Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini perkembangan teknologi berkembang dengan sangat cepat.
Perkembangan ini berbanding lurus dengan kebutuhan hidup manusia
dengan memperhatikan kualitas material. Oleh karena itu, banyak penemuan
para ahli yang baru untuk menciptakan hal dengan teknologi canggih dan
dapat bersaing dengan teknologi baru yang lain.
Perkembangan dalam hal mekanik juga dapat berkembang dengan
pesat. Berbagai rekayasa telah dilakukan agar kebutuhan manusia dapat
terpenuhi, contoh: transportasi. Salah satu aspek penting pada bidang
rekayasa mekanik adalah menekankan pada material. Penggunakan yang
tidak tepat akan berujung pada rendahnya efisiensi, gangguan pemakaian,
rendahnya usia pakai dan kegagalan.
Oleh karena itu diperlukan adanya pengujian material yang akan
digunakan sebelum diputuskan layak atau tidaknya material tersebut untuk
digunakan untuk kebutuhan. Namun, harus diperhatikan juga pengujian
secara fisik dan kimia.
Pada kenyataannya, suatu bahan memiliki sifat tertentu yang sesuai
dengan keinginan dan memiliki sifat lain yang tidak sesuai dengan
keinginan dan kebutuhan, misalnya baja yang kuat tetapi mudah berkarat
atau baja yang ulet tetapi mudah aus. Suatu bahan dapat diberikan perlakuan
atau dipadu dengan bahan lain sehingga sifat buruk akan hilang dan sifat
baik akan muncul. Salah satu perlakuan yang dilakukan pada material
adalah perlakuan panas. Pada umumnya, perlakuan panas ini dilakukan pada
baja, baja merupakan logam yang paling sering digunakan pada komponen
mesin. Karena itu analisis-analisis panas terhadap sifat mekanik baja yang
perlu diperhatikan.
1.2 Tujuan
Tujuan praktikum Teknik Pengujian Logam yaitu:
1. Memahami prinsip pengujian logam;
2. Memahami perbedaan destructive test (DT) dan non-destructive
test (NDT);
3. Memahami standar yang digunakan pada pengujian logam;
4. Menganalisis sifat dan parameter yang ditunjukkan pada
pengujian logam;
5. Mengolah data hasil pengujian logam;
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah yang digunakan pada Praktikum Teknik Pengujian
Logam yaitu:
1. Bab II Pengujian Tarik
- Spesimen uji yang digunakan yaitu baja ST37;
- Standar yang digunakan yaitu ASTM E8M-04;
- Mesin uji tarik yang digunakan yaitu Universal Testing
Machine (UTM)
2. Bab III Pengujian Kekerasan
- Pengujian kekerasan yang digunakan yaitu pengujian
-
pengujian Charpy;
Standar yang digunakan yaitu ASTM E-23;
Spesimen uji yang digunakan yaitu baja ST37 dan mika;
Massa pendulum yang digunakan untuk spesimen uji baja
Machine (UTM);
Pengujian menggunakan prinsip three points bending.
part 6;
Spesimen uji yang digunakan yaitu spesimen hasil las;
Proses pre-cleaning menggunakan cairan thinner;
Penetran yang digunakan adalah visible penetrant;
Teknik pengaplikasian penetran yang digunakan adalah
spraying;
Dwell time penetrasi selama 15 menit;
Dwell time development selama 7 menit.
BAB II
PENGUJIAN TARIK
2.1 Tujuan
1. Memahami prinsip dasar pengujian tarik;
2. Memahami dan menganalisis kurva mesin pengujian tarik;
3. Mendapatkan data-data hasil pengujian tarik;
4. Mengolah data-data hasil pengujian tarik;
5. Memahami sifat-sifat mekanik yang didapatkan dari pengujian tarik;
6. Memahami prinsip kerja Universal Testing Machine (UTM).
2.2 Teori Dasar
Tujuan dari dilakukannya suatu pengujian mekanis adalah untuk
menentukan respon material dari suatu konstruksi, komponen atau rakitan
fabrikasi pada saat dikenakan beban atau deformasi dari luar. Dalam hal ini
akan ditentukan seberapa jauh perilaku inheren (sifat yang lebih merupakan
ketergantungan atas fenomena atomik maupun mikroskopis dan bukan
dipengaruhi bentuk atau ukuran benda uji) dari material terhadap
pembebanan tersebut. Di antara semua pengujian mekanis tersebut,
pengujian tarik merupakan jenis pengujian yang paling banyak dilakukan
karena mampu memberikan informasi representatif dari perilaku mekanis
material.
Sampel atau benda uji dengan ukuran dan bentuk tertentu ditarik
dengan beban kontinyu sambil diukur pertambahan panjangnya. Data yang
didapat berupa perubahan panjang dan perubahan beban yang selanjutnya
ditampilkan
dalam
bentuk
grafik
tegangan-regangan,
sebagaimana
Gambar 2.1 Kurva tegangan-regangan dari sebuah benda uji terbuat baja ulet
Gambar 2.2 Kurva tegangan-regangan dari sebuah benda uji terbuat dari
bahan getas
service)
Harus dilewati dalam proses manufaktur logam (forming
process)
d. Kekuatan tarik maksimum (ultimate tensile strength)
Merupakan tegangan maksiumum yang dapat ditanggung oleh
material sebelum terjadinya perpatahan (fracture). Nilai
kekuatan tarik maksimum uts ditentukan dari beban maksium.
Fmaks dibagi luas penampang awal Ao. Pada bahan ulet
tegangan maksimum ini ditunjukkan oleh titik M (Gambar 2.1)
dan selanjutnya bahan akan terus berdeformasi hingga titik B.
Bahan yang bersifat getas memberikan perilaku yang berbeda
dimana tegangan maksimum sekaligus tegangan perpatahan
(titik B pada Gambar 2.2). Dalam kaitannya dengan penggunaan
struktural maupun dalam proses forming bahan, kekuatan
maksimum adalah batas tegangan yang sama sekali tidak boleh
dilewati.
e. Kekuatan Putus (breaking strength)
Kekuatan putus ditentukan dengan membagi beban pada saat
benda uji putus (Fbreaking) dengan luas penampang awal Ao.
Untuk bahan yang bersifat ulet pada saat beban maksimum M
terlampaui dan bahan terus terdeformasi hingga titik putus B
maka terjadi mekanisme penciutan (necking) sebagai akibat
adanya suatu deformasi yang terlokalisasi. Pada bahan ulet
suatu
sifat
yang
menggambarkan
stretching,
sebagainya.
Pengujian
drawing,
tarik
hammering,
memberikan
cutting
dua
dan
metode
benda uji.
Persentase
pengurangan/reduksi
penampang
(Area
Reduction)
Diukur sebagai pengurangan luas penampang (crosssection) setelah perpatahan terhadap luas penampang
awalnya.
Reduksi penampang, R (%) = [(Ao-Af)/Ao] x 100% (1.3)
dimana Af adalah luas penampang akhir dan Ao luas
penampang awal.
g. Modulus elastisitas (E)
Modulus elastisitas atau modulus Young merupakan ukuran
kekakuan suatu material. Semakin besar harga modulus ini maka
semakin kecil regangan elastis yang terjadi pada suatu tingkat
pembebanan tertentu, atau dapat dikatakan material tersebut
semakin kaku (stiff). Pada grafik tegangan-regangan (Gambar
2.1 dan 2.2), modulus kekakuan tersebut dapat dihitung dari
slope kemiringan garis elastis yang linier, diberikan oleh:
E = / atau E = tan (1.4)
komponen-komponen
yang
mungkin
mengalami
kurva
tegangan-regangan
sesungguhnya
diperlukan
luas area dan panjang aktual pada saat pembebanan setiap saat
terukur. Perbedaan kedua kurva tidaklah terlampau besar pada
regangan yang kecil, tetapi menjadi signifikan pada rentang
terjadinya pengerasan regangan (strain hardening), yaitu setelah
titik luluh terlampaui. Secara khusus perbedaan menjadi
demikian besar di dalam daerah necking. Pada kurva teganganregangan rekayasa, dapat diketahui bahwa benda uji secara
aktual mampu menahan turunnya beban karena luas area awal
Ao bernilai konstan pada saat penghitungan tegangan = P/Ao.
Sementara pada kurva tegangan-regangan sesungguhnya luas
Gambar 2.5 Ilustrasi penampang samping bentuk perpatahan benda uji tarik sesuai
dengan tingkat keuletan/kegetasasan
lebih disukai karena bahan ulet umumnya lebih tangguh dan memberikan
peringatan lebih dahulu sebelum terjadinya kerusakan Pengamatan kedua
tampilan perpatahan itu dapat dilakukan baik dengan mata telanjang
maupun dengan bantuan stereoscan macroscope. Pengamatan lebih detil
dimungkinkan
dengan penggunaan SEM (Scanning Electron Microscope).
a. Perpatahan Ulet
Gambar 2.6 di bawah ini memberikan ilustrasi skematis
terjadinya perpatahan ulet pada suatu spesimen yang diberikan
pembebanan tarik:
Gambar 2.6. Tahapan terjadinya perpatahan ulet pada sampel uji tarik: (a)
Penyempitan awal; (b) Pembentukan rongga-rongga kecil (cavity); (c)
Penyatuan rongga-rongga membentuk suatu retakan; (d) Perambatan retak;
(e) Perpatahan geser akhir pada sudut 45.
Gambar 2.7 Tampilan permukaan patahan dari suatu sampel logam yang
ditandai dengan lubang-lubang dimple sebagai suatu hasil proses penyatuan
rongga-rongga kecil (cavity) selama pembebanan berlangsung
b. Perpatahan Getas
Perpatahan getas memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Tidak ada atau sedikit sekali deformasi plastis yang terjadi
pada material
2. Retak/perpatahan merambat sepanjang bidang-bidang
kristalin membelah atom-atom material (transgranular).
3. Pada material lunak dengan butir kasar (coarse-grain)
maka dapat dilihat pola-pola yang dinamakan chevrons or
fan-like pattern yang berkembang keluar dari daerah awal
kegagalan.
4. Material keras dengan butir halus (fine-grain) tidak
memiliki pola-pola yang mudah dibedakan.
5. Material amorphous (seperti gelas) memiliki permukaan
patahan yang bercahaya dan mulus.
Contoh perpatahan getas dari suatu benda uji berbentuk pelat
diberikan oleh Gambar 2.8 di bawah ini
.
Gambar 2.8. Perpatahan getas pada dua sampel logam berpenampang lintang
persegi panjang (pelat)
Gambar 2.9. Foto SEM sampel dengan perpatahan getas. Perhatikan bentuk
perambatan retak yang menjalar (a) memotong butir (transgranular fracture)
dan (b) melalui batas butir material (intergranular fracture)
Mencatat F maksimal
Kesimpulan
Gambar 2.10 Skema Proses Pengujian Tarik
2.3.2.....................................................................................................Penje
lasan Skema Proses
1. Mempersiapkan spesimen uji yang sesuai dengan standar ASTM
E8M-04;
2. Mengukur dimensi awal gauge length, tebal dan diameter
spesimen uji ST37;
3. Memasang spesimen uji pada mesin Universal Testing Machine
(UTM);
4. Memasang millimeter blok pada mesin uji;
5. Menghidupkan mesin uji UTM;
6. Memberikan pembebanan secara kontinyu hingga spesimen uji
patah;
7. Mencatat F maksimal saat spesimen uji patah;
8. Melakukan pengukuran dimensi akhir spesimen uji saat patah;
9. Melakukan pengolahan data;
10. Melakukan analisis dan pembahasan;
11. Membuat kesimpulan.
2.4 Alat dan Bahan
2.4.1.....................................................................................................Alat
1. Universal Testing Machine (UTM);
2. Jangka sorong;
3. Kamera;
4. Penggaris.
2.4.2.....................................................................................................Baha
n
1. Spesimen uji ST37 sesuai standar ASTM E8M-04;
2. Milimeter blok.
Jenis Material
ST37
44 mm
6.30 mm
Data
Luas Penampang
Awal (Ao)
Keterangan
31.1566 mm
Data
F max
Skala
= 1960 kg
= 21 kotak
1 kotak = 93.33
kg
Keterangan
Diperoleh dari hasil
pengujian pada mesin
Skala
Tentukan posisi Fy dari
Fy
= 17 kotak
= 1586.61 kg
= 53.05 mm
= 6.10 mm
Luas Penampang
Akhir (Af)
Perubahan Panjang
(l)
= 29.20985 mm2
= 9.04 mm
= 15 kotak
8
9
10
11
Kekuatan Tarik
(u)
Kekuatan Luluh
(y)
Keuletan ()
Modulus Elastisitas
(E)
= 62.9079kg/mm2
= 629.079 MPa
=50.9236kg/mm2
= 509.236 MPa
= 20.5454%
= 2.4591 kg/mm2
=24.691 MPa
=0.24691 GPa
u = Fmax / Ao
y = Fy / Ao
= l / lo x 100%
E = y /
Kurva Mesin
Kurva Mesin Uji Tarik
2200
2000
1800
1600
1400
1200
F (kg) 1000
800
600
400
200
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
l (mm)
Kurva Teknis
Kurva Teknis Uji Tarik
70
60
50
40
(kg/mm2)
30
20
10
0.02
0.04
0.06
0.08
0.1
0.12
(mm)
0.14
0.16
0.18
0.2
2.5.2.....................................................................................................Peng
olahan Data
- Luas Penampang Awal (Ao)
Diketahui : do
= 6.30 mm
Ditanyakan : Ao?
Jawab
:
1
1
A o = d o2= x 3.14 x (6.30 mm)2 =31.15665 mm 2
4
4
-
Skala
Diketahui : Fmax = 1960 kg
Fmax = 21 kotak
Ditanyakan : skala?
Jawab
:
1960 kg
Skala=
=93.33 kg/kotak
21 kotak
Keuletan ()
Diketahui : l
= 9.04 mm
lo
= 44 mm
Ditanyakan : ?
Jawab
:
l
9.04 mm
= x 100 =
x 100 =20.5454
lo
44 mm
= 20.5454%
Ditanyakan : E?
Jawab
:
y 509.236 MPa
E= =
=24.78 MPa=0.2478GPa
20.5454
pun memiliki skema perpatahan yang disebut sebagai cup and cone
fracture mechanism. Mekanisme ini menjelaskan mekanisme terjadinya
patah ulet pada spesimen uji ini yaitu:
1. Terjadinya penyempitan awal;
2. Terjadinya pembentukan rongga-rongga kecil (cavity);
3. Terjadinya penyatuan rongga-rongga membentuk suatu retakan;
4. Terjadinya perambatan retak;
5. Terjadinya perpatahan geser akhir pada sudut 45o.
Seharusnya, hasil u yang dihasilkan dari hasil pengujian material
ST37 adalah minimal 37 kg/mm2 atau 370 MPa. Tetapi, hasil pengujian
material uji ST37 menunjukkan u sebesar 62.9079 kg/mm2 atau 629.079
MPa. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh ukuran diameter dan gauge
length yang tidak sesuai standar ASTM E8M-04. Ukuran diameter spesimen
uji seharusnya sebesar 9.0 0.1 mm sedangkan spesimen uji sebenarnya
berukuran 6.30 mm. Ukuran gauge spesimen uji seharusnya sebesar 45.0
0.1 mm sedangkan spesimen uji sebenarnya berukuran 44 mm.
2.7 Kesimpulan
- Pengujian tarik adalah pengujian yang bertujuan untuk mengetahui
sifat-sifat mekanik yang dimiliki logam yaitu kekuatan tarik (tensile
strength, u), kekuatan luluh (yield strength, y), modulus elastisitas
(elasticity modulus, E), elongasi (elongation, ) dan reduksi
-
BAB III
PENGUJIAN KEKERASAN
3.1 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami prinsip dasar pengujian kekerasan Brinell
dan Rockwell C;
2. Mengetahui kekerasan dari suatu spesimen uji;
3. Membandingkan prosedur dan prinsip pengujian kekerasan Brinell
dan Rockwell C;
3.2 Teori Dasar
Proses pengujian kekerasan dapat diartikan sebagai kemampuan suatu
bahan terhadap pembebanan dalam perubahan yang tetap. Dengan kata lain,
ketika gaya tertentu diberikan pada suatu benda uji yang mendapat pengaruh
pembebanan, benda uji akan mengalami deformasi. Kita dapat menganalisis
seberapa besar tingkat kekerasan dari bahan tersebut melalui besarnya beban
yang diberikan terhadap luas bidang yang menerima pembebanan tersebut.
Kita harus mempertimbangkan kekuatan dari benda kerja ketika
memilih bahan benda tersebut. Dengan pertimbangan itu, kita cenderung
memilih bahan benda kerja yang memiliki tingkat kekerasan yang lebih
tinggi. Alasannya, logam keras dianggap lebih kuat apabila dibandingkan
dengan logam lunak. Meskipun demikian, logam yang keras biasanya
cenderung lebih rapuh dan sebaliknya, logam lunak cenderung lebih ulet
dan elastis.
Pengujian kekerasan bahan logam bertujuan mengetahui angka
kekerasan logam tersebut. Dengan kata lain, pengujian kekerasan ini bukan
untuk melihat apakah bahan itu keras atau tidak, melainkan untuk
mengetahui seberapa besar tingkat kekerasan logam tersebut. tingkat
kekerasan logam berdasarkan pada standar satuan yang baku. Karena itu,
prosedur pengujian kekerasan pun diatur dan diakui oleh standar industri di
dunia sebagai satuan yang baku. Satuan yang baku itu disepakati melalui
tiga metode pengujian kekerasan, yaitu penekanan, goresan, dan dinamik.
Tabel 3.1 Logam Ferro Dan Pemakaiannya
Nama
Baja lunak
Komposisi
Campuran ferro dan
Sifat
Ulet dan dapat
Pemakaian
Pipa, mur, baut dan
(mild steel)
Baja karbon
karbon (0.1-0.3%)
ditempa dingin
sekrup
sedang (medium
carbon steel)
Baja karbon
tinggi (high
carbon steel)
Baja kecepatan
tinggi (high
carbon steel)
Lebih ulet
perkakas, kikir,
disepuh
Getas, dapat
disepuh keras,
dimudakan dan
tahan terhadap
suhu tinggi
(D d )
D
D
2P
BHN =
dimana :
P = beban yang diberikan (KP atau Kgf)
D = diameter indentor yang digunakan
d = diameter bekas lekukan
Kekerasan ini disebut kekerasan Brinell, yang biasa disingkat
dengan HB atau BHN (Brinell Hardness Number). Semakin
keras logam yang diuji, maka semakin tinggi nilai HB. Bahanbahan atau perlengkapan yang digunakan untuk uji kekerasan
Brinell adalah sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Apabila kita memakai bola baja untuk uji Brinell, biasanya yang
terbuat dari baja krom yang telah disepuh atau cermentite
carbide. Bola Brinell ini tidak bolehberdeformasi sama sekali di
saat proses penekanan ke permukaan logam uji. Standar dari
bola Brinell yaitu mempunyai 10 mm atau 0,3937 in, dengan
penyimpangan maksimal 0,005 mm atau 0,0002 in. Selain yang
telah distandarkan di atas, terdapat juga bola-bola Brinell
dengan diameter lebih kecil ( 5 mm, 2,5 mm, 2 mm,
1,25 mm, 1 mm, 0,65 mm) yang juga mempunyai toleransitoleransi tersendiri. Misalnya, untuk diameter 1 sampai dengan 3
mm
adalah lebih kurang 0,0035 mm, antara 3 sampai dengan 6 mm
adalah 0,004 mm, dan antara 6 sampai dengan 10 mm adalah
0,005 mm. Penggunaannya bergantung pada gaya tekan P dan
teliti
dengan
mikrometer
pada
mikroskop.
2 Fsin 2
D
1.8554 F
D2
Kesimpulan
Gambar 3.1 Skema Proses Uji Kekerasan Brinell
Membuat kesimpulan
Gambar 3.2 Skema Proses Uji Kekerasan Rockwell C
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
berbeda;
8. Memasang spesimen di mikroskop optik;
9. Menentukan ukuran diameter hasil indentasi;
10. Menentukan nilai HB;
11. Melakukan analisa dan pembahasan;
12. Membuat kesimpulan;
-
Indentasi
Brinell
ASTM E10
Bola Baja
62.5 kg
10 s
Al 7XXX
No.
1
2
Spesimen Uji
Al 7XXX ke 1
Al 7XXX ke 2
Rata-rata (m)
Rata-rata (mm)
No.
1
-
Spesimen
HBN
2
135
1
131
Uji
Al 7XXX
Rata3
131
Rata
132.33
Indentasi
Rockwell C
ASTM E18
Diamond Cone
150 kg
10 kg
10 s
a. Nickel Base
b. AISI P420
No.
1.
2.
Spesime
n Uji
Nickel
Based
AISI
P420
Nilai Kekerasan
2
3
4
Rata5
Rata
30
27
20.5
19
27
24.7
23.5
24.5
25.5
28
28
25.9
30+27+20.5+14 +27
=24.7 HRC
5
23.5+24.5+25.5+28+28
=25.9 HRC
5
praktikum
ini
dilakukan
pengujian
kekerasan
dengan
menggunakan alat uji Rockwell C dan Brinell. Kedua alat uji tersebut
merupakan pengujian kekerasan metode indentasi yang prinsipnya adalah
penekanan benda uji dengan indentor dengan gaya tekan dan waktu
indentasi yang ditentukan. Kekerasan suatu material ditentukan oleh
kedalaman atau luas area indentasi yang dihasilkan, bergantung kepada jenis
pengujian dan jenis indentor yang digunakan. Standar pengujian dengan
Brinell adalah ASTM E10, sedangkan standar pengujian Rockwell C adalah
ASTM E-18. Pada praktikum ini, spesimen yang diuji dengan metode
Brinell adalah material Al 7XXX serta spesimen yang diuji dengan metode
Rockwell C adalah material Nickel Base dan AISI P420.
Pada pengujian Brinell, indentor yang digunakan adalah bola baja
dengan beban sebesar 65 kg dan dwell time (waktu penekanan) selama 10
detik. Hasil pengujian berbentuk lingkaran bulat yang kemudian diukur
diameternya dibawah mikroskop. Diameter ini yang kemudian dikonversi
menjadi Hardness Brinell Number (HBN) baik melalui tabel konversi
maupun perhitungan. Hasil rata-rata HBN spesimen uji Aluminum Alloys
LABORATORIUM LOGAM TEKNIK METALURGI UNJANI 2014/2015
7XXX adalah sebesar 132.33 HBN. Hasil ini masih termasuk kedalam
spesifikasi HBN Aluminum Alloys 7XXX yaitu sebesar 20-210 HBN
(Sumber: Website MatWeb Material Property Data).
Metode Rockwell merupakan pengujian kekerasan dengan pembacaan
langsung, berbeda dengan metode Brinell dimana kekerasan suatu bahan
dinilai dari diameter jejak indentasi yang dihasilkan. Perbedaan tipe-tipe
Metode Rockwell terletak pada jenis indentor dan beban yang digunakan
serta berpengaruh kepada tipe material yang akan diuji. Pada pengujian
Rockwell skala C, beban mayor yang digunakan adalah 150 kg dan beban
minor yang digunakan adalah 10 kg, dengan jenis indentor diamond cone
serta lazimnya digunakan untuk menguji material baja yang dikeraskan dan
baja atau paduan yang dikeraskan.
Hasil pengujian material Nickel Based Alloy memiliki Hardness
Rockwell C sebesar 24.7 HRC. Nilai ini jauh dibawah nilai kekerasan Nickel
Based Alloy sebesar 50 HRC (Nickel Development Institute). Hal ini
kemungkinan disebabkan oleh:
1. Alat uji yang belum dikalibrasi
2. Kesalahan pada praktikum
3. Adanya perlakuan tambahan yang diberikan kepada spesimen uji.
Hasil pengujian Rockwell C untuk material AISI P420 adalah sebesar
25.9 HRC. Nilai ini sesuai dengan kekerasan material AISI p420 yang
mengalami hardening pada suhu 950-1020oC dan tempering pada suhu 600750oC yang berkisar antara 24-29 HRC (Sumber: Website Interlloy
Engineering Steels and Alloy)
3.7 Kesimpulan
- Pengujian kekerasan adalah pengujian ketahanan material terhadap
-
deformasi plastis;
Hasil pengujian material Al 7XXX dengan metode Brinell yaitu
132.33 HBN;
Hasil pengujian material Nickel Based dengan metode Rockwell C
25.9 HRC;
Metode Brinell menggunakan indentor bola baja dengan beban 62.5;
Metode Rockwell C menggunakan indentor diamond cone dengan
beban minor 10 kg dan beban mayor 150 kg.
BAB IV
PENGUJIAN IMPAK
4.1 Tujuan
1. Memahami prinsip dasar pengujian impak;
2. Memahami tujuan pengujian impak;
3. Memahami perbedaan pengujian impak metode Charpy dan Izod;
4. Menganalisis bentuk perpatahan (fraktografi) hasil uji impak;
5. Menganalisis hasil uji impak berbagai material dan karakteristik
perpatahan yang dihasilkan;
6. Memahami sifat yang dihasilkan dari pengujian impak.
4.2 Teori Dasar
Uji impact charpy digunakan untuk mengetahui kegetasan atau
keuletan suatu bahan (specimen) yang akan diuji dengan cara pembebanan
secara tiba-tiba terhadap benda yang akan diuji secara statik. Benda uji
dibuat takikan terlebih dahulu sesuai dengan standar JIS Z2202 dan hasil
pengujian benda tersebut akan mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk
seperti bengkokan atau patahan esuai dengan keuletan atau kegetasan
terhadap benda uji tersebut.
Mesin uji impact adalah mesin uji untuk mengetahui harga impak
suatu beban yang diakibatkan oleh gaya kejut pada bahan uji tersebut. tipe
dan bentuk konstruksi mesin uji bentur beraneka ragam, yaitu mulai dari
jenis konvensional sampai dengan sistem digital yang lebih maju. Dalam
pembebanan statis dapat juga terjadi laju deformasi yang tinggi kalau bahan
diberi takikan. Semakin tajam takikan, maka akan semakin besar deformasi
yang terkonsentrasikan pada takikan, yang memungkinkan peningkatan laju
regangan beberapa kali lipat. Patah getas menjadi permasalahan penting
pada baja dan besi. Pengujian impact charpy banyak dipergunakan untuk
menentukan kualitas bahan. Benda uji takikan berbentuk V yang
mempunyai keadaan takikan 2 mm banyak dipakai. Mesin uji impact
charpy dapat ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
Pada pengujian ini adalah suatu bahan uji yang ditakik, dipukul oleh
pendulum (godam) yang mengayun. Dengan pengujian ini dapat diketahui
sifat kegetasan suatu bahan. Cara ini dapat dilakukan dengan charpy atau
cara izod. Pada pengujian kegetasan bahan dengan cara impact charpy,
pendulum diarahkan pada bagian belakang takik dari batang uji. Sedangkan
pada pengujian impact cara izod adalah pukulan pendulum diarahkan pada
jarak 22 mm dari penjepit dan takikannya menghadap pada pendulum.
Pengerjaan benda uji pada impact charpy dan izod dikerjakan habis pada
semua permukaan. Takikan dibuat dengan mesin fris atau alat notch khusus
takik. Semua dikerjakan menurut standar yang ditetapkan yaitu JIS Z .
dimana:
W2 = sisa usaha setelah mematahkan benda uji (kg m)
G = berat pendulum (kg)
h2 = jarak akhir antara pendulum dengan benda uji (m)
= jarak lengan pengayun (m)
cos = sudut posisi akhir pendulum
Besarnya usaha yang diperlukan untuk memukul patah benda uji dapat
diketahui melalui rumus sebagai berikut :
W = W1 W2 (kgm)
Sehingga persamaan yang diperoleh dari rumus di atas adalah sebagai
berikut:
W = G x (cos cos ) (kg m)
dimana:
W = usaha yang diperlukan untuk mematahkan benda uji (kg m)
W1 = usaha yang dilakukan (kg m)
W2 = sisa usaha setelah mematahkan benda uji (kg m)
G = berat pendulum (kg)
= jarak lengan pengayun (m)
cos = sudut posisi awal pendulum
cos = sudut posisi akhir pendulum
Dan besarnya harga impact dapat diketahui dari rumus berikut ini :
K = W/Ao\
dimana :
K = nilai impact (kg m/mm2)
W = usaha yang diperlukan untuk mematahkan benda uji (kg m)
Ao = luas penampang di bawah takikan (mm2)
Melepaskan pendulum
Mengulangi langkah diatas untuk spesimen uji (2) Mika dengan mesin
untuk non-Ferrous
Membuat kesimpulan.
Gambar 4.6 Skema Proses Pengujian Impak
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Data
Panjang (mm)
Lebar (mm)
Tebal (mm)
Kedalaman Takikan (mm)
Luas Penampang (mm)
Metode Pengujian
Temperatur Uji (oC)
Massa Pendulum (kg)
Panjang Pendulum (m)
Sudut Awal (o)
Sudut Pantul (o)
Energi Impak (J)
Harga Impak (J/mm2)
Percepatan Gravitasi (m/s2)
ST37
130.20
9.30
25.00
1.00
1074.15
Charpy
25
10
1
150
-15
179.53
0.1671
9.8
Mika
65
9.30
10
1.00
585
Charpy
25
5
0.5
150
110
12.84
0.0219
9.8
cos cos
EI =m x g x R
(150)
cos (15 ) cos
m
EI =10 kg x 9.8 2 x 1 m
s
EI =179.53 J
cos cos
EI =m x g x R
(150)
cos ( 110 ) cos
m
EI =5 kg x 9.8 2 x 0.5 m
s
EI =12.84 J
diharapkan terjadi pada bagian yang bertakik tersebut. Pada praktikum ini,
spesimen uji impak berupa baja ST37 dan Mika. Pada umumnya, uji Charpy
dilakukan pada berbagai temperatur untuk mengetahui temperatur transisi,
tetapi pada praktikum ini hanya dilakukan pada temperatur 25oC atau
temperatur ruang. Temperatur transisi berfungsi untuk mengetahui
perubahan sifat keuletan dan kekakuan yang akan terjadi pada suatu material
ketika temperatur tertentu.
Sudut pantul dari ST37 lebih besar dari sudut pantul mika, karena
energi yang diserap oleh ST37 lebih besar. Pada pengujian impak, melalui
perhitungan dapat diketahui nilai energi impak yaitu energi yang mampu
diserap. Nilai EI pada spesimen ST37 sebesar 179.53 Joule, sedangkan nilai
EI pada spesimen Mika sebesar 12.84 Joule. Selain nilai EI, melalui
perhitungan pun dapat diketahui nilai Harga Impak suatu material. Nilai HI
pada spesimen ST37 sebesar 0.1671 J/mm2 sedangkan nilai HI pada
spesimen mika sebesar 0.0219 J/mm2.
Pengukuran lain yang dapat dilakukan pada pengujian impak Charpy
adalah pengamatan permukaan patahan untuk menentukan jenis patahan
yang terjadi. Pada umumnya, jenis patahan yang terjadi digolongkan
menjadi 3 jenis, yaitu patah berserat, patah granular dan perpatahan
campuran. Pada spesimen uji ST37, perpatahan yang terjadi adalah
perpatahan berserat atau fibrous fracture. Perpatahan ini melibatkan
pergeseran bidang-bidang Kristal dalam bahan logam yang ulet. Perpatahan
ini ditandai dengan permukaan patahan berserat yang mampu menyerap
cahaya dan berpenampilan buram. Sedangkan pada spesimen uji mika,
perpatahan yang terjadi adalah perpatahan granular atau kristalin.
Perpatahan ini dihasilkan oleh mekanisme pembelahan pada butir-butir
material yang getas. Perpatahan ini ditandai dengan permukaan patahan
yang datar yang mampu memberikan daya pantul cahaya yang tinggi.
Namun, pada material uji Mika, patahan yang terjadi tidak terbagi
menjadi dua, namun menjadi 4 bagian yang tidak beraturan. Hal ini
0.1671 J/mm2;
Energi Impak dan Harga Impak spesimen uji Mika yaitu 12.84 J dan
0.0219 J/mm2;
Perpatahan pada material ST37 adalah perpatahan berserat sedangkan
BAB V
PENGUJIAN BENGKOK
5.1 Tujuan
1. Memahami prinsip dasar pengujian bengkok;
2. Menganalisis hasil uji bengkok suatu material;
3. Memahami sifat mekanik bahan apabila menerima beban tekan;
4. Memahami hal-hal yang mempengaruhi pengujian bengkok;
5. Menghitung modulus elastisitas, momen inersia, momen bending dan
defleksi bending.
5.2 Teori Dasar
Uji Bending (pengujian lengkung) merupakan salah satu pengujian
sifat mekanik bahan yang dilakukan terhadap spesimen dari bahan baik
bahan yang akan digunakan sebagai konstruksi atau komponen yang akan
menerima pembebanan lengkung maupun proses pelengkungan dalam
pembentukan. Pelengkuan (bending) merupakan proses pembebanan
terhadap suatu bahan pada suatu titik ditengah-tengah dari bahan yang
ditahan diatas dua tumpuan. Dengan pembebanan ini bahan akan mengalami
deformasi dengan dua buah gaya yang berlawanan bekerja pada saat yang
bersmaan. Gambar dibawah ini memperlihatkan prilaku bahan uji selama
pembebanan lengkung.
Mc
I
dimana :
= flexural strength
M = momen lentur di penampang melintang yang ditinjau
c = jarak dari neutral axis ke elemen yang ditinjau
I = momen inersia penampang
Hasil
Pengujian
Mulur
Maka
diperoleh
gradien y
+ B. Nilai
Ax
Mengukur jari-jari dan jarak tumpuan dengan jangka sorong dan penggaris
Mencatat skala akhir dan mengukur sudut awal menggunakan busur derajat
Melepaskan pembebanan
Membuat kesimpulan.
Gambar 5.1 Skema Proses Pengujian Bengkok
Data Pengamatan
Jenis Material
Panjang (p)
Lebar (l)
Tebal (t)
Luas Penampang (A)
Jari-Jari Tumpuan (r)
Jarak Tumpuan (L)
Skala Awal
Skala Akhir
10
11
12
13
Skala Beban
Sudut Awal
Sudut Akhir
Sudut Springback
14
15
16
17
18
()
Regangan Bending
Modulus Elastisitas
19
(E)
Defleksi ()
Perolehan Data
ST37
150.46 mm
19.80 mm
3.68 mm
72.86 mm2
23.2 mm
140 mm
381 mm
467 mm
Keterangan
L = 2r + 3t t/2
Defleksi = skala akhir
skala awal
2700 kg
55o
70o
15o
82.2294 mm4
80500 kgmm
1801.3022 kg/mm2
18013.022 MPa
0.001597
1127928,7414
kg/mm2
1.4676 mm
e = 1 / (L/T)+1
E= PL3/48I, atau
E = /e
= PL3/48EI
Sudut Springback
Diketahui : Sudut awal = 55o
Sudut akhir = 70o
Ditanyakan : Sudut springback?
Jawab
:
Sudut springback=sudut akhirsudut awal
Sudut springback=70 o55o =15o
t = 3.68 mm
Ditanyakan : I?
Jawab
:
3
1 3
1
2l t
2 x 19.80 x x 3.68
2
2
I=
=
=82.2294 mm4
3
3
( )
Kekuatan Bending ()
Diketahui : M = 80500 kgmm
I = 82.2294 mm4
T = 3.68 mm
Ditanyakan : ?
Jawab
:
1
1
M x t 80500 kgmm x x 3.68 mm
2
2
=
=
4
I
82.2295 m m
=1801.3022
kg
=18013.022 MPa
mm2
0.001597
Defleksi
Diketahui : P = 2300 kg
L = 140 mm
E = 1127928.741 kg/mm2
I = 82.2294 mm4
Ditanyakan : ?
Jawab
:
3
PL
2300 kg x 1403 mm
=
=
=0.1849 mm
48 EI
kg
48 x 1127928.741
x
82.2294
2
mm
praktikum
ini
dilakukan
pengujian
bending
dengan
diamati;
Springback yaitu perubahan sudut tekukan menjadi lebih besar
dikarenakan pada spesimen uji masih terdapat sisa deformasi plastis.
BAB VI
PENGUJIAN MULUR
6.1 Tujuan
1. Memahami prinsip dasar pengujian mulur;
2. Memahami dan menganalisis kurva pengujian mulur;
3. Mendapatkan data hasil uji mulur;
4. Mengolah data hasil uji mulur.
6.2 Teori Dasar
Creep adalah deformasi plastis yang berjalan tergantung dengan
waktu. Parameter yang digunakan untuk fenomena mulur / creep adalah
tegangan (), Temperatur (T), dan waktu (t). Untuk mengetahui tentang laju
creep pada material di lakukan creep test, dimana material diberi
pembebanan konstan dalam jangka waktu yang lama yang kemudian
hasilnya diplot dalam bentuk kurva uji creep
Dari creep test didapat kurva creep pada pembebanan dan tegangan
konstan sebagai berikut:
Kurva diatas didapat dari creep test yang memiliki kelemahan dalam
pengerjaannya yaitu waktu yang lama (10000 jam), beban rendah, sulit
mendapatkan kurvanya karena tiap kali pengecilan penampang perlu
penurunan tegangan. Untuk itu agar creep lebih mudah di amati maka
dilakukan creep rupture test yang menggunakan beban yang besar dan
waktu yang singkat.
= rupture life
Gambar 6.4 Contoh kurva Larson Miller untuk paduan Besi S 590
Melakukan pengamatan
Membuat kesimpulan
Gambar 6.5 Skema Proses Pengujian Creep
spesimen
uji
dengan
Temperatur (oC)
Beban (kg)
Panjang Awal (mm)
Panjang Akhir (mm)
Diameter Awal (mm)
Diameter Akir (mm)
Jenis Material
700oC
5.84 kg
32 mm
41.8 mm
5.0 mm
4.34 mm
ST37
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Waktu
(t)
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
55
60
65
70
75
80
85
90
95
l
3.62
4.60
4.16
4.19
4.20
4.17
4.20
4.21
4.23
4.25
4.25
4.25
4.24
4.25
4.28
4.29
4.29
4.29
4.29
4.31
Reganga
n
0.11
0.14
0.13
0.13
0.13
0.13
0.13
0.13
0.13
0.13
0.13
0.13
0.13
0.13
0.13
0.13
0.13
0.13
0.13
0.13
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
100
105
110
115
120
125
130
135
140
145
150
155
160
165
170
175
180
185
190
195
200
205
210
215
220
225
230
235
240
245
250
255
260
265
270
275
280
285
290
295
300
305
4.33
4.34
4.34
4.34
4.35
4.40
4.40
4.40
4.39
4.30
4.42
4.43
4.44
4.44
4.45
4.46
4.48
4.49
4.49
4.49
4.51
4.52
4.54
4.55
4.55
4.56
4.59
4.60
4.61
4.60
4.61
4.65
4.67
4.68
4.68
4.68
4.71
4.73
4.75
4.74
4.75
4.76
0.14
0.14
0.14
0.14
0.14
0.14
0.14
0.14
0.14
0.13
0.14
0.14
0.14
0.14
0.14
0.14
0.14
0.14
0.14
0.14
0.14
0.14
0.14
0.14
0.14
0.14
0.14
0.14
0.14
0.14
0.14
0.15
0.15
0.15
0.15
0.15
0.15
0.15
0.15
0.15
0.15
0.15
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
310
315
320
325
330
335
340
345
350
355
360
365
370
375
380
385
390
395
400
405
410
415
420
425
430
435
440
445
450
455
460
465
470
475
480
485
490
495
500
505
510
515
4.78
4.83
4.82
4.82
4.84
4.86
4.87
4.88
4.88
4.89
4.91
4.93
4.96
4.99
5.03
5.07
5.10
5.15
5.19
5.23
5.26
5.30
5.35
5.38
5.41
5.45
5.48
5.51
5.54
5.57
5.59
5.61
5.63
5.65
5.67
5.69
5.72
5.75
5.79
5.58
5.86
5.89
0.15
0.15
0.15
0.15
0.15
0.15
0.15
0.15
0.15
0.15
0.15
0.15
0.16
0.16
0.16
0.16
0.16
0.16
0.16
0.16
0.16
0.17
0.17
0.17
0.17
0.17
0.17
0.17
0.17
0.17
0.17
0.18
0.18
0.18
0.18
0.18
0.18
0.18
0.18
0.17
0.18
0.18
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
520
525
530
535
540
545
550
555
560
565
570
575
580
585
590
595
600
605
610
615
620
625
630
635
640
645
650
655
660
665
670
675
680
685
690
695
700
705
710
715
720
725
5.92
5.96
6.00
6.04
6.10
6.13
6.16
6.20
6.25
6.30
6.36
6.42
6.48
6.52
6.52
6.55
6.60
6.68
6.70
6.70
6.70
6.70
6.75
6.75
6.75
6.75
6.75
6.75
6.75
6.76
6.76
6.78
6.78
6.79
6.78
6.80
6.81
6.83
6.84
6.84
6.84
6.88
0.19
0.19
0.19
0.19
0.19
0.19
0.19
0.19
0.20
0.20
0.20
0.20
0.20
0.20
0.20
0.20
0.21
0.21
0.21
0.21
0.21
0.21
0.21
0.21
0.21
0.21
0.21
0.21
0.21
0.21
0.21
0.21
0.21
0.21
0.21
0.21
0.21
0.21
0.21
0.21
0.21
0.22
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
181
182
183
184
185
186
187
188
730
735
740
745
750
755
760
765
770
775
780
785
790
795
800
805
810
815
820
825
830
835
840
845
850
855
860
865
870
875
880
885
890
895
900
905
910
915
920
925
930
935
6.89
6.90
6.89
6.89
6.89
6.92
6.92
6.92
6.92
6.92
6.95
6.97
6.97
6.98
7.00
7.01
7.02
7.02
7.04
7.08
7.08
7.08
7.11
7.12
7.12
7.12
7.12
7.13
7.16
7.16
7.16
7.16
7.18
7.21
7.21
7.22
7.22
7.26
7.26
7.26
7.26
7.26
0.22
0.22
0.22
0.22
0.22
0.22
0.22
0.22
0.22
0.22
0.22
0.22
0.22
0.22
0.22
0.22
0.22
0.22
0.22
0.22
0.22
0.22
0.22
0.22
0.22
0.22
0.22
0.22
0.22
0.22
0.22
0.22
0.22
0.23
0.23
0.23
0.23
0.23
0.23
0.23
0.23
0.23
189
190
191
192
193
194
195
196
197
198
199
200
201
202
203
204
205
206
207
208
209
210
211
212
213
214
215
216
217
218
219
220
221
222
223
224
225
226
227
228
229
230
940
945
950
955
960
965
970
975
980
985
990
995
1000
1005
1010
1015
1020
1025
1030
1035
1040
1045
1050
1055
1060
1065
1070
1075
1080
1085
1090
1095
1100
1105
1110
1115
1120
1125
1130
1135
1140
1145
7.3
7.31
7.31
7.31
7.31
7.34
7.35
7.35
7.35
7.35
7.4
7.4
7.4
7.4
7.4
7
7.4
7.42
7.42
7.42
7.46
7.48
7.48
7.48
7.48
7.48
7.48
7.48
7.48
7.5
7.52
7.53
7.53
7.53
7.54
7.55
7.56
7.56
7.56
7.56
7.56
7.56
0.23
0.23
0.23
0.23
0.23
0.23
0.23
0.23
0.23
0.23
0.23
0.23
0.23
0.23
0.23
0.23
0.23
0.23
0.23
0.23
0.23
0.23
0.23
0.23
0.23
0.23
0.23
0.23
0.23
0.23
0.24
0.24
0.24
0.24
0.24
0.24
0.24
0.24
0.24
0.24
0.24
0.24
231
232
233
234
235
236
237
238
239
240
241
242
243
244
245
246
247
248
249
250
251
252
253
254
255
256
257
258
259
260
261
262
263
264
265
266
267
268
269
270
271
272
1150
1155
1160
1165
1170
1175
1180
1185
1190
1195
1200
1205
1210
1215
1220
1225
1230
1235
1240
1245
1250
1255
1260
1265
1270
1275
1280
1285
1290
1295
1300
1305
1310
1315
1320
1325
1330
1335
1340
1345
1350
1355
7.58
7.58
7.59
7.59
7.59
7.6
7.63
7.64
7.65
7.66
7.67
7.67
7.67
7.68
7.68
7.68
7.69
7.69
7.7
7.75
7.76
7.76
7.76
7.78
7.79
7.79
7.8
7.8
7.81
7.81
7.82
7.82
7.82
7.82
7.82
7.83
7.84
7.84
7.84
7.84
7.85
7.85
0.24
0.24
0.24
0.24
0.24
0.24
0.24
0.24
0.24
0.24
0.24
0.24
0.24
0.24
0.24
0.24
0.24
0.24
0.24
0.24
0.24
0.24
0.24
0.24
0.24
0.24
0.24
0.24
0.24
0.24
0.24
0.24
0.24
0.24
0.24
0.24
0.25
0.25
0.25
0.25
0.25
0.25
273
274
275
276
277
278
279
280
281
282
283
284
285
286
287
288
289
290
291
292
293
294
295
296
297
298
299
300
301
302
303
304
305
306
307
308
309
310
311
312
313
314
1360
1365
1370
1375
1380
1385
1390
1395
1400
1405
1410
1415
1420
1425
1430
1435
1440
1445
1450
1455
1460
1465
1470
1475
1480
1485
1490
1495
1500
1505
1510
1515
1520
1525
1530
1535
1540
1545
1550
1555
1560
1565
7.85
7.85
7.86
7.86
7.86
7.86
7.87
7.87
7.87
7.87
7.88
7.88
7.88
7.89
7.89
7.9
7.91
7.92
7.93
7.93
7.94
7.94
7.94
7.94
7.94
7.95
7.95
7.95
7.95
7.95
8.31
8.31
8.33
8.35
8.35
8.36
8.36
8.38
8.38
8.38
8.38
8.39
0.25
0.25
0.25
0.25
0.25
0.25
0.25
0.25
0.25
0.25
0.25
0.25
0.25
0.25
0.25
0.25
0.25
0.25
0.25
0.25
0.25
0.25
0.25
0.25
0.25
0.25
0.25
0.25
0.25
0.25
0.26
0.26
0.26
0.26
0.26
0.26
0.26
0.26
0.26
0.26
0.26
0.26
315
316
317
318
319
320
321
322
323
324
325
326
327
328
329
330
331
332
333
334
335
336
337
338
339
340
341
342
343
344
345
346
347
348
349
350
351
352
353
354
355
356
1570
1575
1580
1585
1590
1595
1600
1605
1610
1615
1620
1625
1630
1635
1640
1645
1650
1655
1660
1665
1670
1675
1680
1685
1690
1695
1700
1705
1710
1715
1720
1725
1730
1735
1740
1745
1750
1755
1760
1765
1770
1775
8.40
8.41
8.41
8.41
8.44
8.45
8.45
8.45
8.47
8.49
8.49
8.48
8.48
8.52
8.53
8.53
8.53
8.53
8.57
8.58
8.58
8.57
8.59
8.63
8.63
8.63
8.63
8.64
8.68
8.68
8.68
8.68
8.67
8.72
8.73
8.73
8.73
8.73
8.76
8.77
8.76
8.78
0.26
0.26
0.26
0.26
0.26
0.26
0.26
0.26
0.26
0.27
0.27
0.27
0.27
0.27
0.27
0.27
0.27
0.27
0.27
0.27
0.27
0.27
0.27
0.27
0.27
0.27
0.27
0.27
0.27
0.27
0.27
0.27
0.27
0.27
0.27
0.27
0.27
0.27
0.27
0.27
0.27
0.27
357
358
359
360
361
362
363
364
365
366
367
368
369
370
371
372
373
374
375
376
377
378
379
380
381
382
383
384
385
386
387
388
389
390
391
392
393
394
395
396
397
398
1780
1785
1790
1795
1800
1805
1810
1815
1820
1825
1830
1835
1840
1845
1850
1855
1860
1865
1870
1875
1880
1885
1890
1895
1900
1905
1910
1915
1920
1925
1930
1935
1940
1945
1950
1955
1960
1965
1970
1975
1980
1985
8.82
8.84
8.84
8.84
8.83
8.87
8.87
8.87
8.86
8.88
8.91
8.92
8.91
8.91
8.93
8.96
8.97
8.96
8.96
8.95
8.98
9.01
9.02
9.01
9.01
9.02
9.05
9.06
9.05
9.05
9.06
9.08
9.09
9.09
9.09
9.1
9.12
9.12
9.12
9.12
9.16
9.17
0.28
0.28
0.28
0.28
0.28
0.28
0.28
0.28
0.28
0.28
0.28
0.28
0.28
0.28
0.28
0.28
0.28
0.28
0.28
0.28
0.28
0.28
0.28
0.28
0.28
0.28
0.28
0.28
0.28
0.28
0.28
0.28
0.28
0.28
0.28
0.28
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
399
400
401
402
403
404
405
406
407
408
409
410
411
412
413
414
415
416
417
418
419
420
421
422
423
424
425
426
427
428
429
430
431
432
433
434
435
436
437
438
439
440
1990
1995
2000
2005
2010
2015
2020
2025
2030
2035
2040
2045
2050
2055
2060
2065
2070
2075
2080
2085
2090
2095
2100
2105
2110
2115
2120
2125
2130
2135
2140
2145
2150
2155
2160
2165
2170
2175
2180
2185
2190
2195
9.17
9.16
9.16
9.21
9.22
9.21
9.21
9.21
9.21
9.21
9.25
9.27
9.26
9.25
9.26
9.3
9.32
9.32
9.31
9.3
9.34
9.36
9.36
9.35
9.35
9.39
9.41
9.41
9.39
9.4
9.43
9.45
9.45
9.43
9.44
9.48
9.51
9.5
9.49
9.48
9.53
9.55
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.29
0.30
0.30
0.29
0.30
0.30
0.30
0.30
0.30
0.30
0.30
0.30
441
442
443
444
445
446
447
448
449
450
451
452
453
454
455
456
457
458
459
460
461
462
463
464
465
466
467
468
469
470
471
472
473
474
475
476
477
478
479
480
481
482
2200
2205
2210
2215
2220
2225
2230
2235
2240
2245
2250
2255
2260
2265
2270
2275
2280
2285
2290
2295
2300
2305
2310
2315
2320
2325
2330
2335
2340
2345
2350
2355
2360
2365
2370
2375
2380
2385
2390
2395
2400
2405
9.54
9.53
9.53
9.57
9.59
9.59
9.58
9.58
9.61
9.64
9.63
9.62
9.63
9.67
9.69
9.69
9.67
9.67
9.71
9.73
9.74
9.72
9.72
9.75
9.78
9.77
9.76
9.77
9.81
9.83
9.83
9.82
9.82
9.85
9.87
9.87
9.87
9.87
9.9
9.93
9.32
9.91
0.30
0.30
0.30
0.30
0.30
0.30
0.30
0.30
0.30
0.30
0.30
0.30
0.30
0.30
0.30
0.30
0.30
0.30
0.30
0.30
0.30
0.30
0.30
0.30
0.31
0.31
0.31
0.31
0.31
0.31
0.31
0.31
0.31
0.31
0.31
0.31
0.31
0.31
0.31
0.31
0.29
0.31
483
484
485
486
487
488
489
490
491
492
493
494
495
496
497
498
499
500
501
502
503
504
505
506
507
508
509
510
511
512
513
514
515
516
517
518
519
520
521
522
523
524
2410
2415
2420
2425
2430
2435
2440
2445
2450
2455
2460
2465
2470
2475
2480
2485
2490
2495
2500
2505
2510
2515
2520
2525
2530
2535
2540
2545
2550
2555
2560
2565
2570
2575
2580
2585
2590
2595
2600
2605
2610
2615
9.91
9.94
9.97
9.96
9.94
9.95
9.95
10.01
10.01
10
10
10.03
10.05
10.06
10.04
10.04
10.08
10.1
10.09
10.08
10.08
10.14
10.13
10.11
10.13
10.17
10.18
10.17
10.16
10.17
10.21
10.22
10.21
10.2
10.22
10.25
10.26
10.25
10.24
10.25
10.26
10.3
0.31
0.31
0.31
0.31
0.31
0.31
0.31
0.31
0.31
0.31
0.31
0.31
0.31
0.31
0.31
0.31
0.32
0.32
0.32
0.32
0.32
0.32
0.32
0.32
0.32
0.32
0.32
0.32
0.32
0.32
0.32
0.32
0.32
0.32
0.32
0.32
0.32
0.32
0.32
0.32
0.32
0.32
525
526
527
528
529
530
531
532
533
534
535
536
537
538
539
540
541
542
543
544
545
546
547
548
549
550
551
552
553
554
555
556
557
558
559
560
561
562
563
564
565
566
2620
2625
2630
2635
2640
2645
2650
2655
2660
2665
2670
2675
2680
2685
2690
2695
2700
2705
2710
2715
2720
2725
2730
2735
2740
2745
2750
2755
2760
2765
2770
2775
2780
2785
2790
2795
2800
2805
2810
2815
2820
2825
10.31
10.3
10.29
10.31
10.35
10.36
10.35
10.34
10.37
10.4
10.41
10.39
10.39
10.42
10.45
10.46
10.45
10.44
10.48
10.51
10.52
10.5
10.5
10.53
10.58
10.58
10.55
10.55
10.6
10.63
10.63
10.61
10.6
10.64
10.67
10.68
10.66
10.67
10.69
10.73
10.73
10.73
0.32
0.32
0.32
0.32
0.32
0.32
0.32
0.32
0.32
0.33
0.33
0.32
0.32
0.33
0.33
0.33
0.33
0.33
0.33
0.33
0.33
0.33
0.33
0.33
0.33
0.33
0.33
0.33
0.33
0.33
0.33
0.33
0.33
0.33
0.33
0.33
0.33
0.33
0.33
0.34
0.34
0.34
567
568
569
570
571
572
573
574
575
576
577
578
579
580
581
582
583
584
585
586
587
588
589
590
591
592
593
594
595
596
597
598
599
600
601
602
603
604
605
606
607
608
2830
2835
2840
2845
2850
2855
2860
2865
2870
2875
2880
2885
2890
2895
2900
2905
2910
2915
2920
2925
2930
2935
2940
2945
2950
2955
2960
2965
2970
2975
2980
2985
2990
2995
3000
3005
3010
3015
3020
3025
3030
3035
10.72
10.75
10.78
10.78
10.77
10.76
10.8
10.82
10.82
10.8
10.8
10.84
10.86
10.87
10.85
10.85
10.88
10.91
10.92
10.9
10.9
10.94
10.98
10.96
10.95
10.97
10.99
11.02
11.01
10.98
11.02
11.05
11.05
11.05
11.05
11.06
11.08
11.1
11.11
11.1
11.9
11.12
0.34
0.34
0.34
0.34
0.34
0.34
0.34
0.34
0.34
0.34
0.34
0.34
0.34
0.34
0.34
0.34
0.34
0.34
0.34
0.34
0.34
0.34
0.34
0.34
0.34
0.34
0.34
0.34
0.34
0.34
0.34
0.35
0.35
0.35
0.35
0.35
0.35
0.35
0.35
0.35
0.37
0.35
609
610
611
612
613
614
615
616
617
618
619
620
621
622
623
624
625
626
627
628
629
630
631
632
633
634
635
636
637
638
639
640
3040
3045
3050
3055
3060
3065
3070
3075
3080
3085
3090
3095
3100
3105
3110
3115
3120
3125
3130
3135
3140
3145
3150
3155
3160
3165
3170
3175
3180
3185
3190
3195
11.15
11.2
11.23
11.25
11.27
11.29
11.31
11.31
11.38
11.43
11.44
11.44
11.44
11.45
11.51
11.69
11.71
11.72
11.77
11.86
11.95
11.98
12.04
12.11
12.17
12.21
12.24
12.26
12.3
12.34
12.34
13.34
0.35
0.35
0.35
0.35
0.35
0.35
0.35
0.35
0.36
0.36
0.36
0.36
0.36
0.36
0.36
0.37
0.37
0.37
0.37
0.37
0.37
0.37
0.38
0.38
0.38
0.38
0.38
0.38
0.38
0.39
0.39
0.42
Ditanyakan : ?
Jawab
:
l 4.83 mm
2 = =
=0.1509
lo
32 mm
3. Diketahui : l= 6.75 mm
lo= 37 mm
Ditanyakan : ?
Jawab
:
l 6.75 mm
3 = =
=0.219
lo
37 mm
4. Diketahui : l= 7.23 mm
lo= 23 mm
Ditanyakan : ?
Jawab
:
l 7.23 mm
4= =
=0.2259
lo
23 mm
5. Diketahui : l= 7.79 mm
lo= 23 mm
Ditanyakan : ?
Jawab
:
l 7.79 mm
5 = =
=0.2434
lo
23 mm
6. Diketahui : l= 8.45 mm
lo= 32 mm
Ditanyakan : ?
Jawab
:
l 8.45 mm
1= =
=0.2831
lo
32 mm
7. Diketahui : l= 9.06 mm
lo= 32 mm
Ditanyakan : ?
Jawab
:
l 9.06 mm
1= =
=0.2831
lo
32 mm
8. Diketahui : l= 0.58 mm
lo= 32 mm
Ditanyakan : ?
Jawab
:
LABORATORIUM LOGAM TEKNIK METALURGI UNJANI 2014/2015
1=
l 0.58 mm
=
=0.2993
lo
32 mm
9. Diketahui : l= 10.17 mm
lo= 32 mm
Ditanyakan : ?
Jawab
:
l 10.17 mm
1= =
=0.3178
lo
32 mm
10. Diketahui : l= 13.34 mm
lo= 32 mm
Ditanyakan : ?
Jawab
:
l 13.34 mm
1= =
=0.4168
lo
32 mm
Stage II
Stage III
0.45
0.40
0.35
0.30
0.25
REGANGAN
STRAIN ()
0.20
0.15
0.10
0.05
0.00
Time (Menit)
Gambar 6.6 Kurva Hasil Pengujian Mulur
bekerja pada spesimen uji. Namun, tetap terjadi perubahan dimensi awal
dan akhir. Panjang spesimen uji awal yaitu 32 mm dan diameter awal yaitu
5 mm, sedangkan panjang spesimen uji akhir yaitu 41.18 mm dan diameter
akhir yaitu 4.34 mm.
6.7 Kesimpulan
- Pengujian mulur adalah pengujian terhadap deformasi permanen dari
material ketika material ketika mengalami beban konstan atau tekanan
-
BAB VII
PENGUJIAN DYE PENETRANT
7.1 Tujuan
1. Memahami prinsip dasar non-destructive test;
2. Memahami prinsip dasar non-destructive test dye penetrant;
3. Menganalisis cacat dengan menggunakan non-destructive test dye
penetrant.
7.2 Teori Dasar
cahaya
putih
yang
cukup
untuk
pengamatan.
b. Fluorescent Penetrant
Cairan berwarna hijau muda terang (dengan bantuan
cahaya ultraviolet). Liquid penetrant ini adalah yang dapat
oleh
variabel
seperti
selama
suhu,
proses
pengujian
permukaan
spesimen,
diinspeksi
Pengeringan (pengeringan)
Pemberian penetran (penetrant application)
Pembersihan penetran (penetrant removal)
Pemberian developer (developer application)
Evaluasi subjek yang diinspeksi
Pembersihan akhir dari subjek yang diinspeksi
merata
- Bisa diterapkan pada benda uji yang posisinya tidak datar
2. Dry Developer
- Cocok diaplikasikan pada permukaan benda uji yang
kasar, memiliki sudut tajam, berulir dan posisinya datar
Caranya dengan memberikan cairan berwarna terang (Liquid
Penetrant) pada permukaan yang di inspeksi. Cairan ini harus memiliki daya
penetrasi yang baik dan viskositas yang rendah agar dapat masuk pada cacat
dipermukaan material. Selanjutnya penetrant yang tersisa di permukaan
material disingkirkan. Cacat akan tampak jelas jika perbedaan warna
penetrant dengan latar belakang cukup kontras. Sesuai inspeksi, penetrant
yang tertinggal dibersihkan dengan pemberian developer.
Melakukan pre-cleaning
Menyemprotkan developer
Membuat kesimpulan
Gambar 7.2 Skema Proses Non-Destructive Test Dye Penetrant
material uji;
Menunggu dwell time 15 menit;
Membersihkan sisa zat penetrant dengan lap kering;
Menyemprotkan developer;
Mengamati perubahan yang terjadi;
Melakukan analisis dan pembahasan;
Membuat kesimpulan.
Jenis NDT
Standar Pengujian
Tipe
Teknik Pengaplikasian
Preparasi Permukaan
Dwell Time
Dye Penetrant
ASTM E165-02
Visible
Spray
Hasil Las
15 menit
pengamatan.
Penggunaan
developer
pada
Undercut
Transversal
Crack
7.7 Kesimpulan
- Pengujian Non-Destructive Test Liquid Penetrant memiliki prinsip
yaitu
pemanfaatan
cairan
penetrant
untuk
memasuki
celah
terdeteksi;
Prosedur pemeriksaan yaitu pre-cleaning, penetrasi, removal of excess
retakan;
Removal of excess penetrant bertujuan untuk membersihkan sisa
penetrant di permukaan;
Development bertujuan untuk developer menyerap cairan penetrant
kembali ke permukaan;
Cacat yang terjadi pada spesimen uji hasil las yaitu imperfect shape
dalam bentuk undercut dan cacat retak transversal.
DAFTAR PUSTAKA
Yuwono, Akhmad Herman. 2009. Buku Panduan Praktikum Karakterisasi
Material I Pengujian Merusak (Destructive Testing). Depok: Departemen
Metalurgi dan Material Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Yunus, Asyari D. Struktur dan Sifat Material. Jakarta: Universitas Darma Persada