Professional Documents
Culture Documents
STATUS PASIEN
I.1
I.2
Identitas Pasien
Nama
: Tn.BD
Umur
: 31 tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Status Perkawinan
: Belum menikah
Alamat
No RM
: 02-22-65-76
Tanggal Masuk
: 25 Desember 2015
Anamnesis
A. Keluhan utama
Nyeri perut kanan bawah sejak 1 hari SMRS
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Sejak 1 hari SMRS perut kanan bawah terasa nyeri. Nyeri awalnya
dirasakan di ulu hati, kemudian berpindah ke perut kanan bawah. Nyeri yang
dirasakan terus-menerus dan terasa seperti diremas remas. Pasien juga
mengeluh mual dan muntah 4 kali dalam satu hari. Pasien juga mengeluh
demam sejak 1 hari SMRS, tetapi suhu tubuh tidak terlalu tinggi. Riwayat
BAK lancar, berwarna kuning jernih dan tidak nyeri saat BAK. Riwayat
BAB normal, tidak berdarah dan tidak diare. Pasien belum minum obat
apapun untuk menghilangkan keluhan-keluhannya.
Pemeriksaan Fisik
Kesadaran
: Compos Mentis
Keadaan Umum
Tanda-tanda Vital
- Tekanan Darah: 130/80 mmHg
- Suhu: 37,5 C
- Nadi: 92 kali/menit
Status Generalis :
1. Kepala
2.
Bentuk
: Normocephal
Rambut
Edema
: Tidak ada
Mata
hiperemis,
tonsil T1-T1 tidak hiperemis
5. Leher
: Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
: Suara dasar
: Vesikuler +/+
Inferior
: Datar, supel
Auskultasi
Palpasi
Perkusi
: Timpani
Hasil
Nilai Rujukan
19,46
5-10 ribu/mm3
HEMATOLOGI
Darah Rutin
Leukosit
Hitung Jenis
Netrofil
94,3
50-70%
Limfosit
3,0
25-40%
Monosit
2,6
2-8%
Eosinofil
2-4%
Basofil
0,1
0-1%
5,72
4,5-6,5 juta/L
15,3
13,0-18,0 g/dL
43
40-52 %
75,7
80-100 fL
26,7
26-34 mg/dl
35,3
32-36%
13,2
11,5-14,5%
230
150-440ribu/mm3
Eritrosit
Hemoglobin
Hematokrit
MCV
MCH
MCHC
RDW-CV
Trombosit
HEMOSTASIS
PT-INR
Masa Prothrombin (PT)
13,1
10-14 detik
INR
0,96
Control
14,7
12-15 detik
APTT OS
37,0
28 40 detik
Control
32,3
26 37 detik
132
<180 mg/dL
Natrium (Na)
143,0
135-145 mmol/L
Kalium (K)
4,00
3,5-5,5 mmol/L
Klorida (Cl)
107,0
98-109 mmol/L
AST (SGOT)
19
0-37 U/L
ALT (SGPT)
21
0-40 U/L
Warna Urin
Kuning
Kuning
Kejernihan
Jernih
Jernih
1.020
1.005-1.030
6.0
5.5-8.0
Protein Urine
Neg
Negatif
Glukosa Urine
Neg
Negatif
Keton Urine
Neg
Negatif
Bilirubin Urine
Neg
Negatif
APTT
KIMIA KLINIK
Glukosa Darah Sewaktu
Elektrolit
URINE
Urine Lengkap
- Kimia Urine
pH Urine
Urobilinogen Urine
Neg
0,11,0
Nitrit Urine
Neg
Negatif
Neg
Negatif
Leukosit Esterase
Neg
Negatif
Leukosit
2-3
36
Eritrosit
01
Sel epitel
POS (+)
Positif
Negatif
Silinder Hialin
Negatif
Bakteri
Negatif
Kristal
Negatif
Lain lain
Negatif
- Mikroskopis Urine
1.5 Resume
Pasien laki-laki usia 31 tahun datang dengan keluhan nyeri pada perut
bagian kanan bawah sejak 1 hari SMRS. Nyeri awalnya dirasakan di ulu hati
kemudian berpindah dan menetap di perut kanan bawah. Nyeri yang dirasakan
seperti di remas - remas dan terjadi terus-menerus. Pasien juga mengeluh demam
dengan suhu yang tidak terlalu tinggi, mual dan muntah 4 kali dalam sehari. Pada
pemeriksaan status lokalis regio abdomen didapatkan bentuk perut datar,
perabaan supel, bising usus (+) normal, Mc Burney sign (+), Defans lokal (+),
Blumberg Sign (-), Rovsing Sign (-), Psoas Sign (+), Obturator Sign (-), perkusi
timpani.
I.6 Diagnosis Kerja
Appendisitis Akut
I.7 Penatalaksanaan
I.8 Operasi
Prosedur Operasi
Operasi dilakukan tanggal 25 Desember 2015 dengan prosedur sebagai berikut:
Pasien dalam posisi supinasi diatas meja operasi dalam anestesi spinal
Dilakukan a dan antisepsis daerah operasi dan sekitarnya
Dilakukan insisi oblique melewati titik Mc Burney menembus kutis,
dengan ukuran 10 x 1,5 x 1,5 cm. Tidak ada perforasi, pus dan fecalith
Dilakukan appendiktomi, puntung appendiks dibenamkan dalam caecum
Tanda Vital :
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Laju Pernapasan : 16 kali/menit
Nadi: 84 kali/menit
Suhu : 37C
Thorax
Cor
Abdomen:
Tampak luka operasi tertutup kassa, rembesan darah (-)
Ekstremitas: akral hangat, edema (-), sianosis (-), CRT < 2 detik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Secara histologi, epitel mukosa appendiks adalah epitel selapis torak yang
mempunyai sel goblet sangat banyak. Di dalam lamina propria terdapat banyak
nodulus limfatikus, memenuhi sekeliling dindingnya. Tunika submukosa berupa
jaringan ikat jarang tanpa kelenjar dan terdapat banyak serbukan limfosit yang berasal
dari lamina propria. Apendiks mempunyai dua lapis lapisan muskulus. Lapisan dalam
berbentuk sirkuler yang merupakan kelanjutan dari lapisan muskulus sekum,
10
sedangkan lapisan luar berbentuk muskulus longitudinal yang dibentuk oleh fusi dari
3 taenia coli diperbatasan antara sekum dan appendiks.5
Gambar 4.
Posisi
Apendiks
Vermiformis
11
merupakan
peradangan
pada
mukosa
organ
Appendiks
Vermiformis.7
12
II.4. Epidemiologi
Appendisitis dapat ditemukan pada semua umur, hanya pada anak kurang dari
satu tahun jarang dilaporkan. Insidens tertinggi pada kelompok umur 20-30 tahun.
Insidens pada lelaki dan perempuan umumnya sebanding, kecuali pada umur 20-30
tahun, insidens lelaki lebih tinggi.9
II.5 Etiologi
Appendisitis disebabkan karena adanya obstruksi pada lumen appendiks
sehingga terjadi kongesti vaskuler, iskemik nekrosis dan akibatnya terjadi infeksi.
Appendisitis umumnya terjadi karena infeksi bakteri. Penyebab obstruksi yang paling
sering adalah fecalith. Penyebab lain dari obstruksi appendiks meliputi:7
1. Hiperplasia folikel lymphoid
2. Carcinoid atau tumor lainnya
3. Benda asing
4. Parasit
Berbagai spesies bakteri yang dapat diisolasi pada pasien appendisitis yaitu:
Bakteri anaerob
Escherichia coli
Bacteroides fragilis
Viridans streptococci
Peptostreptococcus micros
Pseudomonas aeruginosa
Bilophila species
Enterococcus
Lactobacillus species
13
II.6 Klasifikasi
Klasifikasi appendisitis berdasarkan klinikopatologis adalah sebagai berikut:9
II.6.1 Appendisitis Akut
14
16
Nyeri perut
Nyeri perut merupakan keluhan utama yang biasanya dirasakan pasien
biasanya pada daerah epigastrium atau periumbilikus. Nyeri viseral terjadi terus
menerus kemudian nyeri berubah menjadi nyeri somatik dalam beberapa jam.
Lokasi nyeri somatik umumnya berada di titik McBurney, yaitu pada 1/3
lateral dari garis khayalan dari spina iliaka anterior superior (SIAS) dan
umbilikus. Nyeri somatik dirasakan lebih tajam, dengan intesitas sedang sampai
berat. Pada suatu metaanalisis, ditemukan bahwa neyri perut yang berpindah
dan berubah dari viseral menjadi somatik merupakan salah satu bukti kuat
untuk menegakkan diagnosis apendisitis.
Sesuai dengan anatomi apendiks, pada beberapa manusia letak apendiks
berada retrosekal atau berada pada rongga retroperitoneal. Keberadaan apendiks
retrosekal menimbulkan gejala nyeri perut yang tidak khas apendisitis karena
terlindungi sekum sehingga rangsangan ke peritoneum minimal. Nyeri perut
pada apendisitis jenis ini biasanya muncul apabila pasien berjalan dan terdapat
kontraksi musculus psoas mayor secara dorsal.
2. Mual dan muntah
Gejala mual dan muntah pada pasien appendisitis terjadi karena
rangsangan nervus vagus.
3.
Gejala sistemik
Secara umum, pasien apendisitis akut memiliki tanda-tanda pasien
dengan radang atau nyeri akut. Takikardia dan demam ringan-sedang sering
ditemukan. Demam pada apendisitis umumnya sekitar 37,5 38,5C. Demam
yang terus memberat dan mencapai demam tinggi perlu dipikirkan sudah
terjadinya perforasi.
II.9 Diagnosis
Diagnosis apendisitis bergantung pada penemuan klinis, yaitu dari
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Anamnesis
mengenai gejala nyeri perut beserta perjalanan penyakitnya, gejala penyerta
18
seperti mual, muntah. Mengenai pemeriksaan fisik untuk menemukan tandatanda yang khas pada apendisitis, dan pemeriksaan penunjang untuk menunjang
diagnosis pasti.9
a. Anamnesis
Anamnesis ditegakkan berdasarkan keluhan pasien. Anamnesis
mengenai gejala nyeri perut beserta perjalanan penyakitnya, gejala penyerta
seperti mual, muntah. Anamnesis merupakan hal yang sangat penting dalam
penentuan awal diagnosis. Nyeri yang khas pada appendisitis berupa
perpindahan nyeri dari paraumbilikal ke arah abdomen kuadran kanan bawah
dalam beberapa jam merupakan kunci penting awal penentuan diagnosis.
Riwayat mual muntah juga perlu ditanyakan dalam pasien ini, juga
anamnesis mengenai riwayat penyakit lalu, siklus haid jika pada wanita dan
keluhan lain guna menyingkirkan diagnosis banding.
b. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Pada apendisitis akut sering ditemukan adanya abdominal swelling,
sehingga pada pemeriksaan jenis ini biasa ditemukan distensi abdomen.
Palpasi
Pada daerah perut kanan bawah apabila ditekan akan terasa nyeri. Dan
bila tekanan dilepas juga akan terasa nyeri. nyeri tekan perut kanan bawah
merupakan kunci diagnosis dari apendisitis. Pada penekanan perut kiri
bawah akan dirasakan nyeri pada perut kanan bawah, ini disebut tanda
Rovsing (Rovsing sign). Dan apabila tekanan pada perut kiri dilepas maka
juga akan terasa sakit di perut kanan bawah, ini disebut tanda Blumberg
(Blumberg sign).
Pemeriksaan colok dubur
Pemeriksaan ini dilakukan pada apendisitis untuk menentukkan letak
apendiks apabila letaknya sulit diketahui. Jika saat dilakukan pemeriksaan
19
Keterangan
Gejala
Manifestasi
Skor
Anoreksia
20
Tanda
Mual/muntah
Nyeri lepas
Febris
Leukositosis
Total poin
10
Laboratorium
Keterangan:
0-4
5-6
7-8
9-10
Bila skor 5-6 dianjurkan untuk diobservasi di rumah sakit, bila skor >6 maka tindakan
bedah sebaiknya dilakukan.
Beberapa pemeriksaan penunjang yang diperlukan dalam menunjang diagnosis
appendisitis adalah :
1. Darah rutin
Pemeriksaan laboratorium rutin sangat membantu dalam mendiagnosis
21
22
karena
merupakan
pemeriksaan
yang
sederhana
dan
dapat
23
24
operasi
meningkatkan
untuk
keberhasilan
mengurangi
operasi.
komplikasi
Medikamentosa
pasca-operasi
Persiapan
dan
operasi
25
26
BAB III
PEMBAHASAN
Pasien Tn.BD berusia 31 tahun datang dengan keluhan nyeri perut kanan
bawah sejak 1 hari SMRS. Nyeri perut awalnya dirasakan di ulu hati kemudian
berpindah dan menetap di perut kanan bawah. Nyeri yang dirasakan terus-menerus
dan pasien merasa mual. Muntah juga dialami pasien 4 kali dalam sehari. Keluhan
demam disangkal. Riwayat BAK dan BAB normal. Sebelumnya pasien belum pernah
mengalami keluhan seperti ini.
Dari anamnesis diatas didapatkan riwayat perjalanan penyakit yang sangat
singkat, yaitu hanya satu hari. Dari kriteria waktu kita dapat berpikir bahwa sakit
yang diderita pasien ini bersifat akut. Organ organ yang terdapat di kuadran kanan
bawah antara lain colon ascendens, caecum, appendiks vermiformis, ileum terminal,
ureter, dan tuba fallopi. Pada anamnesis didapatkan adanya perpindahan nyeri dari
27
uluhati ke perut kuadran kanan bawah yang merupakan nyeri khas pada appendisitis,
dimana nyeri di ulu hati terjadi karena adanya obstruksi lumen appendiks yang
menyebabkan
28
DAFTAR PUSTAKA
1.Herrinton JL Jr. The Vermiform appendix: its surgical history. Contemp Surg 1991;
39: 36-44.
2.P. Ronan O Conell. The Vermiform Appendix. Rusell RC, Williams NS, Bulstrode
CJ, (eds). In Bailey and Loves Short Practice of Surgery, 23 rd Ed London, UK:
3.
29
30