Professional Documents
Culture Documents
F-XC A N GE
H
F-XC A N GE
c u-tr a c k
N
y
bu
to
k
lic
.d o
.c
.d o
lic
to
bu
O
W
!
PD
O
W
!
PD
c u-tr a c k
.c
H
F-XC A N GE
H
F-XC A N GE
c u-tr a c k
N
y
bu
to
k
lic
V =C I t
Dengan
:V
(1-1)
Hasil I t (arus x waktu) merupakan muatan listrik yang lewat larutan dan C
menunjukkan jumlah bahan yang menempel pada substrat.
V =E C I t
Dengan
(1-2)
: E = efisiensi katoda
Harga efisiensi E dan konstanta plating C untuk berbagai bahan
ditunjukkan pada tabel 1-1.
Tebal lapisan yang terbentuk pada katoda dapat dihitung dengan persamaan berikut:
d=
Dengan
V
A
(1-3)
.d o
.c
.d o
lic
to
bu
O
W
!
PD
O
W
!
PD
c u-tr a c k
.c
H
F-XC A N GE
H
F-XC A N GE
c u-tr a c k
N
y
bu
to
k
lic
Tabel 1-1 Efisiensi katoda (E) dan harga konstanta plating (C) untuk berbagai bahan
Bahan pelapis (+)
Larutan elektrolit
Efisiensi katoda E
Konstanta C
2
Konstanta C
(%)
(in /A-min)
(cm3/A-s)
Cadmium (2)
Cyanide
90
2,47 x 104
6,73 x 105
Chromium (3)
Chromium-acid
15
0,92 x 104
2,50 x 105
sulfate
Copper (1)
Cyanide
98
2,69 x 104
7,35 x 105
Gold (1)
Cyanide
80
3,87 x 104
10,6 x 105
Nickel (2)
Acid sulfate
95
1,25 x 104
3,42 x 105
Silver (1)
Cyanide
100
3,90 x 104
10,7 x 105
Tin (4)
Acid sulfate
90
1,54 x 104
4,21 x 105
Zinc (2)
Chloride
95
1,74 x 104
4,75 x 105
Karakteristik Electroplating
1. Suhu kerja lebih rendah dari 1000C, sehingga tidak menimbulkan distorsi atau
perubahan struktur pada substrat.
2. Proses ini dapat diatur sedemikian sehingga dapat modifikasi kekerasan substrat,
internal stress dan sifat-sifat lapisan.
3. Lapisan cukup padat dan melekat kuat dengan substrat. Ikatan lapisan dengan
substrat dapat mencapai 1000 Mpa.
4. Tebal lapisan proporsional dengan arus listrik dan lama pelapisan
5. Arus yang masuk ke substrat tidak homogen sehingga lapisan cenderung lebih
tebal pada bagian ujung dan sudut-sudut tertentu.
6. Laju pelapisan jarang melampaui 75
.d o
.c
.d o
lic
to
bu
O
W
!
PD
O
W
!
PD
c u-tr a c k
.c
H
F-XC A N GE
H
F-XC A N GE
c u-tr a c k
N
y
bu
to
k
lic
.d o
.c
.d o
lic
to
bu
O
W
!
PD
O
W
!
PD
c u-tr a c k
.c
H
F-XC A N GE
H
F-XC A N GE
c u-tr a c k
N
y
bu
to
k
lic
5. Nickel plating
Nickel plating diperuntukkan untuk menurunkan laju korosi dan sebagai lapisan
dekoratif pada baja, kuningan, cetakan Zn dan logam-logam lainnya. Cara ini
banyak juga digunakan pada komponen otomotif. Lapisan Ni sering juga
digunakan sebagai lapisan dasar pada lapisan Cr.
6. Tin plating
Tin plating banyak ditemukan dalam praktek untuk proteksi korosipada kaleng
bahan makanan dan minuman. Lapisan tin ini dapat meningkatkan mampu solder
komponen-komponen listrik.
7. Copper plating
Copper plating memiliki aplikasi cukup penting dalam proses electroplating. Cara
ini banyak digunakan sebagai lapisan dekoratif pada baja, Zn, paduan Zn seperti
kuningan dan pada PCB (printed circuit boards). Tembaga sering juga digunakan
lapisan dasar pada baja sebelum dilapisi dengan nikel atau chrom.
8. Chromium plating
Chrome plate digunakan sebagai lapisan dekoratif dan banyak digunakan pada
industri otomotif, peralatan kantor dan peralatan rumah tangga. Chrom juga
menghasilkan lapisan paling keras dari semua proses electroplating yang ada.
Sering digunakan untuk mengurangi laju keausan permukaan seperti pada piston
dan silinder hidrolis, ring piston, komponen mesin pesawat terbang dan pada
mesin-mesin tekstil.
B. Electroforming
Electroforming ini hampir sama dengan electroplating tetapi tujuan yang
diinginkan agak berbeda. Pada electroforming ini didapatkan lapisan yang lebih tebal
dengan cara mempertahankan proses berlangsung dalam waktu lama. Bila digunakan
bahan non-conductive, maka bahan tersebut harus terlebih dahulu mendapat
perlakuan metallized agar dapat menerima / mengalami electrodeposited coating.
Electroforming dapat dilakukan terhadap tembaga, nikel dan paduan nikelcobalt. Aplikasi termasuk juga pada cetakan lenca, cetakan laser-read compact disks,
video disks, pelat embossing dan printing.
.d o
.c
.d o
lic
to
bu
O
W
!
PD
O
W
!
PD
c u-tr a c k
.c
H
F-XC A N GE
H
F-XC A N GE
c u-tr a c k
N
y
bu
to
k
lic
C. Electroless Plating
Elektroless plating terjadi berdasarkan reaksi kimia dalam suatu larutan
(aquous solution), tanpa aliran arus listrik dari luar. Proses ini menggunakan suatu
reducing agent dan substrat bertindak sebagai katalis saat reaksi terjadi. Logam
yang dapat mengalami electroless plating sangat terbatas. Tembaga (Cu) misalnya
dapat dilapiskan terhadap baja. Lapisan yang dihasilkan amat tipis dan kadangkadang memiliki daya ikat rendah dengan substrat sehingga penggunaan cara ini
dalam industri sangat terbatas.
Bahan pelapis yang digunakan adalah nikel dan paduannya (Ni-Co, Ni-P dan
Ni-B). Nickel plating dengan cara ini dapat menghasilkan bahan dengan tahan korosi
dan keausan tinggi. Tembaga dapat juga dilapiskan pada lubang-lubang yang terdapat
pada PCB dan pada bahan plastik untuk maksud lapisan dekoratif. Permukaan
substrat harus dalam kondisi bersih saat proses akan dimulai.
D. Hot Dipping
Hot dipping merupakan proses pelapisan dengan caa mencelupkan substrat ke
dalam larutan cair. Larutan cair ini akan berfungsi sebagai bahan pelapis terhadap
substrat setelah substrat dikeluarkan dari larutan. Cara ini dapat ditempuh apadila
substrat mempunyai titik lebur lebih tinggi dari titik lebur bahan pelapis.
.d o
.c
.d o
lic
to
bu
O
W
!
PD
O
W
!
PD
c u-tr a c k
.c
H
F-XC A N GE
H
F-XC A N GE
c u-tr a c k
N
y
bu
to
k
lic
Logam-logam umum yang digunakan sebagai substrat adalah baja dan besi.
Seng, Aluminium, Tin dan Timbal (Pb) digunakan sebahai logam pelapis. Logam
yang mendapat perlakuan hot dipping ini memiliki lapisan transisi berupa paduan
dengan komposisi tertentu. Paling dekat dengan substrat umumnya berupa
intermetallic coomounds dari dua logam. Lapisan paling luar merupakan larutan
padat yang kebanyakan terdiri dari komponen logam pelapis. Lapisan transisi
mempunyai adhesi yang baik dengan substrat. Tujuan utama dari proses Hot Dipping
adalah meningkatkan proteksi terhadap korosi.
Mekanisme umum proteksi terhadap korosi (1) barrier protection, lapisan,
berfungsi sebagai pelindung terhadap substrat dan (2) sacrificial protection: lapisan
akan terkorosi berdasarkan proses elektro kimia dan melindungi substrat.
Hot Dipping dikenal dengan berbagai istilah tergantung pada logam pelapis yang
digunakan:
1. Galvanizing
Logam pelapis berupa zinc (Zn) terhadap substrat baja dan besi dalam bentuk
sheet, strip, piping, tubing dan wire dan proses tersebut dapat berlangsung dengan
sistem otomatisasi. Tebal lapisan dapat bervariasi antara 0,04 0,09 mm. Tebal
lapisan tersebut dapat dikontrol dengan mengatur lama pencelupan dalam larutan
logam cair. Suhu larutan dipertahankan sekitar 4500C.
2. Aluminizing
Logam pelapis berupa aluminium (Al). Aluminium memberikan proteksi yang
sangat baik terhadap korosi, dalam beberapa kasus dapat lima kali efektif
dibandingkan dengan galvanizing.
3. Tinning
Logam pelapis berupa Tin / Timah (Sn). Tin plating menghasilkan proteksi korosi
non-toxic pada substrat baja untuk keperluan kaleng makanan dan minuman.
4. Terneplating
Logam pelapis berupa paduan Pb-tin terhadap baja. Terneplating merupakan
pelapisan substrat baja dengan paduan lead-tin (Pb-Sn). Paduan Pb lebih dominan
(hanya 2- 15% Sn), tetapi Sn diperlukan untuk mendapatkan sifat adhesi substrat.
Secara ekonomis Terneplate relatif murah, tatapi proteksi korosi agak kurang.
.d o
.c
.d o
lic
to
bu
O
W
!
PD
O
W
!
PD
c u-tr a c k
.c
H
F-XC A N GE
H
F-XC A N GE
c u-tr a c k
N
y
bu
to
k
lic
E. Conversion Coating
Conversion coating berhubungan dengan proses pelapisan dimana lapisan tipis
dari oksida, pospat atau chrom akan terbentuk pada permukaan substrat (logam)
berdasarkan reaksi kimia atau reaksi elektrokimia. Pencelupan (immersion) dan
penyemprotan (spraying) merupakan dua metode yang umum digunakan. Bahan yang
umum mendapat perlakuan conversion coating adal;ah baja (termasuk baja galvanic),
Zinc dan Aluminium. Secara umum penggunaan conversion coating dimaksudkan
untuk:
1. Proteksi korosi
2. Persiapan permukaan substrat untuk painting
3. Penurunan keausan
4. Persiapan permukaan substrat dalam proses metal forming
5. Peningkatan tahanan listrik permukaan substrat
6. Keperluan dekoratif
7. Identifikasi elemen (part identifikasion)
.d o
.c
.d o
lic
to
bu
O
W
!
PD
O
W
!
PD
c u-tr a c k
.c
H
F-XC A N GE
H
F-XC A N GE
c u-tr a c k
N
y
bu
to
k
lic
2. Anodizing
Pelapisan terjadi karena reaksi elektrokimia, paling umum dilakukan pada
aluminium dan paduannya.Anodizing dimaksudkan untuk mendapatkan lapisan
oksida yang lebih tebal dan kuat pada permukaan substrat. Lapisan tersebut dapat
mengandung aluminium dan magnesium, titanium, zinc. Anodizing dengan
aluminium dan paduannya telah banyak diperdagangkan dengan menjadikan
aluminium sebagai anoda dalam suatu tangki bersisi larutan elektrolit (biasanya
asam sulphuric 10 20%).
Dengan mengalirkan arus listri tegangan tinggi melalui larutan elektrolit,
maka oksigen yang terbentuk pada anoda akan mengoksidasi aluminium dan
selanjutnya terlarut dalam larutan. Proses ini berlangsung pada suhu kira-kira
0,50C, dengan tegangan 25V (kadang-kadang dapat dinaikkan sampai 70V).
Anodizing umumnya dilakukan untuk maksud dekoratif dan perlindungan
terhadap korosi. Proses anodizing dan electroplating sama-sama berlangsung
dalam larutan elektrolit, dan dua perbedaan pokok yaitu:
1. Pada electroplating, substrat bertindak sebagai katoda dalam larutan, sedang
pada anodizing bahan yang bertindak sebagai anoda akan terlarut dalam
larutan eletrolit yang berfungsi sebagai katoda.
.d o
.c
.d o
lic
to
bu
O
W
!
PD
O
W
!
PD
c u-tr a c k
.c
H
F-XC A N GE
H
F-XC A N GE
c u-tr a c k
N
y
bu
to
k
lic
2. Pada electroplating, lapisan terbentuk oleh adhesi dari ion yang berasal dari
anoda dan selanjutnya menempel pada substrat (katoda) sedang pada
anodizing, lapisan terbentuk pada permukaan substrat karena reaksi kimia
antara substrat dengan oksida yang terdapat dalam lartuan.
Tebal lapisan anodizing bervariasi antara 0,0025 dan 0,075mm. Lapisan lebih
tebal lagi (sampai 0,25mm) dapat dicapai dengan proses khusus (hard anodizing)
untuk mendapatkan high resistance terhadap keausan dan korosi.
Karakteristik Anodizing
1. Peralatan-peralatan yang digunakan cukup banyak
2. Sebagian lapisan berasal atau tumbuh dari substrat sendiri
3. Tebal lapisan uniform
4. Bahan-bahan bantu yang dimasukkan ke dalam larutan (yang tidak perlu
dilapisi) harus diberi masker untuk mencegah kelarutan bahan-bahan tersebut.
5. Hard anodizing coating dapat diterapkan terhadap aluminium dan paduannya
dengan teknik khusus, misalnya selective or brush techniques.
6. Proses dapat dirancang / dioperasikan secara otomatis.
.d o
.c
.d o
lic
to
bu
O
W
!
PD
O
W
!
PD
c u-tr a c k
.c
H
F-XC A N GE
H
F-XC A N GE
c u-tr a c k
N
y
bu
to
k
lic
Potensial Standart
(Volt)
Aluminium (Al)
1,66
Titanium (Ti)
1,63
Magnesium (Mg)
1,18
Chromium (Cr)
0,74
Iron (Fe)
0,44
Cobalt (Co)
0,28
Nickel (Ni)
0,25
Tin (Sn)
0,14
Lead (Pb)
0,13
Hidrogen (H2)
0,0
Copper (Cu)
0,34
Silver (Ag)
0,80
Gold (Au)
1,68
Tabel 1-3 Sifat fisis dan mekanis lapisan (electroplating dan electroless plating)
Coating
T (mm)
Tm
0
HVN
3
(MPa)
( C)
(kg/m )
(kg/mm )
R
(%)
cm)
k
(W/m0K)
(106/0C)
Cr
0,5
1878
6930
800 1000
100 550
< 0,1
14 67
67
7,4
Ni +
0,5
1455
8907
150 450
3401050
3 30
7,411,5
94
13,5
9%
0,05
890
8000
480
758
1 1,5
60 80
13 14,5
Cu
0,5
1080
8933
60 150
180 650
40
1,7 4,6
403
16,5
65/35
0,02
800
8400
650 700
1,3
961
10500
60 120
240 340
12 19
1,6 1,9
427
21,0
Ni P
Sn Ni
Ag
.d o
.c
.d o
lic
to
bu
O
W
!
PD
O
W
!
PD
c u-tr a c k
.c
H
F-XC A N GE
H
F-XC A N GE
c u-tr a c k
N
y
bu
to
k
lic
Tabel 1-4 Karakteristik dan Aplikasi beberapa lapisan Electroplating dan Electroless
plating
Coating
Karateristik
1.
2.
3.
Cr
Aplikasi
1. Plastic molding
abrasi
4. Cylinder liners
4.
5. Piston rings
5.
6. Crankshafts
finishing by grinding
7. Hydraulic rams
6.
7.
8.
9.
marine service
2. Peralatan yang berhubungan
fretting corrosion
3. Tahan korosi pada berbagai bahan kimia bila
3. Electroforming
.d o
.c
.d o
lic
to
bu
O
W
!
PD
O
W
!
PD
c u-tr a c k
.c
H
F-XC A N GE
H
F-XC A N GE
c u-tr a c k
N
y
bu
to
k
lic
suhu 400 C
3. Plastik molding
4. Reclamation of worm part
Ni B
(glass molding)
NiP*
4. Lebih tahan aus dibandingkan NiP*
5. Operating costs lebih tinggi dari NiP*
Cu
1. Printing rollers
working
3. Electroforming
4. Reclamation of worm part
2. Relatif liat
3. Tahan terhadap korosi dan aus
Fe
3. Electroforming
.d o
.c
.d o
lic
to
bu
O
W
!
PD
O
W
!
PD
c u-tr a c k
.c
H
F-XC A N GE
H
F-XC A N GE
c u-tr a c k
N
y
bu
to
k
lic
Co
3. Solid lubricants
mechanical wear
2. Flash coating
65/35
Sn Ni
Ag
2. Kontak listrik
3. Kontak listrik
Co CrC
terbang
4. Komponen mesin tekstil
Ni SiC
3. Rotary IC engines
4. Seal
5. Glass molding
.d o
.c
.d o
lic
to
bu
O
W
!
PD
O
W
!
PD
c u-tr a c k
.c