mengetahui bahwa Ia adalah seorang laki-laki
2) Sexualitas orang tua
Orang tua An.H adalah pasangan suami-istri yang memiliki 3 orang anak
j. Koping Pola toleransi stress
An. H mengatakan saat menghadapi ujian Ia merasa stres sehingaa keluargaharus
membantu mengajarkan kembali pelajaran yang didapat di sekolah dan memberi
semangat kepadanya.
k. Nilai pola keyakinan
Keluarga pasien mengatakan An.H memiliki moral yang baik, selalu diajarkan
tentang ajaran agama islam, harus tabah selalu berdoa dan yakin An.H pasti diberi
kesembuhan.
4. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum
An. H tampak lemah mengeluhkan sakit diarea belakang daun telinga, dengan
kesadaran Composmentis.
b. TTV
N
: 104x/menit
RR
: 24 x/menit
S
:39.2C
GCS : 15
c. TB : 130 cm
BB : 33 kg
3325.3
WAZ=
= 1.7
4.5
HAZ=

130127
5.4

= 0.5

3336.8
3.5

= 1.78

WHZ=
d.
e.
f.
g.

Lingkar Kepala :
LILA
Lingkar Dada
Mata : Konjungtiva tidak anemis, mata simetris kanan kiri, tidak ada minus dan

plus, penglihatan normal


h. Hidung :Tidakada polip maupun sekret, penciuman baik, tidak terdapat
pernafasan cuping hidung, tidak ada pengeluaaran cairan atau darah dari hidung.

i. Telinga : Keadaan daun telinga baik, terdapat hematoma di area belakang daun
telinga, pasien mengatkan nyeri diarea hematom. Pendengaran baik.
j. Leher : Bentuk leher simetris , warna kulit sawomatang sama seperti kulit lain
nya. Tidak ada nyeri tekan area leher. Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
k. Thorak (dada)
Paru-paru :
Inspeksi : Bentuk dada simetris, tidak ada rampbut sekitar dada, pengembangan
dada normal, pasien tidak menggunakan otot bantu pernafasan. RR 24x/menit
Palpasi : Terdapat nyeri tekan area didada dengan skala 5
Perkusi : Terdengar sonor
Auskultasi : Terdengar vesikuler
Jantung
Inspeksi : Dada simetris tidak tampak pembesaran jantug Nadi 104 x/menit
Palpasi ; Teraba iktus cordis di Intercosta ke 5, tidak ada nyeri tekan
Perkusi : pekak
Auskultasi : Terdengar suara jantung normal s1, s2 (lub, dub)
l. Abdomen
Inspeksi : Perut simetris, tidak ada acites. Bising usus 10x/menit
Auskultasi : Terdengar vesikuler
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan area abdomen
Perkusi : Terdengar bunyi timpani
m. Genitalia
Tidak terdapat luka diarea genitalia, klien tidak terpasang kateter.
n. Ekstremitas
Atas :tangan kanan terlihat lemas terpasang infus sehingga menganggu
pergerakan
Bawah : kedua kaki bisa digerakkan
o. Kulit
Kulit pasien sawo matang, tidak kering.
5. PEMERIKSAAN PERKEMBANGAN
a. Perkembangan sekolah
An. H tidak ada masalah dengan sekolahnya
b. An. H mengikuti kegiatan PRAMUKA.
B. ANALISA DATA
No Data fokus

Etiologi

Problem

DS:
keluarga
pasien Agen cedera fisik (post Gangguan rasa
mengatakan
An.H trauma)
nyaman : nyeri
mengalami pusing dan nyeri
dada secara terus-menerus
DO:
P: nyeri kepala dan dada
9

dalam keadaan apapun


Q: nyeri seperti tertusuktusuk
R: nyeri di bagian kepala
sebelah kiri dan dada
S: skala nyeri 5
T: nyeri berlangsung terusmenerus
- Klien tampak meringgis
menahan sakit
- Klien tampak hati-hati
dalam melakukan setiap
gerakan
0
- Suhu: 39,2 C , TD:
110/70
mmhg,
N
104/mnt, RR: 24x/mnt
Proses infeksi

Hipertermia

DS:
kelurga
pasien
mengatakan An.H dua hari
ini panas tinggi.
DO:
0
- Suhu: 39,2 C , TD:

110/70
mmhg,
N
104/mnt, RR: 24x/mnt
Leukosit: 88,7%
Penurunan kekuatan otot
Klien tampak gelisah

Intoleransi
Aktivitas

DS:
keluarga
pasien
mengatakan An.H seluruh
badannya lemas, ketika
bangun
kepala
terasa
sakit/pusing.
DO: kekuatan otot;
5 4
5 5
C. DAFTAR

Adl dibantu keluarga


MASALAH

BERDASARKAN

KEPERAWATAN
10

PRIORITAS

DIAGNOSA

No.

Diagnosa Keperawatan

Hipertermi

2
3

proses infeksi
Gangguan rasa nyaman : nyeri
Intoleransi aktivitas

berhubungan

Tanggal
ditemukan
dengan 7-12-2016
7-12-2016
7-12-2016

Tanggal

TTD

Teratasi
9-12-2016
9-12-2016
9-12-2016

D. DAFTAR TINDAKAN KEPERAWATAN


No
1.

Diagnosa
Keperawatan
Hipertermia
berhubungan
dengan agen cedera
fisik (post trauma)

Tujuan Dan Kriteria


Hasil
Setelah
dilakukan
asuhan keperawatan
selama 3X24 jam,
diharapkan
klien
tidak
mengalami
peningkatan
suhu
tubuh
dengan
kriteria hasil:
a. Tidak ada tandatanda hipertermia
b. Suhu tubuh 36,537,5 oC
c. Mencapai
penyembuhan
tepat waktu
d. Berpartisipasi
dalam intervensi
dalam pencegahan
hipertermia

Intervensi

Rasional

a. Kaji penyebab
a. Hipertermi
hipertermi
merupakan salah satu
b. Observasi
suhu
gejala / kompensasi
badan
tubuh
terhadap
c. Beri
kompres
adanya infeksi baik
hangat
pada
secara lokal maupun
dahi/axilla
secara sistemik. hal
d. Beri minum sering
ini perlu diketahui
tapi sedikit.
sebagai dasar dalam
e. Anjurkan
ibu
rencana intervensi
untuk memakaikan
b. proses peningkatan
pakaian tipis dan
suhu menunjukkan
yang
dapat
proses
penyakit
menyerap
infeksius akut
keringat.
c. Daerah dahi / axilla
f. Kolaborasi dalam
merupakan jaringan
pemberian
obat
tipius dan terdapat
antipiretik
pembuluh
darah
sehingga
proses
vasodilatasi
pembuluh
darah
lebih cepat sehingga
pergerakan molekul
cepat
d. Untuk
mengganti
cairan yang hilang
selama
proses
evaporasi.
e. Pakaian yang tipis
dapat
membantu
mempercepat proses
11

Ttd

2.

Gangguan
rasa
nyaman;
nyeri
berhubungan
dengan Agen cedera
fisik (post trauma)

3.

Intoleransi Aktifitas
berhubungan
dengan kelemahan

evaporasi.
f. Obat
antipiretik
bekerja
sebagai
pengatur
kembali
pusat pengatur panas
Setelah
dilakukan a.Tentukan
riwayat a.Informasi
akan
asuhan keperawatan
nyeri,
lokasi,
memberikan
data
selama 3X24 jam,
intensitas, keluhan
dasar
untuk
nyeri berkurang atau
dan durasi.
membantu
dalam
terkendali
dengan b. Monitor TTV.
menentukan
c.Buat
posisi
kepala
kriteria hasil:
pilihan/keeferktifan
lebih
tinggi
(15a. Pelaporan nyeri
intervensi
o
45
).
b.Perubahan
TTV
terkontrol.
d.
Ajarkan
latihan
b. Pasien
tenang,
merupakan indikator
teknik
relaksasi
tidak gelisah.
nyeri.
seperti
latihan c.Meningkatkan
c. Pasien
dapat
dan
napas
dalam.
cukup istiraha
melancarkan
aliran
e.Kurangi
stimulus
balik darah vena dari
yang
tidak
kepala sehingga dapat
menyenangkan dari
mengurangi edema.
luas dan berikan d.Latihan napas dapat
tindakan
yang
membantu pemasukan
menyenangkan
O2 kebih banyak ,
seperti masase
terutama
untSuk
oksigenasi otot.
e.Respon yang tidak
menyenangkan
menambah
ketegagngan saraf dan
mamase
akan
mengalihkan
rengsang
terhadap
nyeri.
Setelah diberikan
a. menunjukkan
a. observasi
asuhan keperawatan
perubahan neurology
kehilangan/
selama 2x 24 jam
karena defisiensi
gangguan
diharapkan klien
vitamin B12
keseimbangan
meningkatkan
mempengaruhi
gaya jalan dan
ambulan atau
keamanan pasien/
kelemahan otot
aktivitas dengan
resiko cidera
b.
observasi
TTV
KH :
b. manifestasi kardio
12

-KU baik
-akral hangat
-sclera normal
-conjungtiva normal
- turgor kulit elastis

sebelum dan
sesudah aktivitas

pulmonal dr upaya
jantung dan paru untuk
membawa jumlah
oksigen adekuat ke
jaringan.
c. berikan lingkungan c.meningkatkan
istirahat untuk
tenang batasi
menurunkan kebutuhan
pengunjung dan
oksigen tubuh dan
kurangi suara
menurunkan regangan
bising,
jantung dan paru
pertahankan tirah
baring bila di
.
indikasikan
d. anjurkan klien
d.meningkatkan
istirahat bila terjadi aktivitas secara
kelelahan dan
bertahap sampai normal
kelemahan,anjurka dan memperbaiki tonus
n pasien
otot.
melakukan
aktivitas
semampunya
e. kolaborasi dengan e.Mengetahui terapi
tim medis
yang tepat

E. PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


No.

Hari, Tgl

No.

Jam

Dx

Implementasi

13

Respon

TTD

1.

Rabu, 7 1,3

Mengobservasi TTV

Des

panas dan lemas


O =Suhu = 39.2C N= 102x/m
Memberikan obat paracetamol 500 S= pasien bersedia minum obat
O = pasien
tampak lemah
mg sirup (2sendok takar)
berbaring ditempat tidur
S=pasien mengatkan kepala sakit
Mengkaji ulang riwayat nyeri
sekali, pusing terus-menerus
O= Skala nyeri 5
Pasien tampak merintih menahan

2016
08.30
08.45

1
2

09.30
1
09.05

S= pasien mengatakan badannya

sakit
S= keluarga bersedia melakukan
2

09.30
3
11.00

kompres air biasa diarea dahi


Meminta
keluarga
untuk O= pasien minum 2 gelas air
S=Pasien
bersedia
untuk
memberikan kompres air biasa dan
diinjeksi
minum air yang banyak
O= obat cefo 600 gr, ketorolac
Memberikan injeksi ketorolac
ampl, ranitidine amp masuk
Amp, Cefo 600 mg, ranitidine
lewat IV/selang infus
Amp
S=Keluarga pasien mengatakan
An. H tidak bisa tidur karena

pusing dan suasana lingkungan


11.30

Menganjurkan

klien

untuk yang ramai


O=Mata merah, anak H tampak
beristirahat bila terjadi kelelahan dan
menguap
kelemahan,
anjurkan
pasien
S=pasien masih mengeluhkan
melakukan aktivitas semampuanya
pusing
walaupun
dengan

12.00
1
Memberikan
12.15

lingkungan

tenang

lingkungan yang tenang


O= KU lemah
berbaring ditempat tidur

batasi pengunjung dan kurangi suara S= keluarga pasien mengatakan


bising, pertahankan tirah baring

13.30

Mengobservasi suhu tubuh pasien


14

pasien masih panas


O= suhu : 38.00
Akral teraba hangat
S=Pasien bersedia minumobat
O= obat paracetamol sirup 2
sendok takar masuk melalui oral

S=Pasien

mengatakan

masih sakit, pusing


O=Pasien
masih
Memberikan obat paracetamol 500

kepala
tampak

menahan sakit

mg sirup (2sendok takar)


Mengajarkan klien tekhnik relaksasi
2

Rabu, 8 2

nafas dalam
Menanyakan klien tentang keluhan S=Pasien

Des

pusing dan nyerinya

pusing dan nyeri dada, namun

Mengobservasi TTV

sudah sedikit berkurang


S=Pasien bersedia dilakukan

2016

1,2

07.45
08.00
1
08.45

1
1,2

10.00

TTV
O=

mengatakan

S:37,7C

N:

masih

104x/m

Memberikan obat Paracetamol 2


sendok takar
Meminta

RR:20x/m
S= Pasien bersedia minum obat
untuk O= akral masih teraba hangat

keluarga

mengompres air biasa


Melakukan injeksi ketorolac Amp,
cefotaxime 600 gr, Ranitidine
Amp

S = pasien bersedia diberikan


injeksi
O=obat ketorolac Amp, Cefo
600 gr , Ranitidine Amp
masuk lewat IV/selang infus

11.15

Menganjurkan
1,2

untuk

S=Pasien bersedia beristirahat


beristirahat bila terjadi kelelahan dan O=pasien terbaring di tempat
kelemahan,

12.45

klien

anjurkan

pasien tidur

melakukan aktivitas semampuanya


Mengobservasi
2

suhu

pasien

dan

mengkaji nyeri

13.00

S=Pasien mengatakan nyeri dada


berkurang namun masih pusing
O= suhu : 37.4C
Pasien sudah tidak menahan rasa
sakit
Skala nyeri 3
S=Pasien mengatakan

Mengajari tekhnik relaksasi nafas


15

masih pusing

kepala

dalam

O=Pasien

menirukan

dalamtekhnik
3.

perawat

relaksasi

nafas

dalam
S=Pasien mengatakan lebih baik

Kamis, 9 1,2

Mengobservasi TTV

Des

keadaanya
O= s:36.7C N:98x/m RR:22x/m
Pasien tampak membaik
Melakukan injeksi ketorolac Amp,
S = pasien bersedia diberikan
cefotaxime 600 gr, Ranitidine
injeksi
Amp
O=obat ketorolac Amp, Cefo

2016
08.10

09.30

1,2

600 gr , Ranitidine Amp

3
Memberikan

lingkungan

tenang

batasi pengunjung dan kurangi suara


10.00

bising, pertahankan tirah baring

masuk lewat IV/selang infus


S=pasien mengatakan masih
pusing
O= pasien berbaring ditempat
tidur

Mengkaji skala nyeri


11.15

13.45

S=pasien
nyeri

mengatakan

dada

namun

masih
sudah

berkurang
Mengajari pasien melakukan tekhnik Pasien masih pusing
O= Skala nyeri :3
relaksasi nafas dalam
S=pasien bersedia melakukan
tekhnik nafas dalam
Pasien
mengatakan

setelah

dilakukan tekhnik relaksasi nafas


dalam nyeri sedikit berkurang
O=pasien
bisa
melakukan
tekhnik

nafas

dalam

secara

mandiri
F. CATATAN PERKEMBANGAN
No
.
1.

Tgl/Jam

No.

7-12-

Dx
1,2,3 S:

2016
14.30

Evaluasi

TTD

pasien mengatakan badannya panas dan lemas, pusing terus


menerus dannyeri dada
16

O:
a. obat cefo 600 gr, ketorolac ampl, ranitidine amp
b.
c.
d.
e.

masuk lewat IV/selang infus


Paracetamol 2 sendok takar masuk oral
Suhu turun menjadi 38.00 C
Akral teraba hangat
Skala nyeri 5

A:
Masalah belum teratasi
2

8-122016
14.30

P : Lanjutlan Intervensi Diagnosa 1,2,3


1,2,3 S:
Pasien mengatakan nyeri berkurang namun masih sedikit
pusing.
Keluarga pasienmengatakan panas sudah turun
O:
Suhu :37.4C
Akral masih teraba hangat
obat cefo 600 gr, ketorolac ampl, ranitidine amp masuk
lewat IV/selang infus
A:
Masalah teratasi sebagian

9-122016
14.30

P: Lanjutkan Intervensi
1,2,3 S:
Pasien mengatakan masih pusing.
Keluarga pasien mengatakan anak H sudah tidak panas
O:
Skala nyeri : 3 Suhu : 36.7C
obat cefo 600 gr, ketorolac ampl, ranitidine amp masuk
lewat IV/selang infus
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Pertahankan Intervensi

17

18

You might also like