Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kemajuan teknologi dan adanya perbaikan prosedur pencitraan dan
Meningkatnya
teknik
pencitraan,
pencahayaan
dan
kesehatan.
Tidak
jarang
pula
suatu
gejala
medis
tertentu
diekspresikan
secara
berbeda
beda,
bergantung
latar
belakang
dengan
pembedahan
yang
dimasudkan
pembenahan
letak
anatomi intrakranial..
1.2
Tujuan
2.
3.
Menggunakan
proses
keperawatan
sebagai
kerangka
kerja
untuk
5.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
DEFINISI
2.2
INDIKASI
2.3
PATHWAy
2.4
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
ventrikel,
dan
perubahan
posisinya/pergeseran
jaringan
otak,
karena
pada
hemoragik.
Catatan
pemeriksaan
berulang
mungkin
diperlukan
memperlihatkan
keberadaan
atau
berkembangnya
gelombang
patologis
Angiografy Serebral
Menunjukkan kelainan sirkulasi serebral, seperti pergeseran jaringan otak
akibat edema, perdarahan trauma
Sinar-X
2.5
2.5.1
PENATALAKSANAAN MEDIS
PRAOPERASI
Pada penatalaksaan bedah intrakranial praoperasi pasien diterapi
pascaoperasi.
Sebelum
pembedahan,
steroid
(deksametason)
dapat
2.5.2
PASCAOPERASI
Jalur arteri dan jalur tekanan vena sentral (CVP) dapat dipasang untuk
memantau tekanan darah dan mengukur CVP. Pasien mungkin atau tidak
diintubasi dan mendapat terapi oksigen tambahan.
Mengurangi Edema Serebral : Terapi medikasi untuk mengurangi
edema serebral meliputi pemberian manitol, yang meningkatkan osmolalitas
serum dan menarik air bebas dari area otak (dengan sawar darah-otak utuh).
Cairan ini kemudian dieksresikan malalui diuresis osmotik. Deksametason
dapat diberikan melalui intravena setiap 6 jam selama 24 sampai 72 jam ;
selanjutnya dosisnya dikurangi secara bertahap.
KOMPLIKASI PASCABEDAH
Beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada pasien pascabedah
2.
3.
4.
Infeksi
5.
Kejang
(Brunner & Suddarth. 2002).
2.7
PENGKAJIAN
a)
1.
adanya
gangguan
airway.
Airway
(jalan
napas)
yaitu
dari fraktur maksilofasial, gigi yang patah dan lain-lain. Lakukan intubasi
(orotrakeal tube) jika apnea, GCS (Glasgow Coma Scale) < 8, pertimbangan
juga untuk GCS 9 dan 10 jika saturasi oksigen tidak mencapai 90%.
Listen (dengar) adanya suara-suara abnormal. Pernapasan yang berbunyi
(suara napas tambahan) adalah pernapasan yang tersumbat.
Feel (raba)
2.
3.
a.
b.
Selanjutnya akan diikuti oleh penurunan tekanan nadi (tekanan sistoliktekanan diastolik)
c.
Jika aliran darah ke organ vital sudah dapat dipertahankan lagi, maka
timbullah hipotensi
d.
Perdarahan yang tampak dari luar harus segera dihentikan dengan balut
tekan pada daerah tersebut
e.
Ingat, khusus untuk otorrhagia yang tidak membeku, jangan sumpal MAE
(Meatus Akustikus Eksternus) dengan kapas atau kain kasa, biarkan cairan
atau darah mengalir keluar, karena hal ini membantu mengurangi TTIK
(Tekanan Tinggi Intra Kranial)
f.
4.
Disability.
a.
b.
c.
Nilai kuat motorik kiri dan kanan apakah ada parese atau tidak
5.
Expossure
dengan
menghindari
hipotermia.
Semua
pakaian
yang
menutupi tubuh penderita harus dilepas agar tidak ada cedera terlewatkan
selama pemeriksaan. Pemeriksaan bagian punggung harus dilakukan secara
log-rolling dengan harus menghindari terjadinya hipotermi (America College
of Surgeons ; ATLS)
b)
Secondary survey
1.
2.
Dada
diinspeksi
terutama
mengenai
postur,
bentuk
dan
Berguna
untuk
mengkaji
aliran
udara
melalui
batang
Kardiovaskuler
Inspeksi dan palpasi. Area jantung diinspeksi dan palpasi secara stimultan
untuk
mengetahui
adanya
ketidaknormalan
denyutan
atau
dorongan
Ekstermitas
Beberapa
keadaan
dapat
menimbulkan
b.
c.
Crush injury
d.
Sindroma kompartemen
e.
iskemik
pada
ekstremitas
a.
b.
Pucat (pallor)
c.
Dingin (coolness)
d.
e.
2.8
NO
1.
FOKUS INTERVENSI
Diagnosa
Keperawatan
Gangguan
Tujuan / Kriteria
hasil
Meningkatkan
biasa
ognisi
Rencana Intervensi
Mandiri
kesadaran
1.
/
Menentukan
fungsi tertentu
motorik-sensori.
atau
yang neurologis at
menyebabkan
pemulihannya
koma/penurunana
Mendemonstrasikan
tanda
vital
dan
tanda-tanda
jaringan
otak
dan
perawatan
memantau te
peningkatan TIK
pembedahan
2.
Pantau/catat
status
o
Mengkaji ad
tingka
pe
bermanfaat
lokasi,
3.
Evaluasi
kemampuan perkembanga
diberi
rangsangan
nyeri,
orang,
tempat
Mengukur
sangat kecil p
pasien
mun
dengan baik
verbal
yang
mungkin
ju
seperti ngan
kooperatif. K
beres
perintah atau
tidak
ada
disorientasi d
5.
yang
batang
perintah,
berusaha rangsang.
yang
diberikan)
Mengukur
dan keseluruhan
anggota
tubuh
yang
sebagai akib
pasien
yan
dikatakan
sa
dapat merem
tangan
pem
menggerakka
dengan perin
bertujuan
da
kesakitan
menarik/menj
nyeri atau g
6.
(sepe
hipertensi
sistolik
adany
semakin berat.
salah
pada
menandakan
motorik pada
berlawanan.
o
Peningkata
sistemik
7.
Frekuensi
adanya
jantung;
bradikardi,
catat penurunan te
tanda terjadi
jika diikuti ol
kesadaran.
hipertensi
kerusakan / is
8.
dan
iramanya,
seperti bradikardi)
yang
otak pasien (
luasnya
9.
Kaji
perubahan
penglihatan,
seperti
in
pada mempunyai
adanya sebelumnya.
Nafas yang
gangguan ser
dan memerlu
10.
Catat
ada/tidaknya
tertentu
refleks
Gangguan pe
sebagainya.
diakibatkan
mikroskopik p
11.
Pantau
suhudan
lingkungan
Batasi
sesuai
atur konsekuensi
indikasi. dan
penggunaan
juga
timbul.
Penurunan
Tutup adanya
keru
selimut sangat
Pantau
pemasukan
ber
terhadap keam
dan
o
Demam
metabolisme
yang
benar,
sokong menggigil) ya
Bermanfaat s
cairan
total
dengan pefus
o
Kepala yang
satu sisi ak
insisi dan me
dan
vena,
mengha
yang
meningkatkan
2.
Resiko tinggi
o Mempertahankan
terhadap infeksi
nonmotermia, bebas
1.
berhubungan
tanda-tanda infeksi
dengan invasi
o Mencapai
Mandiri
Berikan perawatan aseptik
o
dan
antiseptik,
Cara pertam
MO
penyembuhan luka 2.
Deteksi dini
(craniotomi) tepat
pada waktunya.
de
dan
sebagainya),
catat selanjutnya.
diaforesis
perubahan
fungsi
dan perkembanga
mental selanjutnya m
(penurunan kesadaran).
4.
Batasi
atau tindakan
pengunjung
yang
pengunjung
mengalami
infeksi
Dapat
Menurunkan
yang pembawa
saluran infeksi.
1.
Kolaborasi
Berikan
antibiotik
sesuai
indikasi.
Terapi profila
pada
pasien
trauma (luka,
setelah
untuk
2.
Ambil
dila
Kultur/sensivi
dapat dilakuk
adanya
mengidentifik
penyebab da
obat pilihan y
3.
Gangguan rasa o
nyaman Nyeri
Melaporkan
nyeri
hilang/terkontrol.
1.
o Mengungkapkan
Mandiri
Kaji intensitas, gambaran dan
o
lokasi/penyebaran
metode yang
nyeri,
Mungkin
atau dengan
se
pen
seluruh kepa
memberikan
daerah oksip
penghilangan.
tidak nyaman
o Mendemontrasikan
cerminan
penggunaan
setelah
keterampilan
sebagai akiba
relaksasi dan
edema
aktivias hiburan.
2.
deko
dalam
o
intensitas nyeri.
Perkembanga
inflamasi
pascaoperasi
penekanan p
dan menyeba
3.
Izinkan
mendapatkan
nyaman
Gunakan
nyer
setelah
oper
pasien
untuk otot/perbaikan
posis
yang mengintesifka
jika
rogroll
diperlukan.
o
Posisi
selama kebutuhan
derajat
operasinya.
5.
te
pelembab
untuk
ruangan,
tdak
anjurkan rasa
berbicara
setelah menurunkan r
dilakukan bedah.
6.
Teliti
mengenai
keluhan
1.
Menurunkan
munculnya
nyeri.
memil
menelan.
Kolaborasi
Berikan
o
obat
Sebagai tand
sesuai kebutuhan.
Narkotik, seperti morfin, kodein,
meperidin (demerol) :oksikodom
o
Diberikan un
beberapa
Relaksan
otot,
siklobenzaprin
seperti pascaoperasi,
(flexeril): obat
diazepam (valium).
bukan
sesuai
de
intensitas nye
2.
menghilangka
sebagai
ak
intraoperasi.
3.
Pasang
kebutuhan.
unit
TENS
sesuai
o
Memberikan
pengobatan
untuk
me
kenyamana
yang
se
meningkatkan
penyembuhan
Dapat diguna
atau ketika
4.
setelah penye
Auskultasi nadi apical. Awasi
o Perubahan d
Syok
Setelah dilakukan 1.
hivopolemik
tindakan asuhan
berhubungan
keperawatan
dengan
hipotensi,
perdarahan
terja
ketidakseimba
diharapkan tidak
pendinginan
terjadi syok
bila laase a
2.
berkeringat,
pengisian
o
Asokonstrik
te
volume sirku
terjadi sebaga
3.
Penurunan p
menyebabkan
ginjal
dima
penurunan
dapat
4.
terjad
Nyeri
diseb
sering hilang
akut karena
Nyeri berat b
dapat
me
sehubungan
asokonstriksi,
5.
ubah
Pijat
posisi
dengan perforasi
dengan peritonitis.
o
Gangguan p
6.
7.
kulit.
Awasi
GDA
atau
oksimetri.
nadi
o
Mengobati h
laktat selama
8.
Berikan
cairan
IV
sesuai
o
indikasi.
Mengident
keefektifan a
terapi.
o
Mempertahan
dan perfusi.
5.
perbaikan
dan
ventilasi
1.
Mandiri
Pantau
frekuensi,
oksigenasi kedalaman
jaringan
pernafasan.
irama,
o
Perubahan
Catat awitan
ko
(umumnya m
postoperasi)
lokasi/luasna
Pernapasan la
pernafasan.
dapat
2.
Catat
kompetensi
gangguan
menelan
kemampuan
pasien
men
Kemampuan
untuk membersihka
jalan
napas
sesuai Kehilangan r
indikasi.
batuk menan
napas buatan
3.
Untuk
me
menurunkan
lidah jatuh ya
4.
Anjurkan
pasien
untuk napas.
Mencegah
atelektasis.
hati-hati,
jangan
lebih
dan
kekeruhan
Penghisapan
dari jika
sekret.
pasien
keadaan
im
dapat
me
napasnya
pada
trakea
harus
dilaku
hati-hati kare
menyebabkan
hipoksia
vasokonstriks
6.
Auskultasi
suara
adanya
suara-suara
o
Untuk
men
tidak
normal
seperti yang
memb
serebral
terjadinya inf
7.
Pantau
obat
penggunaan
depresan
pernapasn, craniotomi po
seperti sedatif.
Kolaborasi
1.
Pantau
analisan
oksimetri.
gas
obat- merupakan
o
Dapat meni
komplikasi pe
atau
gambarkan
darah,
tekanan
o
Menent
pernapasan,
2.
Melihat kemb
dan tanda-ta
berkembang
3.
Berikan oksigen.
atau bronkopn
o
Memaksima
darah arteri d
pencegahan
4.
diperlukan ve
o
Walaup
kontraindikas
peningkatan
tindakan
ini
pada fase ak
memobilisasi
jalan napas d
atelektasis a
6.
Gangguan
integritas
Setelah
dilakukan
1.
kulit asuhan
lainnya.
Inspeksi seluruh area kulit,
o Kulit biasan
berhubungan
keperawatan
dengan
selama 1 x 24 jam
kerusakan
diharapakan
jaringan
dapat
lubrikasi
mempertahankan
losion/minyak
integritas
kemerahan, pembengkakan.
klien
2.
tekanan.
Lakukan
pada
massase
kulit
1.
dan
o
Meningkat
dengan melindungi
mengurangi t
kulit
ketidakmamp
3.
o
Hindari pakaian ketat
Karena dapa
tertekan
o Untuk mence
atau
4.
Bersihkan
dan
bedaki
iritasi.
2.
resiko
5.
individual
3.
pemahaman
kebutuhan penurun
tekanan
setiap
periode perco
Karena akan
untuk
mencegah
kerusakan kulit
8.
menyengat.
Hindari menggunakan tissue
basah yang dijual bebas yang
klien
tingkat
kemampuan
Untuk melind
kebutuhan.
Berpartisipasi
7.
pada
5.
kulit
o Untuk mence
tindakan.
4.
permukaan
Mengungkapkan
6.
tentang
Pisahkan
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kraniotomi adalah setiap operasi terhadap kranium. Kraniotomi
mencakup operasi atau pembukaan tulang tengkorak untuk mengangkat
tumor, mengurangi TIK, mengeluarkan bekuan darah atau menghentikan
perdarahan dan serta untuk meningkatkan akses pada struktur intrakranial.
Proses keperawatan sebagai kerangka kerja pada pasien kraniotomi
meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, evaluasi. Adapun
Indikasi penggunaan kraniotomi yaitu : Pengangkatan jaringan abnormal baik
tumor maupun kanker, mengurangi tekanan intrakranial, mengevakuasi
bekuan darah, mengontrol bekuan darah, dan pembenahan organ-organ
intrakranial.
Beberapa tujuan perawatan postoperasi pasien kraniotomi, yaitu
diantaranya menghindari komplikasi insisi kranial, menghilangkan nyeri
akibat
proses
pembedahan,
mempertahankan
fungsi
fisiologis
dan
neorologik.
Kraniotomi
atau
sering
lebih
disebut
sebagai
bedah
kranial
dilakukan untuk
dengan obat-obatan biasa. Selain itu hal yang perlu dilakukan sebelum
dilakukannya
bedah
kranial
ini
tentunya
pelaksanaan
pemeriksaan
DAFTAR PUSTAKA