You are on page 1of 28

LABORATORIUM

KIMIA FISIKA

Percobaan

: PELAPISAN LOGAM

Kelompok

: II A

Nama
1.
2.
3.
4.

:
Alfian Muhammad Reza
Siti Kartikatul Qomariah
Ayu Maulina Sugianto
Yosua Setiawan Roesmahardika

NRP.
NRP.
NRP.
NRP.

2313 030 071


2313 030 081
2313 030 031
2313 030 083

Tanggal Percobaan

: 07 November 2013

Tanggal Penyerahan

: 14 November 2013

Dosen Pembimbing

: Nurlaili Humaidah, S.T., M.T.

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2013

ABSTRAK
Tujuan melakukan percobaan ini adalah untuk melapisi logam besi (Fe) yang mudah
mengalami korosi dengan logam tembaga (Cu) menggunakan metode elektroplating, sehingga dapat
meningkatkan ketahanan produk terhadap gesekan dan dapat memperbaiki penampilan.
Metode pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan,
kemudian membersihkan logam besi dengan cara mencelupkan logam besi dalam larutan HCl pekat,
menimbang logam besi satu per satu dengan menggunakan neraca analit kemudian mencatatnya
sebagai berat awal (Wo). Metode kedua yaitu melakukan percobaan untuk percobaan pertama
menggunakan variabel bebasnya yaitu kuat arus: 100mA, 300 mA (I), 300 mA (II), 500 mA (I), 500
mA (II) dengan variabel bebasnya adalah waktu 12 menit, dan juga menggunakan variabel kontrol
yaitu konsentrasi larutan CuSO4 0,15 N dan 0,25 N. Dan percobaan kedua menggunakan variabel
waktu yaitu 10 menit, 15 menit, 25 menit, 30 menit dengan variabel terikatnya adalah kuat arus 100
mA, dan juga menggunakan variabel kontrol yaitu konsentrasi larutan CuSO4 0,15 NLalu menimbang
berat masing- masing logam besi setelah melalui proses elektroplating (pelapisan logam
menggunakan listrik) kemudian mencatatnya dalam sebagai berat akhir (Wt).
Hasil percobaan yang telah dilakukan pada penggunaan variabel waktu 12 menit pada
masing-masing variabel arus 100 mA, 300 mA, dan 500 mA terjadi pertambahan berat logam yang
sama yaitu 0,5 gram. Kemudian pada penggunaan variabel arus tetap 100 mA pada masing-masing
variabel waktu 10 menit, 15 menit, 25 menit, dan 30 menit mengalami perubahan berat 0 gram. Pada
penggunaan variabel waktu tetap dan variabel arus masing-masing 100 mA, 300 mA, dan 500 mA
terjadi penambahan berat yang berbeda-beda. Pada 100 mA terjadi penambahan -1 gram, pada 300
mA terjadi penambahan berat 0,5 gram, dan pada 500 mA terjadi penambahan berat 0 gram . Hal
ini sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa semakin lama proses elektroplating tersebut
dilakukan pada besi maka semakin berat pula endapan / pelapisan yang terbentuk. Namun, dalam
percobaan kali ini terdapat beberapa kesalahan yaitu selisih berat yang dihasilkan selama
elektroplating mempunyai nilai negatif atau mengalami penurunan berat. Hal itu dikarenakan oleh
beberapa faktor diantaranya adalah larutan CuSO4 yang digunakan tidak pernah diganti selama
percobaan berlangsung dan banyaknya ampas hasil pelapisan yang terbuang (tidak ikut ditimbang).
Serta timbangan elektrik yang memiliki ketelitian yang kurang.

DAFTAR ISI
ABSTRAK ....................................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL............................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang ................................................................................................ I-1
I.2 Rumusan Masalah........................................................................................... I-1
I.3 Tujuan Percobaan ........................................................................................... I-1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Dasar Teori .................................................................................................... II-1
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN
III.1 Variabel Percobaan ...................................................................................... III-1
III.2 Alat Yang Digunakan .................................................................................. III-1
III.3 Bahan Yang Digunakan ............................................................................... III-1
III.4 Prosedur Percobaan ...................................................................................... III-1
III.4.1 Tahap Persiapan...................................................................................... III-1
III.4.1 Tahap Percobaan .................................................................................... III-2
III.5 Diagram Alir Percobaan .............................................................................. III-2
III.6 Gambar Alat Percobaan ............................................................................... III-4
BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN ................................................IV-1
BAB V KESIMPULAN ...................................................................................................V-1
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................v
DAFTAR NOTASI ..........................................................................................................vi
APPENDIKS....................................................................................................................vii
LAMPIRAN
Laporan Sementara
Fotocopi Literatur
Lembar Revisi

DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1 Proses Elektroplating ................................................................................. II-3

iii

DAFTAR TABEL
Tabel II.1 Selisih Berat dengan Waktu 12 menit (CuSO4 0,15 N) .................................. IV-1
Tabel II.2 Selisih Berat dengan Arus Tetap 100 mA (CuSO4 0,15 N) ............................ IV-2
Tabel II.3 Selisih Berat dengan Waktu 12 menit (CuSO4 0,255 N) ................................ IV-3

iv

DAFTAR GRAFIK

Grafik IV.1 Selisih berat logam dengan variabel waktu


tetap 12 menit (CuSO4 0,15 N)................................................................... IV-2
Grafik IV.2 Selisih berat logam dengan variabel arus
tetap 100 mA (CuSO4 0,15 N) .................................................................... IV-3
Grafik IV.3 Selisih berat logam dengan variabel waktu
tetap 12 menit (CuSO4 0,25 N)................................................................... IV-4

BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Dewasa ini konsep pembelajaran kimia dan fisika sangat berguna bagi
kehidupan kita sehari-hari. Oleh karenanya, pemahaman akan kimia dan fisika begitu
penting mengingat segala hal yang terjadi berkaitan dengan konsep dan hukum kimia
fisika. Banyak manfaat yang dapat diperoleh dari pembelajaran ini. Penting halnya
melakukan praktikum

ini

karena dalam

dunia industri,

hampir semua

hal

mengaplikasikan konsep praktikum kimia fisika. Selain itu, dari praktikum bisa
memperoleh hasil yang sebenarnya dan tidak hanya teori saja.
Salah satu dari kegiatan praktikum kimia fisika adala pelapisan logam.
Praktikum pelapisan logam dilakukan karena bertujuan untuk mengetahui reaksi redoks
pada proses sel elektrokimia. Selain merupakan reaksi redoks, pelapisan logam juga
bertujuan untuk mengetahui manfaat dari praktikum dari pelapisan logam. Dari
praktikum ini dapat diaplikasikan di kehidupan sehari-hari, misalnya untuk pelapisan
emas, besi yang digunakan untuk struktur bangunan rumah, dan sebagainya agar tidak
mudah mengalami korosi.
Pelapisan logam (metallic coatings) adalah cara yang dilakukan untuk
memberikan sifat tertentu pada permukaan logam yang tujuannya agar logam mengalami
perbaikan yang lebih baik dari hal struktur, mikro maupun tekanannya. Pada proses
pelapisan ini banyak faktor yang mempengaruhi pembentukan pelapisan logam, antara
lain pengadukan, rapat arus, temperature, pH larutan elektrolit dan waktu yang
digunakan selama proses berlangsung. Tujuan pelapisan logam tidak luput dari tiga hal,
yaitu untuk meningkatkan sifat teknis atau mekanisme dari suatu logam, yang kedua
melindungi logam, dan ketiga adalah memperindah tampilan.
I.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana reaksi redoks yang terjadi pada elektroda?
I.3 Tujuan Percobaan
1. Mengetahui reaksi redoks pada elektroda.

I-1

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Pengertian Pelapisan Logam
Pelapisan adalah suatu cara yang dilakukan untuk memberikan sifat tertentu pada
suatu permukaan benda kerja, dimana diharapkan benda tersebut akan mengalami
perbaikan dalam hal struktur mikro maupun ketahanannya, dan tidak menutup
kemungkinan pada perbaikan terhadap sifat fisiknya. Sementara logam adalah sebuah
unsur kimia yang siap dan bisa membentuk ion / kation dan memiliki ikatan logam. Jadi,
dengan demikian pelapisan logam adalah cara yang dilakukan untuk memberikan sifat
tertentu pada permukaan logam yang tujuannya agar logam mengalami perbaikan yang
lebih baik dari hal struktur mikro maupun tekanannya (Anonim, 2001).
Konsep dasar dalam melindungi logam adalah upaya agar tidak terjadi pertukaran
ion antara logam dengan lingkungan (Anonim, 2001).
Lapisan metalik merupakan penghalang yang sinambung antara permukaan
logam dan lingkungan sekelilingnya. Sifat-sifat ideal bahan pelapis dari logam ini dapat
diringkaskan sebagai berikut:
1. Logam pelapis harus jauh lebih tahan terhadap pengaruh lingkungan dibandingkan
logam yang dilindungi.
2. Logam pelapis tidak boleh memicu korosi pada logam yang dilindungi senandainya
mengalami goresan atau pecah dipermukaannya.
3. Sifat-sifat fisik, seperti kekuatan, keuletan dan kekerasannya, harus cukup memenuhi
persyaratan operasional struktur/komponen bersangkutan.
4. Tebal lapisan harus merata dan bebas dari pori-pori (persyaratan ini hampir tidak
mungkin terpenuhi).
(Anonim, 2001)

I1.2 Macam-macam Pelapisan Logam


Pelapisan Logam Ditinjau dan Sifat Elekrokimia Bahan Pelapis
1. Pelapisan dekoratif
Pelapisan dekoratif ini berbahan krom, dengan hasil pelapisan warna yang cemerlang,
tidak mudah terkorosi dan tahan lama. Logam-logam yang umum digunakan untuk
pelapisan dekoratif adalah emas, perak, nikel, dan krom.
2. Pelapisan Protektif

II-2

Tinjauan Pustaka

Pelapisan protekyif adalah pelapusan yang bertujuan untuk melindungi logam yang
II-2
dilapisi dari serangan korosi karena logam pelapis tersebut akan memutus interaksi
dengan lingkungan sehingga terhindar dari proses oksidasi.
3. Pelapisan Untuk Sifat Khusus Permukaan
Pelapisan ini bertujuan untuk mendapatkan sifat khusus permukaan seperti sifat keras,
sifat tahan aus dan sifat tahan suhu tinggi atau gabungan dari beberapa tujuan diatas
secara bersama-sama.
(Anonim, 2001)
Pelapisan Logam Ditinjau dan Sifat Elekrokimia Bahan Pelapis
1. Pelapisan Anodik
Pelapisan anodik merupakan pelapisan dimana potensial listrik logam pelapis lebih
anodik terhadap substrat. Keunggulan dari pelapisan ini adalah sifat logam pelapis
yang bersifat melindungi logam yang dilapisi sehingga walaupun terjadi cacat pada
permukaan pelapis karena seba seperti tergores., reak, dll.
2. Pelapisan Katodik
Pelapisan katodik merupakan pelapisan diamna potensial listrik logam pelapis lebih
katodik terhadap substrat. Contohnya pelapisan tembaga pada pitensial listrik +0,34
Volt yang dilapisi dengan logam emas dengan potensial listrik +1,5 Volt. Karena
logam emas bersifat lebih mulia dibandingkan tembaga, maka apabila logam pelapis
mengalami cacat, logam yang dilapisi akan terekspose keluar lingkungan dan bersifat
anodik sehingga akan terjadi korosi lokal yang intensif terhadap substrat.
(Anonim, 2001)

II.3 Metode-metode Pelapisan dengan Logam


1. Electroplating
dengan merendam bagian yang akan dilapisi dalam larutan logam yang akan
dilapisi melalui melewati arus searah antara bagian dan elektroda lain. karakter
deposito tergantung pada banyak faktor termasuk suhu, densitas arus, waktu, dan
komposisi dari sistem. variabel-variabel ini dapat disesuaikan untuk menghasilkan
lapisan yang tebal atau tipis, kusam atau cerah, lembut atau keras, dan kuat atau
rapuh. Pelapisan keras dimanfaatkan, untuk memerangi korosi erosi. electroplating
bisa menjadi logam tunggal, lapisan beberapa logam, atau bahkan komposisi paduan.
bumper dari mobil dilengkapi flash plat tembaga. lapisan menengah nikel (untuk
perlindungan korosi), dan lapisan atas tipis kromium. sebagian besar logam dapat
diterapkan oleh electroplating
Laboratorium Kimia Fisika
Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI-ITS

II-3

Tinjauan Pustaka

Gambar II.1 Proses Electroplating


Electroplating adalah proses pelapisan logam yang menggunakan prinsip
elektrokomia. Dalam metode ini komponen bersama dengan batangan atau lempengan
logam yang akan dilapisi, direndam dalam suatu larutan elektrolit yang mengandung
garam-garam logam pelapis.
Pada Electroplating terdapat dua buah elektroda, dimana elekroda yang
dihubungkan dengan kutub positif disebut anoda dan elektroda yang dihubungkan
dengan kutub negatif disebut katoda. Ciri-ciri dari elektroda tersebut adalah:
a) Anoda: 1. Kutub positif
2. Terjadi reaksi oksidasi
3. Terjadi pelepasan elektron keluar sirkuit
b) Katoda: 1. Kutub negatif
2. Terjadi reaksi reduksi
3. Menerima elektron dari sirkuit luar
Ada dua macam Anoda yang sering digunakan dalam proses Electroplating,
yaitu anoda larut, yang berarti anoda yang selama proses memberikan ion-ion logamnya
kepada katoda sehingga makin lama makin habis terkikis. Contohnya adalah tembaga
(Cu), seng (Zn), nikel (Ni), timah putih (Sn), perak (Ag), dll.
Dan ada jenis yang kedua adalah anoda yang tidak dapat larut, yang berarti
selama proses berlangsung anoda ini tidak terkikis. Contohnya adalah karbon (C), platina
(Pt), Timah hitam (Pb), dll.
Sementara katoda adalah logam yang akan dilapisi. Logam-logam dapat disusun
dalam suatu deret menurut kenaikan potensial elektrodenya yang disebut Deret Volta.
K Ba Ca Na Mg Al Mn Zn Cr Fe Ni Sn Pb H Cu Hg Ag Pt Au

Laboratorium Kimia Fisika


Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI-ITS

II-4

Tinjauan Pustaka

Semakin ke kiri posisi logam maka potensial elektrodenya makin kecil, yang
menyebabkan logam mudah mengalami oksidasi. Sebaliknya, semakin kekanan posisi
logam maka potensial elektrodenya makin besar, yang menyebabkan logam sulit
mengalami oksidasi melainkan mengalami reduksi.
Proses pelapisan Elektroplating memiliki kelebihan dan kekurangan dalam
penggunannya.
Kelebihannya adalah:
1. Temperatur proses rendah sekitar 60-70C
2. Ketebalan lapisan mudah dikendalikan
3. Permukaan halus dan mengkilap
4. Laju pengendapan cepat
5. Porositas pada lapisan relatif rendah
Kekurangannya adalah:
1. Terbatas pada logam dan paduannya
2. Perlu perlakuan awal terhadap benda kerja
3. Terbatas pada benda kerja yang bersifat konduktur

2. Flame Spraying
Proses ini juga disebut metallizing, terdiri dari kawat logam atau bubuk
melalui api sehingga logam mencair, dalam partikel cairan halus yang terpisah, ditiup
ke permukaan yang akan dilindungi. oksigen dan asetilen atau propana biasanya
digunakan untuk melelehkan. lapisan biasanya berpori dan tidak protektif bawah
logam korosif basah parah - seng, timah, dan timbal yang lebih baik dari titik berdiri
ini dari baja atau stainless steel. permukaan yang akan disemprot harus yang kasar
untuk mendapatkan ikatan mekanik. kadang-kadang lapisan cat diaplikasikan di atas
logam membuat dasar yang baik untuk cat sebuah ikatan yang baik. flame spraying
adalah cara ekonomis membangun permukaan dikenakan pada bagian-bagian seperti
shafting. logam tinggi mencair dapat disimpan oleh plasma-jet penyemprotan
3. Cladding
Proses ini melibatkan lapisan permukaan lembaran logam biasanya
mengenakan oleh bergulir dua lembaran logam bersama-sama. misalnya, nikel dan
lembaran baja bekerja bersama-sama untuk menghasilkan lembaran komposit dengan.
mengatakan, 1/8 inci nikel dan 1 inci baja. cladding biasanya tipis dalam kaitannya
Laboratorium Kimia Fisika
Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI-ITS

II-5

Tinjauan Pustaka

dengan bahan lain. kekuatan tinggi paduan aluminium sering dilapisi dengan kulit
aluminium murni komersial untuk menyediakan penghalang korosi karena paduan
rentan terhadap stress korosi. kadang-kadang liner tipis adalah tempat yang dilas ke
dinding tangki baja. nikel, aluminium, tembaga, titanium, stainless steel, dan bahan
lainnya yang sering digunakan sebagai cladding untuk baja
4. Pengendapan dengan metode uap (Vapor Deposition)
Proses ini dilakukan pada ruangan hampa dengan uap temperatur tinggi.
Pelapis logam diupakan oleh pemanas elektrik dan pelapis logam akan diendapkan
pada bagian yang akan dialpisi, metode pelapisan mengahbiskan biaya yang lebuh
mahal daripada metode pelapisan logam yang lainnya. contoh dari pelapisan jenis ini
biasanya digunakan pada pelapisan bagian dari kerangka roket.
5.

Penyebaran (Diffusion)
Pelapisan dengan metode penyebaran melibatkan pemanasan pada bentukan

alloy yang kemudian dipanasakan dan disebarkan dari satu alloy ke permukaan logam
lainnya yang akan dilapisi.
6.

Reaksi Kimia (Chemical Conversion)


Pelapisan logam melalui reaksi kimia dilakukan untuk menghindari dari

perkaratan corroding pada sebuah permukaan logam.


7.

Modifikasi Permukaan (Surface Modification)


Perlakuaan pada permukaan logam untuk pelapisan logam membutuhkan

energi langsung guna meningkatkan daya tahan logam tersebut. misalnya saja ingin
melapisi logam dengan alloy atau chrom sehingga tahan karat.
8.

Penanaman Ion (Ion Implantation)


Pengaplikasian penanaman ion pada permukaan logam untuk memodifikasi

permukaan logam agar tahan karat.


(Fontana, 1987)

II.4 Pengertian Besi


Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi (tambang) yang banyak
digunakan untuk kehidupan manusia sehari-hari. Dalam tabel periodik, besi mempunyai
simbol Fe dan nomor atom 26. Besi juga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi.
Besi adalah logam yang paling banyak dan paling beragam penggunaannya.
Hal itu karena beberapa hal, diantaranya:
Kelimpahan besi di kulit bumi cukup besar
Laboratorium Kimia Fisika
Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI-ITS

II-6

Tinjauan Pustaka
Pengolahannya relatif mudah dan murah, dan
Besi mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan dan mudah dimodifikasi

Salah satu kelemahan besi adalah mudah mengalami korosi. Korosi


menimbulkan banyak kerugian karena mengurangi umur pakai berbagai barang atau
bangunan yang menggunakan besi atau baja. Sebenarnya korosi dapat dicegah dengan
mengubah besi menjadi baja tahan karat (stainless steel), akan tetapi proses ini terlalu
mahal untuk kebanyakan penggunaan besi.
Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Berbagai jenis logam contohnya
Zink dan Magnesium dapat melindungi besi dari korosi. Cara-cara pencegahan korosi
besi yang akan dibahas berikut ini didasarkan pada dua sifat tersebut.
1. Pengecatan. Jembatan, pagar, dan railing biasanya dicat. Cat menghindarkan kontak
dengan udara dan air. Cat yang mengandung timbel dan zink (seng) akan lebih baik,
karena keduanya melindungi besi terhadap korosi.
2. Pelumuran dengan Oli atau Gemuk. Cara ini diterapkan untuk berbagai perkakas
dan mesin. Oli dan gemuk mencegah kontak dengan air.
3. Pembalutan dengan Plastik. Berbagai macam barang, misalnya rak piring dan
keranjang sepeda dibalut dengan plastik. Plastik mencegah kontak dengan udara dan
air.
4. Tin Plating (pelapisan dengan timah). Kaleng-kaleng kemasan terbuat dari besi yang
dilapisi dengan timah. Pelapisan dilakukan secara elektrolisis, yang disebut tin
plating. Timah tergolong logam yang tahan karat. Akan tetapi, lapisan timah hanya
melindungi besi selama lapisan itu utuh (tanpa cacat). Apabila lapisan timah ada yang
rusak, misalnya tergores, maka timah justru mendorong/mempercepat korosi besi. Hal
itu terjadi karena potensial reduksi besi lebih negatif daripada timah. Oleh karena itu,
besi yang dilapisi dengan timah akan membentuk suatu sel elektrokimia dengan besi
sebagai anode. Dengan demikian, timah mendorong korosi besi. Akan tetapi hal ini
justru yang diharapkan, sehingga kaleng-kaleng bekas cepat hancur.
5. Galvanisasi (pelapisan dengan Zink). Pipa besi, tiang telepon dan berbagai barang
lain dilapisi dengan zink. Berbeda dengan timah, zink dapat melindungi besi dari
korosi sekalipun lapisannya tidak utuh. Hal ini terjadi karena suatu mekanisme yang
disebut perlindungan katode. Oleh karena potensial reduksi besi lebih positif daripada
zink, maka besi yang kontak dengan zink akan membentuk sel elektrokimia dengan
Laboratorium Kimia Fisika
Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI-ITS

II-7

Tinjauan Pustaka

besi sebagai katode. Dengan demikian besi terlindungi dan zink yang mengalami
oksidasi (berkarat). Badan mobil-mobil baru pada umumnya telah digalvanisasi,
sehingga tahan karat.
6. Cromium Plating (pelapisan dengan kromium). Besi atau baja juga dapat dilapisi
dengan kromium untuk memberi lapisan pelindung yang mengkilap, misalnya untuk
bumper mobil. Cromium plating juga dilakukan dengan elektrolisis. Sama seperti
zink, kromium dapat memberi perlindungan sekalipun lapisan kromium itu ada yang
rusak.
7. Sacrificial Protection (pengorbanan anode). Magnesium adalah logam yang jauh
lebih aktif (berarti lebih mudah berkarat) daripada besi. Jika logam magnesium
dikontakkan dengan besi, maka magnesium itu akan berkarat tetapi besi tidak. Cara
ini digunakan untuk melindungi pipa baja yang ditanam dalam tanah atau badan kapal
laut. Secara periodik, batang magnesium harus diganti.
(Wikipedia, 2013)

Laboratorium Kimia Fisika


Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI-ITS

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

III.1 Variabel Percobaan


III.1.1 Variabel Bebas :
Waktu

: 10 menit ; 12 menit ;15 menit ; 25 menit ; 30 menit

Kuat Arus

: 100mA ; 300mA(I) ; 300mA(II) ; 500mA(I) ; 500mA(II)

III.1.2 Variabel Kontrol :


Konsentrasi CuSO4 (0,15 N dan 0,25 N)
Volume CuSO4
III.1.3 Variabel Terikat :
Berat besi (Fe)
Kekerasan permukaan besi (Fe)
III.2 Alat yang Digunakan
1.

Gelas Beaker 100 mL

2.

Gelas Beaker 500 mL

3.

Gelas Ukur 100 mL

4.

Labu Erlemeyer 100 mL

5.

Pipet Tetes

6.

Spatula

7.

Voltmeter

III.3 Bahan yang Digunakan


1.

Logam Cu

2.

Logam Fe

3.

CuSO4

4.

HCl

5.

Aquades

III.4 Prosedur percobaan


III.4.1 Tahap persiapan
1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
2. Membersihkan 14 logam besi (Fe) yang akan dilapisi dengan cara mencelupkan
logam besi dalam larutan HCl

III-1

III-2
Bab III Metodologi Percobaan
3. Menimbang logam besi yang telah kering satu persatu sebagai berat awal (W0)
dengan menggunakan neraca analit
4. Kemudian mencatatnya dalam tabel
III.4.2 Tahap percobaan
1. Percobaan pertama menggunakan variabel kuat arus yaitu 100 mA, 300 mA(I),
300 mA(II), 500 mA(I), 500 mA(II). Dan variabel kontrolnya adalah waktu 12
menit dan konsentrai larutan CuSO4 0,15 N
2. Percobaan kedua menggunakan variabel waktu yaitu 10 menit,12 menit, 15
menit, 25 menit, 30 menit. Dan variabel kontrolnya adalah kuat arus 100 mA
dan konsentrasi larutan CuSO4 0,15 N
3. Percobaan ketiga menggunakan variabel kuat arus yaitu 100 mA, 300 mA(I),
300 mA(II), 500 mA(I), 500 mA(II). Dan variabel kontrolnya adalah waktu 12
menit dan konsentrai larutan CuSO4 0,25 N
4. Menimbang berat masing- masing logam besi setelah melalui
proses elektroplating (pelapisan logam menggunakan listrik)
kemudian mencatatnya dalam tabel sebagai berat akhir (Wt).
III.5 Diagram Alir
MULAI

Membersihkan karat pada logam menggunakan larutan HCl pekat

Menimbang logam Menggunakan neraca analit untuk mengetahui Wo

Elektroplating Logam Cu sebagai pelapisnya

Laboratorium Kimia Fisika


Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI-ITS

III-3
Bab III Metodologi Percobaan

Menimbang logam Menggunakan neraca analit untuk mengetahui Wt

SELESAI

Laboratorium Kimia Fisika


Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI-ITS

III-4
Bab III Metodologi Percobaan
III.6 Gambar Alat

Gelas Beaker

Amperemeter

Pipet Tetes

Spatula

Erlenmenyer

Gelas Ukur

Laboratorium Kimia Fisika


Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI-ITS

BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil Percobaan
Tabel IV.1.1 Perhitungan selisih berat dengan variabel waktu tetap 12 menit (CuSO40,15 N)
Skala Ampere

Wo

Wt

100 mA

68 mA

14,5

15

0,50

300 mA(I)

160 mA

13

13,5

0,50

300 mA (II)

280 mA

9,5

10

0,50

500 mA (I)

300 mA

12

13

1,00

500 mA (II)

450 mA

16,5

17

0,50

Tabel IV.1.2 Perhitungan selisih berat dengan variabel arus tetap 100 mA (CuSO40,15 N)
I

Wo

Wt

65 mA

10 menit

15,5

15,5

0,00

68 mA

15 menit

11

11

0,00

69 mA

25 menit

15,5

15,5

0,00

70 mA

30 menit

13,5

13,5

0,00

Tabel IV.1.3 Perhitungan selisih berat dengan variabel waktu tetap 12 menit (CuSO40,25 N)
Skala Ampere

Wo

Wt

100 mA

72 mA

13,5

12,5

-1,00

300 mA (I)

180 mA

15

15,5

0,50

300 mA (II)

290 mA

15,5

16

0,50

500 mA (I)

310 mA

15,5

15,5

0,00

500 mA (II)

320 mA

13,5

13,5

0,00

IV.2 Pembahasan
Electroplating merupakan salah satu cara yang biasa digunakan dalam proses
pelapisan suatu logam dengan logam lain yang lebih tahan terhadap korosi. Selain itu, teknik
ini juga dimanfaatkan untuk memperindah suatu logam.
Pada praktikum ini, logam yang kita lapisi yaitu lempeng besi dengan logam pelapis
tembaga. Yang mana sifat dari besi yang mudah mengalami korosi ketika kontak dengan
IV-1

IV-2
Hasil Percobaan dan Pembahasan
udara. Oleh karena itu perlu adanya pelapisan dengan logam lain agar besi tidak mudah
mengalami korosi. Sifat besi yang pada dasarnya rentan terhadap korosi maka sebelum
dilakukan Electroplating perlu adanya pembersihan permukaan lempeng tersebut.
Proses Proses pembersihan karat dilakukan dengan menggunakan larutan HCl, yang
mana pada tahap ini bertujuan untuk menghilangkan karat. Penghilangan karat pada tahap ini
hanya sebagian saja yang bisa dihilangkan. Asam klorida merupakan asam yang sangat kuat
sehingga mampu memutuskan ikatan antara logam dan oksidanya. Pada tahap ini peristiwa
yang bisa diamati adalah terjadinya gelembung-gelembung dalam larutan dan juga larutan
menjadi warna keruh akibat karat besi yang terlepas dari lempeng besi. Penghilangan karat
ini bertujuan agar lapisan yang terbentuk relative lebih kuat dan tidak mudah mengelupas.
Setelah dilakukan tahap persiapan, maka kita telah mendapatkan lempeng besi yang
telah siap untuk dilapisi dengan tembaga. Pada tahap pelapisan, lempeng besi yang
ditempatkan pada posisi katoda dan tembaga pada posisi anoda menyebabkan terbentuknya
lapisan pada bagian katoda (bahan kerja). Pada praktikum ini kita menggunakan larutan
elektrolit asam yang terdiri dari CuSO4.
Pada saat arus mengalir, maka akan terjadi reaksi kimia dalam sistem, yang mana ion
postif dalam larutan akan bergerak mendekati kutub negative (katoda) dan ion negative akan
bergerak mendekati kutub positif (anoda). Rekasi reduksi terjadi dikatoda dan reaksi oksidasi
terjadi di anoda. Dalam hal ini, tembaga yang kita gunakan sebagai anoda akan mengalami
oksidasi sehingga melepaskan elektronnya. Sementara lempeng besi akan mengalami reduksi
sehingga akan menerima Electron.

Laboratorium Kimia Fisika


Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI-ITS

IV-3
Hasil Percobaan dan Pembahasan
1
0.9

Selisih berat (gram)

0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
100 mA

300 mA(I)

300 mA (II)

500 mA (I)

500 mA (II)

Besar Arus (Ampere)

Grafik IV.2.1 Grafik selisih berat dengan variabel waktu tetap 12 menit (CuSO40,15 N)
Percobaan pertama menunjukkan bahwa semakin bertambahnya arus maka
penambahan berat logam semakin besar. Ini ditunjukkan pada variabel 500 miliampere yang
lebih besar dari variabel-variabel lainnya. Namun pada percobaan 500 mili ampre yang kedua
terjadi penurunan. Hal ini disebabkan beberapa hal. Yang pertama karen tidak sempurnanya
proses elektroplating sehingga hasilnya tembaga tidak menempel secara sempura dan mudah
terkelupas.

Laboratorium Kimia Fisika


Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI-ITS

IV-4
Hasil Percobaan dan Pembahasan
1
0.9

Selisih berat (gram)

0.8
0.7
0.6
0.5

0.4
0.3
0.2
0.1
0

10 menit

15 menit
25 menit
Waktu (menit)

30 menit

Grafik IV.2.2 Grafik selisih berat dengan variabel arus tetap 100 mA (CuSO40,15 N)
Percobaan kedua tidak menunjukkan adanya perubahan berat antara sebelum dan
sesudah

electroplating.

Hal

tersebut

dikarenakan

beberapa

hal,

diantaranya

ketidaksempurnaannya hasil electroplating yang menyebabkan mudahnya lapisan tembaga


yang terlepas. Kemudian yang kedua adalah kurangnya ketelitian timbangan yang tersedia
pada laboratorium.

Laboratorium Kimia Fisika


Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI-ITS

IV-5
Hasil Percobaan dan Pembahasan
0.4

Selisih berat (gram)

0.2
0
100 mA

300 mA (I)

300 mA (II)

500 mA (I)

500 mA (II)

-0.2
-0.4
-0.6
-0.8
-1

Besar Arus (Ampere)

Grafik IV.2.3 Grafik selisih berat dengan variabel waktu tetap 12 menit (CuSO40,25 N)
Percobaan ketiga ini tidak menggambarkan kenaikan grafik. Grafik yang dihasilkan
tidak teratur. Bahkan terdapat nilai minus pada salah satu variabel. Hal tersebut disebabkan
beberapa hal, diantaranya kurang sempurnanya hasil electroplating. Yang kedua ketelitian
alat timbangan yang terdapat pada laboratorium. Dan yang terakhir kesalahan fatal yang kami
lakukan yaitu kesalahan dalam megukur beban awal logam.

Laboratorium Kimia Fisika


Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI-ITS

BAB V
KESIMPULAN

Dari percobaan yang kami lakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Electroplating dapat diartikan sebagai proses palapisan logam, dengan menggunakan
bantuan arus listrik dan senyawa kimia tertentu guna memindahkan partikel logam pelapis
ke material yang hendak dilapisi.
2. Lapisan yang dihadirkan kasar dan mudah terlepas akibat ketidaksesuaiannya kondisikondisi system.
3. Semakin besar waktu pelapisan maka nilai W semakin besar. Hal ini dikarenakan proses
electroplating berlangsung lebih lama sehingga elektroda Cu yang teroksidasi semakin
banyak untuk melapisi logam Fe.
4. Namun, ketika kita menghitung pada proses pelapisan logam tersebut, harus bisa teliti,
karena kalau tidak perhitungannya akan salah.
5. Perubahan berat terbesar pada percobaan pertama menggunakan arus 500mA CuSO4 0,15
N sebesar 1,00 gram. Dan perubahan berat terkecil bahkan minus terdapat pada percobaan
menggunakan arus 100 mA CuSO4 0,25 N sebesar -1,00 gram

V-1

DAFTAR PUSTAKA
(2013, April 5). Retrieved December 1, 2013, from Wikipedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Besi
Anonim. (2001). Retrieved October 5, 2013, from
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29124/3/Chapter%20II.pdf
Fontana, M. G. (1987). Corrosion Engineering.

APPENDIX
a. Percobaan Pertama :
1. W

= Wt - Wo
= 15 14,5
= 0,5 gram

2. W

= Wt - Wo
= 13,5 13
= 0,5 gram

3. W

= Wt - Wo
= 10 9,5
= 0,5 gram

4. W

= Wt - Wo
= 13 12
= 1 gram

5. W

= Wt - Wo
= 17 16,5
= 0,5 gram

b. Percobaan Kedua :
1. W

= Wt - Wo
= 15,5 15,5
= 0,00 gram

2. W

= Wt - Wo
= 11 11
= 0,00 gram

3. W

= Wt - Wo
= 15,5 15,5
= 0,00 gram

4. W

= Wt - Wo
= 13,5 13,5
= 0,00 gram

c. Percobaan Ketiga :
1. W

= Wt - Wo
= 12,5 13,5

= -1,00 gram
2. W

= Wt - Wo
= 15,5 15
= 0,50 gram

3. W

= Wt - Wo
= 16 15,5
= 0,50 gram

4. W

= Wt - Wo
= 15,5 15,5
= 0,00 gram

5. W

= Wt - Wo
= 13,5 13,5
= 0,00 gram

NOTASI
No.

Simbol

Nama

Satuan

1.

Wo

Berat awal besi

Gram

2.

Wt

Berat besi setelah elektrolisis

Gram

3.

Selisih Wo dengan Wt

Gram

4.

Arus Listrik

Ampere

You might also like