Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
Annisa Andita Said
108101000027
ii
Analisis Pelaksanaan Teknik Job Safety Analysis (JSA) Dalam Identifikasi Bahaya
Di Tempat Kerja Pada Terminal Y PT X Di Kabupaten Kutai Kartanegara
Kalimantan Timur Tahun 2012
xx + 128 halaman, 2 tabel, 1 gambar, 1 bagan, 7 lampiran
ABSTRAK
iii
ABSTRACT
Terminal Y is one of north areas production PT X. Based on type of work, the
equipment used and the characteristics environment, PT X has 10 major potential hazard
that may occur in the workplace. Based on statistical data incident by PT X, 86% of
work accidents caused due to an error in the process of implementation and observance
of the JSA in the work routine and are often monitored. In addition, on the basis of a
preliminary study that has been made, implementation of the JSA conducted at Terminal
Y is still insufficient.
This research is qualitative research. The techniques used in the collection of
data that the field observations, in-depth interviews and document analysis. The Data are
analyzed based on the theory of input-process-output-feedback.
Based on the research known that human resources, method and facilities still not
supporting the technique Job Safety Analysis (JSA) in identification hazard. So the JSA
cannot identified the hazard properly. Feedback that is given in the form of the input that
delivered directly to worker who performs identification hazard.
Advice of this research is should JSA made by HES, monitoring regularly in
every week, give module related the JSA program to all workers, provide training
related program that implemented in recurring once a month and should team leader help
HES to monitor and socialize program identification hazard to workers in their portion.
Reading list : 42 (1997 2012)
CURRICULUM VITAE
I. PERSONAL DETAILS
Name
Place/Date of birth
Address
Mobile
: 085282718994
: annisa.said@gmail.com
ii
iii
LEMBAR PERSEMBAHAN
~ TERIMA KASIH ~
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur Alhamdulillah penulis panjat kehadirat Allah SWT yang
selalu senantiasa memberikan rahmat serta nikmat-Nya atas segala keberanian,
kelancaran, kekuatan, kesabaran dan segala ketenangan yang Engkau berikan.
Terimakasih Rabb atas kasih sayang-Mu yang selalu terpacarkan hingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Pelaksanaan Teknik Job Safety
Analysis (JSA) Dalam Identifikasi Bahaya Di Tempat Kerja Pada Terminal Y PT X
Di Kabupaten Kutai Kartanegara Kalimantan Timur Tahun 2012 ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan alam Rasulullah SAW
beserta keluarganya dan sahabat-sahabatnya yang telah membawa umatnya menuju
pintu pencerahan dan peradaban serta jalan yang diridhai oleh Allah SWT.
Penulis ingin menyampaikan secara khusus ucapan terima kasih dan
penghargaan kepada Ayahanda Rudy Ananda Said yang telah menjadi Kekuatan dan
Inspirasi bagi penulis serta Ibunda Tersayang Primaya Diah Lina atas segala dukungan
dan doanya yang tiada henti dan selalu dipanjatkan kepada Allah SWT untuk
keberhasilan penulis dalam menjalani kehidupan ini.
Penyelesaian skripsi ini semata-mata bukanlah hasil usaha penulis sendiri,
melainkan dari bantuan, bimbingan, motivasi dan semangat serta doa dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan ucapan
terima kasih yang tak terhingga kepada :
1. Adik-adikku tercinta Isra Febiastri Said, Umar Abdulrahim Said dan Kholid
Abdulrahman Said, terima kasih telah memberikan senyuman dan canda tawa,
hingga membuat penulis terus bersemangat mencapai masa depan yang cerah.
Kakak-kakakku yang baik Mas Aditya Pradana, Mas Indra Aditya Renaldy, Mas
Juanda Satriawan, Mas Raja Satria, Mbak Nur Efni, Kak Dewi Yan Putri, Kak
Refki Juliasty dan Kak Mellysa Putri Neldi, terimakasih atas dukungan, bantuan,
kasih sayang, dan ketegasan yang diberikan selama proses penyelesaian skripsi
ini. Semoga Allah selalu memberikan limpahan rezeki dan kasih sayangnya
kepada kita.
2. Sahabat dan saudaraku Siti Farhatun yang selalu mendukung, memotivasi,
memberi masukan, yang selalu menemani saat tersenyum, tertawa, sedih, gelisah
dan marah mulai dari awal masuk Program Studi Kesehatan Masyarakat sampai
dengan sekarang.
3. Ibu Febrianti, SP, M.Si selaku ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat dan
Ibu Catur Rosidati, SKM, MKM selaku penguji sidang skripsi dan wakil ketua
Program Studi Kesehatan Masyarakat yang telah memberikan bimbingan dan
kemudahan dalam penyusunan skripsi ini.
4. Ibu Riastuti Kusuma Wardani, SKM, MKM dan Ibu Raihana Nadra Alkaff,
SKM, M.MA selaku dosen pembimbing yang senantiasa membantu dan
membimbing penulis selama penyusunan skripsi.
5. Bapak Dr. Arif Sumantri, SKM, M.Kes, selaku penasehat akademik yang
senantiasa memberikan nasehat, dukungan, dan doa yang diberikan.
vi
6. Seluruh dosen dan staf PSKM FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan ilmu pengetahuan yang sangat berguna bagi penulis dan para
mahasiswa umumnya.
7. Bapak Suparno yang telah membukakan jalan bagi saya untuk menyelesaikan
skripsi dan penelitian di perusahaan.
8. Bapak Henry Sutanto, Ibu Martha Niati Kombolangi dan Pak Destri Harnowo
yang telah memberikan saya kesempatan untuk melakukan penelitian,
memberikan dorongan dan kekuatan untuk terus maju menyelesaikan skripsi.
Terimakasih telah memotivasi saya, dan terus membimbing saya dari awal
penelitian hingga selesai.
9. Pak Iman Sudirman, Pak Girwo, Mas Endra Heri, Mas Dian Sumantri, Pak
Denny, Pak Inok Sutrisno dan Mbak Siti Hikmah yang selalu memberikan
dukungan dan wawasan baru bagi saya selama proses penelitian di lapangan.
10. Seluruh Keluargaku di lokasi kerja (Process Plant, Maintenance, Lex Plant,
Laboratorium, Facility Management, Constraction) yang sangat membantu saya
dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan.
11. Bapak Ghozali yang selalu memberikan informasi dan membuatkan surat-surat
yang saya butuhkan untuk penyelesaian skripsi.
12. Sahabat-sahabat K3 dan Gizi yang senantiasa memberikan informasi, motivasi,
dan bantuannya selama proses pengerjaan skripsi. Terimakasih untuk Sekar Asih
Rengganis, Shella Monica, Tetik Wulandari, Titi Rahmadany, Irfan Nur Hidayat,
Widayu Rahmidha Noer yang sangat memotivasi hingga skripsi ini dapat
diselesaikan meskipun banyak air mata dan rintangan.
vii
13. Adik-adik kelas Najla, Indah, Fitri, Ubay, Richo, Prima, Ajis dan adik-adik
lainnya atas doa yang kalian berikan. Senang sekalibisa mengenal dan berbagi
ilmu baik secara akdemik maupun organisasi bersama kalian.
14. Teman-temanku Thezard Franciskus, Rizfi Faris Pari, Yuki Desi Andini,
Intanasa Nurdenti, Umaira Nisa, Harry Guswanto, Wahyuda, Ilma Nafiani,
Aldinal, Mas Thalut yang telah menemani proses penelitian yang saya lakukan
selama di Balikpapan. Terimakasih atas dukungan yang diberikan dalam segala
hal selama berada di Kalimantan.
Dengan memanjatkan doa kepada Allah SWT, penulis berharap semua kebaikan
yang telah diberikan mendapatkan balasan dari Allah SWT. Amin. Terakhir kiranya
penyusun berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca umumnya.
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN .i
ABSTRAK
....ii
ABSTRACT ...iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN
...iv
...vi
.viii
LEMBAR PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR
...ix
............xvii
.xix
DAFTAR LAMPIRAN
..xx
....9
....9
..10
ii
..10
..10
..12
..12
..........15
..16
..19
..21
..28
..33
..33
..39
..40
..43
iii
..47
..53
..54
..54
..54
..55
..56
..59
..59
..62
..79
......91
..94
........96
............96
6.2 Gambaran Input Pelaksanaan Teknik Job Safety Analysis (JSA) Dalam
Identifikasi Bahaya di Terminal Y PT X
96
6.3 Gambaran Proses Pelaksanaan Teknik Job Safety Analysis (JSA) Dalam
Identifikasi Bahaya di Terminal Y PT X
....108
iv
6.4 Gambaran Output Pelaksanaan Teknik Job Safety Analysis (JSA) Dalam
Identifikasi Bahaya di Terminal Y PT X
....117
....119
........122
........122
........124
LAMPIRAN ..
DAFTAR TABEL
No. Tabel
Judul Tabel
Halaman
Tabel 4.1
50
Tabel 5.1
Matrix Informan
61
ii
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar
Gambar 2.1
Judul Gambar
Contoh Form Job Safety Analysis
Halaman
23
iii
DAFTAR BAGAN
No. Bagan
Bagan 2.1
Judul Bagan
Model Sistem Azrul Azwar
Halaman
28
iv
DAFTAR LAMPIRAN
No Lampiran
Judul Lampiran
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Informed Consent
Lampiran 6
Lampiran 7
BAB I
PENDAHULUAN
pada tanggal 31 Mei 2010, kecelakaan yang sangat tragis, dimana lima orang
terperangkap di dalam sebuah tangki unloading nitrogen. Empat orang
diantaranya meninggal dunia dan satu orang dapat diselamatkan. Kecelakaan
kedua terjadi pada hari Rabu tanggal 9 Juni 2010, kecelakaan yang menimpa
seorang Companyman di lokasi pemboran minyak dan gas bumi disebabkan oleh
surge tank yang tumbang menimpa Companyman sehingga mengakibatkan
korban meninggal dunia.
Kemudian kecelakaan ketiga terjadi pada tanggal 5 Juli 2010, kecelakaan
yang menyebabkan seorang pekerja perawatan sumur luka berat dan akhirnya
meninggal dunia setelah dirawat secara intensif selama 10 hari di rumah sakit
yang diakibatkan tertimpa tubing bowl yang jatuh. Kecelakaan yang keempat
yaitu terjadi pada tanggal 1 Desember 2010, kecelakaan yang mengakibatkan
seorang Floorman meninggal dunia akibat kejatuhan DP Elevator yang lepas dari
travelling block. Korban menderita patah tangan dan kaki kiri, tiga jari kaki kiri
putus dan kepala bagian belakang kiri retak serta darah keluar dari telinga, mulut
dan hidung korban (ESDM, 2010).
Kasus-kasus kecelakaan kerja di atas menunjukkan bahwa kecelakaan
kerja adalah risiko terbesar yang dihadapi kegiatan migas. Menurut Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral (2011), kerugian yang diderita akibat
kecelakaan tidak hanya kerugian materi yang besar, namun lebih dari itu adalah
timbulnya korban jiwa dengan jumlah yang tidak sedikit. Selain kerugian dana
untuk biaya perawatan dan pengobatan, perusahaan juga akan kehilangan
produktifitas kerjanya, karena semakin banyak tenaga kerja yang sakit atau cacat
akibat kerja akan mengurangi kualitas dan kuantitas sumber daya manusia
pembangunan untuk kemajuan (Martiana, 2010).
Potensi bahaya yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja tersebut dapat
berasal dari berbagai kegiatan atau aktivitas dalam pelaksanaan operasi atau juga
berasal dari luar proses kerja (Tarwaka, 2008). Oleh karena itu penerapan
program keselamatan dan kesehatan kerja berupa penerapan sistem manajemen
K3 yang diantaranya melalui identifikasi bahaya dan rekomendasi tindakan
pengendalian efektif sehingga dapat menciptakan lingkungan kerja yang aman,
sehat dan sejahtera, bebas dari kecelakaan, kebakaran, peledakan, pencemaran
lingkungan akibat kerja (Tifa, 2010).
Program dikatakan berhasil jika pelaksanaannya sesuai dengan petunjuk
dan ketentuan pelaksanaan yang dibuat oleh pembuat program yang mencakup
antara lain cara pelaksanaan, agen pelaksana, kelompok sasaran dan manfaat
program. Sedangkan pada perspektif hasil, program dapat dinilai berhasil
manakala program membawa dampak seperti yang diinginkan. Suatu program
mungkin saja berhasil dilihat dari sudut proses, tetapi boleh jadi gagal ditinjau
dari dampak yang dihasilkan, atau sebaliknya (Akib dan Tarigan, 2011).
Selain itu keberhasilan sebuah program juga harus didukung oleh sistem
yang komplek dan saling berhubungan. Menurut Azwar (1997) sistem adalah
kumpulan dari bagian-bagian yang berhubungan dan membentuk satu kesatuan
yang majemuk, dimana masing-masing bagian bekerja sama secara bebas dan
terkait untuk mencapai sasaran kesatuan dalam suatu situasi yang majemuk pula.
Sistem dapat disebut pula suatu kesatuan yang utuh dan terpadu dari berbagai
standar bekerja yang aman lainnya. JSA merupakan salah satu komponen dalam
prosedur analisa bahaya yang bertujuan untuk mengidentifikasi, menghilangkan
atau mengurangi potensi risiko sebelum melakukan pekerjaan. Prosedur analisa
bahaya ini terdiri dari fase perencanaan yaitu fase menentukan pekerjaan dan
risiko bahaya yang mungkin ada, fase perijinan yaitu fase pembuatan, penyertaan
dan pelaksanaan JSA saat akan bekerja, dan fase pelaksanaan yaitu saat pekerja
melakukan berpikir bebas insiden dalam melakukan setiap pekerjaan. (PT X,
2011).
Berdasarkan data statistik insiden yang dimiliki PT X, terjadi penurunan
angka kecelakaan kerja pada PT X dalam tiga tahun terakhir ini. Dengan
persentase 74,2 % tahun 2010, 57,6 % tahun 2011 dan 33,33 % tahun 2012,
namun demikian angka kecelakaan kerja pada pekerjaan rutin dan sering
dimonitoring masih terjadi yaitu pekerjaan yang dianggap tugas sehari-hari pada
operasi dan perawatan serta bukan merupakan pekerjaan yang berisiko tinggi
(confined space, hot work, excavation, lifting rigging dan isolasi energy) (PT X,
2012).
86% kecelakaan kerja tersebut disebabkan kesalahan dalam proses dan
kurangnya kepatuhan terhadap implementasi JSA di lapangan dan 14%
disebabkan oleh infrastruktur yaitu kecelakaan kerja yang diakibatkan tidak
tersedianya sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Kecelakaan kerja itu
diakibatkan oleh kesalahan dari urutan diagram dalam proses, kesalahan prosedur,
kurang komunikasi untuk pelaksanaan JSA, pembuat dan pelaksana JSA tidak
mendapat pelatihan, pembuat dan pelaksana JSA tidak kompeten, pembuat dan
pelaksana JSA tidak memiliki komitmen sesuai dengan persyaratan yang telah
ditetapkan, tidak melaksanakan JSA, tidak mengikuti langkah-langkah pekerjaan
seperti yang ada dalam SOP, tidak tersedianya JSA dan tidak ada evaluasi JSA di
lapangan (PT X, 2012).
Hal ini juga terlihat dari hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan,
ketidakpatuhan pelaksanaan JSA ini dapat berupa cara penyampaian informasi
terkait JSA kurang menarik, JSA tidak didiskusikan kembali saat akan memulai
pekerjaan, JSA tidak dibuat sesuai dengan kondisi lapangan, pekerja tidak
membaca JSA kembali saat akan melakukan pekerjaan dan kurangnya monitoring
dari pengawas saat pekerja melakukan pelaksanaan JSA di lapangan sehingga
pekerja menjadi kurang komitmen dan motivasi dalam melakukan implementasi.
Melihat hal tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengamati gambaran
pelaksanaan teknik Job Safety Analysis (JSA) dalam identifikasi bahaya di tempat
kerja yang dilakukan pada Terminal Y PT X di Kabupaten Kutai Kartanegara
Kalimantan Timur berdasarkan teori sistem yaitu input, proses, output dan
feedback.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan data kementerian ESDM tahun 2010, terjadi kecelakaan kerja
yang menyebabkan kematian pada kegiatan hulu migas juga terjadi pada area
produksi. Terminal Y merupakan salah satu area produksi bagian Utara dari PT
X. PT X membuat sebuah program safety yang bertujuan untuk mengidentifikasi,
menilai, mengurangi, mengendalikan atau menghilangkan risiko-risiko yang
terkait dengan pekerjaan karena adanya potensi bahaya yang tinggi seperti
10
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
IDENTIFIKASI BAHAYA
Identifikasi bahaya merupakan langkah awal dalam mengembangkan
manajemen risiko K3. Identifikasi bahaya adalah untuk menjawab pertanyaan
apa potensi bahaya yang dapat terjadi atau menimpa organisasi/perusahaan dan
bagaimana terjadinya. Identifikasi bahaya adalah upaya sistematis untuk
mengetahui adanya bahaya dalam aktivitas organisasi (Ramli, 2010).
Sejalan dengan proses manajemen risiko, OHSAS 18001 mensyaratkan
prosedur identifikasi hazard dan penilaian risiko sebagai berikut:
1. Mencakup seluruh kegiatan organisasi baik kegiatan rutin maupun non
rutin. Tujuannya agar semua hazard yang ada dapat diidentifikasi dengan
baik, termasuk hazard yang dapat timbul dalam kegiatan non rutin seperti
pemeliharaan, proyek pengembangan, dan lainnya.
2. Mencakup seluruh aktivitas individu yang memiliki akses ke tempat
kerja. Maka dari itu, identifikasi hazard juga mempertimbangkan
keselamatan pihak luar organisasi seperti kontraktor, pemasok, dan tamu.
3. Perilaku manusia, kemampuan, dan faktor manusia lainnya. Faktor
manusia harus dipertimbangkan ketika melakukan identifikasi hazard dan
penialaian risiko. Manusia dengan perilaku, kemampuan, pengalaman,
latar belakang pendidikan, dan sosial memiliki kerentanan terhadap
12
13
14
15
6. Praktisi dan representative khusus dari asosiasi ahli K3, SPSI dan
badan
pemerintah
kemungkinan
dapat
membantu
untuk
bahaya
dapat
mengurangi
peluang
dari
aktivitas
perusahaan
sehingga
dapat
16
identifikasi
hazard,
misalnya
kualitatif
atau
kuantitatif.
c. Waktu pelaksanaan identifikasi hazard, misalnya di awal
proyek, pada saat operasi, pemeliharaan, atau modifikasi
sesuai dengan siklus atau daur hidup organisasi.
Metode identifikasi hazard harus bersifat proaktif atau prediktif
sehingga dapat menjangkau seluruh hazard baik yang nyata maupun yang
bersifat potensial. Teknik idetifikasi hazard ada berbagai macam yang
dapat diklasifikasikan atas:
17
a. Teknik pasif
semua
kejadian
dilaporkan
atau
telah
terjadi
yang
berarti
tetap
18
c. Teknik proaktif
Metoda terbaik untuk mengidentifikasi bahaya adalah
cara proaktif atau mencari bahaya sebelum bahaya tersebut
menimbulkan akibat atau dampak yang merugikan. Tindakan
proaktif memberikan kelebihan :
1. Bersifat
peningkatan
berkelanjutan
(continual
kepedulian
(awareness)
semua
19
sistematis
mengidentifikasi
dan
tentang
prosedur
mengendalikan
kerja
hazard
suatu
pekerjaan
sebelum
hazard
untuk
tersebut
20
21
yang
jelas-jelas
telah
berubah
pelaksanaan
22
langkah
menunjukkan
satu
tindakan
yang
23
Gambar 2.1
Contoh Form Job Safety Analysis
dilakukan
langkah-langkah pekerjaan,
identifikasi
terhadap
kondisi
yang
24
25
mengurangi
kemungkinan
untuk
terjadinya
26
kerja,
peralatan,
atau
proses
kerja
untuk
27
d. Pengendalian
secara
administratif
(administrative
controls)
Contoh pengendalian hazard menggunakan metode
ini adalah (Geigle, 2002) :
1. Membuat kebijakan kerja yang baru atau membuat
standar
operasional
prosedur
yang
dapat
28
tersebut
banyak
macamnya,
yang
jika
disederhanakan
dapat
LINGKUNGAN
MASUKAN
PROSES
(INPUT)
KELUARAN
DAMPAK
(OUTPUT)
UMPAN BALIK
Bagan 2.1
Model Sistem Azrul Azwar
29
1. Masukan (Input)
Masukan (input) adalah kumpulan bagian atau elemen yang
terdapat dalam sistem dan yang diperlukan untuk dapat berfungsinya
sistem tersebut. Input berfokus pada sistem yang dipersiapkan dalam
organisasi dari menejemen termasuk komitmen, dan stakeholder lainnya,
prosedur serta kebijakan sarana dan prasarana fasilitas dimana pelayanan
diberikan (Suparyanto, 2011).
Menurut Komisi Pendidikan Administrasi Kesehatan Amerika
Serikat, input ada 3 macam, yaitu:
a. Sumber (resources)
Sumber (resources) adalah segala sesuatu yang dapat
dipakai untuk menghasilkan barang atau jasa. Sumber (resources)
dibagi 3 macam:
1. Sumber tenaga (labour resources) dibedakan atas tenaga
ahli (skilled): dokter, bidan, perawat dan tenaga tidak ahli
(unskilled): pesuruh, penjaga. Menurut Sutermeister dalam
Sitanggang (2009), kinerja karyawan dipengaruhi oleh
sejumlah faktor antara lain : motivasi, kemampuan,
pengetahuan, keahlian, pendidikan, pengalaman, pelatihan,
minat, sikap kepribadian kondisi-kondisi fisik dan
kebutuhan fisiologis, kebutuhan sosial dan kebutuhan
egoistik.
30
31
32
KERANGKA TEORI
Adapun kerangka teori dari penelitian ini yaitu :
LINGKUNGAN
MASUKAN
PROSES
(INPUT)
KELUARAN
DAMPAK
(OUTPUT)
UMPAN BALIK
BAB III
KERANGKA BERPIKIR DAN DEFINISI ISTILAH
33
34
Input
Sumber Daya
Manusia (SDM)
Metode
Fasilitas
Proses
Output
Pelaksanaan
Identifikasi Bahaya
(Job Safety
Analysis(JSA))
teridentifikasi
bahaya di
tempat kerja
Feedback
Dari bagan tersebut, unsur-unsur yang diteliti yaitu input, proses, output dan
feedback. Input yang diteliti berdasarkan teori yang disampaikan oleh Mooney James
dalam Herujito (2001) berupa SDM, metode dan fasilitas. Proses yang diteliti yaitu
pelaksanaan identifikasi bahaya (Job Safety Analysis (JSA), karena dalam penelitian ini
peneliti ingin mengetahui langkah-langkah yang dilakukan oleh PT X dalam
pelaksanaan identifikasi bahaya. Sedangkan output yang diteliti adalah teridentifikasinya
bahaya di tempat kerja. Peneliti tidak meneliti unsur lingkungan karena peneliti ingin
melihat suatu sistem yang berupa sebuah program identifikasi bahaya yang bersifat
internal, yaitu hanya diterapkan di wilayah kerja PT X dan wajib dilakukan oleh orangorang yang bekerja dalam wilayah PT X tanpa ada keterlibatan dari pihak luar yang
berada di sekitar wilayah kerja PT X. Sedangkan dampak tidak diteliti karena variabel
dampak sulit diprediksi dan memiliki banyak faktor yang mempengaruhi serta
terbatasnya waktu penelitian.
35
Definisi istilah
Cara Pengambilan
Alat ukur
Hasil ukur
Data
Sumber Daya
a. banyaknya tenaga
informan
Pengamatan
Lembar
Informasi mengenai :
Manusia (SDM)
lapangan,
pengamatan
a. jumlah pekerja
dalam melakukan
wawancara
lapangan,
b. kapabilitas
pedoman
dalam melakukan
c. pendidikan
beban kerjanya
wawancara
sebuah pekerjaan
b. kemampuan pekerja
mendalam dan
dalam menguasai
dokumen resmi
dan memahami
perusahaan
d. pengetahuan
e. sikap
pelaksanaan JSA
c. tingkat pendidikan
pekerja baik formal
maupun informal
d. pengalaman kerja
yang dimiliki pekerja
analisis dokumen
a. banyaknya tenaga
b. kemampuan pekerja
dalam menguasai
dan memahami
pelaksanaan JSA
c. tingkat pendidikan
pekerja baik formal
maupun informal
d. semua hal yang
dalam mendukung
diketahui oleh
pelaksanaan JSA
pekerja yang
e. respon yang
Sumber
mendukung
HES Spesialist,
pengawas dan
pekerja
36
diberikan oleh
pelaksanaan JSA
pekerja dalam
e. respon yang
pelaksanaan JSA
diberikan oleh
pekerja dalam
pelaksanaan JSA
Metode
Pengamatan
Lembar
Informasi mengenai
PT X dalam melakukan
lapangan,
observasi,
identifikasi bahaya
wawancara
pedoman
PT X dalam melakukan
mendalam dan
wawancara
identifikasi bahaya
analisis dokumen
mendalam dan
HES Spesialist
dokumen resmi
perusahaan
Fasilitas
Pengamatan
Lembar
HES Spesialist,
identifikasi bahaya,
lapangan,
pengamatan
wawancara
lapangan,
mendalam dan
pedoman
analisis dokumen
wawancara
pelaksanaan identifikasi
mendalam dan
bahaya di Terminal Y
dokumen resmi
dalam pelaksanaan
perudahaan
identifikasi bahaya di
pekerja
37
Terminal Y
Pelaksanaan
Pengamatan
Lembar
Informasi mengenai :
HES Spesialist,
Pengawas dan
identifikasi bahaya
PT X dalam
lapangan,
pengamatan
menentukan
wawancara
lapangan,
PT X dalam
(JSA))
mendalam dan
pedoman
menentukan
a. memilih
dibuat JSAnya
analisis dokumen
wawancara
mendalam dan
dibuat JSAnya
(menyeleksi)
pekerjaan yang
PT X dalam
akan dianalisis
mengembangkan
PT X dalam
pekerjaan menjadi
mengembangkan
pekerjaan dalam
langkah-langkah
pekerjaan menjadi
langkah-langkah
langkah-langkah
pekerjaan
dilakukan
b. membagi
c. melakukan
dokumen JSA
dilakukan
identifikasi
PT X dalam
hazard dan
menentukan potensi
PT X dalam
kecelakaan yang
menentukan potensi
potensial
disetiap langkah-
langkah pekerjaan
disetiap langkah-
d. mengembangkan
prosedur kerja
langkah pekerjaan
Pekerja
38
yang aman
PT X dalam
menentukan tindakan
PT X dalam
pencegahan terhadap
menentukan tindakan
pencegahan terhadap
telah di tentukan
Teridentifikasi
Diketahuinya jenis
bahaya di tempat
kerja
Pengamatan
Lembar
Pengawas dan
pengamatan
kerja Terminal Y
wawancara
lapangan,
kerja Terminal Y
mendalam dan
pedoman
analisis dokumen
wawancara dan
dokumen resmi
perusahaan
Feedback
Pengamatan
Lembar
Informasi mengenai
HES Spesialist,
Lapangan dan
Observasi dan
pengawas,
program terhadap
Wawancara
Pedoman
pekerja
pelaksanaan JSA di
Mendalam
Wawancara
program terhadap
Terminal Y
pelaksanaan JSA di
Terminal Y
BAB IV
METODE PENELITIAN
40
bersifat mudah terbakar, eksplosif dan bersifat racun bagi manusia dan
lingkungan seperti H2S. Selain itu 86 % kecelakaan kerja pada Terminal Y PT X
disebabkan karena kesalahan dalam proses dan kurangnya kepatuhan
pelaksanaan JSA di lapangan. Hal ini juga terlihat pada studi pendahuluan yang
telah dilakukan, ketidakpatuhan pelaksanaan JSA ini dapat berupa JSA tidak
didiskusikan kembali saat akan memulai pekerjaan, JSA tidak dibuat sesuai
dengan kondisi lapangan, pekerja tidak membaca JSA kembali saat akan
melakukan pekerjaan dan kurangnya monitoring dari pengawas saat pekerja
melakukan pelaksanaan JSA di lapangan.
4.3 INFORMAN
Informan penelitian adalah subjek yang memahami informasi objek
penelitian sebagai pelaku maupun orang lain yang memahaminya. Pada
penelitian kualitatif tidak bermaksud untuk menggambarkan karakteristik
populasi atau menarik generalisasi kesimpulan yang berlaku bagi suatu populasi,
melainkan lebih terfokus kepada representasi terhadap fenomena sosial. Teknik
pemilihan sampel atau informan pada penelitian kualitatif lebih tepat dilakukan
secara sengaja. Selanjutnya apabila dalam proses pengumpulan data sudah tidak
lagi ditemukan variasi informan baru, maka peneliti tidak perlu lagi untuk
mencari informan baru, proses pengumpulan informasi dianggap sudah selesai.
Dengan kata lain informan pada penelitian kualitatif berdasarkan pada
kecukupan dan kesesuain (Bungin, 2012).
Adapun kecukupan dan kesesuaian dalam penelitian ini adalah apabila
jawaban dari beberapa informan sudah sama atau apabila ada jawaban yang
41
Jakarta,
karena
peneliti
sebagai
pengumpul
data
yang
42
43
2. Data Sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini adalah hasil telaah dokumen
mengenai pekerja, metode, fasilitas pelaksanaan identifikasi bahaya (Job
Safety Analysis (JSA)), teridentifikasi bahaya di tempat kerja dan
dampak.
4.6 PENGUMPULAN DATA
Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan
menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam (triangulasi),
dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh (Sugiyono, 2010).
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
pengamatan lapangan, wawancara mendalam dan analisis dokumen
1. Pengamatan Lapangan
Dalam proses pengumpulan data, hal pertama yang dilakukan
peneliti adalah melakukan pengamatan lapanga untuk menentukan
masalah dan siapa saja yang akan dijadikan sebagai informan penelitian.
Menurut Marsshall dan Rossman dalam Prastowo (2010) pengamatan
ialah kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan panca indera
mata sebagai alat bantu utamanya selain indera lainnya, seperti telinga,
penciuman, mulut, dan kulit. Usman dan Akbar dalam Prastowo (2010)
menyatakan bahwa pengamatan menjadi salah satu teknik pengumpulan
data jika disesuaikan dengan tujuan penelitian, direncanakan dan dicatat
secara sistematis, serta dapat dikontrol reliabilitas dan kebenarannya.
Teknik pengamatan yang dilakukan peneliti adalah pengamatan terbuka,
44
45
46
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengkategorisasikan data ke dalam
kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam
pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat
kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain
(Sugiyono, 2010).
Dalam penelitian ini, peneliti menganalisis data menggunakan teknik
analisis isi (content analysis). Analisis isi merupakan suatu analisis mendalam
yang dapat menggunakan teknik kuantitatif maupun kualitatif terhadap pesanpesan menggunakan metode ilmiah dan tidak terbatas pada jenis-jenis variable
yang dapat diukur atau konteks tempat pesan-pesan diciptakan atau disajikan.
Secara kualitatif, analisis isi dapat melibatkan suatu jenis analisis, di mana isi
komunikasi (percakapan, teks tertulis, wawancara, fotografi, dan sebagainya)
dikategorikan dan diklasifikasikan. Objek dari analisis isi (kualitatif) dapat
berupa semua jenis komunikasi yang direkam (transkrip wawancara, wacana
protocol observasi, video tape, dokumen, dan sebagainya) (Emzir, 2011).
Adapun proses analisis data dalam penelitian ini yaitu :
1. Mengumpulkan semua data yang diperoleh dari hasil pengamatan
lapangan, wawancara mendalam dan analisis dokumen
2. Dari data yang dikumpulkan dari hasil pengamatan lapangan, wawancara
mendalam dan analisis dokumen, kemudian dibuat transkrip data yaitu
mencatat atau menuliskan kembali seluruh data yang dipeoleh seperti apa
adanya tanpa membuat kesimpulan.
47
3. Hasil pencatatan atau penulisan kembali data yang diperoleh seperti apa
adanya tersebut selanjutnya data di kelompokan dan dikategorikan sesuai
topik yang diperlukan.
4. Interpretasi data hasil penelitian.
5. Analisis data dengan membandingkannya pada teori yang ada.
6. Membuat kesimpulan
4.8 KEABSAHAN DATA
Data yang didapatkan oleh peneliti dalam penelitian ini di uji keabsahan
datanya dengan menggunakan teknik perpanjangan keikutsertaan, triangulasi dan
menggunakan bahan referensi.
1. Perpanjangan keikutsertaan
Menurut Moleong (2007), peneliti dalam penelitian kualitatif
adalah instrumen itu sendiri. Keikutsertaan peneliti sangat menentukan
dalam pengumpulan data. Keikutsertaan tersebut tidak hanya dilakukan
dalam waktu singkat, tetapi memerlukan perpanjangan keikutsertaan pada
latar penelitian. Perpanjangan keikutsertaan peneliti akan memungkinkan
peningkatan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan. Hal ini karena :
a. Peneliti
dengan
mempelajari
perpanjangan
kebudayaan,
keikutsertaan
dapat
menguji
akan
banyak
ketidakbenaran
48
meningkatnya
derajat
kepercayaan
data
yang
dikumpulkan.
2. Teknik Triangulasi
Teknik triangulasi merupakan suatu teknik pengumpulan data
yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan
sumber data yang ada (Sugiyo, 2010). Dengan melakukan pengumpulan
data triangulasi, maka sebenarnya dilakukan pengujian kredibilitas data
dengan berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data. Data yang
diperoleh melalui teknik triangulasi lebih memiliki kekuatan apabila
dibandingkan dengan satu pendekatan (Prastowo, 2010).
Triangulasi sebagai teknik pemeriksaan data dibedakan menjadi
empat macam, yakni triangulasi sumber, triangulasi metode, triangulasi
penyidik, dan triangulasi teori (Moleong, 2004). Namun sebagai teknik
pengumpulan data, ada dua jenis triangulasi yakni triangulasi teknik dan
triangulasi sumber (Sugiyono, 2010).
Triangulasi teknik yakni teknik pengumpulan data dimana peneliti
menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk
mendapatkan data yang sama. Triangulasi sumber adalah penggunaan
49
teknik yang sama oleh peneliti untuk mendapatkan data dari sumber yang
berbeda.
3. Menggunakan bahan referensi
Menurut Sugiyono (2010), bahan referensi adalah adanya
pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti.
Sebagai contoh, data hasil wawancara perlu didukung dengan adanya
rekaman wawancara.
Pada penelitian ini untuk menjaga keabsahan data digunakan
triangulasi data berdasarkan triangulasi teknik dan sumber. Saat
penelitian, hasil observasi didapatkan melalui perpanjangan keikutsertaan
dalam waktu 3 minggu dari hari senin sampai hari minggu jam 6 pagi
sampai jam 6 sore dengan ikut serta dalam setiap pekerjaan yang
dilakukan oleh informan sehingga lebih intens dalam melakukan
pengamatan. Sedangkan untuk hasil wawancara mendalam didapatkan
dari beberapa informan yaitu HES Spesialist, pengawas dan pekerja yang
dilakukan berulang kali sampai jawaban yang didapatkan jenuh serta
analisis dokumen yang diperkuat dengan bahan referensi yaitu rekaman
hasil wawancara mendalam, foto-foto yang mendukung hasil penelitian
dan dokumen-dokumen pendukung yang dimiliki perusahaan. Adapun
tabel triangulasinya dapat dilihat pada tabel 4.1.
50
Tabel 4.1
Tabel Triangulasi Data
Substansi Penelitian
Observasi
Wawancara
Dokumen
Informan
Mendalam
Sumber Daya
Prosedur JSA
Manusia
aman PT X
pekerja maintenance PT X)
Prosedur JSA
aman PT X
pekerja maintenance PT X)
Fasilitas
Prosedur JSA
pekerja maintenance PT X)
beberapa bagian
Pelaksanaan
identifikasi bahaya
SOP
51
kerja aman PT X
Dokumen MSDS
pekerja maintenance PT X)
Prosedur JSA
Teridentifikasi
bahaya di tempat
kerja
beberapa bagian
Feedback
53
DAFTAR PUSTAKA
Akib, Haedar & Antonius Tarigan. 2011. Artikulasi Konsep Implementasi Kebijakan:
Perspektif, Model Dan Kriteria Pengukurannya. Jurnal Kebijakan Publik
Ayuningtyas, Dumilah. 2008. Kotak Hitam Sistem Penetapan Kebijakan Dan FaktorFaktor Yang Mempengaruhinya. Jurnal Managemen Pelayanan Kesehatan
Budiman,
Didin.
__________.
Umpan
Balik
(Feedback),
http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/1974090720011
21-DIDIN_BUDIMAN/pedagogi_olahraga/UMPAN_BALIK.pdf diakses pada
tanggal 18 Desember 2012 jam 16.45 WIB
Chao, Elaine L. 2002. Job Hazard Analysis OSHA 3071. US : Occupational Safety and
Health Administration
Darmawan, Arief, 2012, http://industrimigas.blogspot.com/2012/01/chevronindonesia-company.html diakses pada tanggal 20 Maret 2012 jam 19.45
WIB
124
125
Ericson, Clifton A. 2005. Hazard Analysis Techniques for System Safety. Virginia:
Wiley Interscience
Geigle, Steven. 2002. OSHAcademy Course 706 Study Guide Conducting a Job
Hazard Analysis. Geigle Communications: Oregon
Kementrian ESDM. 2011. Kecelakaan Tambang Fatal Pada Kegiatan Hulu Migas Tahun
2010. http://www.migas.esdm.go.id/wap/?op=Artikel&id=7. diakses tanggal 5
Mei 2011 pukul 11.30 WIB
Mangkuprawira,
Sjafri.
2008.
Umpan
Balik
Efektif,
http://ronawajah.wordpress.com/2008/09/18/umpan-balik-efektif/ diakses pada
tanggal 18 Desember 2012 jam 17.50 WIB
Martiana, Tri. 2010. Paradigma Sehat Untuk Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Pidato
Revitalisasi K-3 Melalui Paradigma Sehat (Sebagai Optimalisasi Pencegahan
Kecelakaan dan Penyakit Akibat Hubungan Kerja)
Maulana, Heri. 2010. Landasan Teori Dan Pendekatan Sistem (Sebuah Landasan
Dalam Teknologi Pendidikan),
http://edutechpreneur.wordpress.com/2010/06/03/landasan-teori-danpendekatansistem-sebuah-landasan-dalam-teknologi-pendidikan/ diakses pada tanggal 18
Juli 2012 pukul 15.00 WIB
126
Raharjo,
Mudjia.
Jenis
dan
Metode
Penelitian
Kualitatif.
www.mudjiraharjo.com/materi-kuliah/215-jenis-dan-metode-penelitiankualitatif.html diakses pada tanggal 10 Juni 2012 pukul 13.40 WITA
Rausand, Marvin. 2005. Job Safety Analysis. Norwegian : Department of Production and
Quality Engineering Norwegian University of Science and Technology
Saragih, Kasiana. 2010. Hubungan Antara Usia, Jenis Kelamin, dan Masa Kerja
dengan Kepuasan Kerja Karyawan Pelaksana Pada PT. Perkebunan Nusantara IV
(Persero) Unit Kantor Pusat Medan, Universitas Sumatera Utara
Shaleh, Abdul Rahman dan Yunita Faela Nisa. 2006. Psikologi Industri Dan
Organisasi. Jakarta Selatan: UIN Jakarta Press.
Sitanggang, Paianhot, 2009, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
127
Soetjipto. 2007. Pengaruh Faktor Pendidikan, Pelatihan, Motivasi dan Pengalaman Kerja
terhadap Kinerja Kepala Desa (Studi pada Kepala Desa di Kecamatan Pakis dan
Tumpang Malang). Jurnal Aplikasi Manajemen, Volume 5, Nomor 1
Steiner, George A & John B Miner. 1997. Kebijakan dan Strategi Manajemen,
Erlangga : Jakarta
Suardi, Rudi. 2007. Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja Panduan
Penerapan Berdasarkan OHSAS 18001 & Permenaker 05/1996. Jakarta : PPM
Tifa. 2010. Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja/ OHS Program, http://latifadinar.blogspot.com/2010/11/program-keselamatan-dan-kesehatan-kerja.html
diakses pada tanggal 5 Juni 2012 pukul 13.28 WITA
Winarno, Budi, 2007, Kebijakan Publik : Teori dan Proses, Jakarta : Media Fressindo
128