Professional Documents
Culture Documents
D. Patofisiologi
Terjadi penonjolan sistolik atau diskinesia dengan akibat penurunan
ejection fraction isi sekuncup atau stroke volume akhir distolik ventrikel kiri.
Tekanan akhir diastolic ventrikel kiri naik dengan akibat tekanan atrium kiri juga
naik peningkatan tekanan atrium kiri diatas 25mmHg yang lama yang akan
menyebabkan transfudasi cairan ke jaringan intersitisium paru (gagal jantung)
pemburukan hemodinamik ini bukan saja disebabkan karena daerah infark, tapi
juga daerah iskemik di sekitarnya. Miokard yang masih relative baik akan
mengadakan konspensasi khusunya dengan bantuan rangsangan andrenergae
untuk mempertahankan curah jantung tetapi dengan akibat peningkatan kebutuhan
oksigen miokard konpensasi ini jelas tidak akan memadai bila daerah yang
bersangkutan juga mengalami iskemia atau bahkan sudah fibritik. Bila infark kecil
dan miokard yang harus berkompensasi masih normal, pemburukan hemodinamik
akan minimal sebaliknya bila infark luas dan miokard yang harus berkompensasi
sudah buruk akibat iskemia atau infark lama. Tekanan akhir diastolic ventrikel kiri
akan naik dan gagal jantung terjadi sebagai akibat sering terjadi perubahan bentuk
serta ukuran ventrikel kiri dan tebal jantung ventrikel baik yang terkena infark
maupun non infark. Perubahan tersebut menyebabkan remodeling ventrikel yang
nantinya akan mempengaruhi fungsi ventrikel dan timbulnya aritmia.
Perubahan-perubahan hemodinamik ini tidak setatis bila makin tenang
fungsi jantung akan membaik walaupun tidak di obati. Hal ini di sebabkan karena
daerah-daerah yang tadinya iskemik mengalami perbaikan daerah diskinetik akan
menjadi akinetik karena terbentuk jaringan parut yang kaku. Miokard sehat dapat
pula mengalami hipertropi sebaliknya perburukan himodinamik akan terjadi
iskemia berkepanjangan atau infark meluas. Terjadinya penyulit mekanis seperti
rupture septum ventrikel, regurgitasi mitral akut dan anorisma ventrikel akan
memperburuk vaal hemodinamik jantung.
Aritmia merupakan penyulit tersering dan terjadi terutama pada menitmenit atau jam-jam pertama setelah serangan. Hal ini disebabkan oleh perubahanperubahan masa refakter, daya hantar dan kepekaan terhadap rangsangan.
Pathway
Terjadi Penonjolan Sistolik Atau Diskinesia
Stroke Volume Akhir Distolik Ventrikel Kiri
Transfudasi Cairan Ke Jaringan Intersitisium Paru (Gagal Jantung)
Peningkatan Kebutuhan
O2 Miokard
Iskemia
Kompensasi Miokard Buruk
Intoleransi Aktivitas
Penurunan Aliran
Darah
Iskemia Berkepanjangan
Perubahan Perfusi
Jaringan
Infark Miokard
Meluas
Nyeri Akut
1. Nitrat
Nitrat meningkatkan pemberian D2 miokard dengan dilatasi arteri epikardial
tanpa mempengaruhi, resistensi arteriol arteri intramiokard.
2. Beta Bloker
Beta bloker tetap merupakan pengobatan utama karena pada sebagian besar
penderita akan mengurangi keluhan angina
3. Ca-antagonis
Kerjanya mengurangi beban jantung dan menghilangkan spasma koroner,
penderita akan mengurangi keluhan angina.
4. Antipletelet dan antikoagulen
Segi lain dari pengobatan angina adalah pemberian antipletelet dan anti kugulan.
II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Pengkajian Primer
a. Airway
1) Bagaimana kepatenan jalan nafas
2) Apakah ada sumbatan / penumpukan sekret di jalan nafas?
3) Bagaimana bunyi nafasnya, apakah ada bunyi nafas tambahan?
b. Breathing
1) Bagaimana pola nafasnya ? Frekuensinya? Kedalaman dan iramanya?
2) Apakah menggunakan otot bantu pernafasan?
3) Apakah ada bunyi nafas tambahan?
c. Circulation
1) Bagaimana dengan nadi perifer dan nadi karotis? Kualitas (isi dan
tegangan).
2) Bagaimana Capillary refillnya, apakah ada akral dingin, sianosis atau
oliguri?
3) Apakah ada penurunan kesadaran?
4) Bagaimana tanda-tanda vitalnya ? T, S, N, RR, HR?
2. Pengkajian Sekunder
Hal-hal penting yang perlu dikaji lebih jauh pada nyeri dada (koroner) :
a. Lokasi nyeri
Dimana tempat mulainya, penjalarannya (nyeri dada koroner : mulai dari
sternal menjalar ke leher, dagu atau bahu sampai lengan kiri bagian ulna).
b. Sifat nyeri
Perasaan penuh, rasa berat seperti kejang, meremas, menusuk,
mencekik/rasa terbakar, dll.
c. Ciri rasa nyeri
Derajat nyeri, lamanya, berapa kali timbul dalam jangka waktu tertentu.
d. Kronologis nyeri
Awal timbul nyeri serta perkembangannya secara berurutan
DAFTAR PUSTAKA