You are on page 1of 5

KLASIFIKASI ARTIKULATOR

Klasikasi artikulator antara lain :


(1) Artikulator engsel sederhana (hinge articulator) atau disebut juga sebagai okludator,
hanya mampu melakukan gerakan membuka dan menutup rahang. Perlu diwaspadai bila
menggunakan artikulator jenis ini, karena tingkat kecermatan rendah dan resiko
kesalahan oklusi cukup besar.
(2) Artikulator rata-rata (average value/xed condyle/free-plane articulator). Pada
artikulator jenis ini sudut kondile 30 dan kemiringan meja insisal 10 telah ditetapkan
dan tidak dapat disesuaikan dengan kondisi pasien, contoh : artikulator buatan Shofu,
SMIC, Ash, Leon, Detrey.
(3) Artikulator padan sebagian (semi adjustable articulator). Pada jenis ini penyesuaian
inklinasi kondile dan sudut bennet menggunakan interocclusal record dengan bantuan
face-bow. Model dapat disesuaikan dengan sumbu engsel rahang dan posisi meja insisal
dapat diatur akan tetapi jarak antara kondile tidak dapat disesuaikan. Artikulator jenis ini
dibagi menjadi:
(a) artikulator arkon (arcon articulator) dimana lereng kondile terletak di atas, dan
(b) artikulator nonarkon (non-arcon articulator) dimana lereng kondile terletak di
bawah.
Contoh : artikulator buatan Hanau, Dentatus, Dinar.
(4) Artikulator padan penuh (fully adjustable articulator). Sistem kerja artikulator ini
sepenuhnya mengimitasi arah maupun lengkung gerak kondile. Dibutuhkan keahlian
operator yang cukup baik karena pemakaiannya yang rumit dan sulit.
(5) Artikulator fossa bentukan (fossa moulded articulator). Jenis ini mampu melakukan
gerakan-gerakan fungsional dari mandibula dengan cara membentuk lereng kondile yang
tepat seperti pada rongga mulut penderita.

PROSEDUR PENGGUNAAN ARTIKULATOR


Mounting adalah prosedur laboratoris pemasangan model studi/kerja rahang atas dan
rahang bawah ke dalam artikulator atau instrumen yang serupa. Pada tahapan pembuatan gigi
tiruan lepasan, mounting dilakukan setelah penetapan gigit (jaw relation record) yang

hasilnya digunakan sebagai panduan pemasangan ke dalam artikulator kemudian dilakukan


tahapan penyusunan anasir gigitiruan.
Mounting

dilakukan

dengan

bantuan

artikulator.

Menurut

the

glossary

of

prosthodontics, artikulator merupakan alat mekanik yang dapat merepresentasikan posisi


TMJ danbagian-bagian rahang dan pada alat tersebut model rahang atas dan rahang bawah
dilekatkan. Kegunaan artikulator antara lain untuk keperluan diagnostik (melihat relasi gigi
geligi dan rahang) dan rehabilitasi stomatognatik (pembuatan gigi tiruan).
Proses ksasi galangan gigit RA dan RB sebelum dilakukan mounting model kerja:
a. Proyeksikan garis median wajah pada galangan gigit RA dan RB menggunakan pisau
model.
b. Proyeksikan garis kaninus dan garis senyum pada galangan gigit RA menggunakan
pisau model.
c. Pastikan bahwa overjet galangan gigit RA dan RB 2mm (pada pasien, tergantung
pola oklusi pasien).
d. Buatlah keratan menyerupai huruf V pada regio molar galangan gigit RA dan RB,
lakukan pada kedua sisi rahang.
e. Lekatkan utility wax pada keratan V tersebut kemudian posisikan galangan gigit RA
dan RB pada posisi relasi sentris.
f. Lekatkan isi stapler yang sebelumnya dipanaskan di atas bunsen burner pada regio
molar, melintang pada galangan gigit RA dan RB dengan bantuan pinset. Lakukan
pada kedua sisi rahang.
g. Insersikan galangan gigit RA dan RB yang telah terksasi ke dalam model kerja.
Tahapan pemasangan model kerja (mounting) dalam artikulator :
1. Buatlah bentukan 3 (tiga) cekungan (index groove) atau sesuaikan dengan tonjolan
pada permukaan split cast plate pada dasar model kerja RA dan RB dengan
menggunakan bantuan pisau gips dan pisau malam. Tujuannya adalah untuk
menambah retensi model kerja dengan gips saat dipasang dalam artikulator.
2. Model kerja diksasi menggunakan batang korek api dan malam perekat (sticky wax
warna orange) yang dilunakkan di atas nyala api bunsen burner.

3. Periksa terlebih dahulu kelengkapan artikulator yaitu sendi artikulator, pin vertikal
(incisor guide pin), pin horizontal (incisor indicator), pasak pengunci artikulator
dengan gips (model locking pin RA dan RB), model plate, (gambar 1).

Gambar 1. Artikulator Handy II Shofu

4. Ulasi semua bagian artikulator (model lacking pin, split cast plate) yang akan
berkontak dengan stone gips dan dasar model kerja menggunakan bahan separasi
(vaseline)
5. Tentukan posisi model kerja pada artikulator dengan bantuan karet gelang atau
occlusal plane table (untuk gigi tiruan lengkap). Perhatikan garis median model harus
sebidang garis median pada artlkulator dan bidang oklusi model sebidang dengan
horizontal articulator (gambar 2). Periksa kesejajarannya menggunakan karet gelang
yang ditarik dari pin horisontal menuju ke horisontal artikulator.

Gambar 2. Kesejajaran bidang oklusi model kerja dalam artikulator

6. Sebelum pemasangan model kerja dalam altikulator, terlebih dahulu pasang model
plate RA dan RB pada split cast plate RA dan RB.
7. Siapkan adonan gips tipe I untuk memasang model dalam artikulator. Letakkan
adonan gips tipe I di bagian atas artikulator hingga menutupi split cast plate dan
model locking pin, tunggu hingga gips mengeras 30 menit, gunanya untuk

memksasi split cast plate dan model locking pin (gambar 3A) supaya tidak berubah
posisi.
8. Letakkan adonan gips tipe I pada model RA yang sudah diulasi vaselin (gambar 3B)
9. Letakkan adonan gips tipe I pada model plate RA hingga menutupi bagian-bagian
undercut model plate (gambar 3C)
10. Katupkan bagian atas artikulator sehingga menekan model kerja RA.
11. Rapikan kelebihan gips tipe I yang melekat pada artikulator lalu tunggu hingga gips
mengeras.
12. Perhatikan pin vertikal harus menempel pada incisor guide table dan pin horisontal
harus tetap pada titik kontak gigi insisif pertama RB (gambar 3D).
B

Gambar 3. Pemasangan model kerja RA dalam artikulator, A. Penempatan gips pada split cast plate
artikulator; B. Penempatan gips pada model kerja RA; C. Penempatan gips pada model plate RA; D.
Mengkatupkan artikulator pada model kerja RA

Gambar 4. Pemasangan model kerja RB dalam artikulator

13. Apabila gips untuk model kerja RA dalam artikulator telah mengeras, baliklah posisi
artikulator sehingga bagian bawah artikulator menjadi bagian atas (gambar 4).
14. Lakukan tahapan pemasangan model dalam artikulator RB (tahapan sama dengan
pemasangan model kerja dalam artikulator RA).
15. Fiksasi artikulator menggunakan tali rafia yang diikatkan sekeliling artikulator dengan
erat agar tidak terjadi perubahan gigitan model kerja (misalnya kesalahan letak gigit) dan
meminimalkan ekspansi gips.
16. Periksa apakah garis median model kerja yang telah dipasang dalam artikulator telah
sebidang dengan garis median artikulator (gambar 4).

You might also like