You are on page 1of 20

MORAL DAN ETIKA PERAWAT

SEBAGAI TENAGA MEDIS DAN PELAYAN MASYARAKAT

MAKALAH
BAB I
PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG
Seorang perawat adalah sebagai tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat umum. Dalam menghadapi pasien, seorang perawat harus mempunyai
etika, karena yang dihadapi perawat adalah juga manusia. Perawat harus bertundak
sopan, murah senyum dan menjaga perasaan pasien. Ini harus dilakukan karena perawat
adalah membantu proses penyembuhan pasien bukan memperburuk keadaan. Dengan
etika yang baik diharapkan seorang perawat bisa menjalin hubungan yang lebih akrab
dengan pasien. dengan hubungan baik ini, maka akan terjalin sikap saling menghormati
dan menghargai di antara keduanya.
Etika dapat membantu para perawat mengembangkan kelakuan dalam menjalankan
kewajiban, membimbing hidup, menerima pelajaran, sehingga para perawat dapat
mengetahui kedudukannya dalam masyarakat dan lingkungan perawatan. Dengan
demikian, para perawat dapat mengusahakan kemajuannya secara sadar dan seksama.
Oleh karena itu dalam perawatan teori dan praktek dengan budi pekerti saling
memperoleh, maka 2 hal ini tidak dapat dipisah-pisahkan.
Sejalan dengan tujuan tersebut, maka dapat dikemukakan bahwa nama baik rumah sakit
antara lain ditentukan oleh pendapat/kesan dari masyarakat umum. Kesehatan masyarakat

terpelihara oleh tangan dengan baik, jika tingkatan pekerti perawat dan pegawai-pegawai
kesehatan lainnya luhur juga. Sebab akhlak yang teguh dan budi pekerti yang luhur
merupakan dasar yang penting untuk segala jabatan, termasuk jabatan perawat.

B.RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan yang ditetapkan adalah :
1.Apa arti budi pekerti dalam perawatan ?
2.Apa saja syarat-syarat menjadi perawat yang baik ?
3.Bagaimana tahap-tahap proses keperawatan ?
4.Seberapa penting peranan moral bagi perawat dalam menghadapi pasien ?
5.Bagaimanakah para perawat baru menyesuaiakan diri dengan lingkungan baru (rumah
sakit) ?
6.Bagaimana sikap dan pribadi yang baik dalam pekerjaan ?

C.TUJUAN
Makalah ini akan mengarahkan kajiannya secara mnedalam yaiotu :
1.Untuk mengetahui arti budi pekerti dalam perawatan
2. Untuk mengetahui syarat-syarat menjadi perawat yang baik
3.untuk mengetahui tahap-tahap proses keperawatan
4.untuk mengetahui pentingnya moral bagi perawat
5.untuk mengetahui cara-cara menyesuaikan diri di Rumah Sakit oleh para perawat baru

D.MANFAAT
Berdasarkan rumusan masalah yang di susun di atas, maka manfaat yang diperoleh

adalah :
1.Memberi pelajaran / pengertian kepada perawat arti budi pekerti dalam perawatan
2.Memberi saran kepada calon perawat, syarat-syarat menjadi perawat yang baik
3.Memberikan informasi kepada perawat tentang tahap-tahap proses keperawatan
4.Memberi informasi kepada perawat, pentingnya memiliki moral yang baik dalam
menjalankan tugas
5.Memberi informasi kepada calon perawat, cara-cara adaptasi terhadap lingkungan kerja
baru
6.Memberi pengertian kepada perawat, sikap dan pribadi yang baik dalam pekerjaan

BAB II
KAJIAN TEORITIK

Pada kajian teori ini penulis akan menguraikan beberapa hal yang berkaitan dengan
permasalahan di atas.
A.Arti Budi Pekerti Dalam Perawatan
Yang dimaksudkan dengan budi pekerti itu umumnya kelakuan dan akhlak seseorang
yang ditetapkan oleh tradisi, adat, dan kebiasaan.
Budi pekerti dalam perawatan khususnya berarti tata susila yang berhubungan dengan
cita-cita adat dan kebiasaan yang mempengaruhi seorang perawat dalam menunaikan
pekerjaannya. Seperti pekerjaan keahlian lain-lainnya, pekerjaan para dokter dan perawat
mengandung tata susila yang khusus. Oleh karena itu budi pekerti penting dalam rencana

pelajaran sekolah-sekolah perawat.


1.Faedah Budi Pekerti bagi Perawat
Dasar-dasar budi pekerti yang sehat sangat dibutuhkan untuk kepribadian yang baik. Bagi
anggota perawat, kepribadian yang baik adalah penting, sebab kepribadianlah yang dapat
menentukan dalam kehidupan.
Kata perawatan dalam hal ini berhubungan dengan orang sakit. Dan arti seorang
perawat adalah seorang yang terampil memberikan pelayanan/perawatan, baik terhadap
orang sakit dengan penuh kasih sayang, maupun terhadap orang sehat. Sehingga orang
tersebut tidak mudah terkena suatu penyakit.
Jabatan perawat memerlukan tenaga dan pikiran, kemauan dan kesungguhan hati. Nama
perawat harus dijunjung tinggi. Bukan untuk sekarang saja, tetapi juga untuk kemudian
hari. Untuk menjadi seorang perawat yang baik, yang dapat menghadapi segala
kesukaran hidupnya sehari-hari, ia harus mempunyai akhlak yang sehat. Dengan kata lain
ia harus berpribadi luhur.
Perawatan bukan saja merupakan keahlian untuk sekedar mencari nafkah, akan tetapi
mengingat tujuannya juga merupakan pekerjaan yang suci.

2.Faedah Budi Pekerti yang Luhur Bagi Penderita


Perlu dihindarkan anggapan bahwa perawat sengaja bermaksud mengubah kepercayaan
kepada penderita. Bilamana hal ini tejadi akan mengakibatkan buruknya hubungan antara
perawat dengan penderita. Selain itu akan dapat menimbulkan pula perasaan-perasaan
kurang senang yang berlebih-lebihan.
Akan tetapi seorang perawat yang mempunyai budi pekerti yang luhur dan menjalankan
pekerjaannya dengan baik, tak akan luput pengaruh baiknya pada penferita yang

dirawatnya. Amal jasmani dan rohani yang diberikan dengan penuh kerelaan oleh
perawat kepada penderita, merupakan faktor penting untuk kesembuhan penderita
tersebut.
Seringkali perawat diajukan pertanyaan-pertanyaan yang bertalian dengan pengertian
akhlak dan kerohanian oleh penderita. Dalam hal ini, perawat bisa menjadi penolong
yang berguna untuk memberi kekuatan jiwa terutama kepada mereka yang tak akan
sembuh lagi.
Perawat yang berbudi pekerti luhur, akan sangat disenangi pasien. Karena pasien merasa
benar-benar dirawat dengan baik, penuh kasih sayag. Selain itu pasien sangat
membutuhkan perhatian secukupnya, yang mungkin tidak diperolehnya karena kesibukan
pekerjaannya.
Banyak penderita yang dirawat seharusnya mendapat kesempatan untuk memperoleh
lebih banyak pengetahuan mengenai kerohanian dan akhlak yang baik. Mereka
seharusnya mendapat kesempatan mempunyai cita-cita hidup sehat.

B.Syarat Menjadi Perawat yang Baik


Seorang siswa pada permulaan masuk sekolah perawatan mempunyai keinginan untuk
mengetahui bagaimana caranya untuk menjadi eprawat yang baik.
Dalam memilih sauatu keahlian, seseorang harus mendapat kepuasan dalam lapangan
pekerjaan pilihannya itu. Pekerjaan seorang perawat adalah pekerjaan manusiawi untuk
menolong sesama manusia agar mendapat kesehatan yang tinggi dan untuk mengadakan
lingkungan yang sehat bagi penederita maupun orang sehat. Perawatan adalah pekerjaan
yang berguna dan penting, serta dapat memberi kepuasan batin bagi orang-orang yang
memasukinya.

Perawat perlu mengatasi keperluan-keperluan dalam merawat penderita secara


langsung/tidak langsung. Misalnya mengenai sikapnya, karean menghadapi penderita dari
bermacam-macam tingkatan, umur, dan lain-lain. Maka perlu diperhatikan untuk
menyesuaikan diri dengan keadaan jasmani maupun rohani penderita, sehingga bila
penderita itu memerlukan pertolongan dapat diberikan secara cepat. Perawat harus dapat
mmeberi bimbingan hidup sehat kepada penderita.
Dari uraian-uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan secara lebih spesifik. Syarat-syarat
untuk menjadi perawat yag baik adalah :
1.Berminat terhadap perawatan, sehingga perawat dapat memberikan kepuasan perawatan
pada penderita
2.Mempunyai rasa kasih sayang
3.Mempunyai rasa sosial dan tabiat ramah
4.Mempunyai kemampuan untuk menjaga nama baik perawat dan rumah sakit
5.Berpikiran dan berkelakuan baik serta berbadan sehat agar supaya sanggup
menjalankan pekerjaannya.

C.Proses Perawatan
Proses perawatan merupakan kerangka kerja perawat sat ia memberikan asuhan
keperawatan kepada pasien. Ini berarti proses keperawatan adalah pendekatan yang
dipergunakan oleh perawat saat ia merawat pasien.
Proses keperawatan merupakan pendekatan kerja yang sistematis, terorganisasi, fleksibel
dan berkelanjutan. Umumnya proses perencanaan keperawatan yang kita kenal terdiri

dari 4 tahap : pengkajian evaluasi.pelaksanaan


Namun yang dikemukakan oleh Gebby dan Lavin (1975) yang dikutip oleh Patrica A.
Potter dan Anne Q. Perry dalam Fundamentals of Nursing, 1985 adalah terdiri dari 5
tahap, yaitu :
1. Tahap I : pengkajian
2. Tahap II : penegakan diagnosa keperawatan
3. Tahap III : menetapkan rencana asuhan keperawatan
4. Tahap IV : melaksanakan tindakan yang direncanakan
5. Tahap V : mengevaluasi asuhan keperawatan
Pembahasan lebih lanjut adalah sebagai berikut :
1.Tahap pengkajian
Dalam tahap ini ada beberapa kegiatan yang harus dilakukan :

a.Mengumpulkan data tentang pasien


(a.1). Data dasar atau data terfokus (aspinal and tanner, 1985 yang dikutip oleh Rosalinda
Alfaro dalam Application of Nursing Process A Step-by-Step Guide; 1986)
Data dasar adalah data yang menyangkut semua aspek dari data data tersebut, antara
lain : biografi, riwayat kesehatan keluarga, riwayat kesehatan lingkungan, psikososial,
kebiasaan sehari-hari, hasil pemeriksaan fisik seluruh sistem aktivitas sehari-hari,
psikologis sosial dan aspek spriritual.
Data terfokus adalah : data yang difokuskan pada masalah kesehatan yang daialami
pasien saat itu. Misal : pasien mengalami gangguan penglihatan, maka pengkajian yang

difokuskan adalah pada fungsi penglihatan pasien.


(a.2). Data subjektif dan data objektif
Data subjektif adalah : data yang dikeluhkan oleh pasien artinya, data subjektif didapat
dari penuturan pasien.
Data objektif adalah : data yang dapat diukur, dilihat, diraba, didengar, ditimbang dan di
baui.
Contoh data subjektif dan objektif :
Data subjektif : fungsi sensoris, pasien mengeluhkan penglihatan saya terasa kabur dan
kadang berkunang-kunang
Data objektif : pada pemeriksaan mata ditemukan visus OD = min , visus OS = min ,
sklera warna merah.
b.Mentabulasi data : data yang dikumpulkan lalu ditabulasi.
c.Menganalisa data : data setelah ditabulasi, segera dianalisa sehingga didapati suatu
kesimpulan yang dirumuskan ke dalam bentuk diagnosa keperawatan.
2.Tahap menegakkan diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan pada dasarnya adalah kesimpulan dari masalah kesehatan yang
dialami pasien. Masalah kesehatan yang dialami pasien dibagi atas 3, yaitu :
a.Masalah keperawatan / diagnosa keperawatan (dirangkum Rosalida Alfaro (1986) dari
Gordon (1976), Schoe maker (1978) dan carpenitao (1985)) adalah sebagai berikut :
Diagnosa keperawatan adalah masalah kesehatan nyata atau potensial (pada individu,
keluarga, kelompok). Dimana perawat dapat secara sah dan mandiri menanganinya dalam
bentuk tindakan keperawatan yang ditujukan untuk mencegah, mengatasi/mengurangi
masalah tertsebut.
b.Masalah yang berbentuk kolaboratif (Rosalinda alfaro (1986))

Masalah kolaboratif adalah masalah yang nyata yang mungkin terjadi akibat komplikasi
dari penyakit/dari pemeriksaan/akibat pengobatan penyakit dalam, yang mana masalah
tersebut hanya bisa dicegah, diatasi/dikurangi dengan tindakan-tindakan keperawatan
yang bresifat kolaboratif.

3.Tahap menetapkan rencana asuhan keperawatan


Saat menetapkan rencana asuhan keperawatan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan,
antara lain :
a.Menentukan urutan prioritas masalah
Untuk menentukan urutan prioritas masalah kita dapat merujuk kepada hirarkhi
kebutuhan dasar emnurut Maslow, berdasarkan masalah yang nyata dan berdasarkan
keiginan pasien. Masalah perlu diprioritaskan, karena tidak mungkin mengatasi semua
masalah pada sat yang bersamaan.
Misal : urutan prioritas diagnosa keperawatan yang berkenaan dengan kelainan fungsi
pernapasan menempati urutan lebih tinggi dari pada yang berkenaan dengan kelainan
fungsi pencernaan.
b.Menentukan tujuan yang akan dicapai
Dalam tahap ini ditentukan tujuan yang ingin dicapai biasanya dalam bentuk tingkah laku
dan berorientasi pada tingkah laku pasien.
Misal : setelah perawatan intensif 2 minggu, pasien dapat berjalan memakai tongkat
tanpa bantuan.
c.Menentukan rencana tindakan keperawatan
Tindakan keperawatan dapat berbentuk observasi, penyuluhan, pencatatan,
rujukan/berbentuk prosedur-prosedur keperawatan lainnya.

Misal : - Kaji dan catat tanda-tanda vital setiap 6 jam


Kaji dan ganti sprei bila basah/kotor
Beri minum sebanyak 2500 ml/24 jam dan catat
d.Menentukan kriteria hasil
Kriteria hasil perlu ditentukan karena berguna untuk mengukur hasil yang dicapai setelah
menjalani perawatan. Bila hasil yang dicapai sesuai dengan kriteria hasil yang ditetapkan
berarti tindakan keperawatan yang kita lakukan terhadap pasien tersebut cukup berhasil.
Misal :
Cairan 2500 ml habis dikonsumsikan oleh pasien dalam 24 jam
Tanda-tanda vital termonitor dan tercatat pada jam 06.00, jam 12.00, jam 18.00 dan jam
24.00

4.Tahap melaksanakan tindakan keperawatan


Pada tahap ini ada beberapa tahap yang perlu dikerjakan :
Pertama : menerapkan tindakan-tindakan keperawatan yang ada dalam rencana.
Tindakan-tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan dicatat dalam format catatan
perawat.
Kedua : mengisi format asuhan keperawatan
5.Tahap mengevaluasi asuhan keperawatan
Evaluasi mencakup semua tahap dalam proses keperawatan. Evaluasi dibagi 2 jenis, yaitu
:
a.Evaluasi berjalan
Dikerjakan dalam bentuk pengisian format catatan perkembangan dengan berorientasi
kepada masalah yang dialami dan oleh pasien.

b.Evaluasi akhir
Dikerjakan dengan cara membandingkan antara tujuan yang akan dicapai dengan hasil
nyata yang dicapai. Bila ada kesenjangan diantara keduanya, mungkin semua tahap
dalam proses keperawatan perlu ditinjau kembali agar didapat data-data, masalah/rencana
yang perlu dimodifikasi.
Demikian tahap-tahap dalam proses keperawatan. Seorang perawat pasti mampu
melaksanakan semua ini, jika ia benar-benar mencintai pekerjaannya. Disamping tetap
berbudi pekerti yang luhur dan beretika sesuai dengan etika dalam perawatan.

D.Pertimbangan Moral Bagi perawat dalam Menjalankan Tugasnya


Nilai moral merupakan penilaian terhadap tindakan yang umumnya diyakini oleh para
anggota suatu masyarakat tertentu sebagai yang salah atau yang benar (Berkowit Z,
1964).
Pertimbangan moral adalah penilaian tentang benar dan baiknya sebuah tindakan. Akan
tetapi tidak semua penilaian tentang baik dan benar itu merupakan pertimbangan
moral, banyak diantaranya justru merupakan penilaian terhadap kebaikan / kebenaran,
estetis, teknologis / bijak.
Jadi jelas bahwa seorang perawat harus benar-benar mempertimbangkan nilai-nilai moral
dalam setiap tindakannya. Seorang perawat harus mempunyai prinsip-prinsip moral,
tetapi prinsip moral itu bukan sebagai suatu peraturan konkret untuk bertindak, namun
sebagai suatu poedoman umum untuk memilih. Maksudnya bahwa prinsip moral dapat
digunakan untuk memilih apakah tindakan-tindakan yang dilakukan perawat itu benar
atau salah. Beberapa kategori prinsip diataranya :
Kebijakan (dan realisasi diri)

Kesejahteraan orang lain


Penghormatan terhadap otoritas
Kemasyarakatan / pribadi-pribadi
Dan keadilan
Seorang perawat harus mempunyai rasa kemanusiaan dan moralitas yang tinggi terhadap
sesama. Karena denan begitu, antara perawat dan pasien akan terjalin hubungan yang
baik. Perawat akan merasakan kepuasan batin, bila ia mampu membantu penyembuhan
pasien dan si pasien sendiri merasa puas atas pelayanan perawatan yang diberikan,
dengan kata lain terjadi interaksi antara perawat dan pasien.
Selain prinsip-prinsip moralitas yang dikemukakan di atas, ajaran moralitas dapat juga
berdasarkan pada nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila pancasila, misalnya dalam
sila I dan sila II.
1.Sila I (KeTuhanan Yag Maha Esa)
Bahwa kita meyakini akan adanya Tuhan (Allah SWT), yang akan selalu mengawasi
segala tindakan-tindakan kita. Begitu juga denan perawat. Bila perawat melakukan
Malapraktik, mungkin ia bisa lolos dari hukuman dunia. Tetapi hukum Tuhan sudah
emnanti di sana (akhirat).
Jadi perawat harus mampu menjaga perilaku dengan baik, merawat pasien sebagai mana
mestinya.
2.Sila II (Kemanusiaan Yang dail dan Beradab)
Di sini jelas bahwa moralitas berperan penting, khususnya moralitas perawat dalam
menangani pasien. Perawat harus mempu bersikap adil dalam menghadapi pasien, baik
itu kaya-miskin, tua-muda, besar-kecil, semua diperlakukan sama, dirawat sesuai dengan
penyakit yang diderita pasien.

BAB III
ADAPTASI DI LINGKUNGAN BARU

Jika seorang memasuki pendidikan perawat, ia akan banyak menghadapi masalah yang
baru. Orientasi dalam pendidikan dan pekerjaan merupakan jalan utama untuk dapat
meyesuaiakan diri dalam lingkungan yang baru ini. Menyesuaikan diri berarti dapat
memberi dan menerima dari lingkungannya.
Beberapa pedoman untuk meyesuaikan diri dalam lingkungan perawatan :
1.Menaati peraturan dan tata tertib yang ada di Rumah Sakit
2.Menurut dan menerima nasihat sebagai kebenaran dan keperluan meskipun belum
dimengerti betul
3.Mencoba melihat segala sesuatu dari sudut atasan yang bertanggung jawab serta
mencoba menempatkan diri di dalam pikiran dan perasaan si askit
4.Jujur dalam lahir batinnya dan tidak mementingkan diri sendiri
5.Memberi perhatian kepada apa yang dikatakan oleh atasan
Suasana Rumah Sakit biasanya dipengaruhi oleh anggota perawat yang ada pada
lingkungan itu. Baik buruknya suasana tersebut antara lain ditentukan oleh kelakuan,
sikap, akhlak dan semangat para perawat sehari-hari baik di dalam maupun di luar dinas.

Disamping itu, suasana tersebut juga tergantung pada pimpinan, kegiatan, kegembiraan
bekerja, sikap dan perbuatan pegawai-pegawainya sendiri.

A.Cara bergaul
Bagi perawat baru, cara bergaul ini penting artinya untuk menyesuaikan diri. Di Rumah
Sakit sering akan dijumpai hal-hal yang dirasakan ganjil atau aneh mengenai adat
kebiasaan orang yang belum pernah dikenal. Mungkin pribadi perawat sendiri juga akan
dirasakan aneh/ganjil oleh orang lain. Rasa aneh semacam itu tidak usah menimbulkan
rasa canggung.
Untuk dapat bergaul dengan baik, wajib menjalankan tata cara yang pantas. Kesopanan
atas dasar saling menghormati dapat menjaga kemurnian pergaulan.
Pada abad 20 ini hampir tidak ada perbedaan wanita dan laki-laki dalam melaksanakan
pekerjaan. Perawat laki-laki hampir sama banyaknya dengan perawat wanita. Tetapi batas
pergaulan antara pemuda pemudi hendaknya selalu diperhatikan.
Tiap-tiap orang (pria/wanita), mempunyai kewajiban sendiri-sendiri sesuai dengan
kemampuannya. Antara pria dan wanita ada adaya saling tarik. Tetapi dengan adanya
peradaban dan pendidikan, daya tarik menarik ini dapat dibina sebagai naluri yang murni.
Pergaulan antara gadis dan pemuda yang sopan, selalu disertai kewaspadaan dan menjaga
kehormatan masing-masing.
Dalam hal bercakap-cakap, seorang perawat juga harus mempunyai etika, misalnya bila
sedang bercakap-cakap hendaknya ia memandang muka lawan bicara dan mendegarkan
dengan penuh perhatian, memberi kesempatan orang lain berbicara dengan tenang.
perawat sendiri hendaknya berbicara dengan suara yang sedang, tenang tetapi tegas, tidak

ribut tetapi juga tidak memperlihatkan rasa malu / takut.


Begitu juga kalau bertamu. Bila perawat datang bertamu, sebelumnya ia mengetahui
waktu atau kesempatan orang yang ditamui untuk menerimanya. Pada waktu dinas
biasanya tersedia jam tertentu untuk menerima tamu.
Peringatan kalau bertamu di rumah Sakit :
1.Tidak dibenarkan duduk di tempat tidur si sakit, sebaiknya mengambil kursi/tempat
duduk lain
2.Tidak dibenarkan memperlihatkan kehkawatiran/tindakan lainnya yang dapat
menambah beban pikiran/perasaan tak senang si sakit
3.Jika ada keluarga dekatnya, suami/istri datang hendaklah mengundurkan diri

B.Pakaian Dinas
Pakaian seragam dengan potongan tertentu menyatakan dari lingkungan manakah si
pemakai bekerja. Jadi hendaknya diinsyafi bahwa pemakai seragam itu merupakan utusan
dari suatu Rumah Sakit atau Lembaga Pendidikan.
Pakaian mencerminkan sifat si pemakainya, maka sebaiknya sangat berhati-hati jika
mengenakan pakaian dinas.
Perawat wajib sederhana dalam soal pakaian dan cara berdandan. Pakaian bersih dan
sopan dapat menimbulkan rasa senang dan kepercayaan si penderita untuk dirawat oleh
perawat yang berpakaian demikian itu.

Perhiasan tidak boleh dipakai pada waktu dinas, karena :


1.Tidak sepadan dengan perawatan yang halus dan sederhana sifatnya
2.Kotoran-kotoran dan hama penyakit mudah melekat disitu

3.Dapat mengganggu gerak dalam bekerja


Pakaian dinas tidak pantas di pakai di luar dinas, karena pakaian dinas itu merupakan
utusan dari suatu lingkungan. Dikhawatirkan bila disalahgunakan dapat mencemarkan
nama baik lembaga kerja / lembaga pendidikannya.

BAB IV
SIKAP DAN PRIBADI DALAM PEKERJAN

Sikap dan pribadi menentukan segala perbuatan dan tingkah laku manusia. Keadaan sikap
dan pribadi seseorang dipengaruhi oleh kekuatan batinnya : pikiran, perasan, kemauan
dan ilham / intuisinya.
Kemauan seorang perawat merupakan bakat atau pemberian dari jiwanya. Ia dapat
memilih dengan kekuatan pikiran, sehingga ia dapat memastikan mana yag baik dan
mana yang tidak baik. Baik buruk kemauan itu tergantung pada tujuannya dan tujuan itu
ditentukan oleh :
a.Keluhuran budi manusia
b.Kesosialan manusia
Orang yang berbudi luhur itu :
1.Pasti akan dihargai orang
2.Pasti akan memberi pengaruh baik pada masyarakat sekelilingnya
Anggota perawat yang tidak mempunyai keinginan belajar dan beranggapan bahwa

dirinya sudah pandai, akan merugikan dirinya sendiri di kemudian hari.


Dalam pendidikan perawat, bukan saja mengerjakan perawatan merupakan bagian yang
penting : mendidik budi pekerti dan membentuk disiplin yang teguh untuk mendapat hasil
perawatan yang sebetulnya juga tak kalah pentingnya.
Berbicara tentang budi pekerti, tidak lepas dengan yang nemanya kejujuran. Dalam dunia
perawatan kejujuran itu mempunyai arti yang luas sekali. Jujur dalam kelakuan dan
pembicaraan adalah epnting untuk si sakit dan lingkungannya.
Kejujuran dalam perawatan dibagi atas 3 hal :
1.Kejujuran terhadap pekerjaan
2.Kejujuran terhadap lingkungan
3.Kejujuran dalam perkataan
Perawat hendaknya membiasakan diri menahan pembicaraan tentang hal-hal si sakit
dengan orang yang tak mempunyai hal dalam hal itu dan yang tidak mengerti soal
perawatan penderita, meskipun orang tersebut keluarga si sakit sendiri, perawat
hendaknya berhati-hati dengan kata-kata yang dikeluarkannya.
Selain perawat harus jujur dalam menunaikan tugasnya, ia juga harus mengerti kata-kata
apa yang dapat dikeluarkan sehibungan dengan penderita dan penyakitnya. Hal ini
penting sekali karena berhubungan dengan jiwa dan keselamatan manusia.
Perawat harus hati-hai mengatakan perihal penyakit penderita, meskipun kepada keluarga
terdekat. Sebaiknya diserahkan kepada dokter yang bersangkutan. Kemungkinan akibat
yang tidak baik akan terjadi jika perawat menceritakan perihal penyakit penederita
kepada orang lain / penderita itu sendiri mengetahui penyakitnya yag sebenarnya.
Menyimpan kata-kata yang dilukiskan di atas itulah yang dinamakan menyimpan
rahasia jabatan. Suatu pelanggaran rahasia jabatan akan bertentangan dengan sumpah

jabatan yang diucapkan oleh calon perawat sewaktu lulus ujian untuk memangku jabatan
perawat.
SUMPAH JABATAN
Saya bersumpah, bahwa saya akan mengerjakan perawatan dan pemeliharaan orangorang sakit yang diserahkan kepada saya, di dalam muupun di luar Rumah Sakit, sebaikbaiknya, sesungguh-sungguhnya menurut aturan-aturan yang telah ditetapkan dalam cara
perawatan yang baik, dengan tidak memandang pangkat, kedudukan, bangsa dan agama.
Saya tidak akan membukakan kepada siapapun juga rahasia-rahasia yang mungkin saya
ketahui sewaktu saya memegang jabatan sebagai perawat, kecuali jika diminta oleh
pengadilan negeri sebagai saksi. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa memberi kekuatan
kepada saya. Demikianlah saya bersumpah.

BAB V
PENUTUP

A.Kesimpulan
Dari uraian-uraian yang dibahas didepan, penulis dapat menarik beberapa kesimpulan
adalah sebagai berikut :
1.Seorang perawat harus mmepunyai budi perekti yang luhur, karena akan berfaedah bagi
diri perawat maupun pasien
2.Untuk menjadi seorang perawat yang baik, ia harus memenuhi beberapa syarat/kriteria
tertentu
3.Dalam proses perawatan ada 5 tahap yang dikemukakan oleh Gebby dan Lavin yaitu :
a.Tahap pengkajian

b.Tahap penegakan diagnosa keperawatan


c.Tahap penetapan rencana asuhan keperawatan
d.Tahap pelaksanaan tindakan yang direncanakan
e.Tahap pengevaluasian asuhan keperawatan
4.Seorang perawat harus memiliki rasa moralitas dan rasa kemanusiaan yang tinggi
5.Ajaran moralitas bagi perawat juga terkandung dalam sila-sila pancasila terutama sila I
dan sila II
6.Perawat harus mampu beradaptasi dengan lingkungan kerjanya (Rumah Sakit) dengan
berdasar pada pedoman untuk menyesuaikan diri dalam lingkungan perawatan
7.Perawat harus bisa bertanggung jawab dengan sumpah jabatan yang diucapkannya

B.Saran
Dari kesimpulan diatas penulis dapat sedikit memberi saran kepada calon
perawat/perawat, yaitu :
1.Menjadi seorang perawat yang pertama harus mnecintai pekerjaannya
2.Perawat harus mempunyai kepribadian yang baik
3.Calon perawat harus mampu beradaptasi dengan lingkungan kerjanya yang baru
4.Perawat sebisa mungkin menjalin komunikasi dengan pasien, sehingga bisa terjalin
hubungan yang akrab diantara keduanya
5.Perawat harus bisa membawa / menempatkan diri dimana ia berada

DAFTAR PUSTAKA

B. I., Onny. 1980. Etika Perawatan. Jakarta : Bhatara Karya Aksara.


DE Santo, John, Agus Cremers. 1995. Tahap-tahap Perkembangan Moral Lawrence
Kahlberg. Yogyakarta : Kanisius (anggota IKAPI).
Asih, Luh Gede Yasmin. 1993. Prinsip-prinsip Merawat Berdasarkan Pendekatan Proses
Keperawatan / Yoseph Rueng. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC

You might also like