Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh:
Ratu Irbath Khoirun Nisa
220112160087
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa nifas (puerperium) yaitu
masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6
minggu. Post partum adalah masa 6 minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ reproduksi
sampai kembali ke keadaan normal sebelum hamil (Bobak,2010).
Masa nifas adalah priode sekitar 6 minggu sesudah melahirkan anak, ketika alat-alat
reproduksi tengah kembali ke kondisi normal (Barbara F. Weller,2005).
Post partum adalah proses lahirnya bayi dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat
serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam
(Saifuddin,2002).
Jadi dapat disimpulkan bahwa masa nifas atau post partum adalah masa setelah kelahiran bayi
pervagina dan berakhir setelah alat-alat kandungan kembali seperti semula tanpa adanya
komplikasi.
B. Periode Nifas
1. Periode Immediate Postpartum
Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Pada masa ini sering terdapat
banyak masalah, misalnya perdarahan karena atonia uteri. Oleh karena itu, bidan dengan
teratur harus melakukan pemeriksaan kontraksi uterus, pengeluaran loche, tekanan darah, dan
suhu.
2. Periode Early Postpartum (24 jam-1 minggu)
Pada fase ini bidan memastikan involusi uteri dalam keadaan normal, tidak ada perdarahan,
lochea tidak berbau busuk, tidak demam, ibu cukup mendapatkan makanan dan cairan, serta
ibu dapat menyusui dengan baik.
3. Periode Late Postpartum (1 minggu-5 minggu)
Pada periode ini bidan tetap melakukan perawatan dan pemeriksaan sehari-hari serta
konseling KB.
C.
dilahirkan, uterus yang selama persalinan mengalami kontraksi dan retraksi akan menjadi
keras sehingga dapat menutup pembuluh darah besar yang bermuara pada bekas
implantasi plasenta. Pada hari pertama ibu nifas TFU kira-kira 1 jari di bawah pusat
(1cm). Pada hari ke-5 nifas uterus menjadi 1/3 jarak antara symphisis ke pusat. Dan hari
ke-10 fundus sukar diraba di atas symphisis. Tinggi fundus uteri menurun 1cm setiap hari,
secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusi) hingga akhirnya kembali seperti
sebelum hamil. Perubahan tinggi fundus uterus (TFU) pada masa nifas dapat dilihat pada
gambar dan tabel di bawah ini:
Tabel 1. Tinggi Fundus Uterus (TFU) pada Masa Nifas
Waktu
Pada akhir
persalinan
12 jam postpartum
3 hari postpartum
Hari ke-7
Hari ke-14
Hari ke-40
TFU
Bobot
Diameter
Serviks
Setinggi pusat
12,5 cm
Lembut/lunak
7,5 cm
2 cm
200 gram
60 gram
5 cm
2,5 cm
1 cm
Menyempit
Sekitar 12-13cm di
atas symphisis atau
1cm di bawah
pusat/sepusat
3 cm di bawah pusat,
selanjutnya turun 1cm
per hari
5-6 cm dari pinggir
atas symphisis atau
pusat symphisis
Tidak teraba
Normal
Adapun pengurangan dalam berat dan ukuran uterus merupakan tanda yang dapat diamati
pada proses involusi uterus, yaitu perubahan keseluruhan alat genitalia ke bentuk sebelum hamil, yang
meliputi reorganisasi dan pengeluaran desidua/endometrium dan eksfoliasi tempat perlekatan
plasenta.
Proses involusi dapat terjadi secara abnormal. Ciri-ciri involusi uterus yang abnormal di
antaranya:
-
lapar
Mortilitas
Secara khas, penurunan tonus dan motilitas otot traktus cernamenetap selam waktu yang
singkat setelah bayi lahir.
Defekasi
Buang air besar secara spontan bias tertunda selama dua sampaitiga hari setelah ibu
melahirkan.
6. Payudara
Konsentrasi hormon yang menstimulasai perkembangan payudara selama wanita hamil
(esterogen, progesteron, human chorionic gonadotropin, prolaktin, krotison, dan insulin)
menurun dengan cepatsetelah bayi lahir.
Ibu tidak menyusui
Kadar prolaktin akan menurun dengan cepat pada wanita yangtidak menyusui. Pada
jaringan payudara beberapa wanita, saatpalpasi dailakukan pada hari kedua dan ketiga.
Pada hari ketigaatau keempat pasca partum bisa terjadi pembengkakan. Payudarateregang
dariputing susu.
7. Sistem Perkemihan
Trauma bisa terjadi pada uretra dan kandung kemih selama proses melahirkan, yakni sewaktu
bayi melewati jalan lahir. Dinding kandung kemih dapat mengalami hiperemis dan edema,
seringkali diserti daerah-daerah kecil hemoragi.
8. Sistem Integumen
Hiperpigmentasi di areola dan linea nigra tidak menghilang seluruhnya setelah bayi lahir.
Kulit yang meregang pada payudara,abdomen, paha, dan panggul mungkin memudar tetapi
tidak hilang seluruhnya.
b. Perubahan Psikologis
Adaptasi psikologis post partum menurut teori rubin dibagi dalam 3 periode yaitu sebagai
berikut ;
1. Periode Taking In
baik.
Ibu menjadi sangat tergantung pada orang lain, mengharapkan segala sesuatru
berulang-ulang
Diperlukan lingkungan yang kondusif agar ibu dapat tidur dengan tenang untuk
percaya dirinya.
Pada periode ini ibu berkonsentrasi pada pengontrolan fungsi tubuhnya,
misalkan buang air kecil atau buang air besar, mulai belajar untuk mengubah
posisi seperti duduk atau jalan, serta belajar tentang perawatan bagi diri dan
bayinya
3. Periode Letting Go
Berlangsung 10 hari setelah melahirkan.
Secara umum fase ini terjadi ketika ibu kembali ke rumah
Ibu menerima tanggung jawab sebagai ibu dan mulai menyesuaikan diri dengan
ketergantungan bayinya
Dengan tidur terlentang dengan lengan disamping, menarik otot perut selagi menarik
nafas, tahan nafas ke dalam dan angkat dagu ke dada : tahan satu hitungan sampai 5,
Apabila puting susu lecet oleskan kolostrum atau ASI yang keluar pada sekitar puting
susu setiap kali selesai menyusui. Menyusui tetap dilakukan dari puting susu yang tidak
lecet.
Apabila lecet berat dapat diistirahatkan selama 24 jam. ASI dikeluarkan dan diminum
dengan menggunakan sendok.
Untuk menghilangkan nyeri ibu dapat minum parasetamol 1 tab setiap 4-6 jam.
Pengompresan payudara dengan menggunakan kain basah dan hangat selama 5 menit.
Urut payudara dari arah pangkal menuju puting atau menggunakan sisir untuk
mengurut arah Z pada menuju puting.
f.
Keluarkan ASI sebagian dari bagian depan payudara sehingga puting susu menjadi
lunak.
Susukan bayi setiap < 3 jam. Apabila tidak dapat menghisap seluruh ASI sisanya
g. Senggama
Secara fisik aman untuk mulai berhubungan suami istri begitu darah merah berhenti dan ibu
dapat memasukkan satu atau dua jarinya ke dalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu darah
merah berhenti dan tidak merasakan ketidaknyamanan, aman untuk melakukan hubungan
suami istri kapan saja ibu siap.
h. Istirahat
Sarankan ibu untuk tidur siang atau tidur selagi bayi tidur. Kurang istirahat akan
mempengaruhi ibu dalam beberapa hal yaitu mengurangi jumlah ASI yang diproduksi,
memperlambat proses involusio dan memperbanyak jumlah perdarahan, menyebabkan
depresi dan ketidakmampuan merawat bayi sendiri.
i.
j.
Kebersihan
Anjurkan ibu membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air mulai depan kebelakang
yaitu dari vulva ke anus. Sarankan untuk mengganti pembalut minimal 2x sehari, sarankan
ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan alat
kelaminnya. Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi sarankan untuk tidak
menyentuh luka tersebut.
k. KB
Idealnya pasangan harus menunggu 2 tahun lagi sebelum ibu hamil lagi. Pada umumnya
metode KB dapat dimulai 2 minggu setelah melahirkan. Sebelum menggunakan KB hal-hal
Ketidakefektifan
NOC
pemberian
ASI
1. Breastfeding ineffective
berhubungan dengan
2. Bretahing pattern ineffective
tingkat pengetahuan,
3. Breasfeeding interrupted
pengalaman
Kriteria hasil:
sebelumnya, tingkat
1. Kementapan pemberian ASI:
dukungan,
Bayi: perlekatan bayi yang
karakteristik payudara.
sesuai pada dan proses
menghisap dari payudara ibu
untuk memperoleh nutrisi
selama 3 minggu pertama
pemberian ASI
2. Kemantapan
pemberian
ASI:IBU: kemantapan ibu
untuk membuat bayi melekat
dengan tepat dan menyusui
dari payudara ibu untuk
memperoleh nutrisi selama 3
minggu pertama pemberian
ASI.
3. Pemeliharaan
pemberian
ASI:
keberlangsungan
pemberian
ASI
untuk
menyediakan nutrisi bagi
bayi/toddler
4. Penyapihan pemberian ASI:
Diskontinuitas
progresi
pemberian ASI
5. Pengetahuan pemberian ASI:
tigkat pemahaman yang
ditunjukan mengenai laktasi
dan pemberian makanan
bayi
melalui
proses
pemberian ASI.
6. Ibu mengenali isyarat lapar
dari bayi dengan segera
7. Ibu
mengindikasikan
kepuasan
terhadap
pemberian ASI
8. Ibu tidak mengalami nyeri
tekan pada putting
9. Mengenali
tanda-tanda
penurunan suplai ASI
Risiko
cedera NOC
berhubungan dengan 1. Risiko Kontrol
biokimia efek anastesi, Kriteria Hasil
profil darah abnormal
1. Klien terbebas dari cedera
2. Klien mampu menjelaskan
cara/metode untuk mencegah
injury/cedera
3. Klien mampu menjelaskan
factor risiko dari lingkungan
personal
4. Mampu memodifikasi gaya
hidup untuk mencegah injury
NIC
Breastfeding Assistence
1. Evaluasi pola menghisap/
menelan bayi
2. Tentukan
keinginan
dan
motivasi ibu untuk mrnyusui
3. Kaji kemampuan bayi untuk
latch on dan menghisap secara
efektif
4. Pantau integritas kulit putting
ibu
5. Pantau berat badan dan pola
eliminasi bayi
Breast
examination
Lactation
suppression
1. Sediakan informasi tentang
laktasi dan teknik memompa
ASI (secara manual atau
dengan pompa elektrik) cara
mengumpulkan
dan
menyimpan ASI
2. Ajarkan
orang
tua
mempersiapkan, menyimpan,
menghangatkan
dan
kemungkinan
pemberian
tambahan susu formula
Lactation Counseling
1. Sediakan infromasi tentang
keuntungan dan kerugian
peberian ASI
2. Demonstrasikan
latihan
menghisap jika perlu
3. Diskusikan metode alternative
pemberian makan bayi
NIC
Manajemen lingkungan
1. Sediakan lingkungan yang aman
untuk pasien
2. Identifikasi kebutuhan keamanan
pasien, sesuai dengan kondisi
fisik dan fungsi kognitif pasien
dan riwayat penyakit terdahulu
pasien
3. Menghindarkan lingkungan yang
berbahaya
4. Memasang side rail tempat tidur
5. Menggunakan
fasilitas
kesehatan yang ada
6. Mampu mengenali perubahan
status kesehatan
Immune Status
Knowledge:
control
Risk control
Infection
Risiko
kekurangan NOC:
volume
cairan
1. Fluid Balance
berhubunag
dengan
2. Hydration
penurunan masukan
3. Nutrisional Status: Food and
atau penggantian tidak
Fluid intake
adekuat, kehil;angan Kriteria Hasil :
cairan
berlebih
( muntah, hemoragik,
peningkatan
pengeluaran urin).
1. Mempertahankan urine
output sesuai dengan usia
dan BB, BJ, urine normal,
HT normal.
2. Tekanan darah, nadi, suhu
tubuh dalam batas normal.
3. Tidak ada tanda-tanda
dehidrasi, elastisitas turgor
kulit baik, membrane
mukosa lembab, tidak ada
rasa haus yang berlebihan
Konstipasi
NOC
behubungan dengan
1. Bowel Elimination
penurunan tonus otot,
2. Hydration
efek
progesterone, Kriteria Hasil:
dehidrasi,
nyeri
1. Mempertahankan
bentuk
perineal
ditandai
feses lunak setiap 1-3 hari
dengan
perubahan
2. Bebas dari ketidaknyamanan
bising usus, veses
dan konstipasi
kurang dari biasanya.
3. Mengidentifikasi indicator
untuk mencegah konstipasi
4. Feses lunak dan berbentuk
Defisiensi
NOC
pengetahuan
1. Knowledge: disease process
(kebutuhan
belajar)
2. Konowledge:
health
mengenai perawatan
behavior
diri
dan
bayi Kriteria hasil:
berhubungan dengan
1. Pasien
dan
keluarga
kurang pemahaman,
menyatakan
pemahaman
salah interpretasi tidak
tentang penyakit kondisi,
tahu sumber-sumber.
prognosis, dan program
pengobatan
2. Pasien dan keluarga mampu
menjelaskan prosedur yang
dijelaskan secara benar
3. Pasien dan keluarga mampu
menjelaskan kembali apa
yang dijelaskan perawat/ tim
kesehatan lainnya.
diindikasikan
DAFTAR PUSTAKA
Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi
3. Jakarta: EGC Kedokteran.
Bobak, dkk. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC.
Doengoes M. E. 2001.Rencana Perawatan Maternal/Bayi, Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Farrer, Helen. 2001. Perawatan Maternitas. Jakarta: EGC.
NANDA Edisi 9. 2012. Panduan Diagnosa Keperawatan. Jakarta: Prima Medika.