You are on page 1of 3

Pekan Kondom Nasional bukanlah sesuatu yang baru di Indonesia.

Kampanye tersebut sudah


mulai diadakan sejak tahun 2007 oleh Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN).
Melalui kampanye tersebut, KPAN berupaya untuk mencegah dan menurunkan angka
kejadian HIV/AIDS yang salah satu pemicunya adalah perilaku seks yang beresiko. Sejak
awal, target kampanye tersebut memang tidak hanya terbatas pada kelompok yang beresiko
terkena HIV AIDS tetapi juga kepada pasangan usia subur dan masyarakat luas.
Pada tahun 2013, Pekan Kondom Nasional rencananya akan digelar lebih besar dari tahuntahun sebelumnya dengan tujuan untuk meningkatkan jumlah masyarakat yang berpartisipasi
dalam kampanye tersebut. Hal tersebut dilakukan karena kampanye pada tahun sebelumnya
dinilai cukup efektif.
Dalam Pekan Kondom 2013, kegiatan sosialisasi dilakukan melalui bus kondom yang akan
mendatangi beberapa tempat seperti Parkir Timur Senayan, Kuningan, dan Cilandak Town
Square dimana tempat-tempat tersebut banyak didatangi oleh anak muda terutama mahasiswa
karena sekitar 54% penderita AIDS di Indonesia berada di usia 15-29 tahun. Di dalam bus
tersebut digelar beberapa kegiatan edukatif seperti kuis seputar kesehatan reproduksi,
pemutaran video edukasi, dan pembagian goody bag yang berisi informasi mengenai penyakit
menular seksual dan HIV AIDS. Timbul masalah ketika bus ini ternyata beroperasi diluar
jadwal PKN yang sudah ditentukan. Selain beroperasi diluar jadwal, bus ini juga
membagikan kondom gratis di lingkungan kampus UGM yang dianggap banyak orang tidak
tepat sasaran. Ditambah lagi dengan gambar perempuan sensual yang terpampang pada bus
tersebut yang pada akhirnya banyak dikecam masyarakat. Belakangan diketahui bahwa bus
yang beroperasi diluar jadwal tersebut merupakan bus dari pihak sponsor, yaitu salah satu
perusahaan kondom di Indonesia.
Dari beberapa PKN yang sudah ada sebelumnya, terlihat jelas hard selling dari perusahaan
kondom yang mensponsori kegiatan ini setiap tahunnya. Tetapi, hal ini tidak pernah menjadi
bahan evaluasi oleh pihak penyelenggara sehingga pada kegiatan yang skalanya semakin
besar, pihak sponsor mengambil kesempatan yang besar pula.
Pada akhirnya, Pekan Kondom 2013 batal diadakan karena dianggap tidak edukatif, tidak
efektif, dan menuai banyak kontroversi. Selain itu, pemerintah juga menunjukkan sikap tidak
mau ikut campur tangan dengan mengatakan bahwa kampanye tersebut bukan merupakan
program pemerintah. Pihak penyelenggara juga seperti lempar tanggung jawab kepada
pemerintah mengenai masalah tersebut. Sedangkan pihak sponsor yang mulai kehilangan
dukungan, juga melepaskan tanggung jawabnya dengan tidak muncul ke permukaan.
Sangat disayangkan ketika terjadi masalah tersebut, pihak-pihak yang berperan dalam Pekan
Kondom 2013 justru saling lempar tanggung jawab. Padahal seharusnya pemerintah, KPAN,
dan pihak sponsor saling mendukung satu sama lain dan memberikan klarifikasi atas apa
yang sebenarnya terjadi, serta meminta maaf apabila ada pihak-pihak yang dirugikan.
Pemerintah tidak bisa begitu saja mengatakan bahwa kegiatan tersebut bukanlah program
pemerintah dan tidak mau ikut campur, karena ini berarti pemerintah tidak mendukung
kegiatan yang bertujuan untuk mencegah HIV AIDS. Padahal jumlah penderita HIV di
Indonesia pada tahun 2013 adalah 29.037 dan AIDS sejumlah 6.2661. Dari pihak KPAN,
selain klarifikasi seharusnya ada sanksi yang diberikan terhadap pihak sponsor. Selain itu,
KPAN juga harus berupaya untuk meyakinkan masyarakat bahwa apa yang terjadi
sebenarnya adalah masalah komunikasi antara KPAN dan pihak sponsor. Mengenai
masyarakat yang berspekulasi bahwa kegiatan tersebut mendukung free sex, KPAN harus
memberikan penjelasan kepada masyarakat mengenai tujuan awal kegiatan tersebut yaitu
1
2

Data dari spiritia.or.id


Berdasarkan Etika Periklanan Indonesia, bag. Out of Home & Pornograf

Page

untuk mencegah HIV AIDS sehingga apabila kegiatan tersebut dilakukan lagi, masyarakat
bisa menanggapi sesuai dengan tujuan kegiatan. Pihak sponsor seharusnya berkomunikasi
dengan KPAN dan tidak boleh menggunakan media (dalam hal ini bus) apapun sebagai
sarana iklan yang berbau pornografi dan dalam penyebarannya harus disertai dengan izin dan
menghormati lingkungan sekitar2 sehingga citra dari brand tetap terjaga.
Di Amerika, dikenal ABC model Abstain-Be faithful-use Condoms yang merupakan
kampanye pemerintah dalam mencegah penyebaran HIV AIDS. Kampanye ini sangat sukses
dalam merubah perilaku individu, bahkan menjadi titik awal dari kampanye-kampanye lain
sejenis. Selain itu, setiap tanggal 13 Februari diperingati sebagai International Condom Day
yang dicanangkan oleh AIDS Healthcare Foundation (AHF). Hal ini dilakukan sebagai
kampanye peduli pencegahan penyakit AIDS dengan mendistribusikan kondom gratis. Ini
berarti, Pekan Kondom Nasional di Indonesia adalah sesuatu yang harus diperhatikan dan
disukseskan. Hanya saja mungkin perlu digunakan pendekatan berbeda mengingat mayoritas
masyarakat Indonesia menganggap sesuatu yang berhubungan dengan sex adalah tabu.
Apa yang dilakukan PKN (membagikan kondom gratis) sebenarnya tidaklah salah, hanya saja
perlu diperhatikan dimana kegiatan tersebut dilakukan. Akan lebih efektif apabila pembagian
kondom tersebut dilakukan di tempat-tempat yang lebih potensial dalam penyebaran virus
HIV seperti lokalisasi, bar, dan gay club. Selain itu, perlu ditimbulkan kesadaran masyarakat
akan bahaya HIV AIDS melalui sex education, seperti bagaimana sex agar tidak beresiko dan
menanamkan pengertian bahwa sex adalah sesuatu yang sakral dan tidak boleh dilakukan
sembarangan.
Masyarakat juga seharusnya tidak menutup mata akan bahaya yang ditimbulkan oleh free
sex. Selain itu, pandangan tentang sex adalah hal yang tabu untuk dibicarakan sebaiknya
ditinggalkan karena sebenarnya hal ini justru menimbulkan sex yang beresiko karena
ketidaktahuan akan sex.
Pekan Kondom Nasional sebenarnya adalah kegiatan degan tujuan yang baik, yaitu untuk
mencegah penyebaran HIV AIDS. Tetapi masyarakat sudah terlebih dahulu geram dengan
pembagian kondom gratis, padahal sebenarnya pembagian kondom tersebut adalah langkah
yang cukup baik, dan tidak berniat untuk melegalkan free sex. Karena bagaimana pun free
sex adalah hal yang sudah ada sejak lama dan akan sangat sulit untuk menghapusnya.
Sedangkan kondom adalah salah satu alat yang bisa digunakan dalam sex yang tidak
beresiko.

http://www.bkkbn.go.id/_layouts/mobile/dispform.aspx?List=9c6767ad-abfe-48e3-9120af89b76d56f4&View=174a5cf7-357b-4b83-a7ac-be983c5ddb0e&ID=956
http://www.imani-prokami.or.id/2013/12/menyikapi-pekan-kondom-nasional-ke-7-th.html
1
2

Data dari spiritia.or.id


Berdasarkan Etika Periklanan Indonesia, bag. Out of Home & Pornograf

Page

http://www.kompasiana.com/farid_wadjdi/kemenkes-dikadali-kondomjupe_55289ab6f17e61d3698b4594
http://www.durex.co.id/explore-sex/artikel/kesehatan/hari-kondom-sedunia/
Gootnick, David. 2006. Global Health: Spending Requirement Presents Challenges for
Allocating Prevention Funding under the Presidents Emergency Plan for AIDS Relief.
Washington. GAO

1
2

Data dari spiritia.or.id


Berdasarkan Etika Periklanan Indonesia, bag. Out of Home & Pornograf

Page

You might also like