You are on page 1of 28

PKMK

FK UGM Juni 2016


MATRIKS PERBANDINGAN
PERATURAN BPJS KESEHATAN NO. 2 TAHUN 2015 vs PERATURAN BERSAMA KEMENKES RI-BPJS KESEHATAN NO 3 TAHUN 2016
PERATURAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL
KESEHATAN NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG
NORMA PENETAPAN BESARAN KAPITASI DAN PEMBAYARAN
KAPITASI BERBASIS PEMENUHAN KOMITMEN PELAYANAN PADA
FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
DIREKTUR UTAMA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL
KESEHATAN,
Menimbang :
a. bahwa untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
penyelenggaraan jaminan kesehatan, BPJS Kesehatan selain
mengembangkan sistem pelayanan kesehatan juga
mengembangkan sistem kendali mutu pelayanan dan sistem
pembayaran pelayanan kesehatan melalui pola pembayaran
kapitasi kepada fasilitas kesehatan tingkat pertama;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan tentang Norma
Penetapan Besaran Kapitasi Dan Pembayaran Kapitasi Berbasis
Pemenuhan Komitmen Pelayanan Pada Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama;

Mengingat :
1. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan
Sosial Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4456);
2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara

PERATURAN BERSAMA SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN


REPUBLIK INDONESIA DAN DIREKTUR UTAMA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN
SOSIAL KESEHATAN NOMOR HK.02.05/III/SK/089/2016 NOMOR 3 TAHUN 2016
TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PEMBAYARAN KAPITASI BERBASIS
PEMENUHAN KOMITMEN PELAYANAN PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT
PERTAMA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
DIREKTUR UTAMA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN
Menimbang :
a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Pasal 24 ayat (3) Undang-Undang Nomor
40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, dikembangkan sistem
pembayaran kapitasi berbasis komitmen pelayanan ;
b. bahwa sebagai tindak lanjut pelaksanaan Surat Edaran Bersama Antara
Kementerian Kesehatan dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Kesehatan Nomor HK.03.03/IV/053/2016 dan Nomor 01 Tahun 2016 tentang
Pelaksanaan dan Pemantauan Penerapan Kapitasi Berbasis Pemenuhan
Komitmen Pelayanan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama perlu disusun
Petunjuk Teknis dalam pelaksanaan pembayaran kapitasi berbasis komitmen
pelayanan pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan
huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bersama Sekretaris Jenderal
Kementerian Kesehatan dan Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial Kesehatan tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pembayaran Kapitasi
Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama;
Mengingat :
1. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 150,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456);
2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 116,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5256);
3. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan

Keterangan / Dimensi (Aspek)

Peraturan BPJS Kesehatan No 2/2015 tentang Norma Penetapan Besaran Kapitasi Dan Pembayaran Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
Peraturan Bersama Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Dan Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Nomor Hk.02.05/Iii/Sk/089/2016 Nomor 3 Tahun 2016
Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pembayaran Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

PKMK FK UGM Juni 2016


Republik Indonesia Nomor 5256);
3. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013
Nomor 29) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Presiden Nomor 111 Tahun 2013 tentang Perubahan Peraturan
Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 255);
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2013 tentang
Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1400);
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 59 Tahun 2014 tentang
Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Dalam Penyelenggaraan
Program Jaminan Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 1287);
6. Peraturan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan
Nomor 1 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Jaminan
Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 1);
MEMUTUSKAN :
Menetapkan: PERATURAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN
SOSIAL KESEHATAN TENTANG NORMA PENETAPAN
BESARAN KAPITASI DAN PEMBAYARAN KAPITASI
BERBASIS PEMENUHAN KOMITMEN PELAYANAN
PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan ini
yang dimaksud dengan:
1. Jaminan Kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan
kesehatan agar Peserta memperoleh manfaat pemeliharaan
kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar
kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah
membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah.
2. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan yang
selanjutnya disingkat BPJS Kesehatan adalah badan hukum yang
dibentuk untuk menyelenggarakan program Jaminan
Kesehatan.

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 29) sebagaimana


telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 28
Tahun 2016 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 62);
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pelayanan
Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 1400) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 99 Tahun 2015 (Berita Negara Tahun
2016 Nomor 15);
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 59 Tahun 2014 tentang Standar Tarif
Pelayanan Kesehatan Dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1287) sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 12 Tahun 2016
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 435);

MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN BERSAMA SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN
KESEHATAN DAN DIREKTUR UTAMA BADAN PENYELENGGARA
JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS
PELAKSANAAN PEMBAYARAN KAPITASI BERBASIS KOMITMEN
PELAYANAN PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA
Pasal 1
(1) Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pembayaran Kapitasi Berbasis Pemenuhan
Komitmen Pelayanan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama digunakan
sebagai acuan bagi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan, seluruh
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama yang bekerja sama dengan Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan, dinas kesehatan provinsi, dinas
kesehatan kabupaten/kota, asosiasi fasilitas kesehatan, tim kendali mutu dan
biaya, serta pemangku kepentingan terkait dalam penerapan pembayaran
kapitasi berbasis pemenuhan komitmen pelyana pada Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama secara efektif dan efisien
(2) Penerapan pembayaran kapitasi berbabsis pemenuhan komitmen pelayanan
sebagaimana dimaskdu pada ayat (1) ditujukan dalam rangka peningkatan
mutu pelayanan kesehatan. Fasilitas Kesheatan Tigkat Pertama dala
penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional

Dalam peraturan BPJS Kesehatan nomor 2 Tahun


2015 : bahwa POLA PEMBAYARAN KAPITASI adalah
sebagai suatu bagian SISTEM KENDALI MUTU
PELAYANAN DAN SISTEM PEMBAYARAN
PELAYANAN KESEHATAN, dengan kata lain,
Kapitasi ini dibayarkan untuk menyokong segala
bentuk dukungan biaya baik untuk kelola
operasional ataupun pembiayaan jasa yang
menunjang dan diharapkan meningkatkan kualitas
mutu pelayanan FKTP kepada PESERTA. Dalam
Peraturan Bersama memberikan ACUAN dan
PETUNJUK atau SISTEM yang lebih detail terkait
PEMBAYARAN KAPITASI yang pada peraturan lama
(Nomor 2 tahun 2015) digunakan sebagai salah
satu bagian dari kendali Mutu Pelayanan dan
Pembayaran Pelayanan Kesehatan.

Peraturan BPJS Kesehatan No 2/2015 tentang Norma Penetapan Besaran Kapitasi Dan Pembayaran Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
Peraturan Bersama Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Dan Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Nomor Hk.02.05/Iii/Sk/089/2016 Nomor 3 Tahun 2016
Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pembayaran Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

PKMK FK UGM Juni 2016


3. Iuran Jaminan Kesehatan adalah sejumlah uang yang dibayarkan
secara teratur oleh Peserta, Pemberi Kerja dan/atau Pemerintah
untuk program Jaminan Kesehatan.
4. Peserta adalah setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja
paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah
membayar iuran.
5. Manfaat adalah faedah jaminan sosial yang menjadi hak Peserta
dan/atau anggota keluarganya.
6. Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama yang selanjutnya disingkat
FKTP adalah fasilitas kesehatan yang melakukan pelayanan
kesehatan perorangan yang bersifat non spesialistik untuk
keperluan observasi, promotif, preventif, diagnosis, perawatan,
pengobatan, dan/atau pelayanan kesehatan lainnya.
7. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah
kerjanya.
8. Klinik
Pratama
adalah
fasilitas
kesehatan
yang
menyelenggarakan pelayanan medik dasar umum dalam rangka
upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama.
9. Dokter Praktik Perorangan selanjutnya disebut praktik dokter
adalah dokter umum praktik dokter pribadi/perorangan yang
menyelenggarakan pelayanan medik dasar umum dalam rangka
upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama.
10. Tarif Kapitasi adalah besaran pembayaran per-bulan yang
dibayar dimuka oleh BPJS Kesehatan kepada Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama berdasarkan jumlah Peserta yang terdaftar
tanpa memperhitungkan jenis dan jumlah pelayanan kesehatan
yang diberikan.
11. Komitmen pelayanan adalah komitmen Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama untuk meningkatkan mutu pelayanan melalui
pencapaian indikator pelayanan kesehatan perseorangan yang
disepakati.



Peraturan BPJS Kesehatan No 2/2015 tentang Norma Penetapan Besaran Kapitasi Dan Pembayaran Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
Peraturan Bersama Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Dan Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Nomor Hk.02.05/Iii/Sk/089/2016 Nomor 3 Tahun 2016
Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pembayaran Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

PKMK FK UGM Juni 2016


12. Kapitasi berbasis pemenuhan komitmen pelayanan adalah
penyesuaian besaran tarif kapitasi berdasarkan hasil penilaian
pencapaian indikator pelayanan kesehatan perseorangan yang
disepakati berupa komitmen pelayanan Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama dalam rangka peningkatan mutu pelayanan.
13. Angka kontak adalah indikator untuk mengetahui aksesabilitas
dan pemanfaatan pelayanan primer di FKTP oleh Peserta dan
kepedulian serta upaya FKTP terhadap kesehatan Peserta pada
setiap 1000 (seribu) Peserta terdaftar di FKTP yang bekerjasama
dengan BPJS Kesehatan.
14. Rasio rujukan rawat jalan kasus non spesialistik adalah indikator
untuk mengetahui optimalnya koordinasi dan kerjasama antara
FKTP dengan Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan sehingga
sistem rujukan terselenggara sesuai indikasi medis dan
kompetensinya.
15. Program Pengelolaan Penyakit Kronis yang selanjutnya disebut
Prolanis adalah suatu sistem yang memadukan antara
penatalaksanaan pelayanan kesehatan dan komunikasi bagi
sekelompok peserta dengan kondisi penyakit tertentu melalui
upaya penanganan penyakit secara mandiri.
16. Rasio Peserta Prolanis Rutin Berkunjung ke FKTP adalah
indikator untuk mengetahui pemanfaatan FKTP oleh Peserta
Prolanis dan kesinambungan FKTP dalam melaksanakan
pemeliharaan kesehatan Peserta Prolanis.
17. Norma Penetapan Besaran Kapitasi adalah kriteria mengenai
tingkat kelengkapan sumber daya dan pelayanan FKTP yang
digunakan untuk penetapan besaran kapitasi bagi FKTP.
18. Pelayanan 24 (dua puluh empat) jam adalah memberi
pelayanan di luar jam kerja dengan menyediakan paling sedikit
satu orang perawat/bidan di FKTP dan satu orang dokter yang
dapat hadir jika dihubungi, 24 (dua puluh empat) jam sehari, 7
(tujuh) hari seminggu.
Pasal 2
(1) Manfaat jaminan kesehatan yang diselenggarakan oleh BPJS
Kesehatan diberikan oleh fasilitas kesehatan yang menjalin
kerjasama dengan BPJS Kesehatan.
(2) Fasilitas kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan fasilitas kesehatan milik Pemerintah, pemerintah
daerah dan/atau swasta.

Pasal 2
Pengaturan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pembayaran Kapitasi Berbasis
Pemenuhan Komitmen Pelayanan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
meliputi :
a. Persiapan penerapan pelaksanaan pembayaran kapitasi berbasis pemenuhan
komitmen pelayanan
b. Pelaksanaan pembayaran kapitasi berbasis pemenuhan komitmen pelayanan
c. Penilaian komitmen pelayanan

Dalam Peraturan BPJS Kesehatan Nomor 2 Tahun


2015 belum terdapat TAHAPAN PERSIAPAN
Pembayaran Kapitasi Berbasis Komitmen
Pelayanan, namun Dalam Peraturan Bersama
memberikan arahan secara rinci terkait TAHAPAN
PERSIAPAN sebelum PEMBAYARAN KAPITASI
DILAKUKAN, terkait dengan UPAYA, SISTEM, DAN
SDM yang akan menilai kinerja/komitmen

Peraturan BPJS Kesehatan No 2/2015 tentang Norma Penetapan Besaran Kapitasi Dan Pembayaran Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
Peraturan Bersama Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Dan Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Nomor Hk.02.05/Iii/Sk/089/2016 Nomor 3 Tahun 2016
Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pembayaran Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

PKMK FK UGM Juni 2016


(3) Bentuk fasilitas kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dapat berupa FKTP, yang terdiri atas:
a. puskesmas atau yang setara;
b. praktik dokter;
c. praktik dokter gigi;
d. klinik pratama atau yang setara; dan
e. Rumah Sakit Kelas D Pratama atau yang setara.
(4) FKTP sebagaimana dimaksud pada ayat (3) milik:
a. Pemerintah dan pemerintah daerah yang memenuhi
persyaratan wajib bekerjasama dengan BPJS Kesehatan; atau
b. swasta yang memenuhi persyaratan dapat bekerjasama
dengan BPJS Kesehatan.
(5) Kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilakukan
melalui perjanjian kerjasama antara BPJS Kesehatan dengan
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan/atau pimpinan
FKTP.

d. Monitoring dan evaluasi


pelayanan FKTP


Pasal 3
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pembayaran Kapitasi Berbasis Pemenuhan
Komitmen Pelayanan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama sebagaimana
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Bersama ini.
LAMPIRAN

PERATURAN BERSAMA SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN DAN
DIREKTUR UTAMA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN
NOMOR HK.02.05/III/SK/089/2016 NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK
TEKNIS PELAKSANAAN PEMBAYARAN KAPITASI BERBASIS KOMITMEN PELAYANAN
PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PEMBAYARAN KAPITASI BERBASIS KOMITMEN
PELAYANAN PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai upaya untuk dapat membangun pelayanan yang bermutu bagi
Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), perlu memperhatikan adanya aspek
kualitas layanan. Aspek kualitas layanan sangat dipengaruhi oleh ketersediaan
dan kepatuhan pada standar pelayanan, perilaku tenaga kesehatan yang
melayani dan kecukupan perbekalan kesehatan (suplai obat, alat kesehatan dan
bahan habis pakai dan sumber daya lainnya) yang berpengaruh pada kualitas
layanan.
Mutu Pelayanan Kesehatan berorientasi pada aspek keamanan pasien,
efektifitas tindakan, kesesuaian dengan kebutuhan pasien, serta efisiensi biaya.
Sistem kendali mutu pelayanan JKN dilakukan secara menyeluruh meliputi
pemenuhan standar mutu pelayanan kesehatan, fasilitas kesehatan dan
administrasi (pelaporan). Disamping itu perlu dipastikan juga bahwa proses
pelayanan kesehatan berjalan sesuai dengan standar yang ditetapkan dan adanya
pemantauan terhadap luaran kesehatan Peserta. Mutu pelayanan kesehatan
yang diberikan harus dapat terukur dan terstandar.
Berbagai jenis pengukuran, standar dan upaya untuk meningkatkan mutu
pelayanan telah tersedia dan terus berkembang. Salah satunya adalah dengan
metode pembayaran berbasis komitemn pelyanan, dimana metode ini
merupakan salah satu konsep stratejik yang paling banyak dibahas, bahkan
berbagai kalangan di Maerika sejak tahun 2003 telah mendorong agar
pembayaran berbasis komitmen pelayanan atau pay for performance menjadi

Peraturan BPJS Kesehatan No 2/2015 tentang Norma Penetapan Besaran Kapitasi Dan Pembayaran Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
Peraturan Bersama Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Dan Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Nomor Hk.02.05/Iii/Sk/089/2016 Nomor 3 Tahun 2016
Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pembayaran Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

PKMK FK UGM Juni 2016


prioritas utama nasional dan program asuransi medicare.
Dalam pelaksanaan JKN, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan
(BPJS Kesehatan) harus dapat melakukan monitoring, evaluasi, dan meningkatkan
mutu pelayanan dan keselamatan pasien (Peserta) yang diberikan oleh Fasilitas
Kesehatan kepada peserta JKN.
Berdasarkan hal tersebut di atas, untuk meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama pada penyelenggaraan Program
JKN dilakukan penerapan pembayaran kapitasi berbasis pemenuhan komitmen
pelayanan.
B. Tujuan
Tujuan penyusunan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pembayaran Kapitasi
Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama adalah :
1. Menjelaskan persiapan, pelaksanaan, penilaian hingga monitoring dan
evaluasi pembayaran kapitasi berbasis pemenuhan komitmen pelayanan di
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
2. Memberikan panduan bersama bagi seluruh pihak terkait dalam pelaksanaan
pembayaran kapitasi berbasis pemenuhan komitmen pelayanan di Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama
C. Definisi
1. Jaminan Kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar
Peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan
dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap
orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah.
2. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan yang selanjutnya disingkat
BPJS Kesehatan adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan
program Jaminan Kesehatan.
3. Peserta adalah setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling
singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah membayar iuran.
4. Manfaat adalah faedah jaminan sosial yang menjadi hak Peserta dan/atau
anggota keluarganya.
5. Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama yang selanjutnya disingkat FKTP adalah
fasilitas kesehatan yang melakukan pelayanan kesehatan perorangan yang
bersifat non spesialistik untuk keperluan observasi, promotif, preventif,
diagnosis, perawatan, pengobatan, dan/atau pelayanan kesehatan lainnya.
6. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan
lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.

Peraturan BPJS Kesehatan No 2/2015 tentang Norma Penetapan Besaran Kapitasi Dan Pembayaran Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
Peraturan Bersama Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Dan Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Nomor Hk.02.05/Iii/Sk/089/2016 Nomor 3 Tahun 2016
Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pembayaran Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

PKMK FK UGM Juni 2016


7. Klinik Pratama adalah fasilitas kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perseorangan dengan menyediakan pelayanan medik dasar baik
umum maupun khusus.
8. Dokter Praktik Perorangan selanjutnya disebut praktik dokter adalah dokter
umum praktik dokter pribadi/perorangan yang menyelenggarakan pelayanan
medik dasar umum dalam rangka upaya kesehatan perseorangan tingkat
pertama.
9. Rumah Sakit Kelas D Pratama adalah rumah sakit umum yang hanya
menyediakan pelayanan perawatan kelas 3 (tiga) untuk peningkatan akses
bagi masyarakat dalam rangka menjamin upaya pelayanan kesehatan
perorangan yang memberikan pelayanan rawat inap, rawat jalan, gawat
darurat, serta pelayanan penunjang lainnya.
10. Tarif Kapitasi adalah besaran pembayaran per-bulan yang dibayar dimuka
oleh BPJS Kesehatan kepada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama berdasarkan
jumlah Peserta yang terdaftar tanpa memperhitungkan jenis dan jumlah
pelayanan kesehatan yang diberikan.
11. Komitmen pelayanan adalah komitmen Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
untuk meningkatkan mutu pelayanan melalui pencapaian indikator pelayanan
kesehatan perseorangan yang disepakati.
12. Kapitasi berbasis pemenuhan komitmen pelayanan adalah penyesuaian
besaran tarif kapitasi berdasarkan hasil penilaian pencapaian indikator
pelayanan kesehatan perseorangan yang disepakati berupa komitmen
pelayanan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama dalam rangka peningkatan
mutu pelayanan.
13. Indonesia Sehat, adalah suatu gambaran kondisi Indonesia pada masa depan
yakni masyarakat, bangsa dan Negara yang ditandai oleh penduduknya hidup
dalam lingkungan dengan peilakuhidup sehat, memiliki kemampuan
menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata,
serta mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
14. Pendekatan Keluarga adalah pendektan pelayanan oleh Puskesmas yang
mengintegrasikan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan secara berkesinambungan, dengan target keluarga, melalui
kunjungan rumah yang didasarkan pada data dan informasi dari profil
kesehatan keluarga.
15. Program Pengelolaan Penyakit Kronis yang selanjutnya disebut Prolanis
adalah suatu sistem yang memadukan antara penatalaksanaan pelayanan
kesehatan dan komunikasi bagi sekelompok peserta dengan kondisi penyakit
tertentu melalui upaya penanganan penyakit secara mandiri.
16. Peserta Prolanis adalah peserta yang terdaftar dalam Program Pengelolaan
Penyakit Kronis untuk penyakit Diabetes Melitus dan Hipertensi, atau
Peraturan BPJS Kesehatan No 2/2015 tentang Norma Penetapan Besaran Kapitasi Dan Pembayaran Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
Peraturan Bersama Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Dan Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Nomor Hk.02.05/Iii/Sk/089/2016 Nomor 3 Tahun 2016
Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pembayaran Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

PKMK FK UGM Juni 2016

BAB III
PEMBAYARAN KAPITASI BERBASIS PEMENUHAN KOMITMEN
PELAYANAN
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 31
(1) Pembayaran Kapitasi yang telah disepakati sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 29 dilakukan berbasis pemenuhan
komitmen pelayanan.


















(2) Pemenuhan komitmen pelayanan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dinilai berdasarkan pencapaian indikator dalam
komitmen pelayanan yang dilakukan FKTP yang meliputi:
a. Angka Kontak (AK);
b. Rasio Rujukan Rawat Jalan Kasus Non Spesialistik (RRNS); dan
c. Rasio Peserta Prolanis rutin berkunjung ke FKTP (RPPB).



diagnosa lain dalam Program Rujuk Balik (Jantung, Asma, Penyakit Paru
Obstruktif Kronis (PPOK), epilepsi, stroke, schizophrenia, dan Systemic Lupus
Erythematosus (SLE)) yang kemudian dinyatakan termasuk dalam Prolanis.
BAB II
PEMBAYARAN KAPITASI BERBASIS PEMENUHAN KOMITMEN PELAYANAN PADA
FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA
A. Ketentuan Umum
1. Pembayaran kapitasi berbasis pemenuhan komitmen pelayanan pada
FKTP merupakan bagian dari pengembangan sistem kendali mutu
pelayanan yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas
penyelenggaraan pelayanan kesehatan.
2. Penerapan pembayaran kapitasi berbasis pemenuhan komitmen
pelayanan pada FKTP dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut :
a. Terhadap Puskesmas di wilayah Ibukota Provinsi dilakukan setelah
terjadi kesepakatan antara BPJS Kesehatan dengan Puskesmas atau
selambat-lambatnya tanggal 1 Januari 2016; dan
b. Terhadap Puskesmas yang berada di wilayah selain Ibukota Provinsi,
Rumah Sakit Kelas D Pratama, klinik pratama, praktik dokter, atau
fasilitas kesehatan yang setara, akan dilakukan setelah terjadi
kesepakatan antara BPJS Kesehatan dengan FKTP atau selambatlambatnya tanggal 1 Januari 2017, kecuali bagi FKTP yang
ditetapkan sebagai FKTP kawasan terpencil dan sangat terpencil.
Dalam penetapan FKTP kawasan terpencil dan sangat terpencil
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan
3. Perjanjian kerjasama antara BPJS Kesehatan dengan FKTP mengenai
penerapan pembayaran kapitasi berbasis pemenuhan komitmen
pelayanan pada FKTP dilaksanakan setelah adanya kesepakatan
bersama antara BPJS Kesehatan dengan Dinas Kesehatan Provinsi
dan/atau Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
4. Pelaksanaan pembayaran kapitasi berbasis pemenuhan komitmen
pelayanan dinilai berdasarkan pencapaian indikator yang meliputi :
1) Angka Kontak
Angka kontak merupakan indikator untuk mengetahui tingkat
aksesibilitas dan pemanfaatan pelayanan primer di FKTP oleh
Peserta berdasarkan jumlah peserta JKN (per nomor identitas
peserta) yang mendapatkan pelayanan kesehatan di FKTP per bulan
baik di dalam gedung maupun di luar gedung tanpa
memperhitungkan frekuensi kedatangan peserta dalam satu bulan.
Dalam rangka meningkatkan dan memudahkan akses pelayanan

Peraturan BPJS Kesehatan No 2/2015 tentang Norma Penetapan Besaran Kapitasi Dan Pembayaran Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
Peraturan Bersama Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Dan Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Nomor Hk.02.05/Iii/Sk/089/2016 Nomor 3 Tahun 2016
Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pembayaran Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

PKMK FK UGM Juni 2016









































5.

luar gedung, tenaga FKTP harus memiliki data peserta yang


terdaftar di FKTP untuk melakukan perencanaan pelayanan luar
gedung.
2) Rasio Rujukan Rawat Jalan Non Spesialistik
Rasio Rujukan Rawat Jalan Kasus Non Spesialistik (RRNS)
merupakan indikator untuk mengetahui kualitas pelayanan di FKTP
sehingga sistem rujukan terselenggara sesuai indikasi medis dan
kompetensi FKTP.
Jumlah rujukan rawat jalan kasus nonspesialistik adalah jumlah
Peserta yang dirujuk dengan diagnosa yang termasuk dalam jenis
penyakit yang menjadi kompetensi dokter di FKTP sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan atau berdasarkan kesepakatan
antara BPJS Kesehatan, FKTP, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan
Organisasi Profesi dengan memperhatikan kemampuan pelayanan
FKTP dan progesifitas penyakit yang merupakan keadaan khusus
pasien dan/atau kedaruratan medis, serta dituangkan secara
tertulis dalam perjanjian kerjasama.
3) Rasio Peserta Prolanis Rutin Berkunjung ke FKTP
Rasio Peserta Prolanis Rutin Berkunjung ke FKTP (RPPB) merupakan
indikator untuk mengetahui kesinambungan pelayanan penyakit
kronis yang disepakati oleh BPJS Kesehatan dan FKTP terhadap
peserta Prolanis.
Jumlah Peserta Prolanis rutin berkunjung ke FKTP adalah jumlah
peserta JKN yang terdaftar dalam Prolanis (per nomor identitas
peserta) yang mendapatkan pelayanan kesehatan di FKTP per
bulan, baik di dalam gedung maupun di luar gedung, tanpa
memperhitungkan frekuensi kedatangan peserta dalam satu bulan.
Khusus bagi Puskesmas, terdapat indikator tambahan dalam
pemenuhan komitmen pelayanan untuk mengetahui penyelenggaran
kegiatan promotif preventif di Puskesmas dengan fokus pada kegiatan
kunjungan rumah yang dilakukan dalam bentuk pendekatan keluarga
untuk mencapai program Indonesia sehat pada semua keluarga di
wilayah kerja Puskesmas tanpa melihat peserta JKN atau bukan peserta
JKN. Melalui pendekatan keluarga, yaitu mengunjungi setiap keluarga di
wilayah kerja, diharapkan Puskesmas dapat menangani masalahmasalah kesehatan dengan pendekatan siklus hidup (life cycle).
Terhadap pencapaian indikator tambahan tersebut, Puskesmas akan
memperoleh kompensasi dalam bentuk pelatihan/workshopI/seminar
untuk meningkatkan kompetensi dan/atau performa Puskesmas.
Pelaksanaan kegiatan terkait indikator tambahan berupa kunjungan




























Terdapat Indikator Tambahan dalam Peraturan
Bersama yaitu KUNJUNGAN RUMAH DENGAN
PENDEKATAN KELUARGA









Peraturan BPJS Kesehatan No 2/2015 tentang Norma Penetapan Besaran Kapitasi Dan Pembayaran Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
Peraturan Bersama Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Dan Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Nomor Hk.02.05/Iii/Sk/089/2016 Nomor 3 Tahun 2016
Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pembayaran Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

PKMK FK UGM Juni 2016









































6.
7.

8.
9.

rumah tersebut diatur melalui Petunjuk Teknis Program Indonesia Sehat


Dengan Pendekatan Keluarga yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.
Penilaian terhadap pembayaran kapitasi berbasis pemenuhan
komitmen pelayanan dilakukan setiap bulan.
Pembayara kapitasi atas pemenuhan target indikator komitmen
pelayanan dimulai pada bulan ke-4 sejak penerapan pembayaran
kapitasi berbasis pemenuhan komitmen pelayanan. Penyesuaian
pembayaran kapitasi akan dilaksanakan berdasarkan hasil penilaian
pencapaian indikator komitmen pelayanan.
Ketentuan batas waktu pembayaran kapitasi dan ketentuan
pembayaran kapitasi berbasis pemenuhan komitmen pelayanan
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Bagi FKTP di wilayah tertentu dengan kondisi khusus, dimungkinkan
diberikan penyesuaian (standar indikator) melalui proses usulan dari
Kantor Cabang dan Divisi Regional setelah berkoordinasi dengan Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota serta telaahan dan persetujuan manajemen
BPJS Kesehatan.


B. Tahapan Pelaksanaan Pembayaran Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen
Pelayanan
1. Persiapan Penerapan Pelaksanaan Pembayaran Kapitasi Berbasis
Pemenuhan Komitmen Pelayanan
a. Sosialisasi
Sebelum melaksanakan pembayaran kapitasi berbasis pemenuhan
komitmen pelayanan, BPJS Kesehatan melakukan sosialisasi kepada
seluruh pemangku kepentingan antara lain:
1) Dinas Kesehatan Provinsi;
2) Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota;
3) Dinas Pendapatan Keuangan dan Aset Daerah;
4) Tim Kendali Mutu dan Kendali Biaya;
5) Asosiasi Fasilitas Kesehatan; dan
6) Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
Sosialisasi dilaksanakan dengan tujuan :
1) Tercapainya persepsi yang sama dengan seluruh pemangku
kepentingan;
2) Terbentuknya komitmen bersama untuk meningkatan mutu
pelayanan di FKTP;
3) Terbentuknya kesadaran FKTP untuk memenuhi komitmen
pelayanan; dan

Peraturan BPJS Kesehatan No 2/2015 tentang Norma Penetapan Besaran Kapitasi Dan Pembayaran Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
Peraturan Bersama Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Dan Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Nomor Hk.02.05/Iii/Sk/089/2016 Nomor 3 Tahun 2016
Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pembayaran Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

PKMK FK UGM Juni 2016









































4) Terlaksananya pembayaran kapitasi berbasis pemenuhan


komitmen pelayanan.
b. Pembuatan Kesepakatan dengan Dinas Kesehatan
BPJS Kesehatan dengan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan/atau
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan kesepakatan
terkait standar indikator komitmen pelayanan di FKTP
c. Pembuatan Kesepakatan dengan Asosiasi Fasilitas Kesehatan
1) Divisi Regional BPJS Kesehatan dengan Asosiasi Fasilitas Kesehatan
merlakukan kesepakatan terkait besaran pembayaran kapitasi
mengacu pada standar tarif yang ditetapkan oleh Menteri.
2) Asosiasi Fasilitas Kesehatan berdasarkan Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor HK.02.02/MENKES/252/2016 tentang Asosiasi
Fasilitas Kesehatan, adalah :
a) Asosiasi Dinas Kesehatan Seluruh Indonesia (ADINKES) sebagai
perwakilan pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) dan
praktik perorangan bidan;
b) Asosiasi Klinik Indonesia (ASKLIN) sebagai perwakilan klinik;dan
c) perhimpunan Klinik dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
Indonesia (PKFI) sebagai perwakilan klinik;
d) Ikatan Dokter Indonesia (IDI) sebagai perwakilan praktik
perorangan dokter; dan
e) Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) sebagai perwakilan
praktik perorangan dokter gigi.
3) Dalam hal tidak terdapat Asosiasi Fasilitas Kesehatan di suatu
wilayah, maka pembuatan kesepakatan dilakukan dengan Dinas
Kesehatan Provinsi setempat.
d. Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Dengan Pimpinan FKTP
1) Kantor Cabang BPJS Kesehatan melakukan Perjanjian Kerjasama
(PKS) atau addendum PKS dengan pimpinan FKTP.
2) Perjanjian kerjasama atau addendum PKS sebagaimana poin a
dituangkan berdasarkan :
a) hasil kesepakatan antara BPJS Kesehatan dengan Dinas
Kesehatan
Provinsi
dan/atau
Dinas
Kesehatan
Kabupaten/Kota ; dan
b) hasil kesepakatan antara BPJS Kesehatan dnegan Asosiasi
Fasilitas Kesehatan
e. Pembentukan Tim Penilai
1) Tim Penilai dibentuk berdasarkan Keputusan Kepala Cabang.
2) Personalia Tim Penilai terdiri dari :
a) Pengarah

Peraturan BPJS Kesehatan No 2/2015 tentang Norma Penetapan Besaran Kapitasi Dan Pembayaran Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
Peraturan Bersama Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Dan Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Nomor Hk.02.05/Iii/Sk/089/2016 Nomor 3 Tahun 2016
Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pembayaran Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

PKMK FK UGM Juni 2016









































Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota


b) Ketua
1. Ketua Tim Kendali Mutu dan Kendali Biaya Cabang/yang
ditunjuk
2. Kepala Cabang BPJS Kesehatan
c) Sekretaris
Kepala Unit yang membawahi fungsi pelayanan primer Kantor
Cabang BPJS Kesehatan
d) Anggota
1. Kepala Bidang yang mempunyai tugas dan fungsi
pelayanan primer pelayanan kesehatan dasar Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota;
2. Kepala Seksi yang mempunyai tugas dna fungsi
pelayanan primer/pelayanan kesehatan dasar Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota;
3. Kepala Unit yang membawahi fungsi kepesertaan Kantor
Cabang BPJS Kesehatan;
4. Kepala Unit yang membawahi fungsi keuangan Kantor
Cabang BPJS Kesehatan;
5. Staf IT Help Desk Kantor Cabang; dan
6. Staf Unit yang membawahi fungsi pelayanan primer
Kantor Cabang.
3) Tugas Tim Penilai:
a) memastikan validitas data pemenuhan komitmen pelayanan
di FKTP;
b) melakukan penilaian komitmen pelayanan di FKTP berdsarkan
indikator yang telah ditetapkan;
c) menentukan penyesuaian besaran kapitasi FKTP berdasarkan
pencpaian komitmen pelayanan;
d) melakukan pemantauan perkembangan pelaksanaan
pemabayaran kapitasi berbasis pemenuhan komitmen
pelayanan dan peningkatan mutu kepada Peserta; dan
e) melaporkan progres kegiatan secara periodik kepada Kepala
Divisi Regonal dan Dinas Kesehatan Provinsi.
f. Sistem Informasi
1) FKTP wajib menggunakan aplikasi pecatatan pelayanan tingkat
pertama yang dikembangkan oleh BPJS Kesehatan (P-Care)
2) Hasil pencatatan FKTP pada aplikasi P-Care menjadi sumber data
dalam perhitungan indikator KBK.

Peraturan BPJS Kesehatan No 2/2015 tentang Norma Penetapan Besaran Kapitasi Dan Pembayaran Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
Peraturan Bersama Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Dan Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Nomor Hk.02.05/Iii/Sk/089/2016 Nomor 3 Tahun 2016
Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pembayaran Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

PKMK FK UGM Juni 2016





























Bagian Kedua
Indikator Komitmen Pelayanan Dan Target Pemenuhannya
Pasal 32
(1) Indikator Angka Kontak (AK) sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 31 ayat (2) huruf a dihitung dengan formulasi perhitungan
sebagai berikut:
AK = jumlah Peserta terdaftar yang melakukan kontak x 1000
jumlah Peserta terdaftar di FKTP
(2) Angka kontak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
jumlah Peserta terdaftar yang melakukan kontak dengan FKTP
dibandingkan dengan total jumlah peserta terdaftar di FKTP
dikali 1000 (seribu).

2. Pelaksanaan Pembayaran Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen


Pelayanan
a. Kantor Cabang BPJS Kesehatan memberikan data peserta sebagai
informasi peserta terdaftar di FKTP.
b. FKTP memberikan pelayanan kepada peserta dan melakukan entri data
pelayanan melalui aplikasi yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan secara
real time, atau paling lambat sampai dengan tanggal 3 (tiga) bulan
berjalan untuk pelayanan bulan sebelumnya yang akan dilakukan
penilaian. Dalam kondisi tanggal 3 (tiga) bertepatan pada hari libur,
maka pengiriman laporan dapat dikirimkan pada hari kerja berikutnya.
c. Kantor Cabang BPJS Kesehatan mengolah data laporan untuk menjadi
bahan penlaian komitmen pelayanan di FKTP oleh Tim Penilai.
d. Penilaian komitmen pelayanan dilakukan oleh Tim Penilai Komitmen
Pelyanan melibatkan FKTP berdasarkan laporan yang telah dibuat dan
dapat melakukan uji sampling terdap laporan dan bukti pelayanan
yang disampaikan oleh FKTP serta menetapkan keabsahan terhadap
hasil uji sampling tersebut.
e. Hasil penilaian pemenuhan komitmen pelayanan FKTP dituangkan
dalam Berita Acara Hasil Penilaian Pemenuhan Komitmen Pelayanan.
f. Tim Monitoring Evaluasi melakukan pembahasan hasil penilaian
pemenuhan komitmen pelayanan yang telah dituangkan dalam Berita
Acara Hasil Penilaian Pemenuhan Komitmen Pelayanan, paling lambat
dilakukan tanggal 14 (empat belas) setiap bulannya, dengan hasil
pembahasan disepakati melalui Berita Acara Hasil Monitoring dan
Evaluasi Pemenuhan Komitmen Pelayanan.
g. Hasil penilaian pencapaian indikator komitmen pelayanan di FKTP bulan
ke-3, ke-6. Ke-9, dan seterusnya akan menjadi dsaar pembayaran
kapiitasi mulai bulan ke-4, ke-7, dan ke-10, dan seterusnya.

3. Penilaian Komitmen Pelayanan
a. Indikator Komitmen Pelayanan
1) Angka Kontak (AK)
a) Angka Kontak merupakan indikator untuk mengetahui tingkat
aksesibilitas dan pemanfaatan pelayanan primer di FKTP oleh
Peserta serta upaya FKTP terhadap kesehatan Peserta pada
setiap 1000 (seribu) Peserta terdaftar di FKTP yang
bekerjasama dengan BPJS Kesehatan
b) Indikator Angka Kontak (AK) dihitung dengan formulasi
perhitungan sebagai berikut :

Dalam Peraturan BPJS Kesehatan Nomor 2 Tahun


2015 penilaian Angka Kontak masih terlalu UMUM,
Dalam Peraturan Bersama ada rincian ASPEK
ANGKA KONTAK yang dijadikan acuan dalam
penilaian komitmen pelayanan kesehatan





Peraturan BPJS Kesehatan No 2/2015 tentang Norma Penetapan Besaran Kapitasi Dan Pembayaran Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
Peraturan Bersama Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Dan Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Nomor Hk.02.05/Iii/Sk/089/2016 Nomor 3 Tahun 2016
Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pembayaran Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

PKMK FK UGM Juni 2016


(3) Target pemenuhan angka kontak oleh FKTP sesuai dengan
kesepakatan antara BPJS Kesehatan dengan Asosiasi Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama, sebagai berikut :
a. target pada zona aman paling sedikit sebesar 150 (seratus
lima puluh permil) setiap bulan; dan
b. target pada zona prestasi paling sedikit sebesar 250 (dua
ratus lima puluh permil) setiap bulan.
(4) Angka kontak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
indikator untuk mengetahui aksesabilitas dan pemanfaatan
pelayanan primer di FKTP oleh Peserta dan kepedulian serta
upaya FKTP terhadap kesehatan Peserta pada setiap 1000
(seribu) Peserta terdaftar di FKTP yang bekerjasama dengan
BPJS Kesehatan.


























Angka Kontak = jumlah peserta yang melakukan kontak x 1000


Jumla peserta yang terdaftar di FKTP
Angka kontak adalah perbandingan jumlah Peserta terdaftar
yang melakukan kontak dengan FKTP dengan total jumlah
peserta terdaftar di FKTP dikali 1000 (seribu)
C) Jumlah peserta yang melakukan kontak adalah jumlah peserta
JKN (per nomor identitas peserta) yang terdaftar di satu FKTP
dan mendapatkan pelayanan kesehatan di FKTP per bulan baik
di dalam gedung maupun di luar gedung tanpa
memperhitungkan frekuensi kedatangan peserta dalam satu
bulan.
d) Jumlah peserta terdaftar adalah jumlah peserta JKN yang
terdaftar di suatu FKTP per bulan.
e) Bentuk kontak yang menjadi catatan penilaian adalah :
1. Tempat kontak
Apabila terjadi salah satu atau lebih kontak antara peserta dengan:
a. FKTP (Puskesmas, Klinik, DPP, RS Kelas D Pratama)
b. Jaringan pelayanan Puskesmas (Puskesmas pembantu,
Puskesmas keliling, dan bidan desa);
c. Jejaring fasilitas pelayanan kesehatan (apotek, laboratorium,
bidan, dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya);
d. Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM), seperti Pos
Pelayanan Terpadu (Posyandu), Pos Pembinaan Terpadu
(Posbindu), Pos Kesehatan Desa (Poskesdes); Posyandu
Lansia; dan
e. Tempat kontak lainnya yang disepakati.
2. Jenis Pelayanan
Kontak antara peserta dengan FKTP adalah kondisi terdapat
salah satu atau lebih pelayanan yang diberikan oleh FKTP
dalam bentuk :
a. Kunjungan Sakit
(1) Pelayanan pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi
medis, termasuk pelayanan obat dan bahan medis
habis pakai.
(2) Pelayanan tindakan medis non spesialistik, baik
operatif maupun non operatif, termasuk transfusi
darah, pemeriksaan penunjang diagnostik
laboratorium tingkat pratama

Peraturan BPJS Kesehatan No 2/2015 tentang Norma Penetapan Besaran Kapitasi Dan Pembayaran Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
Peraturan Bersama Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Dan Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Nomor Hk.02.05/Iii/Sk/089/2016 Nomor 3 Tahun 2016
Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pembayaran Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

PKMK FK UGM Juni 2016




































Pasal 33
(1) Indikator Rasio Rujukan Rawat Jalan Kasus Non Spesialistik
(RRNS) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (2) huruf b
dihitung dengan formulasi perhitungan sebagai berikut:
RRNS = jumlah rujukan kasus non spesialistik x 100
jumlah rujukan FKTP

(3) Pelayanan Rawat Inap Tingkat Pertama, pelayanan


persalinan, kebidanan, dan neonatal sesuai dengan
kondisi fasilitas kesehatan.
(4) Pelayanan gawat darurat termasuk penanganan
kasus media yang membutuhkan penanganan awal
sebelum dilakukan rujukan.
(5) Homes visit pasien sakit
(6) pelayanan kasus medis rujuk balik termasuk
pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis,
pelayanan obat dan bahan media habis pakai.
b. Kunjungan Sehat
(1) Pelayanan imunisasi
(2) Pelayanan penyuluhan kesehatan perorangan atau
kelompok
(3) Pemeriksaan kesehatan Ibu dan anak, serta Keluarga
Berencana (KB)
(4) Home Visit
(5) Senam sehat
3. Bentuk kontak lain yang dapat diukur dan telah disepakati
antara Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan BPJS Kesehatan,
baik kunjungan sakit maupun kunjungan sehat.
f) Sumber data yang digunakan dalam indikator ini adalah hasil
pencatatan kontak FKTP dengan kondisi di tempat dan jenis
pelayanan sebagaimana huruf e) yang dicatatkan pada aplikasi PCare.
g) Pada saat dilakukan penilaian, tim penilai melakukan uji sampling
terhadap kontak yang dilaporkan oleh FKTP berupa bukti, antara
lain :
1. Daftar hadir/bukti kedatangan peserta (tanda tangan peserta);
2. Hasil pemeriksaan yang dilakukan, misalnya tekanan darah,
GDP/GDPP, berat badan
3. Dokumentasi kegiatan (foto atau video)
Sesuai kebutuhan tim penilai

2) Rasio Rujukan Rawat Jalan Kasus Non Spesialistik (RRNS)
a) Rasio rujukan rawat jalan kasus non spesialistik merupakan
indikator untuk mengetahui optimalnya koordinasi dan kerjasama
antara FKTP dnegan Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan
(FKRTL) sehingga sistem rujukan terselenggara sesuai indikasi
medis dan kompetensinya.





























Dalam Peraturan BPJS Kesehatan Nomor 2 Tahun
2015 penilaian Rujukan Non Spesialistik BELUM
DITENTUKAN KRITERIA KASUS RUJUKAN. Dalam
Peraturan Bersama ada rincian KRITERIA
KELAYAKAN RUJUKAN KASUS DAN TIM PEER
REVIEW KASUS NON SPESIALISTIK

Peraturan BPJS Kesehatan No 2/2015 tentang Norma Penetapan Besaran Kapitasi Dan Pembayaran Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
Peraturan Bersama Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Dan Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Nomor Hk.02.05/Iii/Sk/089/2016 Nomor 3 Tahun 2016
Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pembayaran Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

PKMK FK UGM Juni 2016


(2) Rasio rujukan rawat jalan kasus non spesialistik sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) merupakan jumlah Peserta yang dirujuk
dengan diagnosa yang termasuk dalam level kompetensi FKTP
sesuai dengan Panduan Praktik Klinis dibandingkan dengan
jumlah seluruh Peserta yang dirujuk oleh FKTP dikali 100
(seratus).
(3) Target pemenuhan rasio rujukan rawat jalan kasus non
spesialistik oleh FKTP sesuai dengan kesepakatan antara BPJS
Kesehatan dengan Asosiasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama,
sebagai berikut :
a. target pada zona aman sebesar kurang dari 5% (lima persen)
setiap bulan; dan
b. target pada zona prestasi sebesar kurang dari 1% (satu
persen) setiap bulan.
(4) Rasio rujukan rawat jalan kasus non spesialistik sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) merupakan indikator untuk mengetahui
optimalnya koordinasi dan kerjasama antara FKTP dengan
Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan sehingga sistem rujukan
terselenggara sesuai indikasi medis dan kompetensinya.




















b) Indikator Rsio Rujukan Rawat Jalan Kasus Non Spesialistik (RRNS)


dihitung dengan formulasi perhitungan sebagai berikut :
RRNS = jumlah rujukan kasus non spesialistik x 100
Jumlah rujukan FKTP
Rasio rujukan rawat jalan kasus non spesialistik adalah
perbandingan jumlah Perserta yang dirujuk dengan kasus non
spesialistik dengan jumlah seluruh peserta yang dirujuk oleh FKTP
dikali 100 (seratus)
c) Jumlah rujukan rawat jalan kasus non spesialistik adalah jumlah
Peserta yang dirujuk dengan diagnosa yang termasuk dalam jenis
penyakit yang menjadi kompetensi dokter di FKTP sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan atau berdasarkan
kesepakatan antara BPJS Kesehatan, FKTP, Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dan Organisasi Profesi dengan memperhatikan
kemampuan pelayanan FKTP dan progresifitas penyakit yang
merupakan keadaan khusus pasien dan/atau kedaruratan medis,
serta dituangkan secara tertulis dalam berita acara kesepakatan
yang menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari perjanjian
kerjasama.
d) Jumlah rujukan FKTP adalah total jumlah peserta yang dirujuk ke
FKRTL oleh FKTP.
e) Pembahasan dan kesepakatan bersama terkait 144 diagnosa yang
harus ditangani secara tuntas di FKTP serta kriteria Time-AgeCoplication-Comorbidity (TACC) untuk kelayakan rujukan kasus
tersebut (yang telah disepakati dapat ditangani secara tuntas) ke
FKRTL, dilakukan melalui kegiatan pertemuan daerah antara BPJS
Kesehatan dan FKTP yang melibatkan Dinas Kesehatan, Tim Kendali
Mutu Kendali dan Organisasi Profesi wilayah setempat, yang
selanjutnya disebut sebagai Peer Review Kasus Non Spesialistik
f) Hasil kesepakatan dari kegiatan Peer Review Kasus Non
Psesilialistik menjadi dasar perhitungan rasio rujukan rawat jalan
kasus non spessialistik di masing-masing FKTP.
g) Sumber data yang digunakan dalam indikator ini adalah hasil
pencatatan rujukan peserta ke FKRTL yang dicatatkan pada aplikasi
P-Care. Angka rujukan rawat jalan kasus non spesialistik yang
dihitung adalah kasus rujukan dengan diagnosa yang termasuk
dalam kesepakatan.


Peraturan BPJS Kesehatan No 2/2015 tentang Norma Penetapan Besaran Kapitasi Dan Pembayaran Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
Peraturan Bersama Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Dan Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Nomor Hk.02.05/Iii/Sk/089/2016 Nomor 3 Tahun 2016
Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pembayaran Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

PKMK FK UGM Juni 2016


Pasal 34
(1) Indikator Rasio Peserta Prolanis Rutin Berkunjung ke FKTP
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (2) huruf c dihitung
dengan formulasi perhitungan sebagai berikut :
RPPB = jumlah Peserta Prolanis yang rutin berkunjung x 100
jumlah Peserta Prolanis terdaftar di FKTP
(2) Rasio Peserta Prolanis Rutin Berkunjung ke FKTP sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) merupakan jumlah Peserta Prolanis
yang rutin berkunjung ke FKTP dibandingkan dengan jumlah
Peserta Prolanis terdaftar di FKTP dikali 100 (seratus).
(3) Target pemenuhan Rasio Peserta Prolanis Rutin Berkunjung ke
FKTP oleh FKTP sesuai dengan kesepakatan antara BPJS
Kesehatan dengan Asosiasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama,
sebagai berikut :
a. target pada zona aman paling sedikit sebesar 50% (lima
puluh persen) setiap bulan; dan
b. target pada zona prestasi paling sedikit sebesar 90%
(sembilan puluh persen) setiap bulan.
(4) Rasio Peserta Prolanis yang berkunjung ke FKTP sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) merupakan indikator untuk mengetahui
pemanfaatan FKTP oleh Peserta Prolanis dan kesinambungan
FKTP dalam melaksanakan pemeliharaan kesehatan Peserta
Prolanis.

Pasal 35
Indikator komitmen pelayanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
32, Pasal 33 dan Pasal 34 dinilai setiap bulan.












3) Rasio Peserta Prolanis Rutin Berkunjung ke FKTP (RPPB)


a) Rasio Peserta Prolanis Rutin Berkunjung ke FKTP (RPPB) merupakan
indikator untuk mengetahui kesinambungan pelayanan penyakit
kronis yang disepakati oleh BPJS Kesehatan dan FKTP terhadap
peserta Prolanis.
b) Indikator Rasio Rujukan Rawat Jalan Kasus Non Spesialistik (RRNS)
dihitung dengan formulasi perhitungan sebagai berikut :
RPPB = jumlah peserta Prolanis yang rutin berkunjung x 100
Jumlah peserta Prolanis terdaftar di FKTP
Rasio Peserta Prolanis Rutin Berkunjung ke FKTP adalah
perbandingan jumlah Peserta Prolanis yang rutin berkunjung ke FKTP
dengan jumlah Peserta prolanis terdaftar di FKTP dikali 100 (seratus)
c) Jumlah peserta Prolanis rutin berkunjung ke FKTP adalah julah
peserta JKN yang terdaftar dalam Prolanis (per nomor identitias
peserta) yang mendapatkan pelayanan kesehatan di FKTP per bulan
baik di dalam gedung maupun di luar gedung tanpa
memperhitungkan frekuensi kedatangan peserta dalam satu bulan
d) Jenis penyakit kronis yang termasuk dalam Prolanis yang dihitung
dalam indikator adalah penyakit Diabetes Melitus dan Hipertensi,
atau diagnosa lain dalam Program Rujuk Balik (Jantung, Asma,
Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), epilepsi, stroke,
schizophrenia, dan Systemic Lupus Erythematosus (SLE)) yang
kemudian dinyatakan termasuk dalam Prolanis.
e) Jneis penyakit kronis yang akan dihitung sebagai sebagai dasar
penghitungan jumalh peserta prolanis sesuai dengan kesepakatan
antara Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, FKTP, dan BPJS Kesehatan
f) Aktifitas Prolanis yang akan termasuk daam penghitungan adalah
apabila terdapat salh satua tau lebih dari kegiatan prolanis seperti :
(1) Edukasi Klub
(2) Konsultasi Medis
(3) Pemantauan Kesehatan melalui pemeriksaan penunjang
(4) Senam Prolanis
(5) Home Visit
(6) Pelayanan Obat secara rutin (obat PRB)
g) Dalam hal peserta Prolanis dirujuk ke FKRTL dengan alasan kontrol
ulang rutin , kondisi pasien tidak stabila tau kekosongan obat PRB,
maka pasien tetap dinyatakan sebagai pasien prolanis dan tetap
masuk dalam perhitungan. Ebntuk kontak/kesinambungan
pelayanan bagi peserta dengan kondisi ini tetapdihitung dari aktifitas
lain selain konsultasi dan pelayanan obat rutin.

Dalam Peraturan BPJS Kesehatan Nomor 2 Tahun


2015 penilaian terhadap RASIO PESERTA
PROLANIS, hanya terkait Indikator, Rasio, Target,
dan Nilai Rasio. Dalam Peraturan Bersama ada
rincian terkait JENIS PENYAKIT KRONIS, AKTIFITAS
PROLANIS DAN KETENTUAN STATUS
MASIH/TIDAKNYA SEBAGAI PROLANIS
































Peraturan BPJS Kesehatan No 2/2015 tentang Norma Penetapan Besaran Kapitasi Dan Pembayaran Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
Peraturan Bersama Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Dan Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Nomor Hk.02.05/Iii/Sk/089/2016 Nomor 3 Tahun 2016
Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pembayaran Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

PKMK FK UGM Juni 2016









































h) Peserta dinyatakan tidak terdaftar lagi sebagai pasien Prolanis


apabila terjadi salah satu aspek sebagai beikut :

(1) Peserta tidak hadir terapi 6 bulan berturut-turut

(2) Peserta hilang kontak komunikasi dengan FKTP selama 6 bulan
(3) Peserta tidak hadir Kegiatan Klub selama 6 bulan berturt-turut

(4) Peserta meninggal duni

(5) Peserta yang keluar atas keinginan sendiri

(i) Sumber data yang digunakan dalam indikator ini adalah hasil
pencatatan kontak FKTP dengan peserta yang terdaftar sebagai
peserta prolanis dengan jenis aktifitas Prolanis sebagaimana
poin f) yang dicatatkan pada aplikasi P-Care.



b. Indikator Tambahan Dalam Komitmen Pelayanan

1) Indikator tambahan dalam komitmen pelayanan berupa kegiatan Terdapat Indikator Tambahan dalam Peraturan
kunjungan rumah dengan pendekatan keluarga untuk mencapai Bersama yaitu KUNJUNGAN RUMAH DENGAN
Program Idnoensia Sehat pada semua keluarga di wilayah kerja PENDEKATAN KELUARGA
Puskesmas tanpa melihat peserta JKN atau bukan peserta JKN.
Kegiatan ini dilaksanakan untuk mencapai indeks keluarga sehat yan
dilihat berdasarkan 12 (dua belas) indikator utama penanda status
kesehatan sebuah keluarga sesuai Petunjuk Teknis Program Indonesia
Sehat Dengan Pendekatan Keluarga.
2) Indikator tambahan dihitung setiap bulan dengan formulasi
perhitungan sebagai berikut :

RKR = keluarga (KK) yang dikunjungi dalam program pendkeatan keluarga x 100
Jumlah keluarga (KK) yang ada di wilayah kerja Puskesmas

Rasio kunjungan Rumah adalah perbandingan jumlah Kelurahan (berdasarkan)
Kartu Keluarga/KK) yang dikunjungi dalam program pendekatan keluarga dengan
jumlah keluarga (KK) yang ada di wilayah kerja Puskesmas dikali seratus.
Perhitungan yang dihasilkan dalam bentuk persentase.
3) Jumlah keluarga (KK) yang dikunjungi dalam program pendekatan
keluarga adalah junlah peserta JKN atau bukan peserta JKN yang
terdapat pada wilayah kerja puskesmas yang dikunjungi oleh petugas
Puskesmas dalam satu bulan.
4) Jumlah keluarga (KK) yang ada di wilayah kerja Puskesmas adalah
jumlah seluruh KK yang terdapat dalam wilayah kerja Puskesmas.


Peraturan BPJS Kesehatan No 2/2015 tentang Norma Penetapan Besaran Kapitasi Dan Pembayaran Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
Peraturan Bersama Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Dan Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Nomor Hk.02.05/Iii/Sk/089/2016 Nomor 3 Tahun 2016
Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pembayaran Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

PKMK FK UGM Juni 2016







Bagian Ketiga
Penerapan Pembayaran Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen
Pelayanan

Pasal 36
(1) Hasil pencapaian target indikator komitmen pelayanan FKTP
menjadi dasar pembayaran kapitasi berbasis pemenuhan
komitmen pelayanan.
(2) FKTP yang memenuhi :
a. 3 (tiga) target indikator komitmen pelayanan pada zona
prestasi, menerima pembayaran kapitasi sebesar 115%
(seratus lima belas persen) dari norma kapitasi yang
ditetapkan;
b. 2 (dua) target indikator komitmen pelayanan pada zona
prestasi dan 1 (satu) indikator lainnya pada zona aman,
menerima pembayaran kapitasi sebesar 110% (seratus
sepuluh persen) dari norma kapitasi yang ditetapkan;
c. 1 (satu) target indikator komitmen pelayanan pada zona
prestasi dan 2 (dua) indikator lainnya pada zona aman,
menerima pembayaran kapitasi sebesar 105% (seratus lima
persen) dari norma kapitasi yang ditetapkan;
d. 3 (tiga) target indikator komitmen pelayanan pada zona
aman, menerima pembayaran kapitasi sebesar 100%
(seratus persen) dari norma kapitasi yang ditetapkan;
e. 2 (dua) target indikator komitmen pelayanan pada zona
aman dan 1 (satu) indikator lainnya tidak memenuhi target
pada zona aman, menerima pembayaran kapitasi sebesar
90% (sembilan puluh persen) dari norma kapitasi yang
ditetapkan;
f. 1 (satu) target indikator komitmen pelayanan pada zona
aman dan 2 (dua) indikator lainnya tidak memenuhi target
pada zona aman, menerima pembayaran kapitasi sebesar
80% (delapan puluh persen) dari norma kapitasi yang
ditetapkan;

5)

Sumber data jumlah keluarga (KK) yang dikunjungi dalam program


pendekatan keluarga adalah hasil pencatatan data petuags Puskesmas
yang terdapat pada masing-masing Puskesmas, sedangkan sumber
data untuk jumlah keluarga (KK) yang ada di wilayah kerja Puskesmas
adalah hasil pencatatan data jumlah KK yang terdapat pada
kecamatan.
C. Target Pemenuhan Komitmen Pelayanan
Target pemenuhan Komitmen Pelayanan di FKTP terbagi atas :
1. Indikator Komitmen Pelayanan
a) Zona Aman, yaitu batasan optimal target indikator komitmen
pelyanan yang harus dipenuhi oleh FKTP agar mendpatkan besaran
kapitasi sesuai hasil penetapan besaran kapitasi berdasarkan
norma kapitasi yang dittetapkan berdasarkan sumber daya
manusia, kelengkapan sarana prasarana dan lingkup pelayanan.
b) Zona Prestasi, yaitu batasan maksimal target indikator komitmen
pelayanan yang harus dipenuhi oleh FKTP sehingga FKTP bisa
mendapatkan pembayaran kapitasi melebihi kapitasi yang telah
ditetapkan berdasarkan sumber daya manusia, kelengkapan sarana
prasarana dan lingkup pelayanan.
1. Angka Kontak (AK)
Target pemenuhan angka kontak oleh FKTP, sebagai berikut :
a) Target pada zana aman paling sedikit sebesar 150
(seratus lima puluh permil) setiap bulan; dan
b) Target pada zona prestasi paling sedikit 250 (dua
ratus lima puluh permil) setiap bulan.
2. Rasio Rujukan Rawat Jalan Kasus Non Spesialistik (RRNS)
Target pemenuhan rasio rujukan rawat jalan kasus non
spesialistik oleh FKTP, sebagai berikut :
a) Target pada zona aman sebesar kurang dari 5% (lima
persen) setiao bulan; dan
b) Target pada zona prestasi sebesar kurang dari 1% (satu
persen) setiap bulan.
3. Rasio Peserta Prolanis rutin berkunjung ke FKTP (RPPB)
Target pemenuhan Rasio Peserta prolanis Rutin Berkunjung
ke FKTP, sebagai berikut :
a) Target pada zona aman paling sedikit sebesar 50% (lima
puluh persen) setiap bulan; dan
b) Target pada zona prestasi paling sedikit sebesar 90%
(sembilan puluh persen) setiap bulan

Peraturan BPJS Kesehatan No 2/2015 tentang Norma Penetapan Besaran Kapitasi Dan Pembayaran Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
Peraturan Bersama Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Dan Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Nomor Hk.02.05/Iii/Sk/089/2016 Nomor 3 Tahun 2016
Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pembayaran Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

PKMK FK UGM Juni 2016

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

g. 2 (dua) target indikator komitmen pelayanan pada zona


prestasi, dan 1 (satu) indikator lainnya tidak memenuhi
target pada zona aman menerima pembayaran kapitasi
sebesar 98% (sembilan puluh delapan persen) dari norma
kapitasi yang ditetapkan;
h. 1 (satu) target indikator komitmen pelayanan pada zona
prestasi, 1 (satu) target indikator pada zona aman dan 1
(satu) indikator lainnya tidak memenuhi target pada zona
aman menerima pembayaran kapitasi sebesar 95%
(sembilan puluh lima persen) dari norma kapitasi yang
ditetapkan; dan
i. 1 (satu) target indikator komitmen pelayanan pada zona
prestasi dan 2 (dua) indikator lainnya tidak memenuhi
target pada zona aman menerima pembayaran kapitasi
sebesar 90% (sembilan puluh persen) dari norma kapitasi
yang ditetapkan.
FKTP yang tidak memenuhi seluruh target indikator komitmen
pelayanan pada zona aman, menerima pembayaran kapitasi
sebesar 75% (tujuh puluh lima persen) dari norma kapitasi yang
ditetapkan.
Dalam hal pemenuhan target indikator komitmen pelayanan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) menyebabkan
besaran tarif kapitasi lebih rendah dari standar tarif kapitasi
minimal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) maka
besaran kapitasi yang dibayarkan adalah sebesar tarif kapitasi
minimal.
Dalam hal pemenuhan target indikator komitmen pelayanan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) menyebabkan
besaran tarif kapitasi lebih tinggi dari standar tarif kapitasi
maksimal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) maka
besaran kapitasi yang dibayarkan adalah sebesar tarif kapitasi
maksimal.
Dalam hal FKTP memenuhi 3 indikator komitmen pelayanan
zona prestasi yang berlangsung selama 6 bulan berturut-turut
dan berada pada kondisi sebagaimana dimaksud pada ayat (5),
kompensasi kepada FKTP diberikan dalam bentuk peningkatan
kompetensi melalui pelatihan/workshop/seminar untuk
meningkatkan kompetensi dan/atau performa FKTP.
Konsekuensi pembayaran kapitasi berdasarkan pemenuhan
target indikator komitmen pelayanan sebagaimana dimaksud

Peraturan BPJS Kesehatan No 2/2015 tentang Norma Penetapan Besaran Kapitasi Dan Pembayaran Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
Peraturan Bersama Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Dan Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Nomor Hk.02.05/Iii/Sk/089/2016 Nomor 3 Tahun 2016
Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pembayaran Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

PKMK FK UGM Juni 2016


pada ayat (2) dan ayat (3) dilaksanakan mulai bulan keempat
sejak FKTP menerapkan sistem Kapitasi Berbasis Pemenuhan
Komitmen Pelayanan.
(8) Pembayaran kapitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan
ayat (3) dilakukan penyesuaian setiap 3 (tiga) bulan.

2) Indikator Tambahan dalam Komitmen Pelayanan


Pencapaian terhadap indikator kegiatan kunjungan rumah dengan
pendekatan keluarga adalah apabila rasio kunjungan rumah (RKR) mencapai
100/12% atau sekitar 8,33 (delapan koma tiga puluh tiga) persen setiap
bulannya. Dengan demikian dalam satu tahun RKR harus dicapai 100% untuk
mendapatkan kompensasi komitmen pelayanan.

d. Penentuan Hasil Pencapaian Komitmen Pelayanan Sebagai Dasar
Penentuan Besaran Kapitasi
1) Dari hasil penilaian indikator komitmen pelayanan, akan dilakukan
penyesuaian besaran tarif kapitasi.
2) Penyesuaian besaran tarif kapitasi berdasarkan pencapaian target
indikator komitmen pelayanan bagi FKTP, sebagai berikut :
a) 3 (tiga) target indikator komitmen pelayanan pada zona prestasi,
menerima pembayaran kapitasi sebesar 115% (seratus lima belas
persen) dari norma kapitasi yang ditetapkan;
b) 2 (dua) target indikator komitmen pelayanan pada zona prestasi
dan 1 (satu) indikator lainnya pada zona aman, menerima
pembayaran kapitasi sebesar 110% (seratus sepuluh persen) dari
norma kapitasi yang ditetapkan;

Pasal 37
Dalam hal Puskesmas menunjukkan hasil penilaian tidak memenuhi
indikator komitmen pelayanan pada zona aman sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 32, Pasal 33 dan Pasal 34 selama 3 (tiga)
bulan berturut turut, maka BPJS Kesehatan memberikan umpan
balik kepada Puskesmas yang tembusannya disampaikan kepada
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

Pasal 38
(1) Dalam hal FKTP selain Puskesmas menunjukan hasil penilaian 3
(tiga) indikator tidak memenuhi target pada zona aman
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32, Pasal 33 dan Pasal 34
selama 3 (tiga) bulan berturut turut, maka BPJS Kesehatan
memberikan surat teguran pertama.

Peraturan BPJS Kesehatan No 2/2015 tentang Norma Penetapan Besaran Kapitasi Dan Pembayaran Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
Peraturan Bersama Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Dan Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Nomor Hk.02.05/Iii/Sk/089/2016 Nomor 3 Tahun 2016
Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pembayaran Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

PKMK FK UGM Juni 2016


(2) Dalam hal FKTP selain Puskesmas, setelah mendapatkan surat
teguran pertama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pada
bulan berikutnya menunjukan hasil penilaian 3 (tiga) indikator
tidak memenuhi target pada zona aman sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 32, Pasal 33 dan Pasal 34, maka BPJS Kesehatan
memberikan surat teguran kedua.
(3) Dalam hal FKTP selain Puskesmas, setelah mendapatkan surat
teguran kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pada bulan
berikutnya menunjukan hasil penilaian 3 (tiga) indikator tidak
memenuhi target pada zona aman sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 32, Pasal 33 dan Pasal 34 maka BPJS Kesehatan
memberikan surat teguran ketiga.
(4) Dalam hal FKTP selain Puskesmas, mendapatkan surat teguran
ketiga, maka BPJS Kesehatan mempertimbangkan untuk tidak
memperpanjang Perjanjian Kerjasama pada tahun berikutnya.

Pasal 39
(1) Teknis Pembayaran Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen
Pelayanan merupakan pedoman dalam membuat kesepakatan
dengan Asosiasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama di tiap
provinsi.
(2) Teknis uraian kegiatan pelaksanaan komitmen pelayanan serta
proses penerapan Pembayaran Kapitasi Berbasis Pemenuhan
Komitmen Pelayanan oleh BPJS Kesehatan dilakukan sesuai
dengan ketentuan sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan BPJS
Kesehatan ini.

c) 1 (satu) target indikator komitmen pelayanan pada zona prestasi


dan 2 (dua) indikator lainnya pada zona aman, menerima
pembayaran kapitasi sebesar 105% (seratus lima persen) dari
norma kapitasi yang ditetapkan;
d) 3 (tiga) target indikator komitmen pelayanan pada zona aman,
menerima pembayaran kapitasi sebesar 100% (seratus persen) dari
norma kapitasi yang ditetapkan;
e) 2 (dua) target indikator komitmen pelayanan pada zona aman dan
1 (satu) indikator lainnya tidak memenuhi target pada zona aman,
menerima pembayaran kapitasi sebesar 90% (sembilan puluh
persen) dari norma kapitasi yang ditetapkan;
f) 1 (satu) target indikator komitmen pelayanan pada zona aman dan
2 (dua) indikator lainnya tidak memenuhi target pada zona aman,
menerima pembayaran kapitasi sebesar 80% (delapan puluh
persen) dari norma kapitasi yang ditetapkan;
g) 2 (dua) target indikator komitmen pelayanan pada zona prestasi,
dan 1 (satu) indikator lainnya tidak memenuhi target pada zona
aman menerima pembayaran kapitasi sebesar 98% (sembilan
puluh delapan persen) dari norma kapitasi yang ditetapkan;
h) 1 (satu) target indikator komitmen pelayanan pada zona prestasi, 1
(satu) target indikator pada zona aman dan 1 (satu) indikator
lainnya tidak memenuhi target pada zona aman menerima
pembayaran kapitasi sebesar 95% (sembilan puluh lima persen)
dari norma kapitasi yang ditetapkan; dan
i) 1 (satu) target indikator komitmen pelayanan pada zona prestasi
dan 2 (dua) indikator lainnya tidak memenuhi target pada zona
aman menerima pembayaran kapitasi sebesar 90% (sembilan
puluh persen) dari norma kapitasi yang ditetapkan.
j) FKTP yang tidak memenuhi seluruh target Indikator komitmen
pelayanan pada zona aman, menerima pmeayaran kapitasi sebesar
75% (tujuh puluh lima persen) dari norma kapitasi yang ditetapkan.
3) Dalam hal pemenuhan target indikator komitmen pelayanan
menyebabkan besaran tarif kapitasi lebih rendah dari standar tarif
kapitasi minimal yang telah ditetapkan oelh Menteri, maka besaran
kapitasi yang dibayarkan adalah sebesar tarif kapitasi minimal
4) Dalam hal pemenuhan target indikator komitmen pelayanan
menyebabkan besaran tarif kapitasi lebih tinggi dari standar tarif
kapitasi minimal yang telah ditetapkan oelh Menteri, maka besaran
kapitasi yang dibayarkan adalah sebesar tarif kapitasi maksimal

Peraturan BPJS Kesehatan No 2/2015 tentang Norma Penetapan Besaran Kapitasi Dan Pembayaran Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
Peraturan Bersama Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Dan Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Nomor Hk.02.05/Iii/Sk/089/2016 Nomor 3 Tahun 2016
Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pembayaran Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

PKMK FK UGM Juni 2016


5) Dalam hal FKTP memenuhi 3 indikator komitmen pelayanan zona
prestasi yang berlangsung selama 6 bulan berturut-turut dan berada
pada kondisi kapitasi maskimal, kompensasi kepada FKTP diberikan
dalam
bentuk
peningkatan
kompetensi
melalui
pelatihan/workshop/seminar untuk meningkatkan kompetensi
dan/atau performa FKTP.
6) Dalam hal Puskesmas menunjukkan hasil penilaian tidak memenuhi
indikator komitmen pelayanan pada zona aman selama 3 (tiga) bulan
berturut-turut , maka BPJS Kesehatan memberikan umpan balik
kepada Puskesmas yang tembusannya disampaikan kepada Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
7) Bagi FKTP selain Puskesmas
a) Apabila menunjukkan hasil penilaian 3 (tiga) indikator tidak
memenuhi target pada zona aman selama 3 (tiga) bulan berturutturut, maka BPJS Kesehatan memberikan teguran surat pertama.
b) Apabila setelah mendapatkan surat teguran pertama kemudian
pada bulan berikutnya menunjukkan hasil penilaian 3 (indikator)
tidak memenuhi target pada zona aman, maka BPJS Kesehatan
memberikan surat teguran kedua.
c) Apabila setelah mendapatkan surat teguran kedua kemudian pada
bulan berikutnya menunjukkan hasil penilaian 3 (indikator) tidak
memenuhi target pada zona aman, maka BPJS Kesehatan
memberikan surat teguran ketiga.
d) Setelah mendapatkan surat teguran ketiga, maka BPJS Kesehatan
mempertimbangkan untuk tidak memperpanjang Perjanjian
Kerjasama pada tahun berikutnya.

Peraturan BPJS Kesehatan No 2/2015 tentang Norma Penetapan Besaran Kapitasi Dan Pembayaran Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
Peraturan Bersama Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Dan Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Nomor Hk.02.05/Iii/Sk/089/2016 Nomor 3 Tahun 2016
Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pembayaran Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

PKMK FK UGM Juni 2016

BAB IV
KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 40
Selain indikator komitmen pelayanan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 31 ayat (2) BPJS Kesehatan dan FKTP dapat mengembangkan
indikator komitmen pelayanan lain yang dituangkan dalam
perjanjian kerjasama antara BPJS Kesehatan dan FKTP dengan
mendapat persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Direksi BPJS
Kesehatan.
BAB V
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 41
Pada saat Peraturan BPJS Kesehatan ini mulai berlaku, bagi FKTP
yang telah melaksanakan perjanjian kerjasama dalam rangka
pembayaran kapitasi berbasis komitmen pelayanan masih tetap
berlaku sampai dengan berakhirnya perjanjian kerjasama

e. Penentuan Hasil Pencapaian Indikator Tambahan Dalam Komitmen


Pelayanan
Pencapaian indikator tambahan dalam komitmen pelayanan berupa
Rasio Kunjungan Rumah (RKRK) dihitung berdasarkan penilaian setiap
bulan dan dilakukan monitoring dan evaluasi setiap 3 (tiga) bulan, serta
diakumulasikan dalam 1 (satu) tahun untuk mendapat kompensasi pada
tahun berikutnya.
Kompensasi diberikan kepada Puskesmas yang mencapai Rasio
Kunjungan Rumah (RKR) 100% dalam bentuk
pelatihan/workshop/seminar untuk meningkatkan kompetensi dan/atau
performa Puskesmas




Peraturan BPJS Kesehatan No 2/2015 tentang Norma Penetapan Besaran Kapitasi Dan Pembayaran Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
Peraturan Bersama Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Dan Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Nomor Hk.02.05/Iii/Sk/089/2016 Nomor 3 Tahun 2016
Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pembayaran Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

PKMK FK UGM Juni 2016



BAB III
MONITORING DAN EVALUASI
Dalam pelaksanaan pembayaran kapitasi berbasis pemenuhan komitmen
pelayanan, dilakukan monitoring evaluasi terhadap pelaksanaannya.
Tim monitoring dan evaluasi beranggotakan stakeholder terkait dalam
pelaksanaan Pelayanan Primer di Era JKN, yang terbagi menjadi Tim Monitoring
dan Evaluasi Pusat dan Tim Monitoring Evaluasi Daerah
A. Personil Tim Monitoring dan Evaluasi
1. Tim Monitoring dan Evaluasi Daerah
a. Tim Monitoring dan Evaluasi dibentuk berdasarkan Keputusan Kepala
Divisi Regonal.
b. Personalia Tim Monitoring dan Evaluasi terdiri dari :
1) Pengarah
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi
2) Ketua
a) Ketua Tim Kendali Mutu dan Kendali Biaya Provinsi/yang
ditunjuk
b) Kepala Divisi Regional BPJS Kesehatan
3) Sekretaris
Kepala Departemen yang membawahi fungsi pelayanan kesehatan
Divisi Regional BPJS Kesehatan
4) Anggota
a) Kepala Bidang yang mempunyai tugas dan fungsi pelayanan
primer/pelayanan kesehatan dasar Dinas kesehatan Provinsi
b) Kepala Departemen yang embawahi fungsi teknologi informai
Divisi Regional BPJS Kesehatan
2. Tim Monitoring dan Evaluasi Pusat
a. Tim Monitoring dan Evaluasi Pusat dibentukberdasarkan Keputusan
Direktur Teknis BPJS Kesehatan
b. Personalia Tim Monitoring Evaluasi Pusat, terdiri dari :
1) Direktur Pelayanan BPJS Kesehatan
2) Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer Kementerian Kesehatan
3) Pusat Pembiayaan Jaminan Kesehatan Kementerian Kesehatan
4) Tim Kendali Mutu dan Kendali Biaya Pusat;
5) Pengurus Pusat Asosiasi Dinas Kesehatan dan Organisasi Profesi;
dan
6) Grup Manajemen Pelayanan Kesehatan Primer BPJS Kesehatan
B. Tugas dan Fungsi Tim Monitoring Evaluasi:
1. Tim Monitoring dan Evaluasi Daerah
a. Melakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan pembayaran

Tim Monitoring Evaluasi dari tingkat Pusat dan


Daerah dengan kriteria dan susunan tim personalia
serta penjelasan terkait tugas dan fungsi masingmasing tim monev lebih rinci

Peraturan BPJS Kesehatan No 2/2015 tentang Norma Penetapan Besaran Kapitasi Dan Pembayaran Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
Peraturan Bersama Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Dan Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Nomor Hk.02.05/Iii/Sk/089/2016 Nomor 3 Tahun 2016
Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pembayaran Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

PKMK FK UGM Juni 2016


kapitasi berbasis pemenuhan komitmen pelayanan dan hasil
penilaian yang dilakukan Tim Penilai dan pelaksanaannya di lapangan;
b. Memberikan rekomendasi dan koreksi atas pelaksanaan pembayaran
kapitasi berbasis pemenuhan komitmen pelayanan di lapangan, baik
kepada FKTP, BPJS Kesehatan maupun Dinas Kesehatan setempat
c. Memberikan rekomendasi dan usulan perbaikan program
d. Melaporkan progres kegiatan secara periodik, sebagai bahan pelaporan
ke kantor pusat; dan
e. Melakukan pembinaan atas pelaksanaan kapitasi berbasis pemenuhan
komitmen pelayanan.
2. Tim Monitoring dan Evaluasi Pusat
a. Melakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan pembayaran
kapitasi berbasis pemenuhan komitmen pelayanan
b. Membahas rekomendasi dan koreksi Tim Monitoring dan Evaluasi
Daerah atas pelaksanaan pembayaran kapitasi berbasis pemenuhan
komitmen pelayanan sebagai bahan perbaikan kebijakan
c. Memberikan rekomendasi dan usulan kepada stakeholder pusat terkait
lain untuk perbaikan dan optimalisasi program; dan
d. Melakukan pembinaan atas pelaksanaan kapitasi berbasis pemenuhan
komitmen pelayanan.
3. Dalam melaksanakan tugasnya Tim Monitoring Pusat maupun Daerah
dapat melakukan kunjungan supervisi FKTP sesuai kebutuhan atau
berdasarkan hasil penilaian komitmen pelayanan.
BAB VI
BAB IV
KETENTUAN PENUTUP
PENUTUP
Pasal 42
Untuk mensukseskan pelaksanaan pembayaran kaptasi berbasis pemenuhan
(1) Penerapan Norma Penetapan Besaran Tarif Kapitasi kepada komitmen pelayanan perlu adanya sinergi dengan seluruh stakeholder terkait,
FKTP dilaksanakan dengan tahapan:
yaitu Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan
a. seluruh Puskesmas secara Nasional mulai 1 Agustus 2015 Kabupaten/Kota, Asosiasi Fasilitas Kesehatan, Organisasi Profesi, Tim Kendali
kecuali Puskesmas di daerah terpencil dan sangat terpencil; Mutu Kendali Biaya, BPJS Kesehatan, dan pemangku kepentingan lainnya.
b. seluruh Rumah Sakit Kelas D Pratama, klinik pratama, Dengan pelaksanaan Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan,
praktik dokter, atau fasilitas kesehatan yang setara secara diharapkan adanya peningkatan mutu pelayanan kesehatan primer bagi peserta
Nasional paling lambat 1 Januari 2017 kecuali Rumah Sakit JKN.
Kelas D Pratama, klinik pratama, praktik dokter, atau
fasilitas kesehatan yang setara di daerah terpencil dan
sangat terpencil.
(2) Penerapan pembayaran kapitasi berbasis pemenuhan
komitmen pelayanan kepada FKTP dilaksanakan dengan
tahapan:

Peraturan BPJS Kesehatan No 2/2015 tentang Norma Penetapan Besaran Kapitasi Dan Pembayaran Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
Peraturan Bersama Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Dan Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Nomor Hk.02.05/Iii/Sk/089/2016 Nomor 3 Tahun 2016
Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pembayaran Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

PKMK FK UGM Juni 2016


a. Puskesmas di wilayah Ibukota Provinsi mulai diujicoba sejak
1 Agustus 2015;
b. seluruh Puskesmas secara Nasional mulai 1 Januari 2016
kecuali Puskesmas di daerah terpencil dan sangat terpencil;
c. seluruh Rumah Sakit Kelas D Pratama, klinik pratama,
praktik dokter, atau fasilitas kesehatan yang setara secara
Nasional mulai 1 Januari 2017 kecuali Rumah Sakit Kelas D
Pratama, klinik pratama, praktik dokter, atau fasilitas
kesehatan yang setara di daerah terpencil dan sangat
terpencil.
(3) Dalam hal terdapat Rumah Sakit Kelas D Pratama, klinik
pratama, praktik dokter, atau fasilitas kesehatan yang setara
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c yang menyatakan
sepakat, dapat menerapkan pembayaran kapitasi berbasis
pemenuhan komitmen pelayanan sebelum 1 Januari 2017.
(4) Dalam hal kondisi geografis, ketersediaan sumber daya dan
jaringan data pada suatu FKTP mengakibatkan Kapitasi Berbasis
Pemenuhan Komitmen Pelayanan tidak dapat diberlakukan,
BPJS Kesehatan dapat menunda pelaksanaan Kapitasi Berbasis
Pemenuhan Komitmen Pelayanan pada FKTP tersebut
Pasal 43
Peraturan BPJS Kesehatan ini mulai berlaku tanggal 1 Agustus 2015.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan ini
dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 27 Juli 2015
DIREKTUR UTAMA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL
KESEHATAN,
ttd
FACHMI IDRIS
Diundangkan di
Jakarta pada tanggal 28 Juli 2015
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,
ttd
YASONNA H. LAOLY
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR 1094
Salinan Sesuai Dengan Aslinya BPJS KESEHATAN
Kepala Grup Hukum, Regulasi dan Kepatuhan
Feryanita
NPP.01884

Pasal 4
Peraturan Bersama ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 10 Juni 2016

SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,


Ttd
UNTUNG SUSENO SUTARJO

DIREKTUR UTAMA BADAN PEYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN
Ttd
FACHMI IDRIS

Peraturan BPJS Kesehatan No 2/2015 tentang Norma Penetapan Besaran Kapitasi Dan Pembayaran Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
Peraturan Bersama Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Dan Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Nomor Hk.02.05/Iii/Sk/089/2016 Nomor 3 Tahun 2016
Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pembayaran Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

PKMK FK UGM Juni 2016


Peraturan BPJS Kesehatan No 2/2015 tentang Norma Penetapan Besaran Kapitasi Dan Pembayaran Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
Peraturan Bersama Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Dan Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Nomor Hk.02.05/Iii/Sk/089/2016 Nomor 3 Tahun 2016
Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pembayaran Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

You might also like