Professional Documents
Culture Documents
A DENGAN SECTIO
CAESAREA (INTRA OPERASI)
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Perioperatif
yang diampu oleh Maria Putri Sari Utami S.Kep,.Ns,.M.Kep
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Wanita hamil pada dasarnya ingin melahirkan secara normal, namun
pada kondisi tertentu wanita hamil harus menjalani Emergency dalam
persalinan yaitu tindakan persalinan buatan, salah satu tindakan tersebut
adalah persalinan sectio caesarea (SC).
Berdasarkan penelitian Suryati (2012) di Indonesia sebanyak 38% ibu
yang dioperasi caesar adalah primipara. 75% yang dioperasi caesar yaitu ibu
yang bukan pada usia yang berisiko tinggi untuk persalinan spontan (usia
kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun). 80% ibu yang dicaesar juga
tidak mempunyai riwayat janin meninggal,
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari sectio caesarea?
2. Apa indikasi umum sectio caesarea?
3. Apa manifestasi klinik sectio caesarea?
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi sectio caesarea
2. Mengetahui indikasi umum sectio caesarea
3. Mengetahui manifestasi klinik sectio caesarea
4. Mengetahui pemeriksaan penunjang pada sectio caesarea
5. Mengetahui penatalaksanaan pada sectio caesarea
6. Mengetahui komplikasi pada sectio caesarea
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Presentasi Bokong
Menurut Prawirohardjo (2014) presentasi bokong tesrdiri atas :
1. Presentasi bokong sempurna : kedua tungkai berada di samping bokong
2. Presentasi bokong murni (frank breech presentation) : kedua tungkai lurus
ke atas
3. Presentasi bokong kaki : tungkai terlipat pada lipat paha dan tekuk lutut
Presentasi bokong kaki sempurna : terbawah dua kaki
Presentasi bokong kaki tidak sempurna : terbawah 1 kaki
Lihat contoh gambaran presentasi bokong di bawah ini :
Menurut Oxorn (2010) terdapat tiga jenis insisi yaitu insisi klasikal,
insisi transversal, dan insisi vertical seperti gambar dibawah ini.
9. Medis
a. Preeklamasi-eklamasi berat
b. Diabetes (hanya kadang-kadang)
c. Eritroblastosis
d. Penyakit jantung berat pada ibu hamil
e. Keadaan melemahkan lainnya
10. Pembedahan
a. Luka parut asli pada uterus atau serviks yang dapat ruptur akibat
persalinan (misalnya miomektomi luas, trakelorafi)
b. Pemasangan cincin serviks
1) Semua pemasangan cincin servik abdominal
2) Pemasangan cincin vagina tertentu (misalnya yang tidak dapat
dilepas )
3) Masalah serius pada ibu (misalnya fistula vesikovagina atau
rektovagina)
c. Operasi plastik vagina yang luas sebelumnya
11. Karsinoma serviks
Rasional
Perawat ruang operasi memeriksa kembali
identitas
dan
kardeks
pasien.
Lihat
perawatan
praoperatif
yang
untuk
menurunkan
resiko
terjadinya
operasi
untuk
perdarahan
mencegah
serius
akibat
obat-obatan Obat-obat
anastesi
yang dipersiapkan
regional
yang
telentang,
pasang
sabuk
histerektomi
dilakukan
posisi
bawah
kencang
lutut,
pengaturan
lakukan
lengan
yang
optimal.
untuk
memberikan
agar
sirkulasi
dapat
berlangsung lancar.
b. Lengan pasien diputar ke papan lengan
bantalan, gerakan berdasarkan RUM
normal
mereka,
posisikan
lengan
rentan
cedera posisi bedah sebelum tonjolan tulang pada bokong dan scapula.
dilakukan pengaturan posisi
bedah.
Lakukan manajemen asepsis Manajemen asepsis selalu berhubungan
prabedah.
dengan
pembedahan
dan
perawatan
meliputi
pemakaian
baju
asepsis
intaoperasi
lapangna
steril
selama
atau
kontaminasi
yang
ahli
bedah
memasang gaun
Letakkan alat klem arteri, Peletakan alat insisi yang tepat akan
alat hemostasis, dan alat memudahkan ahli bedah dalam melakukan
peran
Bantu ahli bedah pada saat Insisi bedah memerlukan scalpel (alat
dimulainya insisi.
alat
insisi
dan
mempersiapkan
kauter
listrik
yang
pertama
berperan
membantu
pada
area
insisi
dengan
arteri
untuk
menghentikan perdarahan.
menjepit
atau
Bantu ahli bedah pada saat Pada saat pembukaan jaringan pasien
membuka
lemak,
jaringan
otot
membuka
jaringan
dengan
refraktor
asisten
bedah
membantu
asisten
bedah
membantu
mengeluarkan
secara manual.
Gambar 6. Perawat melakukan perawatan bayi baru lahir meliputi pjalan nafas
dari air ketuban, pembersihan kulit, pengukuran dan penimbangan berat badan,
serta memberikan label bayi.
kasa
pada
area
bedah
Bantu
ahli
bedah
penutupan jaringan.
menurunkan
mempersiapkan
resiko
dan
cedera
memilih
dijahit,
dan
kondisi
atau
kelayakan
penutuapn
dilakukan
dibersihkan.
disinfeksi
Kemudian
dan
perawat
BAB III
KASUS DAN ASUHAN KEPERAWATAN
A. Kasus
Pasien datang ke Poli kandungan RSUD S pada tanggal 20 September
2016. Pasien adalah pasien kiriman bidan P dengan keterangan
G5P4A1AH3, hamil posterm dan sungsang.
Pasien merasakan kenceng-kenceng sejak seminggu sebelum masuk
RS, namun lendir darah belum keluar. Pemeriksaan palpasi dilakukan dan
didapatkan hasil adanya janin tunggal memanjang, presbo, puka, TFU 34
cm, dan DJJ 156x/menit. Sedangkan pemeriksaan dalam (vagina touche )
didapatkan hasil, vulva uretra tenang, dinding vagina licin, serviks tipis
lunak dengan pembukaan 2 cm, presentasi bokong. Klien disarankan
operasi SC dan rawat inap.
Klien dirawat di VK untuk menjalani pengawasan dan persiapan
sebelum SC. Pengawasan dan observasi his dan DJJ dilakukan. Klien juga
dianjurkan untuk miring ke kiri. Terapi yang diberikan pada klien antara
lain, RL 20 tpm dan oksigen 3 lpm. Kemudian pada tanggal 21 September
2016 pukul 10.00 klien menjalani operasi Sectio Cesaria di Intalasi Bedah
Sentral.
B. Pengkajian
Hari/tanggal pengkajian: Rabu, 21 September 2016 pukul 10.15 WIB
Identitas
Nama
: Ny. A
No. RM
: 498XXX
Umur
: 34 tahun
Status
: Sudah menikah
Suku
: Jawa
Agama
: Islam
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
Alamat
Diagnosa
Bokong )
Data :
1. Jenis anestesi : spinal anestesi (bentuk anestesi regional yang
disuntikkan ke dalam tulang belakang pasien)
2. Posisi pasien : supinasi
3. Vital Sign
10.15 WIB
10.30 WIB
TD
110/80 mmHg
110/70 mmHg
RR
24 x/menit
22 x/menit
82 x/menit
79 x/menit
36,4oC
37oC
Tujuan
Intervensi
Implementasi
Evaluasi
10.20 WIB
10.23 WIB
mengurangi
Perdarahan berkurang
perdarahan
2. Menekan
dengan
Mawar
10.24 WIB
10.25 WIB
1. Memonitor membrane
S:-
mukosa
O: Membran mukosa
Mawar
Mawar
10.25 WIB
10.27 WIB
Mawar
Mawar
10.28 WIB
10.30 WIB
S:-
O:
Suhu.
10.35 WIB
S:O:
1. Klem terpasang,
Perdarahan berkurang
2. TD: 110/70 mmHg
RR: 22 x/menit
N: 79 x/menit
S: 37oC
3. Infus RL 30 tpm
4. Membran mukosa
lembab, turgor kulit
baik
A: masalah keseimbangan
cairan teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
1. Monitor membrane
mukosa
2. Monitor turgor kulit
Mawar
intraoperative
invasive: pembedahan
Ditandai dengan:
diharapkan keparahan
jaringan disekitar
DS:-
infeksi
lokasi
DO:
1.
Lebar luka : 15
cm, insisi vertikal
2. Lama Pembedahan
terkontrol
1. Tidak
ada
kemerahan pada
daerah
pembedahan
2. Monitor area yang
pembedahan
3. Suhu: 36,40C
(luka)
yang
berbau
busuk
3. Kestabilan suhu
10.32 WIB
steril
3. Monitor suhu
: 15 menit
10.31 WIB
1. Memberikan
perawatan insisi pada
luka
balutan
steril
ketika
melakukan
melakukan
perawatan luka
perawatn luka
balutan
10.34 WIB
S:O: Luka jahitan tampak baik
Mawar
2. Mempertahankan
teknik
3. Berikan
10.33 WIB
3. Memberikan balutan
sesuai jenis luka
Mawar
10.35 WIB
S:O:
1. Kulit tampak baik,
tidak terdapat tandatanda infeksi
2. Suhu: 370C
3.
A: keparahan infeksi
terkontrol
P: Hentikan intervensi
Mawar
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
1. Data yang ada pada teori dan ada pada kasus
a. Spinal anestesi
Spinal anestesi
adalah
bentuk
anestesi
regional
yang
2. Data yang ada pada teori tetapi tidak ada pada kasus
a. Cemas
Pada teori, pengkajian intraoperatif pasien section sesarea
terdapat: kaji pasien terhadap tanda dan gejala cemas. Kaji
pemahaman pasien tentang intervensi bedah yang direncnakan, rasa
takut,
kesalahpahaman
mengenai
prognosis,
dan
pengalamn
B. Diagnosa
1. Diagnosa yang ada pada teori dan ada pada kasus
Tidak ada
2. Diagnosa yang ada pada teori tetapi tidak ada pada kasus
a. Resiko cedera berhubungan dengan pengaturan posisi bedah dan
trauma prosedur pembedahan.
Resiko cedera yaitu rentan mengalami cedera fisik akibat
kondisi lingkungan yang berinteraksi dengan sumber adaptif dan
sumber defensive individu, yang dapat mengganggu kesehatan
(Herdman, 2015).
Diagnosa ini tidak muncul pada kasus karena pasien seksio
sesarea lebih beresiko mengalami kekurangan volume cairan karena
mengalami perdarahan.
3. Diagnosa yang tidak ada pada teori tetapi ada pada kasus
volume
cairan
intavaskular,
interstisial,
dan
atau
C. Perencanaan
1. Resiko kekurangan volume cairan dengan factor resiko kehilangan volume
cairan aktif
a. Intervensi keperawatan yang ada pada teori da nada pada kasus
Tidak ada.
b. Intervensi keperawatan yang ada pada teori tetapi tidak ada pada kasus
Tidak ada.
c. Intervensi keperawatan yang tidak ada pada teori tetapi ada pada kasus
1) NIC Label: Pengurangan perdarahan: luka
a) Gunakan klem untuk mengurangi perdarahan
b) Gunakan balutan tekan pada bagian yang berdarah
c) Monitor tekanan darah
2) NIC Label: Manajemen cairan
a) Jaga infus intravena
3) NIC Label: Monitor cairan
a) Monitor membrane mukosa
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Terdapat banyak indikasi umum dilakukannya tindakan sectio sesarea,
yaitu melahirkan janin yang sudah mampu hidup (beserta plasenta dan selaput
ketuban) secara trans abdominal melalui insisi uterus. terdapat tiga jenis insisi
yaitu insisi klasikal, insisi transversal, dan insisi vertical. Contoh dari indikasi
section sesarea yaitu presentasi bokong.
Asuhan
keperawatan
pada
intraoperatif
meliputi
pengkajian,
B. Saran
Setelah membaca makalah ini, diharapkan pembaca dapat memahami
tentang asuhan keperawatan pada pasien sectio sesarea pada intraoperatif.
DAFTAR PUSTAKA
Benson, Ralph C dan Martin L. Pernoll. 2008. Buku Saku Obstetri dan Ginekologi.
Jakarta: EGC
Muttaqin, Arif dan Kumala Sari. 2009. Asuhan Keperawatan Perioperatif:Konsep,
Proses, dan Aplikas. Jakarta: Salemba Medika
NANDA. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
NANDA NIC-NIC. Yogyakarta: MediAction
Oxorn, Harry dan William R.Forte. 2010. Ilmu Kebidanan: Patologi & fisiologi
Persalinan. Yogyakarta: kerjasama Penerbit ANDI dengan Yayasan Essentia
Medica (YEM)
Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka
Reeder dkk. 2011. Keperawatan Maternitas: kesehatan wanita, bayi, & keluarga
Volume 2. Jakarta: EGC
Suryati, T. Oktober 2012. (Analisis Lanjut Data Riskesdas 2010)Persentase Operasi
Caesaria di Indonesia Melebihi Standard Maksimal, Apakah Sesuai Indikasi
Medis? (Percentage of Sectio Caesaria in Indonesia is Passad the Maximum
Standard, is it in accordance to Medical Indication). Buletin Penelitian
Sistem Kesehatan. Vol.15. No.4
Sumelung, V., Kundre, R., Karundeng, M. Februari 2014. Faktor Faktor yang
Berperan Meningkatnya Angka Kejadian Sectio Caesarea di Rumah Sakit
Umum Daerah Liun Kendage Tahuna. Ejournal keperawatan (e-Kp). Vol.2.
No 1.