You are on page 1of 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya
kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini. Alhamdulillah, makalah ini
berhasil diselesaikan tepat pada waktunya yang diberi judul Puasa Dan Permasalahannya.
Makalah ini berisikan tentang informasi mengenai puasa serta permasalahannya. Kami berharap
makalah ini bisa menjadi sumber referensi bagi para pembaca terkait hal Puasa
Kritik dan saran selalu kami terima untuk berbagai perbaikan demi makalah-makalah yang lebih
baik dan agar makalah ini tidak menyampaikan yang salah. Kami mohon maaf atas segala
kesalahan dan kekurangannya.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala
perbuatan yang kita lakukan. Amin.

Kupang, 10 Januari 2017

Penyusun

DAFTAR ISI
1. KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .i
2. DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii
BAB I PENDAHULUAN
3.LATAR BELAKANG . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
4. RUMUSAN MASLAH . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .1
5. TUJUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
BAB II ISI
6. PENGERTIAN PUASA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
7. SYARAT SAH PUASA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
8. RUKUN PUASA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
9. HAL YANG DAPAT MEMBATALKAN PUASA . . . .2
10. SUNNAH KETIKA BERPUASA . . . . . . . . . . . . . . . .3
11. MACAM-MACAM PUASA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .5
12. HIKMAH DAN MANFAAT PUASA . . . . . . . . . . . . 8
BAB III PENUTUP
13. KESIMPULAN DAN SARAN . . . . . . . . . . . . . . . . . 11
14. DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 13

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Seperti yang kita ketahui bahwa di dalam agama islam terdapat 5 rukun islam, yang salah
satunya adalah puasa. Kerena puasa merupakan rukun islam yang ke 4, maka puasa adalah sesuatu
hal yang diwajibkan oleh agama islam. Namun pada kenyataannya umat islam juga banyak yang
tidak menjalankan kewajibannya tersebut. Hal itu terjadi karena mereka tidak mengetahui manfaat
dan hikmah puasa itu sendiri. Kewajiban berpuasa merupakan perintah dari Allah SWT yang
disebutkan pada QS.Al-Baqarah ayat 183.
Maka dari itu kita sebagai umat islam yang taat atas perintah Allah harus menjalankan
kewajiban berpuasa. Kita akan dapat melatih kesabaran dan menahan hawa nafsu jika
melaksanakan puasa tersebut. Dan hikmah berpuasa itu sangat banyak dan tidak ada ruginya bagi
kita.
1.2. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian puasa ?
2. Bagaimanakah syarat sah puasa ?
3. Apa saja rukun puasa ?
4. Apakah hal yang membatalkan puasa ?
5. Apa sajakah sunnah ketika berpuasa ?
6. Apa sajakah macam-macam puasa ?
7. Apa hikmah dan manfaat puasa ?
1.3. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian puasa.
2. Untuk mengetahui syarat sah puasa.
3. Untuk mengetahui apa saja rukun puasa.
4. Untuk mengetahui hal apa saja yang dapat membatalkan puasa.
5. Untuk mengetahui sunnah ketika berpuasa.
6. Untuk mengetahui macam-macam puasa.
7. Untuk mengetahui hikmah dan manfaat puasa.

BAB II
ISI

PENGERTIAN PUASA

Pengertian secara bahasa : menahan.


Pengertian secara istilah : menahan diri dari hal-hal yang membatalkan. puasa sejak terbitnya fajar
hingga tenggelamnya matahari disertai dengan niat.

SYARAT SAH PUASA :

a. Beragama Islam
b. Berakal sehat
c. Baligh
d. Suci dari haid dan nifas (khusus bagi kaum wanita)
e. Bermukim (tidak sedang bepergian jauh)
f. Mampu (tidak sedang sakit)

RUKUN PUASA :

a. Niat
Niat puasa yaitu adanya suatu keinginan di dalam hati untk menjalankan puasa semata-mata
mengharap ridha Allah swt, karena menjalankan perintah-Nya. Semua puasa, tanpa adanya niat
maka tidak bisa dikatakan sebagai puasa.
Kapankah kita berniat berpuasa?
Untuk puasa wajib, maka kita harus berniat sebelum datang fajar, sebagaimana disabdakan oleh
Rasulullah saw: Barang siapa tidak berniat puasa sejak makam, maka ia tidak mempunya puasa
(H.R. an-Nasai)
Sementara itu untuk puasa sunnah, kita di bolehkan berniat setelah terbit fajar, dengan syarat kita
belum melakukan perbuatan-perbuatan yang membatalkan puasa, seperti makan, minum,
berhubungan suami istri, dan lain-lain. Hal ini didasarkan pada Hadist dari Aisyah r.a: Pada suatu
hari, Rasulullah saw masuk ke rumah, kemudian bersabda, apakah engkau mempunyai makanan?
Aku enjawab, Tidak. Rasulullah saw, bersabda Kalau begitu, aku puasa. (H.R. An-Nasai)
b. Imsak
Kita sudah terlampau akrab dengan kata imsak, lebih-lebih ketika bulan Ramadhan. Banyak orang
memahami Imsak sebagai waktu menjelang fajar (subuh) dimana seorang muslim yang akan

berpuasa berhenti makan sahur. Padahal makna dari imsak tidaklah sesempit itu. Imsak yaitu
menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa seperti makan, minum, dan lain-lain. Jadi,
waktu dimulainya puasa bukanlah pada saat sirine atau pengumuman imsak disuarakan, tetapi
dimulai ketika fajar (subuh). Tentang kenapa diperlukan sirine dan jadwal waktu imsak itu supaya
kita berhati-hati dan bersiap-siap karena sebentar lagi (sekitar 5 menit lagi) fajar akan tiba.

HAL YANG DAPAT MEMBATALKAN PUASA :


a. Makan dan minum dengan sengaja. Apabila makan dan minumnya karena lupa atau
paksaan maka hal itu tidak membatalkan puasa.
b. Muntah dengan sengaja. Apabila muntahnya tidak sengaja maka hal itu tidak
membatalkan puasa.
c. Berniat berbuka puasa. Sekali berniat berbuka puasa meskipun buka puasa itu tidak
dilaksanakan, puasanya batal.
d. Mengalami haid atu nifas.
e. Keluar air mani karena memeluk atau mencium istri/suami atau bermasturbasi.
f. Bersenggama.
g. Hilang akal.
h. Merubah niat

SUNNAH KETIKA BERPUASA:


a.Menyegerakan berbuka
Dari Annas r.a., ia berkata: Rasulullah saw. Berbuka sebelum shalat (maghrib) dengan kurma,
kalau tidak ada kurma beliau minum air beberapa teguk. (H.R. Abu Dawud)
b. Makan Sahur
Meskipun misalkan kita kuat berpuasa tanpa diawali dengan makan sahur, tetapi karena makan
sahur telah dicontohkan oleh Rasulullah, semestinya kita tidak meremehkan/meninggalkan
bersantap sahur.
Rasulullah bersabda:
Makan sahurlah kamu, karena sesungguhnya pada makan sahur itu terdapat berkah. (H.R.
Bukhari)
c. Menggosok gigi pada waktu pagi.
Rasulullah bersabda:
Jika kamu berpuasa, bersiwaklah pada waktu pagi dan jangan bersiwak pada waktu sore (H.R.

at-Thabrani)
d. Membaca dan Mengkhatamkan Al-Quran
Membaca al-Quran memang semestinya kita biasakan, lebih-lebih saat kita berpuasa sunnah atau
bahkan di bulan Ramadhan, dimana al-Quran diturunkan pada bulan ini.
Allah berfirman:
Artinya:
Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk
bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan
yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan
itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan
(lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu,
pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki
kesukaran bagimu. dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu
mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. (Q.S.
al-Baqarah [2]: 185)
e. Shalat Lail
Shalat tarawih merupakan bagian dari shalat lail, yakni shalat yang waktu pelaksanaannya bada
shalat isya sampai sebelum fajar. Ada sebagian orang menganggap bahwa shalat tarawih itu wajib,
padahal hukumnya adalah sunnah, sebagaimana shalat lail yang lain, seperti witir, dan tahajut.
Meski begitu, sunnah shalat tarawih dan shalat lail yang lain adalah sunnah muakaddah, termasuk
amalan yang jarang sekali ditinggalkan oleh Rasulullah saw.
f. Memperbanyak doa
Orang yang berpuasa ketika berbuka adalah salah satu orang yang doanya mustajab. Oleh
karenanya perbanyaklah berdoa ketika sedang berpuasa terlebih lagi ketika berbuka. Berdoalah
untuk kebaikan diri kita, keluarga, bangsa, dan saudara-saudara kita sesama muslim di belahan
dunia.
g. Memberi buka puasa (tafthir shaim)
Hendaknya berusaha untuk selalu memberikan ifthar (berbuka) bagi mereka yang berpuasa
walaupun hanya seteguk air ataupun sebutir kurma sebagaimana sabda Rasulullah Saw:
"Barang siapa yang memberi ifthar (untuk berbuka) orang-orang yang berpuasa maka baginya
pahala seperti orang yang berpuasa tanpa dikurangi sedikitpun". (H.R. Bukhari Muslim)
h. Memperbanyak Sedekah
Rasulullah Saw. Bersabda, yang artinya: Sebaik-baik sedekah adalah sedekah pada bulan

Ramadhan (HR. Tirmizi)


i. Itikaf
Itikaf adalah berdiam diri di masjid untuk beribadah kepada Allah. Rasulullah Saw. selalu
beritikaf terutama pada sepuluh malam terakhir dan para istrinya juga ikut Itikaf bersamanya. Dan
hendaknya orang yang melaksanakan Itikaf memperbanyak zikir, istigfar, membaca Al-Quran,
berdoa, shalat sunnah dan lain-lain.
j. Umroh
Ramadhan adalah waktu terbaik untuk melaksanakan umrah, karena umroh pada bulan Ramadhan
memiliki pahala seperti pahala haji bahkan pahala haji bersama Rasulullah Saw. Beliau bersabda:
Umroh pada bulan Ramadhan seperti haji bersamaku."
h. Memperbanyak Amal Kebaikan
Dalam hadits yang diriwayatkan Ibnu Khuzaimah dan Baihaqi dikatakan bahwa amalan sunnah
pada bulan Ramadhan bernilai seperti amalan wajib dan amalan wajib senilai 70 amalan wajib di
luar Ramadhan. Oleh karena itu, raihlah setiap peluang untuk berbuat kebaikan sekecil apapun
meskipun hanya sekedar tersenyum di depan orang lain.

MACAM-MACAM PUASA :

1. Puasa wajib
a. Puasa Ramadhan
Puasa Ramadhan adalah puasa wajib yang dikerjakan bagi setiap muslim pada bulan Ramadhan
selama sebulan penuh.
Allah SWT berfirman:
Artinya:

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orangorang sebelum kamu agara kamu bertaqwa. (Q.S. Al-Baqarah[2]: 183)
Puasa Ramadhan juga termasuk dalam rukun Islam, sebagaimana tersebut dalam hadits Rasulullah yang
diriwayatkan oleh Ibnu Umar r.a:

Didirikan agama Islam itu atas lima dasar yaitu bersaksi bahwa tiada sesembahan melainkan Allah
dan Nabi Muhammada adalah utusan Allah, mendirikan shalat lima waktu, mengeluarkan zakat, puasa
bulan Ramadhan dan melaksanakan haji ke Baitullah bagi yang mampu jalannya (H.R. Bukhari dan
Muslim).
Oleh karena itu, belum sempurna keislaman seseorang apabila dia belum mengerjakan puasa Ramadhan
dengan penuh ikhlas semata-mata untuk mencari ridha Allah swt.
Keutaman puasa bulan Ramadhan:

Ramadhan adalah bulan mulia, bulan penuh ampunan, bulan di mana al-Quran diturunkan, bulan yang
memiliki banyak sekali keutamaan. Berikut adalah beberapa keutamaan bulan Ramadhan yang tidak
terdapat pada bulan lain:
1) Barangsiapa berpuasa sebulan penuh pada bulan Ramadhan, maka ia akan diampuni dosa-dosanya
dan kembali menjadi manusia yang fitri (suci).
2) Dibebaskan dari siksa api neraka.
3) Setan dibelenggu, pintu-pintu surga dibuka dan pintu-pintu neraka ditutup rapat.
4) Pada bulan Ramadhan terdapat Lailah Al-Qadar yang lebih baik daripada seribu bulan. Rasulullah
bersabda: Barang siapa yang salah malam di bulan Ramadhan lantaran iman dan mengharapkan
pahala (dari Allah), maka diampunilah dosa-dosanya yang telah lalu (H.R. Muttafaq Alaih)

b. Puasa Nadzar
Nadzar secara bahasa berarti janji. Puasa nadzar adalah puasa yang disebabkan karena janji
seseorang untuk mengerjakan puasa. Misalkan, Rudi berjanji jika nanti naik kelas 9 ia akan
berpuasa 3 hari berturut-turut, maka apabila Rudi benar-benar naik kelas ia wajib mengerjakan
puasa 3 hari berturut-turut yang ia janjikan itu.
c. Puasa Kafarat
Kafarat berasal dari kata dasar kafara yang artinya menutupi sesuatu. Puasa kafarat secara istilah
artinya adalah puasa untuk mengganti denda yang wajib ditunaikan yang disebabkan oleh suatu
perbuatan dosa, yang bertujuan menutup dosa tersebut sehingga tidak ada lagi pengaruh dosa yang
diperbuat tersebut, baik di dunia maupun di akhirat.
2. Puasa Sunnah
a. Puasa enam hari di bulan Syawal.
Baik dilakukan secara berturutan ataupun tidak.
Rasulullah saw bersabda, yang artinya: Keutamaan puasa romadhon yang diiringi puasa Syawal
ialah seperti orang yang berpuasa selama setahun (HR. Muslim).
b. Puasa sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah
Yang dimaksud adalah puasa di sembilan hari yang pertama dari bulan ini, tidak termasuk hari yang
ke-10. Karena hari ke-10 adalah hari raya kurban dan diharamkan untuk berpuasa.
c. Puasa hari Arafah
Yaitu puasa pada hari ke-9 bulan Dzuhijjah. Keutamaannya, akan dihapuskan dosa-dosa pada tahun
lalu dan dosa-dosa pada tahun yang akan datang (HR. Muslim). Yang dimaksud dengan dosa-dosa
di sini adalah khusus untuk dosa-dosa kecil, karena dosa besar hanya bisa dihapus dengan jalan
bertaubat.
d. Puasa Muharrom

Yaitu puasa pada bulan Muharram terutama pada hari Assyuro. Keutamaannya puasa ini,
sebagaimana disebutkan dalam hadist riwayat Bukhari, yakni puasa di bulan ini adalah puasa yang
paling utama setelah puasa bulan Romadhon.
e. Puasa Assyuro
Hari Assyuro adalah hari ke-10 dari bulan Muharram. Nabi shalallahu alaihi wasssalam
memerintahkan umatnya untuk berpuasa pada hari Assyuro ini dan mengiringinya dengan puasa 1
hari sebelum atau sesudahnhya. Hal ini bertujuan untuk menyelisihi umat Yahudi dan Nasrani yang
hanya berpuasa pada hari ke-10. Keutamaan: akan dihapus dosa-dosa (kecil) di tahun sebelumnya
(HR. Muslim).
f. Puasa Syaban.
Yang dimaksud puasa Syaban adalah memperbanyak puasa pada bulan Syaban. Keutamaan:
Bulan ini adalah bulan di mana semua amal diangkat kepada Rabb semesta alam (HR. An-Nasai &
Abu Daud, hasan).
g. Puasa Senin dan Kamis.
Nabi telah menyuruh ummatnya untuk puasa pada hari Senin dan Kamis. Hari Senin adalah hari
kelahiran Nabi Muhammad sedangkan hari Kamis adalah hari di mana ayat Al-Quran untuk
pertama kalinya diturunkan. Perihal hari Senin dan Kamis, Rasulullah juga telah bersabda:
Amal perbuatan itu diperiksa pada setiap hari Senin dan Kamis, maka saya senang diperiksa amal
perbuatanku, sedangkan saya sedang berpuasa. (HR Tirmidzi)
h. Puasa Tengah Bulan (tiga hari setiap bulan Qamariyah).
Disunnahkan untuk melakukannya pada hari-hari putih (Ayyaamul Bidh) yaitu tanggal 13, 14, dan
15 setiap bulan qamariyah.
i. Puasa Dawud
Cara mengerjakan puasa nabi Dawud adalah dengan sehari puasa sehari tidak puasa, atau selangseling. Puasa nabi Dawud adalah puasa yang paling disukali oleh Allah SWT. (HR. BukhariMuslim).
3. Puasa Makruh
Kapan puasa hukumnya makruh? Puasa yang makruh dilakukan adalah puasa pada hari Jumat dan
Sabtu yang tidak bermaksud mengqadha Ramadhan, membayar nadzar atau kafarat, atau tidak
diniatkan untuk puasa sunnah tertentu. Jadi seseorang yang puasa pada hari Jumat atau Sabtu
dengan niat mengqadha puasa Ramadhan tidak termasuk puasa makruh. Misal tanggal 9 Dzulhijjah
jatuh pada hari Sabtu maka puasa hari Sabtu pada waktu itu menjadi puasa sunnah bukan makruh.
Ada pendapat lain yang lebih keras bahkan menyatakan bahwa puasa pada hari Jumat tergolong
puasa haram jika dilakukan tanpa didahului hari sebelum atau sesudahya.

4. Puasa Haram
Ada puasa pada waktu tertentu yang hukumnya haram dilakukan, baik karena waktunya atau karena
kondisi pelakukanya.
a. Hari Raya Idul Fitri
Tanggal 1 Syawwal telah ditetapkan sebagai hari raya sakral umat Islam. Hari itu adalah hari
kemenangan yang harus dirayakan dengan bergembira. Karena itu syariat telah mengatur bahwa di
hari itu tidak diperkenankan seseorang untuk berpuasa sampai pada tingkat haram. Meski tidak ada
yang bisa dimakan, paling tidak harus membatalkan puasanya atau tidak berniat untuk puasa.
b. Hari Raya Idul Adha
Hal yang sama juga pada tanggal 10 Zulhijjah sebagai Hari Raya kedua bagi umat Islam. Hari itu
diharamkan untuk berpuasa dan umat Islam disunnahkan untuk menyembelih hewan Qurban dan
membagikannya kepada fakir msikin dan kerabat serta keluarga. Agar semuanya bisa ikut
merasakan kegembiraan dengan menyantap hewan qurban itu dan merayakan hari besar.
c. Hari Tasyrik
Hari tasyrik adalah tanggal 11, 12 dan 13 bulan Zulhijjah. Pada tiga hari itu umat Islam masih
dalam suasana perayaan hari Raya Idul Adha sehingga masih diharamkan untuk berpuasa. Pada tiga
hari itu masih dibolehkan utnuk menyembelih hewan qurban sebagai ibadah yang disunnahkan
sejak zaman nabi Ibrahim as.
d. Puasa sepanjang tahun / selamanya
Diharamkan bagi seseorang untuk berpuasa terus setiap hari. Meski dia sanggup untuk
mengerjakannya karena memang tubuhnya kuat. Tetapi secara syar`i puasa seperti itu dilarang oleh
Islam. Bagi mereka yang ingin banyak puasa, Rasulullah SAW menyarankan untuk berpuasa seperti
puasa Nabi Daud as yaitu sehari puasa dan sehari berbuka.

HIKMAH DAN MANFAAT PUASA


HIKMAH PUASA :
a. Menumbuhkan nilai-nilai persamaan selaku hamba Allah, karena sama-sama memberikan rasa
lapar dan haus serta ketentuan-ketentuan lainnya.
b. Menumbuhkan rasa perikemanusian dan suka member, serta peduli terhadap orang-orang yang
tak mampu.
c. Memperkokoh sikap tabah dalam menghadapi cobaan dan godaan, karna dalam berpuasa harus
meninggalkan godaan yang dapat membatalkan puasa.
d. Menumbuhkan sikap amanah (dapat dipercaya), karna dapat mengetahui apakah seseorang

melakukan puasa atau tidak hanyalah dirinya sendiri.


e. Menumbuhkan sikap bersahabat dan menghindari pertengkaran selama berpuasa seseorang tidak
di
perbolehkan saling bertengkar.
f. Menanamkam sikap jujur dan disiplin.
g. Mendidik jiwa agar dapat menguasai diri dari hawa nafsu, sehingga mudah menjalankan
kebaikan dan meninggalkan keburukan.
h. Meningkatkan rasa syukur atas nikmat dan karunia Allah.
i. Menjaga kesehatan jasmani.
MANFAAT PUASA :
1.Ditinjau dari segi Agama atau Religi
Kita melakukan puasa sebagai bukti kecintaan dan ketaatan kita kepada Allah sang Maha Pencipta
karena puasa itu sendiri merupakan perintah-Nya.
Sebagaimana firman-Nya:
Artinya :
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas
orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa " (Al-Baqarah: 183).
Jadi jelas puasa merupakan ibadah yang wajib dilakukan oleh orang-orang yang beriman (Islam).
Tujuannya pun jelas yaitu untuk mendapatkan derajat takwa di sisi Allah.
2.Dilihat dari aspek sosial
Puasa dapat menumbuhkan rasa simpati dan empati kepada orang lain yang selama ini kekurangan.
Juga sebagai bukti adanya persamaan derajat di sisi Allah.
Orang-orang yang berkecukupan, yang selama ini makan 3-4 kali sehari dapat merasakan
penderitaan sebagian orang yang kurang mampu yang biasa hanya makan 1-2 kali sehari bahkan
kadang tidak makan. Sehingga diharapkan akan timbul perasaan dan keinginan untuk menolong
yang kurang mampu. Allah juga tidak membedakan puasanya orang kaya dan orang miskin.
Dihadapan Allah syarat sahnya puasa sama.
3.Ditinjau dari aspek pribadi
Dari aspek psikologis Puasa merupakan latihan bagi kita untuk bisa menahan nafsu- nafsu jelek
yang muncul dari dalam diri kita.Nafsu yang paling kuat yang ada dalam diri manusia dan termasuk
hal yang membatalkan puasa adalah nafsu yang sumbernya perut dan kemaluan.Nafsu tersebut juga

sering menjadi biang kejahatan. Dengan latihan di bulan Ramadhan diharapkan setelah Ramadhan
kita bisa menahan dan mengatur nafsu tersebut dengan baik. "Barang siapa menjamin kepadaku apa
yang berada di antara kumis dan janggutnya, serta apa yang berada diantara kedua pahanya, maka
aku akan menjamin kepadanya surga " (H.R. Bukhari)
4. Dari aspek fisik
Dengan puasa kita dapat hidup lebih sehat. Organ tubuh, terutama pencernaan yang selama ini terus
bekerja keras, dapat beristirahat pada siang harinya. Dengan kondisi seperti ini organ tubuh yang
mengalami kerusakan dapat melakukan recovery atau perbaikan selagi tidak bekerja. Sehingga
ketika bekerja kembali dapat bekerja secara maksimal dan tubuh dapat memperoleh hasil yang lebih
baik. Puasa juga dapat mengurangi resiko terkena berbagai macam penyakit. Ketika kita berpuasa
terjadi penurunan laju metabolisme dalam tubuh.
Buktinya, tubuh menjadi dingin. Hal ini menunjukkan terjadinya pengurangan asupan dan konsumsi
oksigen secara total oleh tubuh.
Dengan adanya pengurangan konsumsi oksigen, maka produksi radikal bebas oksigen yang bersifat
racun akan turun. Kelebihan radikal bebas oksigen dapat menyebabkan menurunnya aktifitas enzim
dan dapat merusak sel-sel tubuh secara umum. Sehingga bisa menyebabkan timbulnya penyakit.
Dengan berpuasa, produksi radikal bebas oksigen dapat ditekan sampai 90% dan meningkatkan
produksi antioksidan sampai 12%. Saat kita puasa, secara tidak langsung kita telah mengurangi
masuknya makanan dan zat-zat yang tidak diperlukan oleh tubuh termasuk racun. Pada saat puasa
juga, usus tidak terisi secara penuh, sehingga dapat menyebabkan absorbsi zat-zat makanan
termasuk racun tidak maksimal. Hal ini dapat mengakibatkan kecilnya resiko terkena penyakit.
Kalaupun racun terabsorsi bersama makanan, maka Hati sebagai organ yang menetralkan racun
dapat bekerja baik karena racunnya sedikit.
Pada kondisi tidak puasa, dengan makanan yang berlebihan, produksi racun dan racun yang terserap
sangat banyak. Sehingga hati tidak bisa menetralkan racun seluruhnya. Racun yang tidak bisa
dinetralkan oleh Hati akan terbawa oleh aliran darah ke organ-organ. Hal inilah yang bisa
menyebabkan timbulnya penyakit.

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Puasa adalah salah satu rukun islam, maka dari itu wajiblah bagi kita untuk melaksanakan

puasa dengan ikhlas tanpa paksaan dan mengharap imbalan dari orang lain. Jika kita berpuasa
dengan niat agar mendapat imbalan atau pujian dari orang lain, maka puasa kita tidak ada artinya.
Maksudnya ialah kita hanya mendapatkan rasa lapar dan haus dan tidak mendapat pahala dari apa
yang telah kita kerjakan. Puasa ini hukumnya wajib bagi seluruh ummat islam sebagaimana telah
diwajibkan kepada orang-orang sebelum kita.
Berpuasalah sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah dibuat oleh Allah swt. Allah telah
memberikan kita banyak kemudahan(keringanan) untuk mengerjakan ibadah puasa ini, jadi jika kita
berpuasa sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah kami sebutkan diatas, kita sendiri akan
merasakan betapa indahnya berpuasa dan betapa banyak faidah dan manfaat yang kita dapatkan dari
berpuasa ini.
Maka dari itu, janganlah sesekali meninggalkan puasa, karena puasa ini mempunyai banyak
nilai ibadah. Mulai dari langkah, tidur dan apapun pekerjaan orang yang berpuasa itu adalah ibadah.

SARAN

Saya dari pihak penyusun mengajak kepada pembaca untuk menjalankan perintah Allah SWT.dan
menjauhi segala larangannya. Dan berpuasalah dengan hati yang ikhlas supaya amal ibadah puasa
kita diterima disisi Allah SWT.

DAFTAR PUSTAKA
http://jihadmuslimin.blogspot.com/2012/01/puasa-ditinjau-dari-berbagai-aspek.html diakses
tanggal 9 November 2014
http://aiqonganteng.blogspot.com diakses pada tanggal 9 November 2014
http://pinturizky.wordpress.com/2013/06/24/puasa-dalam-islam/ diakses tanggal 9 November
2014
https://www.google.com/search?q=surat+al+baqarah+ayat+183&client=firefoxa&hs=2kY&rls=org.mozilla:enUS:official&channel=sb&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ei=nCloVPnQN8GgugTg14LgAQ
&ved=0CAgQ_AUoAQ&biw=1366&bih=657 diakses pada tanggal 10 November 2014

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


PUASA

You might also like