Professional Documents
Culture Documents
tercatat terus menipis. Sedangkan menurut data WALHI, RTH saat ini hanya tersisa
2,8 persen dari luas kota Malang sebesar 110,6 kilometer persegi. Berdasarkan data
dari Dinas Pertamanan Kota Malang, dibanding total wilayah Kota Malang yang
mencapai 11.005,66 hektare, luas hutan kota hingga kini hanya 71,623 hektare. Itu
berarti cuma 0,65 persen dari total luas Kota Malang. Sementara luasan terbangun
sudah hampir mencapai 60 persen dari total luasan. Artinya semakin banyak
pepohonan yang menghilang dari Kota Malang, di mana pada zaman dahulu Kota
Malang ini pada awalnya oleh arsitek Belanda Thomas Karsten diberi label atau
julukan Kota Taman.
B. ISU DAN PEMETAAN MASALAH SEKTOR
Warga Kota Malang mengenal tanah Tanjung yaitu lahan bekas Kampus
Akademi Penyuluh Pertanian (APP) seluas 28,5 hektar, yang juga merupakan hutan
kota. Hutan Tanjung saat itu menjadi satu-satunya paru-paru kota yang tersisa,
sekaligus menjadi buffer zone Kota Malang. Di dalamnya terdapat hutan heterogen,
kebun kopi, kakao, sawit, ladang jagung, hamparan sawah, pun lapangan rumput
terbuka. Hidup pula sedikitnya 128 spesies tanaman, yang beberapa di antaranya
belum teridentifikasi dan menjadi tempat bernaung tak kurang dari 36 spesies burung
langka.
Rencana pengalihan fungsi hutan kota APP menjadi perumahan mewah
ditentang banyak kalangan, terutama warga setempat, akademisi dan aktivis
lingkungan. Lahan bekas APP itu bukan hanya menyangkut soal lingkungan, tapi juga
berkaitan dengan dinamika sosial-budaya dan sejarah Kota Malang. Lahan APP yang
juga dikenal dengan sebutan Lambau, merupakan sebuah hutan kota yang berada di
jalan Ikhwan Ridwan Rais atau lebih dikenal dengan daerah Tanjung. Nama Lambau
sendiri berasal dari bahasa Belanda: Landbouw yang artinya pertanian.
Selain sebagai hutan kota, dahulu di kawasan Tanjung ini juga terdapat
lapangan tembak, perkebunan, persawahan, lapangan sepakbola dan berfungsi
sebagai ruang terbuka hijau dan daerah resapan air. Beberapa bangunan utama
kampus APP berupa bangunan zaman Belanda yang termasuk dalam kategori
bangunan cagar budaya yang perlu dilestarikan. Di hutan kota Kampus APP atau
Lambau, warga kota Malang bisa menikmati suasana alami area perkebunan coklat
dan pemandangan hutan yang asri dan hijau. Di hutan ini sering ditemukan beberapa
species semacam ular sanca, burung rangkok, kepodang dan sebagainya oleh warga
sekitar. Lokasi ini merupakan sedikit dari habitat yang tersisa di tengah Kota Malang
bagi kawanan kunang-kunang.
Kawasan APP ditukar guling, antara Departemen Pertanian dan kelompok bisnis
perumahan PT Bakrieland Development Tbk.bekerja sama dengan PT Duta Perkasa
Unggul Lestari (DPUL), dan dibangun menjadi salah satu pemukiman termewah di
kota Malang bernama Ijen Nirwana Residence. Dalam perjalanannya, Ijen Nirwana
Residence direncanakan memasarkan 214 rumah dan cottage seharga Rp 900 jutaan
sampai Rp 5 miliar, dengan fasilitas sport club, hotel, ruko, convention hall, bioskop,
food court, distro, dan hypermarket.
Mengapa Kampus APP harus dipertahankan ?
1. Karena Kampus APP mempunyai nilai sejarah yang cukup tinggi sebagai
monumen sejarah perang gerilya di kota Malang, serta menyimpan bukti-bukti
sejarah pertanian yang paling otentik diseluruh Indonesia.
2. Karena dikampus APP telah ditemukan tidak kurang dari 25 jenis burung, dimana
3 jenis merupakan endemik asli Indonesia, 2 jenis termasuk jenis burung yang
dilindungi, dan 1 jenis lagi hampir punah.
3. Karena kawasan ini adalah kawasan terbuka hijau, paru-paru kota dan daerah
resapan air, sumber air dan tandon air , serta memiliki hutan homogen maupun
heterogen yang menjadi pencegah erosi.
4. Karena di lokasi tersebut juga terdapat tanaman-tanaman langka, serta
3
keanekaragaman hayati yang berpotensi sebagai sumber plasma nutfah yang tidak
dapat dinilai dengan uang.
5. Karena menjadi tempat observasi atau penelitian dimana para peneliti dapat
mencari alternatif pangan, industri, dan obat-obatan untuk masa kini dan masa yang
akan datang.
6. Karna kampus APP telah bertahun-tahun telah dimanfaatkan oleh masyarakat
sekitar sebagai berbagai kegiatan, misalnya : tempat sholat Idul Fitri atau Idul Adha
dan perayaan natal bersama, tempat olah raga, tempat rekreasi gratis dan
menyehatkan di tengah kota, dan sebagainya.
7. Karna kampus APP juga berfungsi sebagai tempat penelitian dari berbagai
perguruan tinggi di Malang, dengan kata lain, kampus APP telah mengemban fungsi
sosial yang sangat tinggi.
(1) Ruang terbuka hijau sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 huruf a terdiri dari
ruang terbuka hijau publik dan ruang terbuka hijau privat.
(2) Proporsi ruang terbuka hijau pada wilayah kota paling sedikit 30 (tiga puluh)
persen dari luas wilayah kota.
(3) Proporsi ruang terbuka hijau publik pada wilayah kota paling sedikit 20 (dua
puluh) persen dari luas wilayah kota.
Pasal 30
Distribusi ruang terbuka hijau publik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (1)
dan ayat (3) disesuaikan dengan sebaran penduduk dan hierarki pelayanan dengan
memperhatikan rencana struktur dan pola ruang.
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 63 TAHUN 2002
TENTANG
HUTAN KOTA
Bagian Kedua
Tujuan dan Fungsi
Pasal 2
Tujuan penyelenggaraan hutan kota adalah untuk kelestarian, keserasian dan
keseimbangan ekosistem perkotaan yang meliputi unsur lingkungan, sosial dan
budaya.
Pasal 3
Fungsi hutan kota adalah untuk:
a. memperbaiki dan menjaga iklim mikro dan nilai estetika;
b. meresapkan air;
c. menciptakan keseimbangan dan keserasian lingkungan fisik kota; dan
d. mendukung pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia.
Pasal 14
6
(1) Penentuan tipe hutan kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 sesuai dengan
fungsi yang ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Perkotaan atau Rencana
Tata Ruang Wilayah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
(2) Tipe hutan kota sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) terdiri dari :
a. tipe kawasan permukiman;
b. tipe kawasan industri;
c. tipe rekreasi;
d. tipe pelestarian plasma nutfah;
e. tipe perlindungan; dan
f. tipe pengamanan.
Pasal 19
(1) Tanah hak yang karena keberadaannya, dapat dimintakan penetapannya sebagai
hutan kota oleh pemegang hak tanpa pelepasan hak atas tanah.
(2) Pemegang hak memperoleh insentif atas tanah hak yang ditetap-kan sebagai hutan
kota.
(3) Pemberian insentif sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diatur dengan Peraturan
Daerah.
(4) Tanah hak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan sebagai hutan kota
untuk jangka waktu paling sedikit 15 (lima belas) tahun.
(5) Penetapan tanah hak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat dilakukan tanpa
melalui proses penunjukan dan pembangunan.
(6) Tanah hak yang dimintakan penetapannya sebagai hutan kota sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1), harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. terletak di wilayah perkotaan dari suatu Kabupaten/Kota atau provinsi untuk
Daerah Khusus Ibukota Jakarta;
b. merupakan ruang terbuka hijau yang didominasi pepohonan;
c. mempunyai luas yang paling sedikit 0,25 (dua puluh lima per seratus) hektar dan
mampu membentuk atau memperbaiki iklim mikro, estetika, dan berfungsi sebagai
resapan air.
7
(7) Penetapan dan perubahan peruntukan tanah hak sebagai hutan kota dilakukan
dengan Keputusan Bupati/Walikota.
(8) Untuk Daerah Khusus Ibukota Jakarta, penetapan dan perubahan peruntukan
tanah hak sebagai hutan kota dilakukan dengan keputusan Gubernur Provinsi Daerah
Khusus Ibukota Jakarta.
(9) Penetapan dan perubahan peruntukan tanah hak sebagaimana dimaksud dalam
ayat (7) dilakukan berdasarkan permohonan dari pemegang hak
Pasal 22
(1) Pengelolaan hutan kota yang berada pada tanah negara dapat dilakukan oleh :
a. Pemerintah Daerah; dan atau
b. masyarakat.
(2) Pengelolaan hutan kota yang berada pada tanah hak dilakukan oleh pemegang
hak.
(3) Pengelolaan hutan kota sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dapat dilakukan
oleh
masyarakat bukan pemegang hak atau Pemerintah Daerah melalui perjanjian dengan
pemegang hak.
Paragraf 5
Pemanfaatan
Pasal 27
(1) Hutan kota dapat dimanfaatkan untuk keperluan :
a. pariwisata alam, rekreasi dan atau olah raga;
b. penelitian dan pengembangan;
c. pendidikan;
d. pelestarian plasma nutfah; dan atau
e. budidaya hasil hutan bukan kayu.
(2) Pemanfaatan hutan kota sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan
sepanjang
tidak mengganggu fungsi hutan kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3.
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Tata Ruang Perkotaan pada pasal 29
ayat 2. Ruang Terbuka Hijau di Kota Malang saat ini hanya 17 persen dari total luas
wilayah yang mencapai 110 kilometer persegi berdasarkan dari data dinas pertamanan
. Dalam undang-undang tersebut dicantumkan luasan RTH di wilayah perkotaan
minimal 30 persen dari total luas wilayah. Jumlah itu dibagi 20 persen untuk RTH
publik dan 10 persen untuk alokasi RTH privat Data Dinas Pertamanan menyebutkan,
luas taman di Kota Malang yang dikelola pemerintah mencapai 109.487 meter
persegi, hutan kota di 11 titik seluas 71.793 meter persegi, dan kebun bibit seluas
5.800 meter persegi. Hal ini juga sangat bertentangan dengan pasal 30, karena
pendirian perumahan mewah ini sangat tidak memeperhatikan rencana struktur dan
pola ruang.
Sesuai dengan PP RI no 63 tahun 2002 tentang Hutan Kota pasal 3 dan 27,
Selain tidak sesuai secara fungsi lingkungan hidup, pembangunan perumahan mewah
ini tentunya sangat tidak peka sosial, di mana di sekitar lokasi tersebut merupakan
kawasan pemukiman padat penduduk dengan tingkat sosial ekonomi menengah ke
bawah. Memang seperti inilah wajah pembangunan kota Malang dengan
kebijakannya yang sewenang-wenang, tanpa adanya kepekaan sosial, dan
bertentangan dengan hukum.
Selain sebagai hutan kota, dahulu di kawasan Tanjung ini juga terdapat
lapangan tembak, perkebunan, persawahan, lapangan sepakbola dan berfungsi
sebagai ruang terbuka hijau dan daerah resapan air. Beberapa bangunan utama
kampus APP berupa bangunan jaman Belanda yang termasuk dalam kategori
9
bangunan cagar budaya yang perlu dilestarikan. Di hutan kota Kampus APP atau
Lambau ini, warga kota Malang bisa menikmati suasana alami area perkebunan
coklat dan pemandangan hutan yang asri dan hijau. Di hutan tersebut seringkali
ditemukan beberapa species semacam ular sanca, burung rangkok, kepodang dan
sebagainya oleh warga sekitar. Lokasi ini merupakan sedikit dari habitat yang tersisa
di tengah Kota Malang bagi kawanan kunang-kunang. Dan ini termasuk di dalam
pasal 27 PP RI no.63 tahun 2002 tentang manfaat hutan kota.
Lahan bekas APP itu bukan hanya menyangkut soal lingkungan, tapi juga
berkaitan dengan dinamika sosial-budaya dan sejarah Kota Malang. Lahan APP yang
juga dikenal dengan sebutan Lambau, merupakan sebuah hutan kota yang berada di
jalan Ikhwan Ridwan Rais atau lebih dikenal dengan daerah Tanjung. Nama Lambau
sendiri berasal dari bahasa Belanda: Landbouw yang artinya pertanian. Sesuai dengan
PP RI no. 63 tahun 2002 Pasal 2: Tujuan penyelenggaraan hutan kota adalah untuk
kelestarian, keserasian dan keseimbangan ekosistem perkotaan yang meliputi unsur
lingkungan, sosial dan budaya.Tapi kini Hutan Kota Kampus APP yang menjadi
dinamika sosial-budaya dan sejarah Kota Malang itu telah hilang dan berubah
menjadi perumahan mewah yang bernama Ijen Nirwana. Selaku Pemegang
kekuasaan di Kota Malang, yaitu Walikota memang berhak atas penetapan dan
perubahan peruntukan tanah,sehingga perubahan alih fungsi Hutan Kampus APP
Malang ini menjadi perumahan mewah, juga tidak luput dari persetujuan Walikota.
DAFTAR RUJUKAN
Dahlan, E.N. 1992. Hutan Kota Untuk Pengelolaan dan Peningkatan Kualitas
Lingkungan Hidup.Jakarta:APHI
11
LAMPIRAN
12
13
Kronologi Kejadian Alih Fungsi Hutan Kampus Kota APP atau Lambau
Berdasarkan Fakta
TAHUN
KRONOLOGI KEJADIAN
1986
Juli 1990
10 Nopember 1990
Desember 1990
31 Desember 1990
25 Juli 1991
16 Maret 1992
29 Juli 1992
20 Agustus 1992
14
06 November 1992
07 November 1992
19 Februari 1993
31 Oktober 1994
November 1994
27 Februari 1995
Maret 1995
Mei 1995
Juni 1995
03 Agustus 1995
27 Agustus 1995
31 Agustus 1995
16
14 September 1995
16 September 1995
21 September 1995
22 September 1995
23 September 1995
23 September 1995
17
08 Oktober 1995
10 Oktober 1995
11 Oktober 1995
15 Oktober 1995
23 Oktober 1995
25 Oktober 1995
08 Nopember 1995
11 Nopember 1995
18
21 Nopember 1995
19 Desember 1995
28 Desember 1995
31 Desember 1995
11 Januari 1996
17 Januari 1996
20 Januari 1996
04 Mei 1996
19 Mei 1996
03 Juli 1996
19
20 Agustus 1996
31 Agustus 1996
06 September 1996
12 September 1996
25 September 1996
04 Oktober 1996
14 Oktober 1996
16 Oktober 1996
20
24 Oktober 1996
20 November 1996
25 November 1996
07 Desember 1996
09 Februari 1998
01 Juni 1998
10 Juni 1998
10 Juni 1998
11 Juni 1998
12 Juni 1998
11 Agustus 1998
18 Agustus 1998
22
18 Agustus 1998
08 September 1998
10 September 1998
28 September 1998
12 januari 1999
15 Juni 1999
05 Februari 1999
01 Juli 1999
24 Agustus 1999
21 Februari 2001
April 2001
Hasil rapat Pansus RTRW DPRD Kota Malang yang salah satu
klaulusnya menyatakan bahwa lahan APP Malang merupakan
lahan RTH dan pendidikan serta diarahkan menjadi kawasan
wisata
September 2001
01 April 2002
21 April 2002
22 April 2002
Polresta Malang.
27 Mei 2002
31 Mei 2002
05 Juni 2002
12 Agustus 2002
16 Agustus 2002
05 September 2002
25
26
foto demo
penolakan
pengalih
fungsian
Hutan
Kampus
APP
(Lambau)
oleh
masyarakat
tanjung
27
Foto
demo masyarakat tanjung .
28