You are on page 1of 11

Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir IV, 2011

Pusat Pengembangan Energi Nuklir


Badan Tenaga Nuklir Nasional

PENGARUH WAKTU ELECTROPLATING DAN


POWDERCOATING NiCr TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN
STRUKTUR MIKRO PADA BAJA KARBON SPCC- SD
Abdul Rasyad1 dan Budiarto2
1PT.Utama Raya Motor Industri
Jl.Pasar Kemis, Keroncong, Tangerang, Banten
Email:rasyadabdul@yahoo.com, Fax.021.5903911
2Pusat Pengembangan Energi Nuklir, Batan, Jakarta
Jl. Abdul Rokhim, Mampang Prapatan, Jakarta
Email: budidamz@batan.go.id

ABSTRAK
PENGARUH WAKTU ELECTROPLATING DAN POWDER COATING NiCr TERHADAP SIFAT
MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PADA BAJA KARBON SPCC-SD. Telah dilakukan penelitian
pengaruh waktu electroplating dan powdercoating nikel-krom terhadap sifat mekanis dan struktur mikro
pada baja karbon SPCC-SD. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pelapisan nikelkrom(NiCr) dengan proses electroplating dan powdercoating terhadap perubahan sifat mekanis dan struktur
mikro pada baja karbon SPCC-SD untuk peralatan kantor dan komponen otomotif. Kondisi saat proses
electroplating dengan arus sebesar 3 Amper dan tegangan 15 Volt. Variasi waktu celup pada sampel adalah 5,
10, dan 15 menit. Pengujian sifat mekanis yaitu uji kekerasan dengan metode Vicker untuk mengetahui
ketahanan, pengujian tarik untuk mengetahui kekuatan tarik dan pengujian struktur mikro dengan
mikroskop optik untuk melihat strukturmikro serta ketebalan pelapisan nikel-krom. Hasil pengujian
kekerasan menunjukkan bahwa nilai kekerasan berbeda antara proses electroplating(137,412-199,626 HV)
dengan proses powdercoating (127,696-180,328 HV). Hasil pengujian tarik pada sampel baja SPCC-SD asli
nilai kekuatan tarik sebesar 322 N/mm2, dan elongation () sebesar 44%. Setelah proses powdercoating nilai
kekuatan tarik turun menjadi 309 - 317 N/mm2 dan elongation () turun menjadi 42%. Tapi nilai kekuatan
tarik naik sesudah proses electroplating nikel-krom menjadi 334 - 346 N/mm2, dan nilai elongation () turun
menjadi 40%. Hasil pengamatan strukturmikro pada baja SPCC-SD sebelum dan sesudah proses pelapisan
NiCr memperlihatkan adanya fasa - ferrit saja.
Kata kunci : Electroplating, Baja Karbon SPCC-SD, Uji kekerasan, Uji Tarik, struktur mikro

ABSTRACT
THE EFFECT OF TIME ELECTROPLATING AND POWDERCOATING NiCr ON MECHANICAL
PROPERTIES AND STRUCTURE OF CARBON STEEL MICRO SPCC-SD. Investigated the influence of
time of electroplating and nickel-chrome powdercoating on mechanical properties and microstructure of
carbon steel SPCC-SD has been carry out. The purpose of this study was to determine the effect of nickelchrome plating (NiCr) with the process of electroplating and powdercoating to changes in mechanical
properties and microstructure of carbon steel SPCC-SD for office equipment and automotive components.
Conditions during the process of electroplating with a current of 3 Amperes and voltage 15 Volt. The
variation of holding time on samples of carbon steel dipped was 5, 10, and 15 minutes. Testing mechanical
properties of Vicker hardness test method to find the resistance, tensile testing to determine the tensile
strength and microstructure examination with optical microscope to view the microstructure and thickness as
well as influence the type of nickel-chrome plating. Hardness testing results showed that the hardness values
vary between the process of electroplating (137.412 to 199.626 HV) with powdercoating process (127.696 to
180.328 HV). Tensile test results on samples of steel SPCC-SD original value of 322 N/mm2 tensile strength,
and elongation () by 44%. After powdercoating process of tensile strength values decreased to 309-317
N/mm2 and elongation () dropped to 42%. But the value of tensile strength increased after nickel-chromium
electroplating process became 334-346 N/mm2, and the value of elongation () dropped to 40%. Observations
on the microstructure of steel SPCC-SD before and after the coating process showed a phase NiCr - ferrite alone.
Keywords: Electroplating, Carbon SteelSPCC-SD, hardnesstest, TensileTesting, micro struktur

ISSN 1979-1208

424

Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir IV, 2011


Pusat Pengembangan Energi Nuklir
Badan Tenaga Nuklir Nasional

1.

PENDAHULUAN

Perkembangan industri dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat


kebutuhan manusia makin terpenuhi. Dengan demikian ilmu pengetahuan dan teknologi
material harus tampil sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan, misalnya material logam
harus tampil indah dan menarik. Untuk peralatan rumah tangga harus kuat dan tahan lama,
dan seterusnya. Atas dasar tersebut, dibutuhkan suatu upaya untuk mempercantik maupun
melindungi logam dari bahaya kerusakan atau korosi. Pada proses pembuatan komponenkomponen permesinan, rumah tangga, perkantoran, dan industri, dibutuhkan material
dengan sifat kekerasan dan tahan karat yang tinggi. Baja karbon rendah dan sedang
merupakan salah satu jenis material yang memiliki sifat kekerasan yang baik namun sifat
tahan karat yang buruk. Untuk itu perlu diadakan suatu perlakuan agar baja karbon rendah
dan sedang ini memiliki sifat tahan karat yang baik dan sifat dekoratif yang indah. Banyak
cara dapat dilakukan untuk meningkatkan sifat tahan karat dari baja karbon rendah dan
sedang, salah satu alternatif yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan proses
pelapisan listrik pada baja tersebut dengan menggunakan bahan pelapis tahan karat seperti
nikel, tembaga, seng, krom, dan lain-lain. Sumber logam pelapis dalam larutan didapat dari
garam nikel. Pengaruh dari konsentrasi garam nikel dalam larutan dapat dijelaskan sebagai
berikut. Bila konsentrasi garam nikel tinggi, maka rapat arus akan semakin tinggi dan
kecepatan pelapisan meningkat. Sedangkan bila konsentrasi garam nikel rendah, maka
permukaan lapisan akan "terbakar" bila rapat arus tinggi dan efisiensi katoda menjadi
rendah [1] .
Penambahan nikel klorida dimaksudkan untuk meningkatkan korosi anoda dan
konduktivitas larutan. Lapisan yang dihasilkan dari larutan dengan konsentrasi nikel
klorida tinggi adalah lebih halus permukaannya, lebih keras dan struktur kristalnya lebih
halus. Bila konsentrasi asam borat terlalu rendah, maka akan mengurangi aksi penyanggaan
dalam lapisan katoda dan membuat sulitnya pengontrolan pH larutan [1].
Proses nickel plating awalnya digunakan sebagai pelapis tahan karat dari besi. Dalam
perkembangannya nickel plating juga berfungsi sebagai pelapis dekoratif dari beberapa
logam lain seperti Aluminium, Zinc, atau Stainless steell [2]. Jenis proses nickel plating ada 2
macam, yaitu bright nickel plating dan semi bright nickel plating . Untuk proses yang
menggunakan keduanya, yaitu untuk lapisan pertama menggunakan semi bright kemudian
baru bright disebut proses duplex nickel plating. Proses ini mempunyai daya tahan karat lebih
kuat dari pada hanya satu proses nickel plating saja [1]. Untuk meningkatkan ketahanan
karatnya, nickel plating biasanya dilapisi lagi dengan chrom plating. Dan jenis proses yang
digunakan disebut decorative chrom plating. Decorative chrom plating juga membuat warna
lapisan terlihat lebih putih, karena warna lapisan nikel berwarna putih kekuningan, sedang
lapisan krom berwarna kebiruan [1]. Dalam penelitian ini, akan diteliti bagaimana pengaruh
pelapisan yaitu secara powder coating krom dan electroplating nikel-krom pada baja SPCC-SD
dengan variasi waktu proses pelapisan terhadap sifat mekanis dan strukturmikro
permukaannya.
Pelapisan listrik bertujuan untuk melapisi logam pada permukaan logam atau
permukaan yang konduktif melalui proses elektrokimia atau elektrolisa, agar mencapai
permukaan yang tahan korosi dan penampilannya bagus, mengkilap, cemerlang darisegi
estetika. Komponen yang akan dilapisi dicelupkan di dalam larutan yang mengandung ionion logam yang akan diendapkan serta dijadikan katoda yang dihubungkan dengan kutub
negatif sedangkan anoda dicelupkan dalam larutan dan dihubungkan dengan positif serta
arus yang digunakan adalah arus searah (arus DC). Arus dari sumber DC mengalir keluar
rangkaian proses pelapisan listrik melalui electron-electron yang bergerak hingga ke
permukaan katoda, selanjutnya masuk kedalam elektrolit melalui proses reduksi, didalam

ISSN 1979-1208

425

Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir IV, 2011


Pusat Pengembangan Energi Nuklir
Badan Tenaga Nuklir Nasional
larutan elektrolit dihantarkan oleh elektrolit yang ada di dalam larutan akhrnya masuk
kepermukaan anoda pada saat oksidasi. Potensial yang ada diantara anoda dan katoda
dapat menggerakan atau menghantarkan muatan melintasi larutan logam untuk
menentukan laju anion yang dihantarkan/dipindahkan.
Electroplating atau lapis listrik adalah suatu proses pengendapan/deposisi suatu
logam pelindung yang dikehendaki diatas logam lain dengan cara elektrolisasi. Biasanya
elektrolisasi dilakukan dalam suatu bejana yang disebut sel elektrolisa yang berisi larutan
elektrolit/ rendaman (bath). Pada rendaman ini tercelup paling tidak dua elektroda masingmasing elektroda dihubungkan dengan arus listrik, terbagi menjadi kutub positif dan
negatif dikenal dengan kutub katoda dan anoda[1,3].
Selama prose lapis listrik berlangsung terjadi reaksi kimia pada daerah elektroda/
elektrolit; baik reaksi reduksi maupun oksidasi. Karena ada proses lapis listrik reaksi
diharapkan berjalan terus menerus menuju arah tertentu secara tetap, maka hal yang paling
penting dalam proses ini adalah mengoperasikan proses dengan arus searah. Komponenkomponen yang berperan penting dalam suatu proses lapis listrik adalah larutan elektrolit
(sumber pelapis), anoda, katoda (benda kerja/bahan uji),dan sirkuit luar. Mengalirnya arus
searah melalui suatu larutan berkaitan degan gerak partikel bermuatan (ion). Ujung-ujung
keluar masuknya arus dari/ke larutan disebut elektroda, seperti diketahui, pada bagian
anoda reaksi yang terjadi adalah reaksi oksidasi sedangkan pada katoda reaksinya adalah
reaksi reduksi. Pergerakan dari ion-ion larutan yang ada menyebabkan terjadinya kedua
macam reaksi pada sistem elektrolisa tersebut. Ion yang bergerak migrasi ke anoda disebut
anion, sedangkan yang bergerak ke katoda disebut kation
Jika arus listrik dialirkan ke dalam larutan elektrolit (larutan pelapis) akan terjadi
aliran ion-ion dalam larutan. Ion positif bermigrasi ke arah elektroda negatif (katoda) dan
ion negatif bermigrasi ke arah elektroda positif (anoda) bersamaan dengan ini terjadi proses
pemindahan muatan pada kedua elektroda (elektrolisa). Migrasi dari ion-ion tersebut
menimbulkan reaksi reduksi (yang dilakukan katoda/benda kerja) dan reaksi oksidasi (yang
dilakukan anoda). Reaksi dalam proses electroplating yang berlangsung pada umumnya
dapat digambarkan sebagai berikut:
M n+ + ne

M 0 (di katoda)
menempel
pada logam bahan uji

Faraday menemukan hubungan antara produk suatu endapan pelais dari ion logam dengan
jumlah arus listrik yang dipakai untuk mengedapkannya. Hukum elektrolisa Faraday (1833)
sampai saat ini merupakan basis utama pemahaman elektrokimia yaitu, (1) jumlah
perubahan kimia oleh satuan arus listrik yang mengalir, (2) jumlah aneka bahan berbeda
yang dibebaskan oleh sejumlah tertentu listrik sebanding dengan berat ekivalen kimianya
Hukum faraday dapat dituliskan sebagai berikut [7-9]:
e.I.t
W=

(gram)
96500

(1)

Dimana: W = berat endapan pelapis (gram), I =arus listrik (amper), e = berat ekivalen
kimianya (massa atom dibagi dengan valensinya), dan t = waktu (detik). Dari rumus di atas,
ketebalan endapan pelapis dapat diperoleh dengan perhitungan:

ISSN 1979-1208

426

Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir IV, 2011


Pusat Pengembangan Energi Nuklir
Badan Tenaga Nuklir Nasional

Berat endapan
Density =

(gram/cm 3)

(2)

Volume

Dengan mengukur langsung permukaan benda kerja/bahan uji (katoda), ketebalan dapat
ditentukan sebagai berikut:

Volume

(cm3)

Ketebalan (cm) =

(3)
Luas permukaan

(cm2)

Arus total yang mengalir melalui sistem menghasilkan perhitungan besar logam yang
terlapiskan. Dalam proses lapis listrik (electroplating) yang lebih penting adalah ketebalan
rata-rata, bukan berat total logam yang terendapkan. Ketebalan rata-rata akan tergantung
pada berat total logam yang diendapkan dan luas permukaan dimana endapan menyebar.
Dalam hal ini satu variabel yang dikenal dengan rapat arus sangat penting untuk
diperhatikan. Rapat arus didefenisikan sebagai jumlah arus pada suatu luas permukaan
tertentu yang biasa dinyatakan sebagai amper/m2.
Proses pelapisan nikel merupakan salah satu proses akhir yang banyak diterapkan
dalam industri barang-barang logam. Proses lapis listrik yang terjadi merupakan proses
pelapisan yang dilakukan dalam media larutan elektrolit dengan bantuan arus listrik searah.
Larutan elektrolit nikel yang banyak digunakan dalam dekade sekarang adalah hasil
modifikasi watts, yang diumumkan tahun 1916 oleh Prof O.P Watts sendiri, dimana dalam
larutan digunakan garam nikel klorida sebagai pelapisan nikel terjadi pembentukan lapisan
di atas permukaan katoda/benda kerja dengan mereduksi ion-ion logam pelapis yang
menempel pada benda kerja tersebut. Oleh karena itu prosesnya disebut proses pelapisan
katodik. Pelapisan menggunakan nikel dapat dilakukan dengan berbagai jenis larutan
elektrolit. Lapisan nikel dapat diklasifikasikan menurut jenis larutan elektrolit yang
digunakan diantaranya terdapat larutan watts (watts bath), larutan sulfat (all sulfate bath),
larutan klorida (all choride bath), larutan nikel hitam (black nikel bath), larutan nikel suram
(cold bath). Langkah-langkah operasi pelapisan nikel seperti pada pelapisan logam lainnya,
tetapi pada operasi ini perlu diperhatikan pH larutan, karena larutan mempunyai
kecendrungan besar untuk menjadi alkalin. Begitu pula terhadap temperatur dan rapat arus
perlu diperhatikan karena akan mempengaruhi sifat-sifat lapisan yang dihasilkan.
Dalam proses elektrolisa nikel terjadi reaksi pada katoda, yaitu proses reduksi dari
ion-ion nikel dengan bantuan elektron-elektron yang berasal dari sumber arus searah.
Reaksinya yang terjadi pada katoda dimana pereduksi terjadi dapat dituliskan sebagai
berikut:
Ni2+ + 2e
2H + 2e

ISSN 1979-1208

Ni0
H2

427

Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir IV, 2011


Pusat Pengembangan Energi Nuklir
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Dan sebaliknya pada anoda terjadi reaksi :
Ni0
Ni2+ + 2e
4 OHO2 + 2H2O = 4e
2 CL
Cl2 + 2e
Parameter-parameter yang berpengaruh terhadap kualitas pelapisan Nikel adalah
sebagai berikut (7-9):
1.3.1. Konsentrasi larutan
Konsentrasi larutan ini akan berkaitan dengan nilai pH dari larutan. Pada larutan
elektrolit nikel mempunyai batas-batas pH yang diinginkan agar proses tersebut
berlangsung baik, berkisar antara 1,5 5,2 jika nilai pH melebihi dari nilai yang diijinkan
maka akan menjadi sumuran pada permukaan produk dan lapisan nikel kasar pada
permukaan benda yang dilapisi.
1.3.2. Rapat arus
Rapat arus adalah harga yang menyatakan jumlah arus listrik yang mengalir
persatuan luas permukaan elektroda. Terbagi dalam dua macam rapat arus dan rapat arus
katoda. Proses lapis listrik rapat arus yang diperhitungkan adalah rapat arus katoda, yaitu
banyaknya arus listrik yang diperlukan untuk mendapatkan atom-atom logam pada tiap
satuan luas permukaan benda kerja yang akan dilapisi. Untuk proses lapis listrik ini faktor
rapat arus memegang peranan sangat penting, karena akan mempengaruhi efesiensi
pelapisan reaksi reduksi oksidasi dan difusi dari hasil pelapisan pada permukaan benda
yang dilapis.
1.3.3. Temperatur dan waktu Pelapisan
Temperatur terlalu rendah dan rapat arus yang cukup optimum akan mengakibatkan
hasil pelapisan menjadi kasar dan kusam, tetapi jika temparatur tinggi dengan rapat arus
yang optimum maka hasil pelapisan menjadi tidak merata. Waktu pelapisan akan
mempengaruhi terhadap kuantitas dari hasil pelapisan yang terjadi dipermukaan produk
yang dilapis. Kenaikan tempertur akan menyebabkan naiknya konduktifitas dan difusitas
larutan elektrolit, berarti tahanan elektrolit akan mengecil sehingga potensial dibutuhkan
untuk mereduksi ion-ion logam berkurang. Sampai batas-batas tertentu hal ini akan
meningkatkan kuat arus, sehngga laju pengendepanan dan efesiensi arus akan naik, akan
tetapi rapat arus yang lebih tinggi karena naiknya konduktifitas jenis larutan mempercepat
tercapainya rapat arus batas. Hal ini menyebabkan turunnya harga efesiensi arus. Keadaan
ini cenderung mengarah pada lapisan yang kasar tetapi keuntungannya akan mengurangi
terserapnya gas hydrogen dalam lapisan dan dapat menurunkan kekerasan lapisan.

2.

METODOLOGI PENELITIAN

2.1.

Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini adalah penelitian menganalisis pengaruh electroplating dan
powdercoating nikel-krom pada baja SPCC-SD yang ditinjau dari uji sifat mekanis dan uji
struktur mikro/morfologi permukaan, yang digunakan sebagai bahan pembuatan peralatan
kantor/rumah tangga. Waktu penelitian selama 5 bulan. Karakterisasi sampel di
Laboratorium Bidang Bahan Industri Nuklir, Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir
(PTBIN) BATAN, dan B2TKS BPPT, kawasan PUSPIPTEK, Serpong, Tangerang, Banten.

ISSN 1979-1208

428

Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir IV, 2011


Pusat Pengembangan Energi Nuklir
Badan Tenaga Nuklir Nasional
2.2. Bahan dan Alat Penelitian
2.2.1. Bahan
Bahan utama dan bahan pendukung yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Tabel 1. Komposisi Unsur Kimia dari Baja Karbon SPCC-SD
Unsur
C
Si
Mn
P
S
Al
N
Komposisi (% berat) 0,15
0,6 0,251 0,07
0,01 0,037
0,059
Unsur
Ni
Cu
V
Mo
Ti
Cr
Fe
Komposisi (% berat) 0,021 0,02 0,005 0,003 0,001 0,01 Sisanya
Bahanbahan: 1. Larutan Nickel Sulfat, 2. Larutan Nickel Clorida, 3. Larutan Asam
Borak, 4. Larutan Asam Sulfat, 5. Chrome Trioxide,-6 .Chrome Netzmittel, 7. Coustic Soda, 8.
Etanol dan HCl 33%, 9. Bahan epoxy resin dan hardener, 10. Larutan etsa 3 % Nital (3%
volume HNO3 + 97 % etanol), 11. Kertas amplas berbagai ukuran, 12. Polishing cloth
(beludru), 13. Pasta alumina ukuran 1 m dan 0.05 m.
2.2.2. Alat
Alat-alat yang digunakan antara lain:
1. Mikroskop stereo
2. Kamera digital Olympus D-380
3. Gergaji besi (hand saw)
4. Alat gerinda dan poles Struers Dap-V dan Karl Kolb
5. Hair dryer untuk mengeringkan sampel
6. Mikroskop optik NIKON tipe UFX-35 DX yang dilengkapi dengan camera digital
Clemex vision PE 3.5 dan terhubung dengan komputer
7. Vickers Micro-hardness tester Shimadzu tipe M
8. Alat uji tarik shneidiejr
2.3.

Prosedur Penelitian
Adapun langkah-langkah dalam melakukan proses pelapisan electroplating nikel-krom
adalah sebagai berikut :
a. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan selama pelapisan.
b. Memasang semua alat untuk proses pelapisan.
c. Mempersiapkan larutan, kemudian larutan tersebut dipanaskan sampai suhu 60C
untuk pelapisan nikel dan 50C untuk pelapisan krom dekoratif.
d. Mempersiapkan benda kerja yang akan dilapis dan telah dibersihkan dengan larutan
pembersih.
e. Proses pelapisan pertama, benda kerja yang akan dilapisi diletakkan pada kutub
negatif dan plat nikel pada kutub positif.
f. Benda kerja dicelupkan kemudian stop kontak dihidupkan.
g. Pelapisan dilakukan dengan waktu sesuai dengan ketebalan lapisan yang diinginkan,
sebagai contoh waktu pencelupan yaitu 5,10, dan 15 menit.
h. Pembilasan dilakukan pada benda kerja sebelum dilakukan proses kedua.
i. Proses pelapisan kedua, benda kerja dicelupkan ke dalam larutan krom dengan
tegangan 5 Volt dan waktu pencelupan selama 2 menit.
j. Pembersihan benda kerja sebelum dilakukan pengujian iluminasi cahaya dan pengukuran ketebalan.
k. Pengujian iluminasi cahaya dilakukan pada permukaan benda kerja yang datar dan
yang terlihat paling cerah serta mengukur ketebalannya.

ISSN 1979-1208

429

Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir IV, 2011


Pusat Pengembangan Energi Nuklir
Badan Tenaga Nuklir Nasional

3.

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1.

Pengamatan Mikrostruktur dengan Mikroskop Optik


Pada pengamatan struktur mikro dari beberapa sampel baja SPCC-SD dengan
menggunakan mikroskop optik didapatkan hasil sebagai berikut:

Gambar 1. Morfologi Permukaan Tampang Lintang Baja SPCC-SD asli, Pembesaran 100x

a
b
c
Gambar 2. Morfologi Permukaan Baja SPCC-SD Cara Powdercoating, Pembesaran 100x,
Waktu Celup: A. 5 Menit., B. 10 Menit., C. 15 Menit.

A
b
c
Gambar 3. Morfologi Permukaan Baja SPCC-SD Cara Electroplating, Pembesaran 100x,
Waktu Celup: A. 5 Menit., B. 10 Menit., C. 15 Menit
Gambar 1, diatas memperlihatkan sampel baja SPCC-SD asli. Dari Gambar 2a, sampai
dengan 2c adalah menunjukkan morfologi permukaan tampang lintang sampel baja SPCCSD setelah proses powder coating krom, dimana hanya teramati strukturmikro ferit (-Fe),
tidak tampak pearlite (Fe3C) dan ketebalan lapisan krom sekitar 35 50,8 m. Juga untuk
Gambar 3a sampai dengan 3c, adalah menunjukkan morfologi permukaan tampang lintang
sampel baja SPCC-SD setelah proses electroplating nikel-krom, dimana hanya teramati
struktur mikro ferit (-Fe), tidak tampak pearlite (Fe3C) dan ketebalan lapisan nikel-krom
sekitar 7,49 16,78 m.
3.2.

Pengujian kekerasan dengan micro hardness tester


Pada pengujian kekerasan dari beberapa sampel baja SPCC-SD menggunakan metoda
Vickers Hardness, dengan rumus:
HV = (1854,4 x P) / drata22

(4)

Hasil pengukuran kekerasan dapat dilihat pada Tabel 2, dan Gambar 4, 5a-c, dan 6a-c,
dibawah memperlihatkan hasil identor dari sampel baja SPCC-SD asli, maupun setelah

ISSN 1979-1208

430

Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir IV, 2011


Pusat Pengembangan Energi Nuklir
Badan Tenaga Nuklir Nasional
proses powder coating krom dan electroplating nikel-krom. Dari Gambar 5a-c adalah
menunjukkan morfologi permukaan berbentuk belah ketupat sampel baja SPCC-SD setelah
proses powder coating krom dengan nilai kekerasan sekitar 127,696 HV 180,328 HV.

Gambar 4. Hasil Identor Uji Kekerasan Sampel Asli Baja SPCC-SD

a.
b.
c.
Gambar 5. Hasil Identor Uji Kekerasan Baja SPCC-SD, Powder coating Lama Waktu
Pelapisan, A. 5 Menit, B. 10 Menit, Dan C. 15 Menit

a.
b.
c
Gambar 6. Hasil Identor Uji Kekerasan Baja SPCC-SD, Electroplating Lama Waktu
Pelapisan, A. 5 Menit, B. 10 Menit, Dan C. 15 Menit
Tabel 2. Data Hasil Uji Kekerasan Baja SPCC-SD Sebelum dan Sesudah Proses Pelapisan
Krom dengan Nikel-Krom.
No. Nama Sampel
Nilai Kekerasan (HV)
1.
Sampel Asli(normal)
93,81
2
Sampel dari hasil Electroplating (EP1)
137,412
(EP3)
196,38
(EP3)
199,626
3.
Sampel dari hasil Powder coating(PC1)
127,696
(PC2)
153,116
(PC3)
180,328
Dimana nilai kekerasan meningkat dibanding nilai kekerasan sebelum pelapisan krom
sebesar 93,808 HV. Untuk Gambar 6a-c adalah menunjukkan morfologi permukaan
berbentuk belah ketupat sampel baja SPCC-SD setelah proses electroplating nikel-krom
dengan nilai kekerasan sekitar 137,412 HV 199,626 HV. Ternyata ada perbedaan yang
signifikan nilai kekerasan yang diakibatkan cara proses pelapisan yang beda pada waktu 10
menit yaitu 43 HV. Hal ini disebabkan karena lapisan yang terbentuk semakin tebal, namun
distribusi kekerasan nya tidak merata.Dengan kekerasan semakin meningkat sejalan dengan
bertambahnya titik distribusi arus, sehingga akan menyebabkan semakin cepat proses
pengendapan ion-ion elektrolit kedalam permukaan benda kerja. Hal ini berpengaruh

ISSN 1979-1208

431

Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir IV, 2011


Pusat Pengembangan Energi Nuklir
Badan Tenaga Nuklir Nasional
terhadap ketebalan lapisan, dimana ketebalan lapisan sangat berpengaruh terhadap nilai
kekerasan.
3.3.

Pengujian kekuatan tarik dengan alat universal testing.


Pada pengujian kekuatan tarik dari beberapa sampel baja SPCC-SD menggunakan
alat mesin uji universal hasilnya dapat dilihat pada Tabel 3. Dari Tabel 3 diatas
memperlihatkan bahwa hasil uji kekuatan tarik dari sampel baja SPCC-SD asli nilai
kekuatan tarik sebesar 322 N/mm2, dan elongation () sebesar 44%. Setelah dilakukan proses
powder coating krom nilai kekuatan tarik turun menjadi 309 - 317 N/mm2 dan elongation ()
turun menjadi 42%. Akan tetapi nilai kekuatan tarik naik sesudah proses electroplating nikelkrom menjadi 334 - 346 N/mm2, dan nilai elongation () turun menjadi 40%.
3.4.

Pembahasan
Pengamatan secara morfologi permukaan atau struktur mikro sesudah proses
electroplating nikel-krom dan powder coating krom pada baja SPCC-SD dengan variasi waktu
dan sebelum proses pelapisan dilihat pada gambar 3.2.1 3.2.3a-c dari tampang lintang
menunjukkan ada lapisan dengan ketebalan yang bisa diukur.
Pada pemakaian lapisan nikel-krom secara electroplating pada dasar baja SPCC-SD
dan rentang waktu antara 5 menit, 10 menit dan 15 menit menunjukkan hasil pelapisan yang
mempunyai bobot lebih kecil dan secara dekoratif lebih mengkilap dikarenakan cukupnya
waktu yang dibutuhkan dalam proses electroplating nikel-krom. Akan tetapi untuk proses
powder coating krom pada lapisan dasar baja SPCC-SD menghasilkan bobot lapisan yang
lebih besar dan suram, tetapi mudah terkelupas karena gesekan.
Tabel 3. Data Hasil Uji Kekuatan Tarik Pada Baja SPCC-SD Sebelum
Dan Sesudah Pelapisan Nikel-Krom.
Ao
Fm
u

No
Keterangan
2
2
2
(mm ) (kN) (N/mm ) (kgf/mm ) (%)
1.
47,32 15,25
322
32,8
44 Sampel asli
2.
51,83 16,00
309
31,9
42 PC-Cr1
3.
50,45 16,00
317
32,3
42 PC-Cr2
4.
50,08 15,50
309
31,5
40 PC-Cr3
5.
50,85 17,00
334
34,1
40 EP-NiCr1
6.
49,06 17,00
346
35,3
40 EP-NiCr2
7.
48,09 16,25
336
34,4
40 EP-NiCr3
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian, penggunaan proses
electroplating nikel-krom dan proses powder coating krom pada baja SPCC-SD berbagai
tingkatan waktu memberikan hasil tebal lapisan yang berbeda-beda. Perbedaan ini
mempunyai kecenderungan bahwa makin lama waktu yang digunakan maka tebal lapisan
yang terbentuk cenderung semakin besar. Untuk menghasilkan lapisan dengan electroplating
nikel-krom yang baik maka dipilih komposisi larutan dengan pH rendah dan untuk
mengontrol pH agar tetap pada kisaran angka 1 5 maka digunakan asam sulfat.
Kuat arus merupakan bilangan yang menyatakan jumlah arus listrik yang mengalir
melewati tiap satuan waktu electroplating nikel-krom. Dengan adanya hal ini menunjukkan
bahwa kuat arus yang digunakan berperan aktif terhadap tebal lapisan yang terbentuk.
Pemakaian kuat arus yang terlalu besar menyebabkan gelembung-gelembung gas disekitar
benda kerja yang berakibat pada penghambatan partikel-partikel logam nikel dan krom
yang akan menempel secara sempurna pada benda kerja dan proses yang terjadi terlalu

ISSN 1979-1208

432

Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir IV, 2011


Pusat Pengembangan Energi Nuklir
Badan Tenaga Nuklir Nasional
cepat. Sedangkan apabila kuat arus yang digunakan terlalu kecil maka waktu yang
dibutuhkan untuk mencapai tebal lapisan yang sama menjadi semakin lama. Tegangan
merupakan hasil kali arus listrik dengan hambatan, pada tegangan yang sama dengan jarak
yang berbeda maka jumlah aliran arus menjadi berbeda.
Jarak antara anoda dan katoda pada electroplating nikel-krom merupakan faktor
hambatan bagi arus listrik, tahanan arus listrik pada larutan elektrolit lebih besar dari
logam. Karena jarak anoda-katoda berpengaruh terhadap jumlah hambatan yang harus
dilalui arus listrik sehingga penurunan tebal lapisan seiring dengan penurunan jumlah arus
diberikan yang diberikan kepada benda yang dilapisi. Jarak anoda-katoda yang digunakan
diatur seoptimum mungkin. Apabila jarak anoda-katoda terlalu jauh menyebabkan berat
lapisan yang terlalu kecil, namun demikian jarak anoda-katoda yang terlalu dekat
menyebabkan lapisan menjadi kasar. Kesesuaian antara jarak antara anoda-katoda menjadi
salah satu faktor untuk menghasilkan pelapisan nikel-krom pada baja SPCC-SD yang
diharapkan.
Hasil pengukuran kekerasan, ternyata ada perbedaan yang signifikan nilai kekerasan
yang diakibatkan cara proses pelapisan yang beda pada waktu 10 menit yaitu 43 HV. Hal ini
disebabkan karena lapisan yang terbentuk semakin tebal, namun distribusi kekerasannya
tidak merata. Dengan kekerasan semakin meningkat sejalan dengan bertambahnya titik
distribusi arus, sehingga akan menyebabkan semakin cepat proses pengendapan ion-ion
elektrolit kedalam permukaan benda kerja. Hal ini berpengaruh terhadap ketebalan lapisan,
dimana ketebalan lapisan sangat berpengaruh terhadap nilai kekerasan.Kekerasan semakin
meningkat seiring dengan semakin tebalnya lapisan yang terjadi pada proses pelapisan.
Dari hasil-hasil para peneliti yang terdahulu[8,9,10], mengatakan bahwa secara umum
diperoleh sifat-sifat mekanis dari larutan nikel krom (electroplating) lebih besar dibanding
dengan serbuk kromium (powder coating) misal keausan, ketahanan dan kekasaran. Terbentuknya oksida dan porositas ternyata mempengaruhi sifat-sifat mekanisnya dimana pada
porositas yang dihasilkan pada serbuk kromium menurunkan sifat-sifat mekanisnya,
sedangkan oksida pada larutan nikel krom meningkatkan kekerasan dan sifat keausannya.
Ini dapat dijelaskan bahwa pada ikatan lapisan dibatas antar muka (interface), terjadi difusi
kromium maupun nikel ke substrat hanya pada daerah-daerah "aktif dengan kedalaman
difusi yang terbatas. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya kadar kromium dan nikel
pada permukaan substrat serta terjadinya peningkatan kekerasan lintang substrat pada jarak
tertentu dari permukaan.

4.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh proses powder coating krom dan
electroplating nikel-krom dengan variasi waktu pada baja SPCC-SD dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Ada perbedaan tebal lapisan nikel-krom dan lapisan krom akibat beda proses
pelapisan pada waku yang sama yaitu powder coating dan electroplating nikel-krom.
2. Ada perbedaan nilai hasil uji kekuatan tarik akibat beda proses pelapisan pada waktu
sama yaitu powder coating dan electroplating nikel-krom.
3. Tidak ada perbedaan yang signifikan ditinjau dari pengamatan mikro struktur akibat
dua proses pelapisan yaitu powder coating dan electroplating nikel-krom, hanya terlihat
fasa -ferrit saja.
4. Ada perbedaan nilai hasil uji kekerasan akibat beda proses pelapisan pada waktu 10
menit sekitar 43 HV, dimana nilai kekerasan cara powder coating lebih kecil dibanding
electroplating nikel-krom.

ISSN 1979-1208

433

Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir IV, 2011


Pusat Pengembangan Energi Nuklir
Badan Tenaga Nuklir Nasional

DAFTAR PUSTAKA
[1] ARSIANTO, S. A., Mengenal Teknik Pelapisan Logam. Bandung: Balai Besar
Pengembangan Industri Logam dan Mesin.1995.
[2] ARIKUNTO, S., Prosedur Penelitian: Rineka Cipta, 1990.
[3] TOMIJIRO, K. dan Anton, J. H. Mengenal Pelapisan Logam Electroplating, Yogyakarta:
Andi Offset.1992.
[4] HADI, S. Statistik. Yogyakarta: Andi Offset.1985.
[5] SATOTO INDRAWAN, Menjadi Pengusaha Electroplating Chrome, Andi Offset,
Yogyakarta, 2007.
[6] SUCAHYO, B. Ilmu Logam. Surakarta: Tiga Serangkai.1994.
[7] http://en.wikipedia.org/wiki/Electroplating
[8] SUARSANA, I. KETUT, Jurnal Ilmiah Teknik Mesin CAKRAM Vol.2, Kampus Bukit
Jimbaran, Bali 2002.
[9] BAMBANG SANTOSA,MARTIJANTI, Pengaruh Waktu dan Rapat Arus Pada Proses
Pelapisan Nikel Terhadap Ketebalan Lapisan, Majalah Ilmiah Kopertis, Nomor 11, Juni
2004, hal 32 35. 2004
[10] AGUS SOLEHUDIN, LENI JUWITA, Simulasi Proses Pelapisan Logam Nikel Dekoratif
untuk meningkatkan Kualitas Produk, Majalah Ilmiah Kartika Wijayakusuma, Vol 10,
No.1, Pebruari2002, hal 40-46.2002
[11] -------, Metals Hand Book, Volume 2, Heat Treating, Cleaning and Finishing, 1964.

DISKUSI
1.

Pertanyaan dari Sdr. Wahri S. (Univ.Bangka Belitung)


Mohon dijelaskan hasil penelitian saudara, perbedaan apa saja dari dua metode yang
berlainan ini?
Jawaban :
Dalam penelitian yang telah dilakukan, menunjukkan adanya perbedaan hasil uji dari
dua metode yang dipergunakan, antara lain:
1. Pada tebal lapisan nikel-krom dan lapisan krom ada perbedaan akibat beda proses
pelapisan walaupun lama waktu proses sama yaitu powder coating dan
electroplating NiCr.
2. Beda nilai hasil uji kekuatan tariknya, walaupun waktu proses sama
3. Ada perbedaan nilai hasil uji kekerasan akibat beda proses pelapisan pada waktu
10 menit sekitar 43 HV, dimana nilai kekerasan cara powder coating lebih kecil
dibanding electroplating NiCr.

ISSN 1979-1208

434

You might also like