You are on page 1of 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pelayanan kedokteran forensik adalah pelayanan kesehatan yang meliputi
korban hidup dan korban mati yang berhubungan dengan tindak pidana. Pada
zaman dulu orang lebih mengenal pelayanan forensik dengan pelayanan
pathologi, yaitu pelayanan forensik untuk korban yang meninggal, sehingga tidak
jarang seorang spesialis forensik identik dengan dokter mayat.1
Dengan berkembangnya ilmu dan teknologi yang disertai juga dengan
perkem-bangan peradaban manusia, ilmu kedokteran forensik juga mengembangkan sayapnya keberbagai aspek selain dari pathologi forensik. Pada zaman dahulu
ilmu kedokteran forensik juga identik dengan hanya memindahkan apa yang
dilihat dari barang bukti/korban tanpa memberikan opini dari hasil pemeriksaan
tersebut. Dokter hanya sebagai perantara, mencatat apa yang ditemukan kemudian
menuangkan hasilnya dalam bentuk visum et repertum.1
Ruang lingkup ilmu kedokteran forensik berkembang dari waktu ke waktu.
Pada mulanya hanya pada kematian korban kejahatan, kematian yang tidak
terduga, mayat tidak dikenal hingga kejahatan korban yang masih hidup, bahkan
pemeriksaan kerangka atau bagian dari tubuh manusia.1-3 Jenis perkaranya pun
semakin meluas dari pembunuhan, penganiayaan, kejahatan seksual, kekerasan
dalam rumah tangga, child abuseand neglect, perselisihan pada perceraian, ragu
ragu ayah (dispute paternity) hingga ke pelanggaran hak asasi manusia. (1)

Bentuk ekspertise dari dokter saat ini, tidak hanya terbatas pada hasil visum
et repertum, akan

tetapi juga pengeluaran surat keterangan kematian dan

pengisian asuransi. Dimana semua surat keterangan yang dikeluarkan tersebut


mempunyai aspek medikolegal.1
1.2 TUJUAN PENULISAN

Tujuan penulisan referat ini adalah untuk memenuhi Tugas Kepaniteraaan


Klinik di Departemen Ilmu Kedokteran Forensik Rumah Sakit Umum Daerah
Raden Mattaher Jambi dan untuk memberikan pengetahuan kepada mahasiswa
mengenai surat keterangan medis.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI
Surat keterangan medis adalah keterangan tertulis yang dibuat oleh dokter
untuk tujuan tertentu tentang kesehatan, atau pun penyakit atas permintaan pasien
atau atas permintaan pihak ketiga dengan persetujuan pasien atau atas perintah
undang-undang.2
Pembuatan surat keterangan medis harus berdasarkan hasil pemeriksaan,
dan dokter pembuatnya harus mampu membuktikan kebenaran keterangannya
apabila diminta.2
2.2 DASAR HUKUM
Dalam membuat surat keterangan medis, seorang dokter hendaknya hanya
memberikan keterangan yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dan dapat
dibuktikan kebenarannya. Dokter yang membuat surat keterangan yang tidak
benar dapat dikatakan melanggar Kode Etik Kedokteran Indonesia dan melanggar
hukum.3
Aturan yang terkait dengan pembuatan surat keterangan medis adalah:2,3
1.

Kode Etik Kedokteran Indonesia, Bab I mengenai kewajiban umum


dokter, pasal 7: Seorang dokter hanya memberi keterangan atau pendapat
yang dapat dibuktikan kebenarannya

2. KUHP PASAL 2633,4


(1) Barang siapa membuat surat palsu atau memalsukan surat yang dapat
menimbulkan sesuatu hak, perikatan atau pembebasan hutang, atau
yang diperuntukkan sebagai bukti daripada sesuatu hal dengan maksud
untuk memakai atau menyuruh orang lain memakai surat tersebut
seolah-olah isinya benar dan tidak dipalsu, diancam jika pemakaian
tersebut dapat menimbulkan kerugian, karena pemalsuan surat, dengan
pidana penjara paling lama enam tahun.
(2) Diancam dengan pidana yang sama, barang siapa dengan sengaja
memakai surat palsu atau yang dipalsukan seolah-olah sejati, jika
pemakaian surat itu dapat menimbulkan kerugian.
3. PASAL 267 KUHP

(1) Seorang dokter yang sengaja memberikan surat keterangan palsu


tentang ada atau tidaknya penyakit, kelemahan atau kecacatan diancam
dengan hukuman penjara paling lama empat tahun.
(2) Jika keterangan diberikan dengan maksud untuk memasukkan
seseorang dalam rumah sakit jiwa atau untuk menahannya di situ,
dijatuhi hukuman penjara paling lama delapan tahun enam bulan.
(3) Diancam dengan pidana yang sama, barang siapa dengan sengaja
memberikan surat keterangan palsu seolah-olah isinya sesuai dengan
kebenaran.
4. PASAL 268 KUHP
(1) Barang siapa membuat secara palsu atau memalsu surat keterangan
dokter tentang ada atau tidak adanya penyakit, kelemahan atau cacat,
dengan maksud untuk menyesatkan penguasa umum atau penanggung,
diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun.
(2) Diancam dengan pidana yang sama, barang siapa dengan maksud
yang sama memakai surat keterangan yang tidak benar atau yang
dipalsu, seolah-olah surat itu benar dan tidak dipalsu.
2.3 FORMAT SURAT KETERANGAN MEDIS
Format surat keterangan medis terdiri dari beberapa unsur, yaitu:3
1.

Nama dan alamat instansi

2.

Judul surat keterangan

3.

Identitas pasien yang diberi keterangan

4.

Isi keterangan

5.

Tempat dan tanggal pembuatan surat keterangan

6.

Nama lengkap dan tanda tangan dokter yang memberi surat keterangan

2.4 JENIS-JENIS SURAT KETERANGAN MEDIS


Surat keterangan medis yang biasa diberikan oleh dokter antara lain adalah:3
1. Surat keterangan sehat (untuk berbagai keperluan seperti memperoleh
SIM, mengajukan klaim asuransi, menikah, melamar pekerjaan, dan lainlain)
a. Untuk Asuransi Jiwa
4

Dalam menulis laporan pengujian kesehatan untuk asuransi jiwa,


perlu diperhatikan agar :

Laporan dokter harus objektif, jangan dipengaruhi oleh keinginan


calon nasabah atau agen perusahaan asuransi jiwa yang
bersangkutan.

Sebaliknya jangan menguji kesehatan seorang calon yang masih


atau pernah menjadi pasien sendiri untuk menghindari timbulnya
kesukaran dalam mempertahankan wajib menyimpan rahasia
jabatan.

Jangan memberitahukan kesimpulan hasil pemeriksaan medik


kepada pasien, langsung kepada perusahaan asuransi itu sendiri.

Dokter selaku ahli, bukan orang kepercayaan perusahaan asuransi


kesehatan. Pemeriksaan oleh dokter yang dipilih pasien pada
dasarnya untuk kepentingan pihak asuransi, oleh karena sebagai
dokter penguji kesehatan tersebut, dokter wajib memberitahukan
kepada perusahaan tentang segala sesuatu yang ia ketahui dari orang
yang kesehatannya diuji. Seharusnya dokter keluarga menolak untuk
menguji kesehatan pasiennya karena dapat terjebak melanggar wajib
simpan rahasia jabatan.

b. Untuk memperoleh Surat Izin Mengemudi (SIM)


Perlu diperhatikan oleh karena pengendara atau faktor manusia
merupakan faktor utama penyebab kecelakaan lalu lintas.
c. Untuk Nikah
Selain pemeriksaan medis, dokter juga harus memberikan edukasi
reproduksi dan pendidikan seks kepada pasangan calon suami-istri.
Yang

sering

menjadi

dilema

adalah

apakah

dokter

harus

memberitahukan kepada salah satu calon suami-istri tersebut apabila


menemukan kelainan-kelainan atau penyakit-penyakit yang diderita
salah satu calon pasangannya.

2. Surat keterangan sakit/istirahat sakit3,4


Seorang dokter harus waspada terhadap kemungkinan sandiwara
atau melebih-lebihkan pada waktu memberikan keterangan mengenai cuti
sakit seorang karyawan. Ada kalanya cuti sakit disalahgunakan untuk
tujuan lain. Surat keterangan cuti sakit palsu dapat menyebabkan seorang
dokter dituntut menurut pasal 263 dan 267 KUHP.

3. Surat keterangan kelahiran3,4


Surat keterangan kelahiran berisikan tentang waktu (tanggal dan
jam) lahirnya bayi, kelamin, BB dan nama orang tua. Diisi sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya oleh karena sering adanya permintaan khusus
dari pasien. Hal yang sering menjadi masalah :
a. Anak yang lahir dari inseminasi buatan dari semen donor ( Arteficial
Insemination by Donor = AID )
b. Anak yang lahir hasil bayi tabung yang sel telur dan/atau sel maninya
berasal dari donor ( In vitro Fertilization by Donor )
c. Anak yang lahir hasil konsepsi dari saudara kandung suami
Ketiga hal diatas bertentangan dengan hukum yang berlaku di
Indonesia

4. Surat keterangan kematian3,4


Surat keterangan kematian perlu dicantumkan identitas jenazah,
tempat, dan waktu meninggalnya.
Surat Keterangan kematian Mengenai hal ini perlu diisi sebab
kematian sesuai dengan pengetahuan dokter. Karena bedah mayat klinik
belum dapat dilakukan hingga waktu ini, sebab kematian secara klinik
saja dilaporkan. Lamanya menderita sakit hingga meninggal dunia juga
harus dicantumkan. Jika jenazah dibawa ke luar daerah atau luar negeri
maka adanya kematian karena penyakit menular harus diperhatikan.

5.

Surat keterangan kedokteran tentang sebab kematian

RUMAH SAKIT ISLAM INDONESIA


Jln. Kaliurang Km 14,5 Yogyakarta 55584
Telp. (0274) 896448
No. _____________________
SURAT KETERANGAN DOKTER TENTANG SEBAB KEMATIAN
Tanggal Kematian
Tempat Kematian
Rumah Sakit
Di Kota/Kabupaten*
Nama
Umur dalam
Jenis Kelamin
Alamat
Di Kota/Kabupaten*

:_______________Bulan _______________Tahun ______________


:_______________________________________________________
:_______________________________________________________
:_______________________________________________________
: _______________________________ No.RM: ________________
: _______tahun________ bulan_________ hari _______ jam/menit**
: Laki-laki/Perempuan*
: ______________________________________________________
: ______________________________________________________
SEBAB KEMATIAN

a.

b.

c.

Penyakit yang langsung mengakibatkan kematian


____________________________________________________________________
Lamanya dari sakit hingga meninggal dunia (kira-kira)
____________________________________________________________________
Penyakit-penyakit yang menjadi lantaran timbulnya sebab kematian pada a (bila ada)
____________________________________________________________________
Lamanya dari sakit hingga meninggal dunia (kira-kira)
____________________________________________________________________
Di samping penyakit-penyakit tersebut di atas terdapat pula penyakit:
____________________________________________________________________
Lamanya dari sakit hingga meninggal dunia (kira-kira)
____________________________________________________________________
MATI KARENA RUDAPAKSA (violent death)

a.
b.
c.

Bunuh diri Pembunuhan Kecelakaan *


____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
Keterangan khusus untuk:

a.

Macam-macam rudapaksa ______________________________________________


____________________________________________________________________

b.

Cara kejadian rudapaksa _______________________________________________


____________________________________________________________________

c.

Sifat jejas (kerusakan tubuh)_____________________________________________


____________________________________________________________________

KELAHIRAN MATI (Stillbirth)


Sebab kelahiran mati ______________________________________________________
Yogyakarta, ________________________20___
Dokter yang memberi keterangan sebab kematian

* Coret yang tidak dikehendaki


** Umur< 1 tahun ditulis dalam bulan
Umur<1 bulan ditulis dalam hari
Umur<1 hari ditulis dalam jam/menit

(_________________________)

Nama Lengkap

6. Surat keterangan kematian untuk asuransi


PT ASURANSI SEJAHTERA
Cabang Yogyakarta
Jl. Keadilan No 16 Yogyakarta
Telp. (0274) 544166

SURAT KETERANGAN DOKTER


Dengan ini saya, dokter:
Nama
: _____________________________________________________________
Jabatan
: _____________________________________________________________
Instansi
: _____________________________________________________________
Menerangkan dengan sesungguhnya:
Nama
: ______________________________________________________
Jenis Kelamin
: ______________________________________________________
Tempat/tanggal lahir
:
______________________________________________________
Alamat
: ______________________________________________________
Pekerjaan/Jabatan
:______________________________________________________
Instansi /Perusahaan
: ______________________________________________________
Alamat Instansi
: ______________________________________________________
Kecelakaan
Tanggal& Waktu
: ______________________________________________________
Tempat
: ______________________________________________________
Kejadian
: ______________________________________________________
Tanggal dan waktu pemeriksaan: _______________________________________________
Dari hasil pemeriksaan didapatkan:______________________________________________
Diagnosis
Perlu

:______________________________________________________
: a. Dirawat inap
b. Berobat jalan sambil bekerja
c. berobat jalan tidak bekerja
Tindakan medis yang diberikan:_________________________________________________
Tindakan operasi/bedah yang dilakukan: __________________________________________
Obat-obat yang diberikan: _____________________________________________________
Hasil pengobatan: a. Sembuh tanpa cacat
b. Kehilangan anggota tubuh, jelaskan:
c. Terdapat cacat atau hilangnya fungsi anggota tubuh ______________%
Memerlukan prothese/orthese: __________________________________________________
Setelah sembuh dapat melakukan pekerjaan:a. Biasa
b. Ringan
c. Tidak dapat bekerja sama sekali
Terhitung tanggal ____________________________________________________________
Lamanya perawatan/pengobatan _________dari tanggal _______ sampai tanggal_________
Diberikan istitahat _____________________dari tanggal________ sampai tanggal ________
Tanggal meninggal dunia: _____________________________________________________
Dibuat oleh dokter: a. Rumah Sakit
b. Puskesmas
c. Poliklinik
d. Dokter swasta

Dokter yang merawat


Nama : _________________________Keahlian/Spesialisasi:________________________
Alamat : ___________________________________________________________________

10

PT ASURANSI SEJAHTERA
Cabang Yogyakarta
Jl. Keadilan No 16 Yogyakarta
Telp. (0274) 544166
SURAT KETERANGAN KEMATIAN
Nama Lengkap Tertanggung
Alamat Rumah
Jenis Kelamin
Tanggal Lahir

: _______________________________________________
: _______________________________________________
: _______________________________________________
: _______________________________________________

1. Tempat Kematian
: _______________________________________________
Tanggal dan Jam Kematian : _______________________________________________
2. Sebab-sebab Kematian
a) Penyakit Utama (Diagnosis Terakhir): _______________________________________
b) Penyebab Utama Kematian
: _______________________________________
3. Kapankah terakhir kali tertanggung mengunjungi Anda untuk memeriksakan diri
sehubungan dengan penyakit yang diderita atau kecelakaan yang menyebabkan
kematian: _______________________________________________________________
Apa diagnosis anda pada saat itu? ___________________________________________
4. Apakah sebab kematiannya?
a) Suatu penyakit
b) Kecelakaan
c) Pengaruh/akibat dari suatu kecelakaan
d) Apakah kecelakaan tersebut dipengaruhi oleh obat-obatan terlarang
e) Bunuh diri
_______________________________________________________________________
Berikan masing-masing keterangan ringkas dari penyakit tersebut, kecelakaan atau
bunuh diri
_______________________________________________________________________
5. Apakah dilakukan otopsi? Jika ya terangkan!
_______________________________________________________________________
6. Kapankah gejala pertama penyakit dari si tertanggung Anda ketahui? Menurut
pengetahuan analisi anda sejak kapan si Tertanggung mengidap penyakit tersebut?
_______________________________________________________________________
7. Menurut sepengetahuan Anda apakah si Tertanggung juga pernah dirawat oleh dokter
lain?
_______________________________________________________________________
8. Keterangan yang masih diperlukan
_______________________________________________________________________
.., ...20..

Tanda Tangan Dokter, Nama Lengkap dan Stempel

11

7. Surat keterangan cacat3,4


Sangat erat hubungannya dengan besarnya tunjangan atau pensiun
yang akan diterima oleh pekerja, yang tergantung kepada keterangan
dokter tentang sifat cacatnya.
8. Surat keterangan ahli yang berkaitan dengan pemeriksaan forensik (Visum
et Repertum)3,4
Visum et repertum (VeR) adalah surat keterangan yang dikeluarkan
oleh dokter untuk penyidik dan pengadilan. VeR mempunyai daya bukti
dan alat bukti yang sah dalam perkara pidana.
a. Kasus Pemerkosaan
Kesulitan jika korban dikirim terlambat karena hasil pemeriksaan
tidak menunjukkan keadaan sebenarnya
b. Bedah mayat kedokteran kehakiman
Harus objektif tanpa pengaruh dari mereka yang berkepentingan
dalam perkara. Keterangan dibuat dengan istilah yang mudah
dipahami, berdasarkan apa yang dilihat dan ditemukan, sehingga
tidak berulang kali dipanggil ke pengadilan untuk dimintakan
keterangan tambahan.
9.

Laporan penyakit menular3,4


Diatur dalam UU No. 6 tahun 1962 tentang wabah. Kepentingan

umum yang diutamakan. Pasal 50 KUHP : Tiada boleh dihukum barang


siapa melakukan perbuatan untuk menjalankan aturan undang-undang.
10. Kuitasi3,4
Sering diminta sebagai bukti pembayaran, tidak menimbulkan
masalah apabila sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Berhubungan
dengan penggantian biaya berobat dari perusahaan tepat pasien atau
pasangannya bekerja.
Contoh :
a. perusahaan hanya mengganti 50% biaya pengobatan, pasien minta
dibuatkan kuitansi sebesar 2 kali imbalan jasa yan diterima dokter.

12

b. pasien meminta agar imbalan jasa dokter dinaikkan dengan sisa


imbalan dibagi 50-50% antara dokter dan pasien.
c. Pasien meminta agar biaya pengangkutan pulang pergi dari luar kota
ke tempat berobat dimasukkan dalam kuitansi berobat (built in),
sedangkan dokter tidak menerima bagian dari biaya pengangkutan
tersebut.
Ketiga contoh di atas jelas malpraktik etik dan malpraktik kriminil.
2.5

ALUR PEMBUATAN SURAT KETERANGAN MEDIS5


1. Pasien datang ke Unit Rekam dengan membawa Surat Permohonan
Pembuatan surat keterangan medis beserta persyaratannya, seperti Kartu
Tanda Penduduk, Kartu Keluarga, surat rujukan, fotokopi kartu peserta
asuransi (untuk keperluan klaim asuransi), dll.
2. Petugas rekam medis, menerima surat permohonan surat keterangan medis
yang diajukan oleh pasien. Kemudian mencatat surat permohonan tersebut
ke dalam buku ekspedisi.
3. Petugas rekam medis mencarikan berkas rekam medis milik pasien yang
telah mengajukan permohonan pembuatan surat keterangan medis.
Kemudian, memeriksa berkas rekam medis pasien tersebut. Apabila data
sosial dan data medis pasien yang bersangkutan sudah lengkap, maka
petugas rekam medis membuat dan mengisi draft surat keterangan medis.
Namun, apabila data sosial pasien dalam berkas rekam medis belum
lengkap, maka petugas rekam medis melengkapi data sosial terlebih
dahulu. Sedangkan apabila data medis pasien yang belum lengkap, maka
petugas rekam medis mencari dokter yang merawat untuk melengkapi data
medis pasien tersebut, kemudian petugas rekam medis membuat dan
mengisi draft surat keterangan medis.
4. Selanjutnya, petugas rekam medis mencari dokter yang merawat untuk
memverifikasi draft surat keterangan medis.
5. Apabila draft Surat keterangan medis disetujui oleh dokter (format dan
pengisiannya sudah benar dan lengkap), maka petugas rekam medis
membuat Surat Keterangan Medis (SKM). Namun, apabila draft tidak
disetujui oleh dokter, maka petugas merivisi terlebih dahulu. Kemudian,

13

petugas rekam medis mencari dokter yang merawat untuk memverifikasi


kembali.
6. Petugas rekam medis memintakan tanda tangan surat keterangan medis
kepada dokter yang merawat. Kemudian, dokter menandatangani surat
keterangan medis.
7. Setelah itu, petugas rekam medis mencatat surat keterangan medis dalam
buku ekspedisi dan menyerahkan surat keterangan medis kepada pasien.
8. Pasien menerima surat keterangan medis yang telah diajukan.

No. 27/SKM/I/2015
SURAT KETERANGAN ISTIRAHAT SAKIT

Yang bertanda tangan di bawah ini dokter dari Rumah Sakit Umum Raden Mattaher Jambi
BAB III
menerangkan dengan sesungguhnya, bahwa:
Nama

ILUSTRASI KASUS

: Tn. Marwan

No.RM: 20995

Tn. Marwan
laki-laki umur 30 tahun alamat Jl. Merak RT 09
Umur jenis kelamin
: 30 Tahun
no 4 Jenis
kasang
Jambi, :Pekerjaan
Kelamin
Laki-laki pegawai negri sipil (PNS), No. RM: 20995.
Datang berobat ke RSUD Raden Mattaher Jambi
Alamat

Pekerjaan

: Jl. Merak RT 09 no 4 kasang Jambi


: PNS

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN MATTAHER JAMBI

Pada pemeriksaan kami saat ini dalam keadaan: SAKIT

NOMOR AKREDITASI : YM. 00.03.3.5.3974

Dan perlu istirahat selama 2 ( dua )hari,


mulai tanggal 06
Januari
2015 sampai dengan
Jl.Let.Jend.Suprapto
No.31
Telanaipura-JAMBI
36122 07 Januari 2015.
Telpdipergunakan
(0741) 61692 sebagaimana
61694
fax.mestinya.
(0741) 60014
Demikianlah surat ini dibuat untuk dapat

Jambi, 06 Januari 2015


Dokter yang memeriksa

14

(dr. Ana Rofiatul Marah)

SURAT KETER

UNIT BIOLOGI MOLEKULER FAKULTAS KEDOKTERAN


DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JAMBI

BAB IV
PEMBAHASAN
Surat keterangan istirahat sakit termasuk kedalam salah satu dari sekian
banyak surat keterangan yang dikeluarkan oleh dokter/medis. Surat keterangan
medis adalah keterangan tertulis yang dibuat oleh dokter untuk tujuan tertentu
tentang kesehatan atau penyakit pasien, atas permintaan pasien atau atas
permintaan pihak ketiga dengan persetujuan pasien atau atas perintah undang
undang.1,2
Pembuatan surat keterangan istirahat sakit kepada seorang pasien, yang
berhak hanya dokter yang memiliki Surat Ijin Praktik. Surat keterangan sakit
berdasarkan hasil pemeriksaannya sendiri secara lege artis dengan menggunakan
standar profesi medis serta memberikan diagnosa dan menyimpulkan bahwa
15

pasien tersebut membutuhkan istirahat atau tidak. Hal ini sangat diperlukan untuk
menghindari penyalahgunaan surat keterangan sakit yang dapat merugikan pihakpihak lain, bisa pihak ketiga dalam hal ini perusahaan atau pasien itu sendiri.
Penjelasan diatas sesuai dengan Kode Etik Kedokteran Indonesia, Bab I
mengenai kewajiban umum dokter, pasal 7 yang berbunyi: Seorang dokter hanya
memberi keterangan atau pendapat yang dapat dibuktikan kebenarannya.
Apabila dokter memberikan surat keterangan sakit hanya untuk imbalan
materi semata dengan memberikan keterangan yang tidak sebenarnya atau palsu
maka dokter tersebut akan berhadapan dengan Majelis Etik Kedokteran Indonesia.
dalam hal pemberian administrasi berupa peringatan tertulis, skorsing, sampai
pencabutan ijin praktik, disamping itu juga akan berhadapan dengan sanksi pidana
sebagai mana diatur dalam pasal pasal pidana dibawah ini :
1. KUHP PASAL 2633,4
(1) Barang siapa membuat surat palsu atau memalsukan surat yang dapat
menimbulkan sesuatu hak, perikatan atau pembebasan hutang, atau
yang diperuntukkan sebagai bukti daripada sesuatu hal dengan maksud
untuk memakai atau menyuruh orang lain memakai surat tersebut
seolah-olah isinya benar dan tidak dipalsu, diancam jika pemakaian
tersebut dapat menimbulkan kerugian, karena pemalsuan surat, dengan
pidana penjara paling lama enam tahun.
(2) Diancam dengan pidana yang sama, barang siapa dengan sengaja
memakai surat palsu atau yang dipalsukan seolah-olah sejati, jika
pemakaian surat itu dapat menimbulkan kerugian.
2. PASAL 267 KUHP
(1) Seorang dokter yang sengaja memberikan surat keterangan palsu
tentang ada atau tidaknya penyakit, kelemahan atau kecacatan diancam
dengan hukuman penjara paling lama empat tahun.
(2) Jika keterangan diberikan dengan maksud untuk memasukkan
seseorang dalam rumah sakit jiwa atau untuk menahannya di situ,
dijatuhi hukuman penjara paling lama delapan tahun enam bulan.

16

(3) Diancam dengan pidana yang sama, barang siapa dengan sengaja
memberikan surat keterangan palsu seolah-olah isinya sesuai dengan
kebenaran.
3. PASAL 268 KUHP
(1) Barang siapa membuat secara palsu atau memalsu surat keterangan
dokter tentang ada atau tidak adanya penyakit, kelemahan atau cacat,
dengan

maksud

untuk

menyesatkan

penguasa

umum

atau

penanggung, diancam dengan pidana penjara paling lama empat


tahun.
(2) Diancam dengan pidana yang sama, barang siapa dengan maksud
yang sama memakai surat keterangan yang tidak benar atau yang
dipalsu, seolah-olah surat itu benar dan tidak dipalsu.

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari jurnal ini adalah :
1. Surat keterangan medis adalah keterangan tertulis yang dibuat oleh
dokter untuk tujuan tertentu tentang kesehatan, atau pun penyakit atas
permintaan pasien atau atas permintaan pihak ketiga dengan persetujuan
pasien atau atas perintah undang-undang.
2. Dalam membuat surat keterangan medis, seorang dokter hendaknya
hanya memberikan keterangan yang sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya dan dapat dibuktikan kebenarannya. Dokter yang membuat
surat keterangan yang tidak benar dapat dikatakan melanggar Kode Etik
Kedokteran Indonesia dan melanggar hukum.

17

3. Aturan yang terkait dengan pembuatan surat keterangan medis adalah:


Kode Etik Kedokteran Indonesia, Bab I mengenai kewajiban umum
dokter, pasal 7, KUHP PASAL 263 ayat (1) dan (2), PASAL 267 KUHP
ayat (1), (2), dan (3), dan PASAL 268 KUHP ayat (1) dan (2).
4. Format surat keterangan medis terdiri dari beberapa unsur, yaitu: nama
dan alamat instansi, judul surat keterangan, identitas pasien yang diberi
keterangan, isi keterangan, tempat dan tanggal pembuatan surat
keterangan, dan nama lengkap dan tanda tangan dokter yang memberi
surat keterangan.
5. Surat keterangan medis yang biasa diberikan oleh dokter antara lain
adalah: surat keterangan sehat, surat keterangan sakit/istirahat sakit, surat
keterangan kelahiran, surat keterangan kematian, surat keterangan
kematian untuk asuransi, surat keterangan cacat, surat keterangan ahli
yang berkaitan dengan pemeriksaan forensik (Visum et Repertum),
laporan mengenai penyakit menular dan kuitansi.
5.2 Saran
Berdasarkan jurnal yang telah dibuat, maka adapaun saran yang dapat kami
berikan adalah:
1. Dalam pembuatan surat keterangan medis, seorang dokter harus mengacu
kepada Kode Etik Kedokteran.
2. Dalam membuat surat keterangan medis, seorang dokter hendaknya hanya
memberikan keterangan yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dan
dapat dibuktikan kebenarannya.

18

You might also like