Professional Documents
Culture Documents
I
!
4.
MATERI
i
:I
BHD
'
;:i
::'
LAFEBRUARI 2OL5
Latar Belakang
Dewasa
khususnya
ini
di negara berkembang seperti Indonesia. Basic Life Support (BLS) atau dalam
bahasa Indonesia dikenal sebagai Bantuan Hidup Dasar @HD) merupakan usaha yang
dilakukan untuk mempertahankan kehidupan pada saat pasien atau korban mengalami
keadaan yang mengancam jiwa. Di luar negeri BLS/BIID ini sebenamya sudah banyak
diajarkan pada orang-orang awam atau orang-orang awam khusus, namun sepertinya hal ini
masih sangatjarang diketahui oleh masyarakat Indonesia.
Basic Life Support merupakan usaha untuk mempertahankan kehidupan saat penderita
mengalami keadaan yang mengancam nyawa dan atry alat gerak. Pada kondisi napas dan
denyut jantung berhenti maka sirkulasi darah dan tansportasi oksigen berhenti, sehingga
dalam waktu singkat organ-organ tubuh terutama organ vital akan mengalami kekurangan
oksigen yang berakibat fatal bagi korban dan mengalami kerusakan.
Organ yang paling cepat mengalami kerusakan adalah otak, karena otak hanya akan
mampu bertahan jika ada asupan gula/glukosa dan oksigen. Jika dalam waktu lebih dari 10
menit otak tidak mendapat asupan oksigen dan glukosa maka otak akan mengalami kematian
secara permanen. Kematian otak berarti pula kematian si korban. Oleh karena
ifi
golden
period (waktu emas) pada korban yang mengalami henti napas dan henti jantung adalah
dibawah 10 menit.Artinya dalam watu kurang dari l0 menit penderita yang mengalami henti
napas dan henti jantung harus sudah mulai mendapatkan pertolongan.Jika tidalq maka
harapan hidup
pada
penderita yang mengalami henti napas dan henti jantung adalah dengan melakukan resusitasi
fungsi pemafasan dan atau sirkulasi pada henti nafas (respiratory arrest) dan atau henti
jantung (cardiac arrest). Resusitasi jantung paru otak dibagi dalamttiga fase : bantuan hidup
dasar, bantuan hidup la4jut, bantuan hidup jangka lama.
Pengertian
Bantuan Hidup Dasar (Basic Life Supporl, disingkat BLS) adalah suatu tindakan
penanganan yang dilakukan dengan sesegera mungkin dan bertujuan untuk menghentikan
proses yang menuju kematian.
ini
Breathing
Ai:rw ay
Breathing).
Indikasi
Basic life support (BLS) dilakukan pada pasien-pasien dengan keadaan sebagai
berikut
1) Henti nafas (respiratory arrest)
'
Henti napas ditandai dengan tidak adanya gerakan dada dan aliran udara pernapasan
dari korban / pasien. Henti napas merupakan kasus yang harus dilakukan tindakan Bantuan
Hidup Dasar
Pada awal henti napas oksigen masih dapat masuk ke datam darah untuk beberapa
menit dan jantung masih dapat mensirkulasikan darah ke otak dari organ vital lainny4 jika
i
r
pada keadaan
ini diberikan bantuan napas akan sangat bermanfaat agar korban dapat
tetap
sirkulasi ini akan dengan cepat menyebabkan otak dan organ vital kekurangan oksigen.
Pernapasan yang terganggu (tersengal-sengal) merupakan tanda awal akan terjadinya henti
jantung.
Tujuan
Tindakan Basic life support (BLS) memiliki berbagai macam tujuan, diantaranya
yaitu:
l)
2)
3)
4)
5)'
6)
7)
Memberikan bantuan ekstemal terhadap sirkulasi dan ventilasi dari korban yang
mengalami hentijantung atau henti napas melalui Resusitasi Jantung Paru (RJP).
Perbedaan BLS Menurut AHA Tahun 2005 dan AHA Tahun 2015
disebut RIP (Resusitasi Jantung Paru) yang berbeda dari prosedur sebelumnya yang sudah
dipakai dalam 40 tahun terakhir. Perubahan tersebut ada dalam sistematikany4 yaitu
sebelumnya menggunakan A-B-C (Airway-Bleathing-Circulation) sekarang menjadi C-A-B
(Circulation
Airway
berlaku pada orang dewasa, anak, dan bayi. Perubahan tersebut tidak berlaku pada neonatus.
Perubahan tersebut menurut AFIA adalah mendahulukan pemterian kornpresi dada dari
pada membuka jalan napas dan memberikan napas buatan pada penderita henti jantung. Hal
ini
didasarkan pada pertimbangan bahwa teknik kompresi dada lebih diperlukan untuk
Menurut penelitian AHA, beberapa menit setelah penderita mengalami henti jantung
masih terdapat oksigen pada paru-paru dan sirkulasi daxah. Oleh karena
itu
memulai
kompresi dada lebih dahulu diharapkan akan memompa darah yang mengandung oksigen ke
otak dan jantung sesegera mungkin. Kompresi dada dilakukan pada tahap awal sslama 30
detik sebelum melakukan pembukaan jalan napas (airway) dan pemberian napas buatan
(bretahing) seperti prosedur yang lama.
AllA
dan review terakhir dilakukan pada tahun 2005 dimana terjadi perubahan perbandingan
kompresi dari 15 : 2 nrenjadi 30
Dengan perubahan
perubahan
ini
:2.
ini AI{A
umum. Fokus utama RIP 2015 ini adalah kualitas kompresi dada.Berikut ini adalah beberapa
perbedaan antara Panduan RJP 2005 dengan RJP 2010.
l)
"A change in the 2010 AIA Guidelines for CPR and ECC is to reccomend
initiatioh of chest compression before ventilation"
the
AHt2oos (old)
"The sequerrce of adult CPR beganwith opening of the airwry, checktngfor rnrmal
2)
breatla."
breaths."
'
was opened."
Kunci utama menyelamatkan seseorang dengan henti jantung adalah Bertindak bukan
Menilai. Telepon ambulan'segera saat kita melihat korban tidak sadar dan tidak bernafas
dengan
3)
bak
(gasping).
o {1fi
2015 (new)
to
mengetahui bahwa korban henti napas (se;telah LooK ListerU and Feel). Pada AFIA 2010, hal
ini
sudah dihilangkan karena terbukti menyita waktu yang cukup banyak sehingga terjadi
4)
r AIfi
2015 (new)
cm).
cm), namun sekarang AIIA merekomendasikan untuk melakukan kompresi dada dengan
kedalaman minimal2 inchi (5 cm).
5)
o fffi
2005 (old)
l0|x/min."
.
AIIA
mengganti redaksi kalimat disini sebelumnya tertulis: tekan dada sekitar 100
kompresi/ menit. Sekarang AHA merekomendasikan kita untuk kompresi dada minimal 100
kompresi/ menit. Pada kecepatan ini, 30 kompresi membutuhkan waktu 18 detik.
6)
Hands onlyCPR
melakukan
7)
o dlfi
2Ol5 Qrew)
returned
to the victim and opene/ the airwqt and checlced fo, breathing or
abnormal breathing."
Pada pedoman AHA yang baru, pengaktivasian ERS seperti meminta pertolongan
orang
di sekitar,
8)
Setiap penghentian kompresi dada berarti menghentikan aliran darah ke otak yang
mengakibatkan kematian jaringan otak
menghendaki
kita untuk terus melakukan kompresi selama kita bisa atau sampai alat
defibrilator otomatis datang dan siap untuk menilai keadaan jantung korban. Jika sudah tiba
waktunya untuk pemapasan dari mulut ke mulut, lakukan segera dan segera kembali
melakukan kompresi dada. Prinsip Push Hard, Push Fast, Allow complete chest recoil, and
8)
o fiffi
2015 (new)
"The routine
o AIfi
use
2005 (old)
"Cricoid pressure should be used only if the victim is deeply uncor*cious, ond it
usually requires a third rescuer
Cricoid pressure dapat menghambat atau mencegah pemasangan jalan nafas yang lebih
adekuat dan ternyata aspirasi tetap dapat terjadi walaupun sudah dilakukan cricoid pressure.
Cricoid pressure merupakan suatu metode penekanan tulang rawan krikoid yang dilakukan
pada korban dengan tingkat kesadaran sangat rendah, hal
ini
pada pedoman
AHA
2005
diyakini dapat mencegah terjadinya aspirasi dan hanya boleh dilakukan bila terdapat
penolong ketiga yang tidak terlibat dalam pemberian nafas buatan ataupun kompresi dada.
9)
rnt
be used
for
for
monitored, unstable
a defibrillator is
rnt immediately
readyfor use, but it should rct delay CPR and shock delivery."
AI{d
2005
(otd)
ventricular tachyanhytmias ke irama sinus. Akan tetapi pada sejumlah besar kasus lainny4
precordial thump tidak berhasil mengembalikan korban dengan'venfticular fibrillation ke
irama sinus atau kondisi Retum of Spontaneous Circulation (ROSC).. Pemberian precordial
thump boleh dipertimbangkan untuk dilakukan pada pasien dengan VT yang disaksikan,
termonitor, tidak stabil, dan bila defibrilator tidak dapat disediakan dengan segera. Dan yang
paling penting adalah precordial thump tidak boleh menunda pemberian RJP atau defibrilasi.
Henti jantung terjadi sebagian besar pada dewasa. Angka keberhasilan kelangsungan
hidup tertinggi dari pasien segala umur yang dilaporkan adalah henti jantung dan ritme
Ventricular Fibrilation
ffi)
tersebut elemen RIP yang paling penting adalah kompresi dada (chest compression) dan
Pada langkah
mengambil alat pemisah atau alat pernafasan lainnya. Drngan mengganti langkah
menjadi C-A-B maka kompresi dada aJcan dilakukan iebih awal dan ventilasi hanya
sedikit tertunda satu siklus kompresi dada (30 kali kompresi dada sec{lra ideal dilakukan
sekitar l8 detik).
3)
Kurang dari
50%o
mulut dalant' Airway adalah prosedur yang kebanyakan ditemukan paling sulit bagi orang
awam. I\lemulai dengan kompresi dada diharapkan dapat menyederhanakan prosedur
sehingga semakin banyak korban yang bisa mendapatlcan RIP. Untuk orang yang enggan
'i;
\!
t-.
Keterlanbatm
KemungHnrn berhasil
I ltdenit
9E
dari l00
2 Monit
50
dari 100
l0 Menit
I dari 100
:,-'?
t".ii
,'
l'
t'
Periksa dan tentukan dengan cepat bagaimana respon korban. Memeriksa keadaan
pasien tanpa teknik Look Listen and Feel. Penolong harus menepuk atau mengguncang
korban dengan
- Tanda Sirkulasi
1) Berikan posisi head tilt, tentukan letak jakun atau bagian tengah tenggorokan korban
denganjari telunjuk dan tengah.
2)
3)
Geserjari anda ke cekungan di sisi leher yang terdekat dengan anda (lokasi nadi karotis)
Tekan dan raba dengan hati-hati nadi karotis selama 10 detilq dan perhatikan tanda-tanda
4)
Jika ada denyut nadi maka dilanjutkan dengan memberikan bantuan pernafasan, tetapi
jika tidak ditemukan denyut nadi, maka dilanjutkan dengan melakukan kompresi dada
i:\
-1
Untuk penolong non petugas kesehatan tidak dianjurkan untuk memeriksa denyut nadi
korban. Pemeriksaan denyut nadi ini tidak boleh lebih dari 10 detik.
Teknik kompresi dada terdiri dari tekanan ritmis berseri pada pertengahan bawah
sternum (hrlang dada). Cara menentukan posisi tangan yang tepat untuk kompresi dada
1)
tilt, telusuri batas bawah tulang iga dengan jari tengah sampai ke
2)
3)
1)
2)
3)
Kaitkan jari tangan yang di atas pada tangan yang menempel sternum, jari tangan yang
menempel stemum tidak boleh menyentuh diniding dada
4)
5)
6)
7)
8)
9)
Kompresi dada dilakukan sebanyak satu siklus (30 kompresi, sekitar 18 detik)
l0)
1l)
Jangan mengangkat tangan dari stemum untuk mernpertahankan posisi yang tepat
Iifi
sadaq tonus otot terganggu sehingga lidah jatuh ke belakang dan menutupi jalan nafas.
lifi
Letakkan satu tangan pada dahi korban dan berikan tekanan ke arah belakang dengan
telapak tangan untuk menengadahkan kepala (head tilt).
Tempatkan jari-jari tangan yang lain
dagu ke atas
(chinlift).
l)
2)
Buka mulut dengan hati-hati dan periksa bilamana ada sumbatan benda asing.
Gunakan
l0 detik)
2) Mendengarkan
3) Merasakan hembusan
napas dengan
pipi (Fee!)
1)
2)
Tutup hidung dengan menekankan ibu jari dan teluqiuk untuk mencegah kebocoran
udara melalui hidung
kortan.
3) Mulut anda harus melingkupi mulut korbaru berikan 2 tiupan pendek dengan jeda singkat
"
diantaranya.
ql
Evaluasi nadi, tanda-tanda sirkulasi dan pernapasan setiap 5 siklus RIP 30:2
2) Jika nadi tidak teraba (bila nadi sulit di tentukan dan tidak dapat, tanda-tanda sirkulasi,
perlakuan sebagai henti jantung),lar{utkan RIP 30:2
RIP Dewasa 2 penolong digunakan bila ada penolong kedua. Pada RIP dewasa
penolong, satu penolong melakukan kompresi dadq yang lain melakukan bantuan napas dari
mulut ke mulut. Tujuan RIP dewasa 2 penolong adalah untuk mengurangi keletihan penolong
dan kompresi dada yang tidak adekuat.
Kelelahan dan kompresi dada yang tidak adekuat dapat terjadi setelah RIP 2 menit
sehingga dapat
tiupan napas)
Langkah
Penolong I
./
'/
Langkah 2
,
I
Langkah 3
Penolong
/
'/
Mengiyakan
Menyelesaikan siklus 30 kompresi di ikut 2 tiupan napas
Langkah 4
Penolong I
Penolong 2
,/
tanda sirkulasi)
Langkah 5
Penolong I
Jika nadi tidak teraba (bila nadi sulit di evaluasi dan tidak ada tanda-tanda sirkulasi
perlakukan sebagai hentijantung), katakan'nadi tidakteraba' lanjutkan RJP.
li
Langkah 6
Penolong 2
/
/
Langkah 7
Penolong I
r'
Langkah 8
r'
r'
,/
: berikan 2 tiupan
Langkah
r'
Meminta pergantian
Langkah 2
Penolong I
{
'/
/
Langkah 3
Penolong 2
/
/
{
Jika nadi tidak teraba (bila nadi sulit di evaluasi dan tidak ada tanda-ta,nda sirkulasi
perlakukan sebagai henti jantung), kptakan 'nadi tidak teraba, lanjutkan RIP'
Langkah 4
,'
I
,/
't
'/
EVALUASI
./
Evaluasi nadi, tanda-tanda sirkulasi dan pemapasan setiap 5 siklus RIP 30:2
Jika nadi tidak tffaba (bila nadi sulit di tenhrkan dan tidak dupat tand4-tanda
sir*ulasi, perlrkuan sebagei hernti jantung),laqiutkan RIP 30:2
Ulangi
sanfrrpai
l(k
tiupadrnenit.
Jika nadi dan napas sdq le{tt*an korban pada posisi rtrovery.
'1
l'a
ini
dapat
di
cegah bila
dilakukan posisi recovery pada korban tersebu! karena cairan dapat mengalir keluar mulut
dengan mudah.
Bila tidak di dapatkan tanda-tanda trauma" tempafkan korban pada posisi recovery.
Posisi ini meqiaga jalan napas tetap terbuka. Langkah-langkah menempatkan korban pada
posisi recovery:
Langkah
A.
I : Posisikan Korban
B.
Lengan kanan harus di lipat di silangkan di depan dada dan tempelkan punggung tangan
pada pipi
C.
kiri korban.
Dengan menggunakan tangan anda yang lain, tekuk lutut kanan korban dengan sudut 90
derajat.
,,
I
'fempelkan tangan pada tangan korban yang ada di pipi. Gunakan tangan yang lain
memegang pinggul korban dan gulingkan korban
*"nrfu
anda sampai
di berbaring
miring.
,/
Gunakan lutut untuk menyangga tubuh korban saat pada menggulingkannya agar
tidak terguling.
/
/
Periksa posisi tangan korban yang lain menggeletak bebas dengan telapak menghadap
ke atas,
r'
/
Tungkai kanan tetap di pertahankan dalam posisi tersebut 90 derajat pada sendi lutut.