You are on page 1of 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut WHO (1947) kesehatan adalah suatu keadaan yang sempurna
baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau
kelemahan.

Berdasarkan

pengertian

tersebut,

maka

dapat

diketahui

karakteristik sehat sebenarnya, yaitu : memiliki kemampuan merefleksikan


perhatian pada individu sebagai manusia, memiliki pandangan sehat terhadap
sehat dalam konteks lingkungan dan memiliki hidup yang kreatif dan
produktif (A. Aziz Alimul Hidayat, 2008)
Luka bakar merupakan luka yang unik diantara bentuk-bentuk luka
lainnya karena luka tersebut meliputi sejumlah besar jaringan mari (eskar)
yang tetap berada pada tempatnya untuk jangka waktu yang lama. Dengan
cepat luka bakar akan didiami oleh bakteri pathogen, mengalami eksudasi
dengan perembesan sejumlah besar air, protein serta elektrolit, dan sering kali
memerlukan pencangkokan kulit dari bagian tubuh lain untuk menghasilkan
penutupan luka yang permanen (Arif Muttaqin & Kumala Sari, 2011).
Luka bakar adalah luka yang disebabkan oleh kontak dengan suhu
tinggi seperti api, air panas, listrik, bahan kimia dan radiasi juga kontak
dengan suhu rendah (Wijaya & Putri, 2013).
Luka bakar merupakan salah satu jenis luka yang paling sering dialami
oleh tiap orang, terutama anak-anak. Menjadi penyebab kematian kedua
terbesar pada anak-anak, setelah kecelakan. Derajatnya berbeda-beda, dari
luka bakar yang paling ringan yaitu akibat sengatan matahari, hingga yang
terberat, menyebabkan kematian. Luka bakar yaitu luka yang disebabkan oleh
suhu tinggi, dapat disebabkan banyak faktor, yaitu fisik seperti api, air panas,
1

listrik seperti kabel listrik yang terbuka, petir atau bahan kimiawi seperti asam
atau basa kuat.
Perawatan yang diperlukan bergantung pada nyeri sederhana,
sementara luka bakar besar mungkin memerlukan pengobtan yang lebih lama
dipusat perawatan luka bakar khusus. Luka bakar yang mengenai sebagian
lapisan kulit mungkin perlu dibersihkan kemudian dibalut. Cara untuk
menangani lepuh masih belum jelas, tetapi mungkin ada baiknya untuk
membiarkan lepuh tersebut tetap utuh. Luka bakar akan mengenai seluruh
lapisan kulit dan biasanya membutuhkan pembedahan seperti cangkok kulit.
Luka bakar yang luas sering kali membutuhkan banyak cairan intravena
karena respon peradangan selanjutnya akan mengakibatkan kebocoran cairan
kapiler yang signifikan dan edema. Komplikasi paling umum pada luka bakar
adalah infeksi. Meskipun luka bakar yang besar biasanya membuat fatal,
perawatan modern yang dikembangkan sejak tahun 1960 telah meningkatkan
hasil penanganan secara signifikan, terutama pada anak dan remaja. Secara
global, sekitar 11 juta orang dengan luka bakar akan mencari perawatan
medis, dan 300.000 orang meninggal karena luka bakar setiap tahunnya. Di
Amerika Serikat, sekitar 4% dari pasien yang dirawat di pusat perawatan luka
bakar meninggal karena luka bakar. Hasil jangka panjang dari perawatan luka
bakar berhubungan erat dengan ukuran luka bakar dan usia orang yang
mengalami luka bakar tersebut (Haris, 2012).
Di Indonesia angka kejadian luka bakar cukup tinggi, lebih dari 250
jiwa per tahun meninggal akibat luka bakar, usia anak-anak dan lansia
menyumbang angka kematian cukup tinggi. Dikarenakan jumlah anak-anak

dan lansia cukup tinggi di Indonesia, serta ketidakberdayaan anak-anak dan


lansia untuk menghindari terjadinya kebakaran (Satria, 2013).
Menurut Riskesdas 2007, prevalensi luka bakar di jawa tengah adalah
2,7% dari seluruh kejadian cidera total. Data yang diperoleh dari Unit Luka
Bakar RSCM dari tahun 2007-2010 menunjukkan bahwa penyebab terbesar
adalah ledakan tabung gas LPG (30,4%) diikuti kebakaran (25,7%),dan
tersiram air panas (19,1%) dengan mortalitas pasien luka bakar mencapai
34%. Sebagian besar pasien dirawat karena luka bakar dengan luas 20-50 %,
yang menempati angka mortalitas tertinggi yaitu 34% (syamsul, 2013).
Berdasarkan data yang didapatkan dari Rekam Medik Rumah Sakit
Umum Daerah kabupaten Brebes selama 2 tahun terakhir tercatat pasien
dengan diagnosa combustio (luka bakar) sebanyak 59 orang. Pada tahun 2012
tercatat ada 41 kasus, kemudian pada tahun 2013 tercatat ada 18 kasus (RM
RSUD kabupaten Brebes).
Berdasarkan permasalahan di atas, maka perlu diketahui tentang luka
bakar dan mengetahui pengobatannya, hal ini disebabkan combustio (luka
bakar) merupakan penyakit yang dapat terjadi pada siapapun.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk memahami
penyakit Sistem Integumen khususnya combustion (luka bakar) sehingga
penulis

mengambil

KEPERAWATAN

Karya

Tulis

PADA Tn.

Ilmiah

dengan

DENGAN

judul

ASUHAN

GANGGUAN

SISTEM

INTEGUMEN : COMBUSTIO DI BANGSAL BEDAH RSUD KABUPATEN


BREBES.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum
Memberikan asuhan keperawatan kepada Tn. R dengan combustio
grade II di bangsal bedah RSUD kabupaten Brebes.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada Tn. R dengan
Combustio penulis diharapkan :
a. Mampu melakukan pengkajian

dan

menganalisa

data

untuk

menetapkan diagnosa keperawatan pada pasien dengan Combustio.


b. Menyusun rencana keperawatan sesuai dengan masalah yang timbul.
c. Melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana keperawatan
yang telah dibuat.
d. Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan berdasarkan kriteria tujuan.
e. Menganalisa ada tidaknya kesenjangan antara teori dengan kasus
beserta pemecahannya.
f. Mendokumentasikan asuhan

keperawatan

pada

pasien

dengan

Combustio.
C. Metode Penulisan
Dalam penulisan laporan ini menggunakan metode persuasi yaitu
dengan pendekatan study kasus dimana pengkajian dan penelaahan suatu
kasus tertentu berdasarkan fakta-fakta yang ada, kemudian fakta-fakta tersebut
dijelaskan secara narasi. Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan
data karya tulis ilmiah ini meliputi :
1. Wawancara
Wawancara merupakan pembicaraan terarah yang dilakukan secara
langsung baik dengan pasien maupun keluarga pasien dengan tujuan untuk
mengungkapkan dan memperoleh data subyektif yang aktual dan dapat
dipercaya.
2. Observasi
Pemeriksaan untuk mengumpulkan data melalui inspeksi, palpasi,
perkusi dan auskultasi secara langsung terhadap kondisi pasien yang

sedang dikaji dan dilakukan secara menyeluruh memandang pasien


sebagai makhluk holistik.
3. Study Dokumentasi
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan melihat catatan
medik dan status pasien baik sekarang maupun yang telah lalu dengan
tujuan untuk memperoleh data obyektif yang lengkap.
4. Study Kepustakaan atau Literatur
Tekhnik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan
terhadap buku-buku yang berhubungan dengan kasus yang dibahas,
sehingga diperoleh keterangan dan dasar-dasar teori mengenai pengertian
yang definitive dalam hubungannya dengan kasus yang diamati.
D. Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, penulis menggunakan
sistematika yang terdiri dari :
BAB I : Pendahuluan berisi latar belakang, tujuan penulisan, metode
penulisan, sistematika penulisan
BAB II : Konsep dasar berisi pengertian, etiologi klasifikasi, patofisiologi,
pathway,

penatalaksanaan,

komplikasi,

proses

keperawatan

(pengkajian data, diagnosa keperawatan, intervensi)


BAB III : Tinjauan kasus berisi biodata, riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik,
pola

kegiatan

laboratorium,

sehari-hari,
analisa

data,

implementasi dan evaluasi

terapi,

pemeriksaan

prioritas

masalah,

penunjang,
intervensi,

BAB IV : Pembahasan berisi pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi,


implementasi dan evaluasi
BAB V : Penutup berisi simpulan dan saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
E. Manfaat
1. Manfaat Akademik
Setiap sumber informasi dan bahan bacaan bagi institusi dalam
meningkatkan mutu pendidikan dimasa yang akan dating.
2. Manfaat Bagi Rumah Sakit
Keberhasilan proses asuhan keperawatan sangat ditunjang fasilitas yang
memadai, oleh karena itu agar menyiapkan fasilitas yang cukup sesuai
standar untuk menunjang pelaksanaan asuhan keperawatan. Penambahan
tenaga

dan

profesionalisme

pelayanan

khususnya

dalam

bidang

keperawatan melalui pelatihan dan mengikuti pendidikan kejenjang yang


lebih tinggi.
3. Manfaat bagi pembaca
Dapat memperoleh informasi dan pengetahuan tentang penyakit luka
bakar.
4. Manfaat bagi penulis
Sebagai tambahan pengetahuan dan pengalaman bagi penulis menerapkan
ilmu yang didapat selama dalam masa pendidikan.

You might also like