Professional Documents
Culture Documents
dapat
diakibatkan
oleh
stenosis
aorta,
stenosis
a. Edema Anasarka/Ascites
Ascites atau edema anasarka atau edema tubuh generalisata, meskipun
gejala dan tanda dan gejala penimbunan cairan pada aliran vena
sistemik secara klasik dianggap terjadi akibat gagal jantung kanan,
tetapi manifestasi paling dini dari bendungan sistemik umumnya
disebabkan retensi cairan daripada gagal jantung kanan yang nyata.
Semua manifestasi yang dijelaskan disini awalnya ditandai bertambahnya berat badan, yang jelas mencerminkan adanya rentensi natrium dan air.
b. Edema Perifer
Edema perifer terjadi akibat penimbunan cairan dalam ruang interstisial. Edema mula-mula tampak pada bagian tubuh yang tergantung.
c. Anoreksia dan Nausea
Anoreksia (hilangnya selera makan) dan mual terjadi akibat pembesaran vena dan statis vena di dalam rongga abdomen. Rasa penuh,
atau mual dapat disebabkan karena kongesti hati dan usus.
d. Tekanan Vena Jugularis dan Vena Central
Tekanan vena jugularis terjadi karena adanya pembendungan. Tekanan vena sentral (CVP) dapat meningkat secara paradox selama
inspirasi jika jantung kanan yang gagal tidak dapat menyesuaikan
terhadap peningkatan aliran balik vena ke jantung selama inspirasi.
Meningkatnya CVP selama inspirasi dikenal dengan tanda Kussmaul
e. Hepatomegali
Hepatomegali atau pembesaran hati dan nyeri tekan pada hati terjadi
karena peregangan kapsula hati dan pembesaran vena di hepar. Bila
proses ini berkembang, maka tekanan dalam pembuluh portal meningkat sehingga cairan keluar terdorong rongga abdomen, suatu kondisi
yang dinamakan ascites.
f. Nokturia
Nokturia atau rasa ingin kencing pada malam hari, terjadi oleh karena
perfusi renal didukung oleh penderita pada saat berbaring. Nokturia
disebabkan karena redistribusi cairan dan reabsorbsi cairan pada waktu berbaring, dan juga berkurangnya vasokonstriksi ginjal pada waktu
istirahat.
2. Gagal Jantung Kiri
Kongesti paru menonjol pada gagal ventrikel kiri, karena ventrikel kiri
tidak mampu memompa darah yang datang dari paru. Peningkatan tekanan
dalam sirkulasi paru menyebabkan cairan terdorong ke jaringan paru.
a. Edema Paru
Edema paru di akibatkan karena bendungan sistemik sehingga aliran
darah ke atrium dan ventrikel kiri menurun atau terjadi gangguan
fungsi pompa ventrikel. Ini akan mengakibatkan curah jantung
menurun sedangkan tekanan akhir diastole ventrikel kiri meningkat
sehingga terjadi bendungan vena pulmonalis dan terjadi udem paru.
b. Dispnea
Dispnea terjadi akibat penimbunan cairan yang terdapat di alveoli
yang mengganggu pertukaran gas. Dipsnea disebabkan oleh peningkatan kerja pernafasan akibat kongesti vascular paru yang mengurangi
kelenturan paru. Meningkatnya tahanan aliran udara juga menimbulkan dispnea. Seperti juga spectrum kongesti paru yang berkisar dari
kongesti vena paru sampai edema interstisial dan akhirnya menjadi
edema alveolar, Dipsnea saat beraktivitas menunjukkan gejala awal
dari gagal jantung kiri.
c. Ortopneu
Ortopneu, yaitu dispnea saat berbaring terutama disebabkan oleh
redistribusi aliran darah dari bagian-bagian tubuh yang dibawa ke arah
sirkulasi sentral. Reabsorbsi cairan interstisial dari ekstremitas bawah
juga akan menyebabkan kongesti vascular paru lebih lanjut.
d. Dispneu Nocturnal Paroksismal
Dispnea Nocturnal Paroksismal (Paroxysmal Nocturnal Dypsnea,
PND)atau mendadak terbangun karena dipsnea, dipicu oleh timbulnya
edema paru interstisial. PND merupakan manifestasi yang lebih
spesifik dari gagal jantung kiri dibandingkan dengan dipsnea atau
ortopnea.
e. Batuk
Batuk dapat terjadi akibat kongesti paru, terutama pada posisi berbaring.Timbulnya ronchi yang disebabkan oleh transudasi cairan paru
adalah ciri khas dari gagal jantung; ronkhi pada awalnya terdengar
dibagian bawah paru-paru karena pengaruh gaya gravitasi. Semua
gejala dan tanda ini dapat dikaitkan dengan gagal ke belakang pada
Kegelisahan dan kecemasanterjadi akibat gangguan oksigenasi jaringan, stres akibat kesakitan bernafas dan pengetahuan bahwa jantung
tidak berfungsi dengan baik, kecemasan terjadi juga dispnu, yang pada
gilirannnya memperberat kecemasan.
F. Pemeriksaan DiagnostikdariCongestive Heart Failure (CHF)
1. Ekokardiografi
Ekokardiografi sebaiknya digunakan sebagai alat pemeriksaan diagnostik yang pertama dan sebagai alat yang pertama untuk manajemen gagal
jantung.Sifatnya tidak invasif dan segera dapat memberikan diagnosis
disfungsi jantung dan segera. Dengan adanya kombinasi M-Mode,ekokardiografi 2D,dan Doppler,maka pemeriksaan infasif lain tidak lagi di
perlukan.
Gambaran yang paling sering di temukan pada gagal jantung akibat
penyakit jantung iskemik,kardiomiopati dilatasi,dan beberapa kelainan
katup adalah di latasi ventrikel kiri yang disertai hipokinesis seluruh dinding
ventrikel.
2. Rontgen Toraks
Foto rontgen tiraks posterior - anterior dapat menunjukan adanya
hipertensi vena,edema paru,atau kadiomegali. Bukti yang menunjukkan
adanya peningkatan tekanan vena paru adalah adanya diversi aliran darah ke
daerah atas dan adanya peningkatan ukuran pembuluh darah.
3. Elektrokardiografi (EKG)
Pemeriksaan elektrokardiografi (EKG) meskipun memberikan informasi yang berkaitan dengan penyebab,tetapi tidak dapat memberikan
gambaran yang spesifik. Pada hasil pemeriksaan EKG yang normal perlu di
curigai bahwa hasil diagnosis salah.
Pada pemeriksaan EKG untuk klien dengan gagak jantung dapat di
temukan kelainan EKG seperti berikut ini :
-
agar menurunkan preload (beban awal) dan kerja jantung. Diuretik memiliki
efek antihipertensi dengan meningkatkan pelepasan air dan garam natrium.
Hal ini menyebabkan penurunan volume cairan dan menurunkan tekanan
darah.
Jika garam natrum di tahan,air juga akan tertahan dan tekanan darah
akan meningkat. Banyak jenis diuretik yang menyebabkan pelepasan
elektolit-elektolit lainnya,yaitu kalium,magnesium,klorida, dan bikarbo-nat.
Diuretik yang meningkatkan ekskresi kalium digolongkan sebagai diuretik
yang tidak menahan kalium dan diuretik yang menahan kalium disebut
diuretik hemat kalium.
4. Terapi Digitalis
Digitalis adalah salah satu dari obat-obatan tertua, dipakai sejak tahun
1200 dan hingga saat ini digitalis masih terus di gunakan dalam betuk yang
telah dimurnikan. Digitalis dihasilkan dari tumbuhan foxglove ungu dan
putih dan dapat bersifat racun. Pada tahun 1785, William Withering dari
Inggris menggunakan digitalis untuk menyembuhkan sakit bengkak, yaitu
edema pada ekstremitas akibat insufisiensi ginjal dan jantung. Di masa itu,
Withering tidak menyadari bahwa sakit bengkak tersebut merupakan
akibat dari gagal jantung.
Digitalis adalah obat utama untuk meningkatkan kontraktilitas.
Digitalis bila diberikan dalam dosis yang sangat besar dan diberikan secara
berulang dengan cepat, kadang-kadang menyebabkan klien mengalami
mabuk,muntah,pandangan kacau,objek yang terlihat tampak hijau atau
kuning,klien melakukan gerakan yang sering dan kadang-kadang tidak
mampu untuk menahannya. Digitalis juga menyebabkan sekresi urine
meningkat,nadi lambat hingga 35 denyut dalam 1 menit,keringat
dingin,kekacauan mental,sinkope,dan kematian.
Digitalis juga bersifat laksatif. Pada kegagalan jantung,digitalis di
berikan dengan tujuan memperlambat frekuensi ventrikel dan meningkatkan
kekuatan kontraksi serta meningkatkan efisiensi jantung. Saat curah jantung
meningkat,volume cairan yang melewati ginjal akan meningkat untuk
difiltrasi dan diekskresi,sehingga volume intravaskuler menurun.
5. Terapi Inotropik Positif
Dopamine merupakan salah satu obat inotropik positif - bisa juga dipakai untuk meningkatkan denyut jantung (efek beta-1) pada keadaan
urine
mg/kg/menit,dopamine
(efek
akan
dopaminergik);pada
meningkatkan
curah
dosis
jantung
2-10
melalui
dispnea.
Ortopnea,ketidakmampuan
untuk
berbaring
datar
karena
paroksismal
di
perkirakan
disebabkan
oleh
sismpatetik.
Batuk iritatif adalah salah satu gejala dari kongesti vaskuler
pulmonal yang sering tidak menjadi perhatian tetapi dapat
merupakan gejala dominan. Batuk ini dapat produktif, tetapi
biasanya kering dan batuk pendek.gejala ini dihubungkan
dengan kongesti mukosa bronchial dan berhubungan dengan
dengan
kongesti
vaskuler
pulmonal.edema
denyut
ventrikel
prematur.
Kapanpun
kanan,tahanan
untuk
mengisi
ventrikel,
dan
2. Pengkajian Sekunder
a. Pengumpulan Data
1) Identitas klien
Identitas klien yang berhubungan dengan penyakit gagal
jantung kongestif, yaitu : :
-
Umur
tung.
Pekerjaan : Ekonomi yang rendah akan berpengaruh karena dapat menyebabkan gizi yang kurang sehingga daya
iskemia
miokardium,
infark
ini.
Obat-obatan
ini
meliputi
obat
dengan
sikap
menolak,menyangkal,cemas,kurang
kontak
B3 (Brain)
Kesadaran klien biasanya compos mentis. Sering di temukan sianosis perifer apabila terjadi gangguan perfusi
jaringan berat. Pengkajian objektif klien meliputi wajah
meringis,menangis,merintih,meregang,dan menggeliat.
B4 (Bladder)
Pengukuran volume output urine selalu di hubungkan dengan intake cairan. Perawat perlu memonitor adanya
oliguria karena merupakan tanda awal dari syok kardiogenik. Adanya edema ekstremitas menunjukkan adanya
abdomen.
B6 (Bowel)
Edema
Mudah lelah
Klien dengan gagal jantung akan cepat merasa lelah. Hal
ini terjadi akibat curah jantung yang berkurang yang dapat
menghambat sirkulasi normal dan suplai oksigen ke jaringan dan penghambat pembuangan sisa hasil katabolisme.
Juga terjadi akibat meningkatnya energi yang di gunakan
untuk bernapas dan insomnia yang terjadi akibat distress
pernapasan dan batuk.
Perfusi yang kurang pada otot-otot rangka menyebabkan
kelemahan dan keletihan. Gejala-gejala ini dapat di picu
oleh ketidakseimbanagan cairan dan elektrolit atau anoreksia.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan curah jantung b/d perubahan volume sekuncup.
2. Kelebihan volume cairan b/d kegagalan mekanisme regulasi.
3. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b/d hipertensi.
DAFTAR PUSTAKA
Baradero, Mary, dkk. 2008. Seri Asuhan Keperawatan Klien Gangguan
Kardiovaskuler. Jakarta: EGC.
Muttaqin, Arif. 2012. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
Sistem Kardiovaskular dan Hematologi. Jakarta: Salemba Medika.