Professional Documents
Culture Documents
: ULVA PUSPANINGRUM
NPM
: 713.6.2.0497
BAB I
PENDAHULUAN
interaksi antara anak dengan orang tuannya / orang dewasa lainnya. Perkembangan
anak akan optimal bila interaksi sosial diusahakan sesuai denagn kebutuhan anak
pada berbagai tahap perkembangannya (Soetjiningsih,1995).
Di dalam interaksi sosial terjadi proses sosialisasi. Dasar untuk sosialisasi
diletakkan dengan meningkatnya hubungan antara anak dengan teman sebayanya
dari tahun ke tahun.(Hurlock, 2003).
Proses sosialisasi anak, pertama-tama diperoleh melalui interaksinya
dengan keluarga. Anak usia prasekolah merasa aman dalam kelekatannya dengan
orang tua. Orang tua sebagai model bagi anak-anak untuk meniru cara berbahasa
yang baik dan benar, cara mendengarkan orang lain berbicara, cara merespon, serta
cara membaca dan menulis yang .
perselisihan antara anaknya dan teman sebayannya atau malah menakuti anaknnya
dengan hal fisik.
Sehingga dari data tersebut dapat diketahui masih tingginya jumlah siswa
yang memiliki kemampuan bersosialisasi masih cukup ataupun malah kurang baik
dipengaruhi oleh faktor- faktor berikut:
Faktor Eksternal
Faktor Internal
a.
b.
c.
d.
di TK Al-
Quran Nur Fadilah Sumenep tahun 2015 yang memiliki kemampuan sosialisasi
yang rendah dipengaruhi oleh:
1. Faktor Internal
a. Keadaan fisik anak
Anak yang sehat akan menunjukkan tumbuh kembang yang optimal,
apabila
diberikan
lingkungan
bio-fisiko-psikososial
yang
adekuat
b. Jenis Kelamin
Anak lebih menyukai kontak sosial sejenis daripada hubungan sosial
dengan kelompok jenis kelamin yang berlawanan. Anak perempuan telah
menganggap bahwa anak laki-laki lebih kuat dan lebih mampu sedangkan
anak laki-laki memandang anak perempuan kurang mampu bermain seperti
yang
diharapkannya
sehingga
ia
berhenti
bermain
dengan
anak
perempuan(Hurlock, 2003).
c. Umur
Tentunya, ada perbedaan pola sosialisasi antara anak yang berbeda
umur. Misal, cara interaksi yang dilakukan anak usia 1 tahun berbeda
dengan anak usia 4 tahun.
2. Faktor Eksternal
a. Pola Asuh Orang Tua
Menurut Hurlock (2003), meskipun tidak satu pun pola pendidikan
anak yang dapat menjamin penyesuaian yang baik atau penyesuaian yang
buruk, baik pribadi maupun sosial, ada bukti yang menunjukkan bahwa anak
yang dibesarkan
Jika anak
Jika anak
Jika anak
yang sangat
berperan dalam hubungan sosial anak. Banyak anak zaman sekarang lebih
mementingkan bermain gadget daripada berbain dengan teman sebayanya.
tingkah laku dan cara berpikir anak kelak setelah ia dewasa akan sangat dipengaruhi
pengalamannya pada saat ini. Kemampuan bersosialisasi sangat penting dalam
membentuk karakter anak dan membentuk rasa saling percaya dalam hubungan anak
dengan orang tua ataupun anak dengan teman sebayannya.
Penanganan yang tepat yang harus diberikan peneliti pada orang tua
untuk membuat anak mampu bersosialisasi dengan baik adalah dengan memberikan
pengetahuan kepada orang tua tentang bagaimana pola asuh yang baik.
Bersosialisasi sangat penting bagi anak usia 3-5 tahun agar saat ia mencapai usia
sekolah mereka mampu menjalin komunikasi dan persahabatan dengan teman
sebayanya. Hal ini agar mengurangi dampak buruk yang akan ditimbulkan nantinya.
Setelah dilakukan penyampaian kepada orang tua, diharapkan ada sebuah perubahan
perilaku pada anak dalam melakukan hubungan sosial. Pengontrolan harus tetap
dilaksanakan secara baik agar target dalam menjalin komunikasi dan kemampuan
bersosialisasi dapat berhasil dengan baik.
1.2 Rumusan Masalah
- Bagaimana pola asuh orang tua yang tepat?
- Bagaimana pola sosialisasi pada anak ?
- Adakah hubungan pola asuh orang tua dengan kemampuan bersosialisasi pada
anak ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
1.4.3
1.4.4
agar meningkatkan
dan mengembangkan
kemampuan
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
Enabling Factor
Lingkungan
Media Elektronik
Reinforcing Factor
Teman Sebaya
Pola Asuh Orang Tua
Hubungan Anak Anggota Keluarga
Keterangan:
: Diteliti
: Tidak Diteliti
: Berhubungan
: Berpengaruh
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan
Kemampuan Sosialisasi Anak
sebagainya.
3. Reinforcing Faktor, merupakan faktor yang menguatkan perilaku, yang terwujud
dalam hubungan anak dengan anggota keluarga dan teman sebaya serta pola
asuh orang tua.
Dalam penelitian ini, faktor yang diteliti adalah faktor reinforcing yaitu pola
asuh orang tua yang mempengaruhi kemampuan bersosialisasi pada anak. Kerangka
konseptual penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sejauh mana hubungan pola
asuh orang tua dengan kemampuan sosialisasi anak.
3.2 HIPOTESIS
Hipotesis adalah suatu pernyataan asumsi tentang hubungan antara dua atau
variable yang diharapkan bisa menjawab suatu pertanyaan dalam penelitian (Nursalam,
2011).
a. Hipotesis nol (Ho) adalah hipotesis yang digunakan untuk pengukuran statistik
dan intropeksi hasil statistik. Menyatakan tidak ada hubungan antar variable.
b. Hipotesis alternative (H1) adalah hipotesis penelitian. Hipotesis ini menyatakan
adanya suatu hubungan, pengaruh dan perbedaan antara dua atau lebih varia
Hipotesis dalam penelitian ini adalah Ada Hubungan Pola Asuh Orang
Tua dengan Kemampuan Bersosialisasi pada Anak.
BAB IV
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah sesuatu yang sangat penting dalam penelitian,
memungkinkan
pengontrolan
maksimal
beberapa
faktor
yang
dapat
Sampel
agian orang tua yang anaknya bersekolah di TK Al-Quran Nurfadilah Kolor Sumenep tahun 2015 N=
Tehnik Sampling
Simpel Random Sampling