Professional Documents
Culture Documents
MAKALAH
Oleh
Kelompok 1
Disusun guna memenuhi tugas matakuliah Keperawatan Kesehatan Jiwa dengan Dosen
pengampu Ns. Emi Wuri Wuryaningsih, M.Kep.,Sp.Kep,J.
Oleh
Novika Putri Dwi Cahyani
NIM 142310101045
Diana Risqiyawati
NIM 142310101070
Cover..............................................................................................................i
Daftar Isi........................................................................................................3
Kata Pengantar...............................................................................................4
BAB 1 PENDAHULUAN ...........................................................................5
1.1 Latar Belakang ...............................................................................5
1.2 Tujuan ............................................................................................6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................7
2.1 Kasus ..............................................................................................7
2.2 Pengertian ......................................................................................7
2.2.1 Kehilangan .............................................................................7
2.2.2 Berduka ..................................................................................8
2.3 Tanda dan Gejala Kehilangan dan Berduka...................................8
2.4 Tahapan Kehilangan.......................................................................9
2.5 Psikopatologi..................................................................................11
2.6 Diagnosa Medis dan Keperawatan..................................................13
2.6.1 Diagnosa Medis .....................................................................13
2.6.2 Diagnosa Keperawatan ..........................................................13
2.7 Penatalaksanaan .............................................................................16
2.7.1 Penatalaksanaan Medis ..........................................................16
2.7.2 Penatalaksanaan Keperawatan ...............................................16
BAB 3 PENUTUP .......................................................................................22
3.1 Simpulan ........................................................................................22
3.2 Saran ..............................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................24
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Asuhan Keperawatan pada Pasien
dengan masalah psikososial kehilangan dan berduka. Pembuatan makalah ini disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Kesehatan Jiwa.
Dalam penulisan makalah ini kami ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ns. Erti Ikhtiarini Dewi, M.Kep.,Sp.Kep.J, selaku PJMK Keperawatan
Kesehatan Jiwa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember;
2. Ns. Emi Wuri Wuryaningsih, M.Kep.,Sp.Kep,J., selaku dosen mata kuliah
Keperawatan Kesehatan Jiwa yang telah membimbing dalam penyusunan
makalah ini
3. Teman-teman mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember
yang telah membantu.
Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan dari pembaca demi
menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah
pengetahuan pembaca
BAB 1. PENDAHULUAN
dari kehidupan dan kesedihan adalah bagian alamiah dari proses kehilangan.
Kehilangan adalah suatu keadaan individu mengalami kehilangan sesuatu yang
sebelumnya ada dan dimiliki. Setiap individu akan menghadapi kehilangan dan
kematian dengan keadaan yang berbeda-beda. mekanisme koping mempengaruhi
kemampuan seseorang untuk menghadapi dan menerima kehilangan. Berduka
adalah respons alamiah pada seseorang yang mengalami kehilangan. Dukacita
adalah suatu proses kompleks yang normal meliputi respons dan perilaku emosional
fisik, spiritual, sosial, dan intelektual ketika individu, keluarga, dan komunitas
memasukkan kehilangan yang actual, adaptif, atau dipersepsikan kedalam
kehidupan mereka sehari-hari (NANDA, 2015).
Apabila seseorang tidak dapat melewati keadaan berduka setelah mengalami
kehilangan yang sangat besar maka individu akan terjadi masalah emosi, mental dan
sosial yang serius. Untuk mengatasi atau mencegah depresi dari berduka yang
dialami klien, maka dibutuhkaan berbagai upaya dari keluarga, tim kesehatan
ataupun lingkungan sosial klien.
Perawat bekerjasama dengan klien yang mengalami berbagia tipe kehilangan.
Sangat penting untuk diperhatikan bahwa apapun yang dikatan disini tentang proses
dukacita dan kehilangan yang terdapat dalam perspektif sosial dan historis mungkin
berubah sepanjang waktu dan situasi. Perawat membantu klien untuk memahami
dan menerima kehilangan dalam konteks kultur yang dimiliki klien hingga
kehidupan klien dapat berlanjut. Sebagian besar perawat berinteraksi dengan klien
dan keluarga yang mengalami kehilangan dan berduka, maka penting bagi perawat
memahami kehilangan dan dukacita. Perawat menggunakan pengetahuan tentang
konsep kehilangan dan dukacita untuk secara kreatif menerapkan intervensi untuk
meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, dan memberi dukungan kepada klien
yang menjelang kematian (Potter & Perry, 2005).
1.2 Tujuan
1.2.1 Untuk mengetahui gambaran kasus kehilangan dan berduka
1.2.2 Untuk mengetahui pengertian kehilangan dan berduka
1.2.3 Untuk mengetahui psikopatologi dan psikodinamika dengan masalah
1.2.4
1.2.5
Berduka
Berduka adalah respon emosi yang diekspresikan terhadap kehilangan yang
dimanifestasikan adanya perasaan sedih, gelisah, cemas, sesak nafas, susah tidur
dan sebagainya.
Berduka merupakan respon normal pada semua kejadian kehilangan.
NANDA merumuskan dua tipe berduka yaitu berduka diantisipasi dan berduka
disfungsional.
Berduka diantisipasi adalah suatu status yang merupakan pengalaman
individu dalam merespon kehilangan yang aktual ataupun yang dirasakan
seseorang, hubungan atau kedekatan, objek atau ketidakmampuan fungsional
sebelum terjadinya kehilangan. Tipe ini masih dalam batas normal.
Berduka diantisipasi adalah suatu status yang merupakan pengalaman
individu yang responnya dibesar besarkan saat individu kehilangan secara aktual
maupun potensial, hubungan, objek, dan ketidakmampuan fungsional. Tipe ini
kadang- kadang menjurus ke tipikal, abnormal, kesalahan dan kekacauan.
2.3 Tanda dan Gejala Kehilangan dan Berduka
1. Efek fisik
a. Kelelahan
b. Kehilangan selera
c. Masalah tidur
d. Lemah
e. Berat badan menurun
f. Sakit kepala
g. Pandangan kabur
h. Susah bernapas
i. Palpitasi
j. Peningkatan berat badan
2. Efek emosi
a. Mengingkari
b. Bersalah
c. Marah
d. Kebencian
e. Depresi
f. Kesedihan
g. Perasaan gagal
h. Sulit berkonsentrasi
i. Gagal menerima kenyataan
j. Iritabilitas
k. Perhatian terhadap orang yang meninggal
3. Efek sosial
a. Menarik diri dari lingkungan
b. Isolasi (emosi dan fisik)
2.4 Tahapan Kehilangan
Terdapat beberapa teori mengenai respon berduka terhadaap kehilangan. Teori
yang dikemukakan Kubler-Ross, 1969 (Dalam Nurhidayah, 2015) mengenai tahapan
berduka akibat kehilangan berorientasi pada perilaku dan menyangkut lima tahap, yaitu
sebagai berikut :
1. Fase penyangkalan (Denial)
Reaksi pertama individu yang mengalami kehilangan adalah syok, tidak
percaya, atau mengingkari kenyataan bahwa kehilangan benar-benar terjadi. Sebagai
contoh, orang atau keluarga dari orang yang menerima diagnosis terminal akan terus
berupaya mencari informasi tambahan.
Reaksi fisik yang terjadi pada tahap ini adalah letih, lemah, pucat, mual,
diare, gangguan pernapasan, detak jantung cepat, menangis, gelisah, dan sering kali
individu tidak tahu harus berbuat apa. Reaksi ini dapat berlangsung beberapa menit
hingga beberapa tahun.
2. Fase marah (Anger)
Pada fase ini individu menolak kehilangan. Kemarahan yang timbul sering
diproyeksikan kepada orang lain atau dirinya sendiri. Orang yang mengalami
kehilangan juga tidak jarang menunjukkan [erilaku agresif, berbicara kasar,
menyerang orang lain, menolak pengobatan, bahkan menuduh dokter atau perawat
tidak kompeten. Respon fisik yang sering terjadi, antara lain muka merah, denyut
nadi cepat, gelisah, susah tidur, tangan menggepal, dan seterusnya.
3. Fase tawar menawar (Bargaining)
Pada fase ini terjadi penundaan kesadaran atas kenyataan terjadinya
kehilangan dan dapat mencoba untuk membuat kesepakatan secara halus atau terangterangan seolah kehilangan tersebut dapat dicegah. Individu mungkin berupaya untuk
melakukan tawar-menawar dengan memohon kemurahan Tuhan.
4. Fase depresi (Depression)
Pada fase ini pasien sering menunjukkan sikap menarik diri, kadang-kadang
bersikap sangat penurut, tidak mau berbicara menyatakan keputusan, rasa tidak
berhargam bahkan bisa muncul keinginan bunuh diri. Gejala fisik yang dirunjukkan,
antara lain menolak makan, susah tidur, letih, turunnya dorongan libido, dan lain-lain
5. Fase penerimaan (Acceptence)
Pada fase ini berkaitan dengan reorganisasi perasaan kehilangan, pikiran yang
selalu berpusat pada objek yang hilang mulai berkurang atau hilang. Individu telah
menerima kenyataan kehilangan yang didalamnya dan mulai memandang kedepan.
Gambaran tentang objek yang hilang akan mulai dilepaskan secara bertahap.
Perhatiannya akan beralih pada objek yang baru. Apabula individu dapat memulai
tahap tersebut dan menerima dengan perasaan damai, maka dia dapat mengakhiri
proses berduka serta dapat mengatasi perasaan kehilangan secara tuntas. Kegagalan
untuk masuk ke tahap penerimaan akan mempengaruhi kemampuan individu tersebut
dalam mengatasi perasaan kehilangan selanjutnya.
2.5 Psikopatologi
FAKTOR PREDISPOSISI
Biologis
Psikologis
Sosiokultural
Genetic : adanya riwayat depresi Kehilangan
Kurang dapat menjalankan kegiatan keagamaan
fisik :Pengalaman
fisik tidak sehat
dimasa
cenderung
lalu : kehilangan
tidak mampu
dengan
mengatasi
orang yang
stress
bermakna
kanak-kanak
Kurang
controldimasa
keluarga
Sangat peka terhadap situasi kehilangan
FAKTOR
PRESIPITASI
Kegagalan dalam
menemukan
makna kehilangan
Tidak menerima kematian
Nature
Origin
Number
Timing
KehilanganJumlah
sejak lahir
Internal
dan (cacat)
kualitas
stressorWaktu
: ketika
terjadi
kebakaran
terjadinya stressor klien kehilangan harta ben
individu : kematian orang yang disayang, penghentian pekerjaan, penyakit atau amputasi
nya stressor terjadi : dalam waktu 1 bulan, 1tahun bahkan lebih klien tidak dapat melupakan kemat
Frekuensi stressor terjadi
Eksternal
Keluarga : kehilangan peran dalam keluarga
Masyarakat : kehilangan posisi di masyarakat
PENILAIAN STRESSOR
Kognitif
Afektif
Physiological Behavioral Respon Sosial
Kehilanga
Kacau
Gangguan fungsi neuroendokrin
Gangguan
Tidak mengungkapkan
pola tidur
perasaan kehilanga
Kebingungan
DistressPerubahan fungsi
Penurunan
Tidak
imunmampu
nafsu bersosialisasi
makan
dengan orang la
Tidak percayaHipersensitivitas
Marah
terhadap suara
Penarikan
dan cahaya
sosial
Menyalahkan
Ingatan menyedihkan yang menetap
letih Perubahan pola mimpi
Perilaku panic
Mencari almarhum
Putus asa
termenung
Terluka
Ansietas
Depresi
Tidak menerima kehilangan
Perasaan kaget
Perasaan syok
Merindukan almarhum
SUMBER KOPING
10
MEKANISME KOPING
Destruktif
Konstruktif
Melakukan
Melakukan kompensasi dengan kegiatan
positif kompensasi dengan kegiatan positif
Penyangkalan
Negoisasi
Meminta saran
MALADAPTIF
ADAPTIF
11
Batasan Karakteristik
Disorganisasi atau kacau
Distres
Distres psikologis
Gangguan
fungsi
neuroendokrin
Gangguan pola tidur
Marah
Memelihar
hubungan
dengan almarhum
Memisahkan diri
Menemukan makna dalam
kehilangan
Menyalahkan
Perilaku panik
Pertumbuhan personal
Perubahan fungsi imun
Perubahan pola mimpi
Perubahan tingkat aktivitas
Putus asa
Rasa bersalah tentang
perasaan lega
Terluka
bermakna
(seperti
kepemilikan,
pekerjaan,
status)
Antisipasi
kehilangan
orang terdekat
Kehilangan objek penting
(kepemilikan,
status
rumah,
pekerjaan,
bagian
tubuh)
Kematian orang terdekat
2. Dukacita terganggu adalah suatu gangguan yang terjadi setelah kematian orang
terdekat, ketika pengalaman distres yang menyertai kehilangan gagal memenuhi
harapan normatif dan bermanifestasi gangguan fungsional.
Batasan Karakteristik
Ansietas
Depresi
Distres perpisahan
Distres tentang almarhum
Distres traumatik
Ingatan menyedihkan yang
menetap
Ingin bersama almarhum
Letih
Marah
Mencari almarhum
Mengalami gejala somatik
tentang almarhum
Menghindari berduka
Menyalahkan diri sendiri
Merindukan almarhum
Penurunan fungsi dalam peran
hidup
Penurunan rasa kesejahteraan
Perasaan hampa
Perasaan kaget
Perasaan linglung
Perasaan syok
Perasaan
terpisah
dari
oranglain
Stres berlebihan
Termenung
Tidak menerima kematian
Tidak percaya
Tingkat
intimasi
atau
Ketidakstabilan emosional
Kurangnya dukungan sosial
13
2.7 Penatalaksanaan
2.7.1 Penatalaksanaan Medis
Belum terdapat penatalaksanaan medis pada klien dengan masalah
psikososial kehilangan dan berduka. Kehilangan dan berduka merupakan peristiwa
yang umum terjadi dikehidupan sehari-hari. Kehilangan dan berduka berkaitan
dengan kondisi sosial seseorang dengan kesehatannya akibat dari kahilangan dan
berduka. Perlu dukungan dari orang-orang terdekat terutama keluarga untuk
melewati fase kehilangan agar tidak berdampak serius. Perlu pendampingan yang
baik agar dapat menimbulkan ketenangan bagi klien dalam beradaptasi menerima
kehilangan dan berduka.
2.5.2 Penatalaksanaan Keperawatan
No
.
1.
Diagnosa
Duka Cita
Intervensi
Hasil
NOC
NIC
Ketahanan
Peningkatan Koping
keluarga
individu
1.
Berikan penilaian
mengenai dampak
dari
a. Klien mendapatkan
kehidupan
2.
anggota keluarga
c. Klien dapat berbagi
canda dengan
keluarga
d. Klien dapat
menjalankan
14
berkomunikasi
dengan jelas antara
klien
dukungan dari
anggota keluarga
b. Klien dapat
situasi
yang
3.
tenang
Berikan
4.
penerimaan
Bantu
pasien
suasana
dalam
mengidentifikasi
respon positif dari
rutinitas seperti
biasa
orang lain
Keluarga
5.
Dukung
keterlibatan
keluarga
dengan
Kontrol
Marah
Individu
1.
Bangun
rasa
percaya
dan
hubungan
yang
dekat danharmonis
dengan klien
Gunakan
2.
pendekatan
yang
tenang
dan
meyakinkan
Bantu
pasien
3.
mengidentifikasi
sumber kemarahan
Sediakan umpan
4.
untuk
membantu
pasien
mengidentifikasi
kemarahannya.
2.
Dukacita terganggu
NOC
Tingkat Depresi
NIC
Konseling
15
hubungan
terapeutik
yang
didasarkan
pada
dan
hasil :
menghormati
Tunjukkan empati,
a. Klien
tidak
2.
kehangatan
mengalami depresi
b. Klien mengatakan
tidak
lagi
merasa
bersalah
3.
ketulusan
Sediakan informasi
sesuia
berlebihan
c. Klien tidak tampak
marah-marah
dan
yang
bersedih
d. Klien tampak tidak
saling
dengan
4.
kebutuhan
Dukung
ekspresi
5.
perasaan klien
Bantu pasien untuk
mengidentifikasi
kekuatan
dan
menguatkan
hal
tersebut
3.
NOC
NIC
Resolusi Berduka
Fasilitas
Proses
dukacita 1.
mampu
menyampaikan
perasaan
Identifikasi
2.
kehilangan
Dengarkan ekspresi
3.
berduka
Bantu
akan
mengidentifikasi
penyelesaian
kealamiahan
mengenai
keterikatan
kehilangan
dengan
baik
b. Klien
mengatakan 4.
menerima
kehilangan
c. Klien mengatakan
16
klien
klien
dengan
dapat
membagi
perasaan kehilangan
5.
tepat
Kuatkan kemajuan
yang dibuat dalam
proses berduka
Keluarga
positif 1. Dengarkan
masa
kekhawatiran,
depan
perasaan
dan
pernyataan
dari
keluarga
2. Tingkatkan hubungan
saling
percaya
dengan keluarga
3. Berikan informasi bagi
keluarga
terkait
perkembangan
pasien
dengan
sering,
sesuai
kehendak pasien
Menurut Yusuf, Fitryasari dan Nihayati, 2015 tindakan keperawatan kepada klien
dengan masalah psikososial kehilangan dan berduka sebagai berikut.
Tindakan Keperawatan pada Pasien
1. Tujuan
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
b. Klien dapat mengenali peristiwa kehilangan yang dialami klien
c. Klien dapat memahami hubungan antara kehilangan yang dialami dengan
keadaan dirinya
d. Klien dapat mengidentifikasi cara-cara mengatasi berduka yang
dialaminya
e. Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung
2. Tindakan
a. Membina hubungan saling peercaya dengan klien
b. Berdiskusi mengenai kondisi klien saat ini (kondisi pikiran, perasaan,
fisik, sosial, dan spiritual sebelum/sesudah mengalami peristiwa
17
dengan
kelurga
sumber-sumber
bantuan
yang
dapt
18
BAB 3. PENUTUP
3.1 Simpulan
Kehilangan adalah suatu situasi potensial yang dapat dialami individu ketika
terjadi perubahan dalam hidup atau berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada baik
sebagian ataupun keseluruhan.
Berduka merupakan respon total terhadap pengalaman emosional akibat
kehilangan. Terjadi efek- efek yang mempengaruhi terjadinya kehilangan dan berduka.
Pertam efek fisik dimana seseorang akan merasakan lelah, kehilangan selera serta sulit
untuk tidur. Kedua merupakan efek emosi dimana seseorang akan merasa bersalah,
marah kebencian, depresi, kesedihan, perasaan gagal dan menerima kenyataan. Efek
sosial dimana seseorang akan merasa dirinya dikucilkan dan menarik diri dari
lingkungan.
Ada beberapa tugas yang harus dilaksanakan oleh klien yang mengalami
peristiwa berduka. Klien harus menerima realita kehilangan, menerima sakitnya rasa
duka dan harus dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan. Status ekonomi yang
rendah, kesehatan yang buruk, kematian yang tiba- tiba atau sakit yang mendadak,
merasa tidak adanya dukungan sosial yang memadai dan kurangnya dukungan dari
kepercayaan keagamaan merupakan faktor- faktor yang menjadi penyebab proses
kehilangan dan berduka.
3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas penulis merumuskan saran yang dapat
diaplikasikan dalam berbagai kalangan antara lain.
1. Perawat
19
berduka
yang
berkepanjangan
sehingga
masyarakat
20
dapat
DAFTAR PUSTAKA
Bulecheck, Gloria M., Butcher, Howard K., Dochterman, J. Mc. Closkey. 2012. Nursing
Interventions Classification (NIC). Fifth Edition. Iowa: Mosby Elsavier
Herdman, T. Heather. (2015). NANDA Internasional Inc. nursing diagnoses: definitions
& classification 2015-2017 Ed. 10. Jakarta: EGC
Kubler-Ross. 1969 dalam Nurhidayah. 2015. Chapter II. Universitas Sumatra Utara
[serial online]. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/49678/4/Chapter
%20II.pdf. [11 Januari 2017].
Lambert dan Lambert, 1985. Hal. 35 dalam Nurses Library
Jhonson, Marion. 2012. Iowa Outcomes Project Nursing Classification (NOC). St.
Louis, Missouri; Mosby.
Potter, patricia A dan Perry, Annc Griffin. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan:
Konsep, proses, dan praktik. Edisi 4. Volume 1. Jakarta : EGC
Yusuf, Ah. Fitryasari,, Rizky dan Nihayati, Hanik endang. 2015. Buku Ajar
Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta Selatan : Salemba medika
Yosep, H. Iyus dan Sutini, Titin. 2016. Buku Ajar Keperawatan Jiwa dan Advance
Mental Health Nursing. Bandung : Refika Aditama.
21