You are on page 1of 38

Teknologi Beton & Praktikum

Mix design beton metode DOE


Arie Wardhono, ST., MMT., MT., Ph.D
Choirul Umam M., S.Pd.,. M.Pd.

Jurusan Teknik Sipil


Universitas Negeri Surabaya
2015

Mix design beton metode DOE


Perencanaan mix design beton dengan
menggunakan metode British Standard (BS) atau
Department of Environment (DOE)
Untuk menentukan banyaknya perbandingan
material beton guna mendapatkan mutu beton
yang sesuai dengan permintaan perencana.

Data perencanaan
Kuat tekan karakteristik rencana = 175 kg/cm2
Volume pengecoran = 1000 m3
Jenis semen : Type 1 S 550
Jenis agreget : kasar : batu pecah
halus: pasir alami
Ukuran agregat maksimum = 40 mm
Beton di dalam ruangan dengan kondisi nonkorosif

01. Kekuatan beton karakteristik


Penetapan kekuatan beton karakteristik pada
umur tertentu.
Yang dimaksudkan adalah kuat tekan beton yang
disyaratkan dari sejumlah benda uji yang
kekuatannya lebih rendah dari yang disyaratkan
hanya 5 % saja.
Mutu beton karakteristik dapat juga ditulis K175,
K200, K225, K250, K275, K300, K350, K400
diatas K400 termasuk beton mutu tinggi.

02. Standart deviasi (s)


Penetapan standart deviasi ( s ) (Tabel 4.1)
Berdasarkan tingkat mutu pengendalian pelaksanaan
pencampuran beton dilapangan, makin baik mutu
pelaksanaannya makin kecil standart deviasinya, makin jelek
mutu pelaksanaannya makin besar standart deviasinya
Isi pekerjaan

Sebutan

Jumlah beton

Standart deviasi s ( kg/cm2)

Baik sekali

Baik

( m3 )

Dapat
diterima

Kecil

<1000

45<s<55

55<s<65

65<s<85

Sedang

1000-3000

35<s<45

45<s<55

55<s<75

Besar

>3000

25<s<35

35<s<45

45<s<65

03. Nilai tambah


Penghitungan nilai tambah.
Jika dihitung nilai tambah berdasarkan standart
deviasi maka besarnya = 1,64 x s

04. Kuat beton rata-rata


Menetapkan kekuatan beton rata-rata yaitu
dengan cara mutu beton yang direncanakan
ditambah dengan nilai tambah.
Contoh:
Mutu beton K175
s = 46 kg/cm2
Maka besarnya mutu beton rata-rata yang
dikehendaki = 175 + 1,64 x 46 = 250 kg/cm2

05. Jenis semen


Menetapkan jenis semen
Semen normal type I atau S 550

06. Jenis agregat


Menetapkan jenis agregat : Agregat halus
memakai pasir alami atau yang diambil dari
sungai dan agregat kasar memakai kerikil buatan
atau kerikil pecah ( crushed aggregate )

07. Faktor air semen


Faktor air semen bebas menggunakan tabel 5.2 dan grafik 5.2
Tabel 5.2.Perkiraan Kekuatan Tekan (N/mm2) dengan factor air
semen 0,50 dan jenis semen dan agregat kasar yang biasa
dipakai di Indonesia
Jenis Semen

Portland Cement S 550

Portland Cement S475

Jenis Agregat Kasar

Kekuatan Tekan N/mm2


3

28

91

Alami(Koral=Uncrused)

20

28

40

46

Batu Pecah (Crused)

23

32

45

53

Alami(Koral=Uncrused)

13

19

31

42

Batu Pecah (Crused)

Grafik 5.2
Hubungan
antara kuat
tekan dan
faktor air
semen

07. Faktor air semen


Dari tabel 2 diketahui untuk agregat kasar batu pecah (kerikil)
dan semen type I, kekuatan tekan umur 28 hari yang diharapkan
dengan faktor air semen 0,50 adalah 45 N/mm2.
Harga ini dipakai untuk membuat kurva yang harus diikuti
menurut grafik 5.2 dalam usaha untuk mencari faktor air semen
untuk beton yang dirancang, dengan cara:
Dari titik kekuatan tekan 45 N/mm2, tarik garik datar lurus
hingga memotong garis tengah yang memotong garis tegak lurus
nilai faktor air semen 0,5. Buat garis datar putus-putus yang
berbentuk kira-kira sama dengan kurva disebelah atas dan
disebelah bawahnya.
Dari titik kekuatan tekan 25 N/mm2, tarik garis datar lurus
hingga memotong kurva putus-putus tadi. Tarik garis tegak
kebawah hingga mendapatkan nilai faktor air semen.
Didapatkan nilai faktor air semen = 0,62

08. Faktor air semen maksimum


Faktor air semen maksimum dapat ditetapkan
dengan PBI 1971 Tabel 4.2
Beton di dalam ruangan dengan kondisi nonkorosif : faktor air semen maksimum = 0,60
Jika faktor air smeen yang diperoleh dari gambar
2 tidak sama dengan yang ditetapkan, untuk
perhitungan digunakan faktor air semen yang
lebih kecil.
Faktor air semen maksimum = 0,60

09. Slump
Slump ditetapkan dengan PBI 1971 Tabel 4.3
Didapat slump 7,5 15 cm
Tabel 4.3. Nilai slump untuk berbagai-bagi pekerjaan
beton
Uraian
Dinding, pelat pondasi dan pondasi
telapak bertulang
Pondasi telapak tidak bertulang, kaison
dan konstruksi dibawah tanah
Pelat , balok, kolom dan dinding
Pengerasan jalan
Pembetonan massal

Slump ( cm )
Minimum
Maksimum
5,0

12,5

2,5

9,0

7,5
5,0
2,5

15,0
7,5
7,5

10. Ukuran agregat maksimum


Ukuran agregat maksimum ditetapkan dari hasil percobaan
analisa ayakan. Dalam hal ini ditetapkan 40 mm.

11. Kadar air bebas


Kadar air bebas diambil dari tabel 5.5 dengan data:
Ukuran agregat maks = 40 mm
Jenis agregat = batu pecah
Slump = 75 150 mm
Didapat kadar air bebas = 205 kg/m3

Tabel 5.5.Perkiraan kadar air bebas (kg/m3) yang dibutuhkan


untuk beberapa tingkat kemudahan pengerjaan adukan beton.

12. Kadar semen


Kadar air semen = point 11 / point 8
Didapatkan = 205 / 0,6 = 342 kg/m3

13. Kadar semen maksimum


Kadar semen maksimum tidak ditentukan jadi
dapat diabaikan

14. Kadar semen minimum


Kadar semen minimum ditetapkan PBI 1971
Lihat tabel 4.2. Beton di dalam ruangan dengan kondisi
non-korosif kadar semen minimum = 275 kg/m3
Apabila kadar semen yang diperoleh dari perhitungan
12 belum mencapai syarat minimum yang ditetapkan,
maka harga minimum ini harus dipakai.

15. Faktor air semen yang disesuaikan


Faktor air semen yang disesuaikan dapat diabaikan.

16. Susunan butiran pasir


Susunan besar butir agregat halus lihat grafik 2.2
Daerah ( zone ).
Berdasarkan praktikum analisa ayakan pasir.
Jobsheet 4 - Grafik 2.2

Zone 2

Ayakan

Tertinggal

Kumulatif

No

Gram

Tertinggal

Lolos

4 (4,76mm)

8 (2,38mm)

..

..

16 (1,19mm)

..

30 (600)

50 (300)

..

..

100 (150)

Pan

..

..

..

Jumlah

..

..

17. Persen dibawah 4,76 mm


Persen bahan lebih halus dari 4,8 mm grafik 5.6
Berdasarkan:
Ukuran butir agregat maksimum = 40 mm
Slump = 75 150 mm
Faktor air semen = 0,60
Didapatkan = 40%

Ukuran butir agregate maksimum 20 mm

18. Berat jenis gabungan agregat


Berat jenis riil agregat gabungan antara kerikil
dan pasir.

(0,4 x 2,79) + (0,6 x 2,54) = 2,72


Nilai 0,4 dan 0,6 didapatkan dari hasil analisa
ayakan.
Nilai berat jenis pasir = 2,79 dan berat jenis
kerikil = 2,54 didapatkan dari hasil praktikum.

19. Berat jenis beton


Berat jenis beton diambil dari grafik 5.5
Dengan jalan membuat grafik yang sesuai
dengan nilai berat jenis agregat gabungan =
2,72. Titik potong grafik baru tadi dengan garis
tegak lurus kadar air bebas (= 205 kg/m3)
menunjukkan nilai berat jenis beton yang
dirancang.
Didapatkan 2470 kg/m3

20. Kadar agraget gabungan


Kadar agregat gabungan = point 19-12-11
2470 342 205 = 1923 kg/m3

21. Kadar agraget halus


40% x 1923 kg/m3 = 769 kg/m3

22. Kadar agraget kasar


60 % x 1923 kg/m3 = 1154 kg/m3

Banyaknya bahan tiap 1 m3


Semen (point 12)
Pasir (point 21)
Kerikil (point 22)
Air

= 342 kg/m3
= 769 kg/m3
= 1154 kg/m3
= 205 liter

Perbandingan
1 PC : 2,25 pasir : 3,37 kerikil : 0,59 air

Banyaknya bahan tiap 1 m3


Untuk kebutuhan kubus
3 kubus 15x15x15 volumenya = 0,0034 m3

Semen
Pasir
Kerikil
Air

= 0,0034 x 342 kg
= 0,0034 x 769 kg
= 0,0034 x 1154 kg
= 0,0034 x 205 liter

=
=
=
=

1,163 kg
2,615 kg
3,924 kg
0,697 liter

Banyaknya bahan tiap 1 m3


Untuk kebutuhan kubus
3 silinder 15 x 30 volumenya = 0.0053 m3

Semen
Pasir
Kerikil
Air

= 0,0053 x 342 kg
= 0,0053 x 769 kg
= 0,0053 x 1154 kg
= 0,0053 x 205 liter

=
=
=
=

1,813 kg
4,076 kg
6,117 kg
1,087 liter

Terima kasih
Materi pertemuan selanjutnya

Mix design beton


metode ACI

You might also like